Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KINERJA IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA DI KABUPATEN BANYUMAS Chamid Sutikno; Slamet Rosyadi; Denok Kurniasih
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 16 No 1 (2018): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan mengenai pembentukan badan usaha milik desa yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa. Akan tetapi, kebijakan tersebut tidak bisa berjalan secara maksimal dimana banyak desa-desa yang belum memiliki badan usaha milik desa. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membentuk badan usaha milik desa bersama (BUMADes). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana implementasi program BUMADes di Kabupaten Banyumas. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab masalah implementasi program BUMADes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja implementasi BUMADes di Kabupaten Banyumas secara umum belum berjalan secara maksimal. Hal ini ditunjukan dengan beberapa aspek. Pertama, belum sepenuhnya masyarakat dan pemerintah memiliki kesamaan pemahaman mengenai implementasi BUMADes. Kedua, kesamaan visi dan misi kedua belah pihak lebih mengarah pada upaya pemberdayaan, sehingga BUMADes implementasi program badan usaha milik desa bersama belum sepenuhnya menjadi unit bisnis yang berorientasi pada profit (commercial institution). Realitasnya, BUMADes lebih mengarah pada unit sosial yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat (social institution).
Impact of a free public transportation service for rural households Slamet Rosyadi; Shadu S. Wijaya; M. Husnul Maab; Zaula Rizqi Atika; Chamid Sutikno
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 33 No. 1 (2020): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.973 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V33I12020.58-76

Abstract

The transportation service subsidy is intended to ease the burden of students from low-income families by helping with their need for mobility. The local government provides a transportation service expenditure budget annually to pay for the transportation services they require. Theoretically, the subsidy benefits the poor, although a study on the evaluation of the transportation service subsidy program is still needed to ascertain whether the program beneficiaries benefit from the program. This study used a survey method, and it deepened by the in-depth interviews conducted with 98 respondents. It used to obtain supporting information to pair with the survey results. The critical findings from this study are that the subsidy program has increased the rate of savings in terms of transportation service spending, and it has also reduced the burden of food expenditure among the poor. Better access to education services among the program recipient students reduced traffic congestion, and the enthusiasm for learning within low-income family students are also benefits. Another benefit is that the public transport drivers involved in the program get sustainable income certainty. The income of the recipient community groups has increased moderately compared to the non-recipient groups. However, saving on transportation spending does not contribute significantly to the burden of food expenditure for low-income families. The reason for this is that the free transportation subsidies received by the poor are minimal in terms of the frequency of coupon use. This study concludes that free transport subsidies in the short term can alleviate the burden on the poor, and in the long run, they can improve the welfare of the poor.
Implementation Of The Jogo Tonggo Program In Karangnangka Village, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas Kusumaningsih, Oti; Saputra, Anggara Setya; Sutikno, Chamid; Mujib, Mujib
Dinamika Governance : Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol 12, No 2/Juli (2022): Dinamika Governance: Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jdg.v12i2.3089

Abstract

ABSTRACT Important instruments in policy implementation are institutions and structures to achieve goals effectively and efficiently as expected. WHO declared COVID-19 as a pandemic until September 6, 2020. There were 26,468,031 cases of COVID-19 and 871,166 deaths worldwide. The Central Java Provincial Government has issued Instruction Number 1 of 2020 concerning Community Empowerment in Accelerating the Handling of COVID-19 at the Level of Community Units (RW) through the Establishment of the Jogo Tonggo Task Force. This research uses a qualitative method with a descriptive approach through the collection of words and pictures. The research design was carried out using a case study approach where the researcher developed a description and in-depth analysis of program implementation. Implementing the Jogo Tonggo program in Karangnangka Village, Kedungbanteng District, Banyumas Regency has been going well and effectively. This paper studied the aspect of an ideal policy per the rules and regulations of the central government, which is supported by policies at the local government level so that the program can realize properly. Target groups for affected communities by involving collaboration. The elements of the village government, village institutions, and the participation of the community. Implementing organizations comprise village government, village health, Dasa Wisma, village institutions, and communities. Environmental support maintains a culture of cooperation, both socially and economically. Keywords: Implementation, Jogo Tonggo, Collaboration, Institutions   ABSTRAK Instrumen yang penting dalam implementasi kebijakan adalah kelembagaan dan struktur untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan. WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi hingga tanggal 6 September 2020 tercatat jumlah kasus COVID-19 sebanyak 26.468.031 dan kasus meninggal sebanyak 871.166 di seluruh dunia. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan Instruksi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam Percepatan Penanganan COVID-19 di Tingkat Rukun Warga (RW) Melalui Pembentukan Satgas Jogo Tonggo. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui pengumpulan berupa kata-kata dan gambar. Desain penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus dimana peneliti mengembangkan deskripsi dan analisis mendalam tentang implementasi program. Implementasi Progam Jogo Tonggo di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas sudah berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini dikaji melalui aspek kebijakan yang ideal sesuai dengan aturan dan regulasi dari pemerintah pusat yang didukung dengan kebijakan pada level pemerintah daerah sehingga jalannya program dalam terrealisasi dengan baik. Kelompok sasaran kepada masyarakat terdampak dengan melibatkan kolaborasi unsur pemerintah desa, kelembagaan desa serta peran serta dari masyarakat. Organisasi pelaksana yang terdiri Pemerintah Desa, kesehatan desa, Dasa Wisma, kelembagaan desa dan masyarakat. Dukungan lingkungan yang mempertahankan budaya gotong royong baik sosial maupun ekonomi warga.   Kata Kunci: Implementasi, Jogo Tonggo, Kolaborasi, Kelembagaan 
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Di Kabupaten Banyumas: Model Pergeseran Paradigma Pengelolaan Potensi Desa Sutikno, Chamid; Atika, Zaula Rizqi; Wijaya, Shadu Satwika; Mujib, Mujib
Dinamika Governance : Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol 12, No 2/Juli (2022): Dinamika Governance: Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jdg.v12i2.3143

Abstract

AbstrackThe formation of BUMDes has been in accordance with the direction of the development of the paradigm of public administration, because there has been a paradigm shift from Old Public Administration to New Public Management which is implemented in the village government. Therefore, the establishment of Village Owned Enterprises (BUMDes) is one model of utilizing village financial capacity to utilize village potential and assets. The purpose of this study is to compare the traditional management of village potential through the village government and management based on public enterprises (public enterprise). The results of the study indicate that there are fundamental differences in the management of village potential. Therefore, the shift in the village potential management model from the government to a public enterprise for managing village potential has been on the right path. BUMDes as a form of public enterprise at the village level is moving from a bureaucratic paradigm to the business sector, but not just pure business but social business.  Keywords: Local Competitiveness, New Public Management, Public Enterprise, Social Businesses Model. AbstrakPembentukan BUMDes telah sesuai dengan arah perkembangan paradigma administrasi publik, karena terjadi pergeseran paradigma dari Old Public Administration ke New Publik Management yang diterapkan di pemerintah desa. Oleh karena itu, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu model pemanfaatan kapasitas finansial desa untuk pemanfaatan potensi dan aset desa. Tujuan penelitian ini membandingkan pengelolaan potensi desa secara tradisional melalui pemerintah desa dan pengelolaan berbasis badan usaha publik (public enterprice). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengelolaan potensi desa. Oleh karena itu, pergeseran model pengelolaan potensi desa dari pemerintah ke arah public enterprise untuk pengelolaan potensi desa telah berada di jalan yang benar. BUMDes sebagai bentuk public enterprise di level desa bergerak dari paradigma birokratik ke sektor bisnis, namun bukan sekadar bisnis murni melainkan bisnis sosial.  Kata Kunci: Local Competitiveness, New Public Management, Public Enterprice, Social Businesses Model. 
Budidaya Empon-Empon dan Praktik Pembuatan Jamu pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Indah Sulistiyawati; Wahyu Maulana Endris; Chamid Sutikno
Madaniya Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.295

Abstract

Kegiatan budidaya empon-empon di Kabupaten Banyumas sudah menjadi tradisi budaya dalam bentuk kearifan lokal, yang didefinisikan sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas hidup. Seiring perkembangan jaman tradisi budidya empon-empon dan pembuatan jamu tradisional mulai tidak dikenali generasi muda, olehkarenya diperlukan upaya pelestarian. Tujuan program ini mengenalkan dan melatih ketrampilan hardskill siswa SMP Maarif NU 1 Purwokerto dalam budidaya empon-empon dan membuat jamu tradisional. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan meliputi; koordinasi program, sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan serta evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini telah diikuti sejumlah 32 siswa kelas IX SMP Maarif NU 1 Purwokerto, yang diawali dengan kegiatan pre test untuk mengukur pemahaman materi dan dilanjutkan penyuluhan dan praktik budidaya dan membuat jamu tradisional, serta diakhiri dengan post test. Peningkatan hasil pre test dan post test menjadi tolok ukur kelancaran dan keberhasilan program dengan peningkatan 25%. Selama kegiatan berlangsung mitra sangat antusias mengikuti dan telah memiliki perubahan dengan kemampuan mempraktekkan ketrampilan buddidaya empon-empon dan membuat jamu tardisional sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Menjadi Bahan Kerajinan Bernilai Ekonomi di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Suryoto Suryoto; Ranjani Ranjani; Devit Bagus Indranika; Anggara Setya Saputra; Oti Kusumaningsih; Chamid Sutikno
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 2 No 6 (2022): JAMSI - November 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.543

Abstract

Pencemaran sampah berdampak pada manusia, tumbuhan, dan lingkungan (air). Pada manusia menimbukan berbagai macam penyakit terutama yang berasal dari bakteri, selain itu pada tumbuhan pencemaran sampah berdampak kepada menurunnya kualotas tanaman, serta pada air akan berdampak kepada pencemaran air. Hal yang secara nyata terlihat adanya pencemaran sampah bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat akan terkena dampak negatif dari pencemaran limbah, dan pengelolaan limbah yang tidak tepat akan mengakibatkan penyebaran virus termasuk polio, mielitis, dan hepatitis serta penyakit lainnya.  Metode pengabdian ini menggunakan metode focus group discussion (FGD) yang dilakukan dengan diskusi kelompok yang dipandu oleh moderator. Hasil pengabdian ini adalah meningkatkan sadar masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomi. Selain itu meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerintah desa dan sektor lain untuk saling bersinergi menciptakan lingkungan Desa Beji yang bebas sampah.
COLLABORATIVE GOVERNANCE TERHADAP PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DI DESA SERANG, KECAMATAN KARANGREJA, KABUPATEN PURBALINGGA Chamid Sutikno; Lupita Ariantika Sari; Ajis Setiawan
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 9, No 3 (2022): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/dak.v9i3.8893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses collaborative governance terhadap pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Dengan adanya Kebijakan mengenai pemberdayaan masyarakat ekonomi desa didasarkan atas dengan adanya peraturan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2014. Peraturan ini menjelaskan terkait dengan kebijakan yang bersifat top-down dalam pembangunan perekonomian desa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian adalah aspek model bentuk collaborative governance yang tertuju pada BUMDes Makmur Sejahtera Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupeten Purbalingga. Informan penelitian ini adalah Kepala Desa Serang, Direktur BUMDes dan Pengurus, Badan Pengawas Desa, Masyarakat investasi dan non investasi. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis cresswell, sedangkan validitas data menggunakan trianggulasi untuk memperoleh data secara valid. Hasil penelitian menunjukan bahwa BUMDes Makmur Sejatera belum sepenuhnya menjalankan keseluruhan aspek pada proses Collaborative Governance dalam pengembangan dan pengelolaan BUMDes Makmur Sejatera. Pengembangan dan pengelolaan telah membatasi kerjasama dengan pihak dari luar dan hanya bekerjasama dengan pihak internal seperti pengurus BUMDes, Pemerintah Desa, Badan Pengawas Desa (BPD) dan masyarakat. Atas dasar tersebut adanya ketimpangan persepsi dan perbedaan kepentingan dari masing-masing pihak, sehingga tidak bisa menemukan dan mencapai hasil terhadap masyarakat yang dapat menguntungkan dari masing masing pihak serta akan memberikan dampak baik bagi pemerintah, masyarakat dan BUMDes Makmur Sejahtera seperti peningkatan perekonomian masyarakat desa dan peningkatan pendapatan asli desa
PENCEGAHAN RADIKALISME BAGI REMAJA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS DI MAN PURBALINGGATER Fetri Fatorina; Mukhlisin Mukhlisin; Chamid Sutikno
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 2 No. 3 (2022): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v2i3.88

Abstract

Knowledge of qualified religious insights and strong general knowledge is a solid provision not to be exposed to radicalism. In fact, the religious insights taught in schools are not sufficient to ward off the spread of radicalism among adolescents at the high school level. So what efforts should be made to maximize efforts to counteract radicalism in high school adolescents? The purpose of this service is to contribute to preventing the spread of radicalism among high school adolescents. The method of implementing community service is carried out in several stages such as the stages of observation, coordination, preparation, implementation, reporting and publication. Based on the results of community service that has been carried out, it is found that the efforts that must be made in order to prevent the spread of radicalism are through strengthening religious insight through teachers who have a clear sense, strengthening the spirit of patriotism and nationalism through extracurricular activities and classroom learning, and not forgetting mentoring. From the teachers and parents regarding the reading and socializing of these teenagers
Pengembangan Kelembagaan Dalam Optimalisasi Potensi Desa Pada Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Chamid Sutikno; Zaula Rizqi Atika; Mujib Mujib
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.095 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.637

Abstract

Indonesia as a country that has geographical diversity, regional characteristics and culture, makes it Indonesia's potential, especially in the tourism sector. The existence of unique and interesting tourism potential in an area should be utilized through good tourism development. However, the tourism industry in Indonesia is only at the stage of development where the stage itself is only concentrated in a few areas. For this reason, the government continues to encourage areas with tourism potential, one of which is by promoting the Pokdarwis (Tourism Awareness Group) program. The penjalin reservoir is located in Winduaji village, Kec. Paguyangan, Kab. Brebes is an icon for the village of Winduaji which ultimately inspires the community to form a tourism awareness group. However, due to limited resources, this pokdarwis winduaji has not been able to maximize tourism potential properly. Based on this, the presence of community service regarding "Assistance, Institutional Strengthening of Tourism Awareness Groups (Pokdarwis) in Winduaji Village, Kec. Paguyangan, Kab. Brebes” is considered important to be implemented.
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Produk Badeg Cincau di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Zaula Rizqi Atika; Chamid Sutikno; Shadu Satwika Wijaya
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.535 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.656

Abstract

Empowerment is one way to create an independent and competitive community and can meet their life needs, especially in the economic aspec of the community. The Implementation of this empowerment is the main step in developing the capacity and quality of the skills and abilities that are still few. This is in line with many creative economy products in the community which are still in the development stage and are still late with other products. The existence of this creative economy product has more potential that is managed well and has broad benefits by the community. For that, the government as the main party that plays a role in empowering community resoursce in general to continue to encoutage the improvement of the creative economy in the community.one of the creative economy products is Badeg cincau which is located in Sokawera village, Cilongok Subdistrict, Banyumas District which is managed and produced by the surrounding community. However, due to limited resources, the community has not been able to maximize the production of Badeg Cincau in a modern and broad way. Based of this, the presence of community service regarding” Community empowerment based on creative economy through innovation of badeg cincau products in Sokawera Village, Cillongok SubDistrict, Banyumas District.