Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Teknis dan Finansial Usaha Perikanan Bagan Perahu KM. Puspa 01 dan KM. Puspa 02 Di PPI Gaung Kota Padang Cindy Adila Zuska; Bustari Bustari; Polaris Nasution
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 12 No. 3 (2024): November
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jipas.12.3.p.375-383

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei sampai Juni 2023 di PPI Gaung Kota Padang Sumatera Barat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis usaha penangkapan bagan perahu seperti bangunan bagan, waring dan bingkai waring. Menghitung aspek ekonomi usaha penangkapan bagan perahu dilihat dari modal, pendapatan dan keuntungan. Menganalisis tingkat kelayakan usaha bagan perahu dari segi finansial dilihat dari nilai BCR, FRR, PPC, dan NPV serta untuk menetahui rentabilitas pada kapal tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu dengan wawancara dengan pemilik kapal dan ABK. Hasil analisis finansial diketahui bahwa investasi yang diperlukan untuk kapal bagan perahu KM. Puspa 01 sebesar Rp. 991.900.000,- investasi KM. Puspa 02 sebesar Rp. 993.950.000,- pendapatan kotor KM. Puspa 01 sebesar Rp. 886.975.000,- pendapatan kotor KM. Puspa 02 sebesar Rp. 843.450.000,- dengan total biaya produksi KM. Puspa 01 sebesar Rp. 269.581.250,- total biaya produksi KM. Puspa 02 sebesar Rp. 294.562.500,-. Dengan demikian pendapatan bersih yang didapat KM. Puspa 01 dalam tahun 2022 sebesar Rp. 173.906.250,- pendapatan bersih pada KM. Puspa 02 sebesar Rp. 127.162.500. Analisis kelayakan untuk KM. Puspa 01 diketahui nilai NPV sebesar Rp. 1.530.055.528,- NPV KM. Puspa 02 sebesar Rp. 1.206.539.044,- nilai BCR KM. Puspa 01 adalah 1,24, nilai BCR KM. Puspa 02 adalah 1,17, nilai FRR KM. Puspa 01 adalah 17,53%, nilai FRR KM. Puspa 02 adalah 12,79%, PPC KM. Puspa 01 adalah 5,7 tahun, PPC KM. Puspa 02 adalah 7,8 tahun. Analisis dari kapal tersebut memiliki NPV positif, BCR>1 dan FRR > discount rate. Hal ini menunjukan usaha perikanan bagan perahu KM. Puspa 01 dan KM. Puspa 02 di PPI Gaung Kota Padang memiliki peluang yang baik dan layak untuk dikembangkan
Pengaruh Waktu Hauling Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Perahu di Pelabuhaan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Sumatera Barat Agung Prasetyo; Bustari Bustari; Polaris Nasution
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 11 No. 1 (2023): Maret
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Pengaruh waktu hauling terhadap hasil tangkapan bagan perahu bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis hasil tangkapan berdasarkan waktu hauling dan menentukan waktu hauling yang paling optimal untuk melakukan penangkapan serta untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya pengaruh waktu hauling terhadap hasil tangkapan. Kapal bagan di PPP Carocok Tarusan melakukan penangkapan pada periode hauling malam hari mulai dari pukul 18.00-24.00 WIB, dan dilanjut lagi mulai dari pukul 00:00-06.00 WIB. Hasil perhitungan menggunakan uji T didapat hasilnya yaitu 0,95. Maka hipotesis yang digunakan adalah terima H1, yang artinya terdapat pengaruh hasil tangkapan dalam waktu penangkapan sebelum dan sesudah tengah malam. Sehingga dapat diketahui bahwa waktu penangkapan yang paling optimal untuk melakukan penangkapan yaitu pada waktu setelah tengah malam.
Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Rawai pada Waktu Pagi dan Siang Hari di Perairan Desa Bantan Sari Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Heni Andri Anik; Bustari Bustari; Polaris Nasution
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 11 No. 1 (2023): Maret
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 di Desa Bantan Sari Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilaksanakan selama tujuh hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah perbedaan dan komposisi hasil tangkapan rawai dasar pada waktu pagi dan siang hari di perairan Desa Bantan Sari. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai komposisi hasil tangkapan alat tangkap rawai pada waktu pagi dan siang hari di perairan Desa Bantan Sari menghasilkan jumlah tangkapan pada waktu pagi hari sebanyak 22.49 kg dengan jumlah 66 ekor sedangkan siang hari sebanyak 15.32 kg dengan jumlah 43 ekor. Hasil tangkapan tertinggi pada waktu pagi adalah ikan duri (Hexanematichthys sagor) dengan jumlah 10.03 kg (28 ekor) dan hasil tangkapn yang paling rendah adalah ikan kakap (Lates calcarifer) 2.86 (6 ekor) dan ikan gelama (Johnius amblycephalus) 2.51 (16 ekor). Untuk hasil tangkapan tertinggi pada waktu siang hari adalah ikan duri (Hexanematichthys sagor) berjumlah 7.26 kg (20 ekor) dan hasil tangkapan terendah adalah ikan hiu (Carcharias Taurus) 1.39 (3 ekor) dan ikan gelama (Johnius amblycephalus) 1.01 (7 ekor).
Analisis Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Yoshua Satria Yudha Prawira; Polaris Nasution; Arthur Brown
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 12 No. 1 (2024): Maret
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Pelabuhan perikanan Carocok merupakan tempat bagi para nelayan untuk mendaratkan hasil tangkapannya setelah selesai melakukan kegiatan penangkapan. Salah satu hasil perikanan laut yang ada di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan dan Penyeberangan (UPTD) Carocok Tarusan adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi, tingkat pemanfaatan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan untuk sumberdaya ikan cakalang di UPTD Carocok Tarusan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah konsep hasil maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield) atau MSY. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model produksi surplus yang cocok digunakan yaitu model Schaefer, nilai potensi tangkapan lestari adalah sebesar 120.014,8 kg dengan upaya penangkapan optimum (F-opt) sebanyak 122 trip/tahun. Nilai jumlah tangkapan yang diperbolehkan yaitu sebesar 96.011,86 kg. Hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di UPTD Carocok Tarusan secara keseluruhan berada dibawah nilai MSY. Nilai rata-rata tingkat pemanfaatan yang diperoleh sebesar 61.82%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan tingkat pemanfaatan ikan cakalang di UPTD Carocok Tarusan berstatus moderate yang berarti bahwa masih terbuka peluang besar untuk memanfaatkan kegiatan penangkapan ikan cakalang secara optimal.
Selektivitas Alat Tangkap Jaring Insang di Desa Pangkalan Terap Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Monalisa Monalisa; Is Isnaniah; Polaris Polaris
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 11 No. 2 (2023): Juli
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Jaring insang merupakan salah satu alat tangkap yang beroperasi di perairan Desa Pangkalan Terap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selektivitas ukuran mata jaring dan hasil tangkapan alat tangkap jaring insang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 di Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing, yaitu metode yang menggunakan sampel objek untuk diamati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis spesies ikan yang tertangkap pada mesh size 2,5 inchi dan 3 inchi, yaitu wajang (Cyclocheillichthys spp), juaro (Pangasius polyranodon), sepongkah (Parambassis wolfii), selais (Cryptopterus spp), baung (Mystus nemurus) dan tawes (Barbonymus gonionotus). Ikan yang dominan tertangkap pada kedua mata jaring adalah ikan wajang yang berjumlah 58 ekor atau sebesar 40% dari total hasil tangkapan dengan total length 26 – 37,5 cm, fork length 24 – 34,5 cm, tinggi badan 7 – 12,5 cm dan berat 185 – 560 g. Perbedaan mata jaring yang tidak terlalu besar baik terhadap jumlah total tangkapan maupun rata-rata fork length ikan yang tertangkap. Jaring insang yang paling selektif adalah jaring insang dengan ukuran mata jaring 3 inchi, hal ini dikarenakan ukuran mata jaring menangkap ikan yang berukuran lebih besar yang layak tangkap dan dapat meloloskan ikan-ikan kecil.
Karakteristik Fisik dan Mekanis Penggunaan Kayu Non Kelas Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) pada Konstruksi Kapal Kayu Tradisional Muhammad Hairi; Polaris Nasution; Alit Hindri Yani
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 10 No. 2 (2022): Juli
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Kebutuhan kayu sebagai bahan utama dalam pembuatan kapal selalu meningkat dan perolehan kayu yang berkualitas sesuai standar Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk dijadikan bahan konstruksi pembuatan kapal semakin sulit untuk ditemui, karena hal ini disebabkan menipisnya ketersediaan kayu di hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanis dari kayu yang biasa digunakan pada konstruksi kapal dan tidak termasuk kedalam kelas BKI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (eksperimental) atau melakukan pengujian secara lansung. Percobaan yang dilakukan membuat spesimen uji terhadap 4 jenis kayu non klas BKI, seperti Kayu Parak (Aglaia rubiginisa Panel), Kayu Sesup (Lumnitzera spp), Kayu Meranti Bakau (Shorea uliginesa foxio) dan Meranti Kekait (Shorea platicarpa). Dalam pengujian fisik berat dan kerapatan mengacu pada standar ASTM D970 dan pengujian penyerapan air JIS A5980. Pengujian mekanis bending mengacu pada standar ASTM D790-02, uji tarik ASTM D638-08 dan uji impact ASTM D5942-96. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap air terbesar adalah kayu Sesub sebesar 22,22%, dan kerapatan terbesar adalah kayu Parak sebesar 785,98 kg/m3. Pengujian mekanis bending tertinggi adalah kayu parak yaitu sebesar 157,131 Mpa yang setara dengan kuat kayu kelas I, uji tarik terbesar adalah kayu parak sebesar 165,0446 Mpa yang setara dengan kuat kayu kelas I, dan uji impact terbesar adalah Kayu Parak yaitu 0,0922 J/mm2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kayu Meranti Bakau, Meranti Kekait, Sesup dan Kayu Parak bisa digunakan untuk sebagai bahan konstruksi kulit luar dan rumah geladak.
Analisis Teknis dan Finansial Usaha Perikanan Bagan Perahu KM. Wafik 02 di Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Sumatera Barat (Studi Kasus pada Kapal Bagan Perahu KM. Wafik 02) Arizka Pelita Rahman; Polaris Nasution; Pareng Rengi
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 10 No. 2 (2022): Juli
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai April 2021 di Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis usaha penangkapan bagan perahu seperti bangunan bagan, waring dan bingkai waring. Menghitung aspek ekonomi usaha penangkapan bagan perahu dilihat dari modal, pendapatan dan keuntungan. Menganalisis tingkat kelayakan usaha bagan perahu dari segi finansial dilihat dari nilai BCR, FRR, PPC dan NPV serta untuk mengetahui rentabilitas pada kapal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu dengan mewawancarai pemilik kapal dan ABK serta ikut langsung dalam melakukan penangkapan ikan. Hasil analisis finansial diketahui bahwa investasi yang diperlukan untuk kapal bagan perahu KM. Wafik 02 sebesar Rp. 535.420.000,- pendapatan kotor Rp. 833.030.000,- dengan biaya total sebesar Rp. 688.373.200,-. Dengan demikian pendapatan bersih yang didapat dalam tahun 2020 sebesar Rp. 144.656.800. Analisis kelayakan untuk KM. Wafik 02 diketahui nilai NPV sebesar 571.379.242,- nilai BCR adalah 1,21, nilai FRR sebesar 27,01% dan PPC 3,7 tahun. Analisis dari kapal tersebut memiliki nilai NPV positif, BCR >1 dan FRR> discount rate. Hal ini menunjukkan usaha perikanan kapal bagan perahu KM. Wafik 02 di Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Sumatera Barat memiliki peluang yang baik dan layak untuk dikembangkan.
Strategi Peningkatan Kepatuhan Pelaku Usaha Kapal Penangkapan Ikan Terhadap Regulasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Ranti Anggraini Hasman; Polaris Nasution; Isnaniah Isnaniah
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 12 No. 3 (2024): November
Publisher : LPPM Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jipas.12.3.p.434-440

Abstract

Pelabuhan Perikanan merupakan penunjang utama bagi kegiatan perikanan tangkap di perairan laut, yang berperan penting dalam sistem Pemantauan, Pengendalian, dan Pengawasan. Penurunan signifikan dalam pengurusan dokumen perizinan, seperti yang tercatat dalam Laporan Tahunan PPS Bungus 2021, dapat berdampak pada tingkat kepatuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan pelaku usaha kapal penangkap ikan dan merumuskan strategi peningkatan kepatuhan mereka dalam mendukung regulasi di PPS Bungus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, dimana setiap subjek dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan skala Likert dan metode SWOT, menghasilkan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kepatuhan, termasuk peningkatan kesadaran akan pentingnya kelengkapan dokumen perizinan dan evaluasi solusi efisien untuk pemantauan kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha kapal penangkap ikan yaitu (a). Meningkatkan kesadaran dan edukasi pelaku usaha kapal penangkap ikan tentang pentingnya kelengkapan dokumen perizinan pada keberangkatan kapal dan jenis alat penangkap ikan yang sesuai dengan SIPI; (b). Mengevaluasi dan mencari solusi yang efisien untuk memasang transmitter SPKP pada kapal di atas 30 GT dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya perikanan; (c). Membangun infrastruktur untuk monitoring tracking kapal sebagai langkah proaktif dalam mengatasi isu-isu strategis yang berpotensi mengancam kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan
Analisis Teknis dan Finansial Usaha Perikanan Bagan Perahu KM. Puspa 01 dan KM. Puspa 02 Di PPI Gaung Kota Padang Zuska, Cindy Adila; Bustari, Bustari; Nasution, Polaris
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 12 No. 3 (2024): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei sampai Juni 2023 di PPI Gaung Kota Padang Sumatera Barat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis usaha penangkapan bagan perahu seperti bangunan bagan, waring dan bingkai waring. Menghitung aspek ekonomi usaha penangkapan bagan perahu dilihat dari modal, pendapatan dan keuntungan. Menganalisis tingkat kelayakan usaha bagan perahu dari segi finansial dilihat dari nilai BCR, FRR, PPC, dan NPV serta untuk menetahui rentabilitas pada kapal tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu dengan wawancara dengan pemilik kapal dan ABK. Hasil analisis finansial diketahui bahwa investasi yang diperlukan untuk kapal bagan perahu KM. Puspa 01 sebesar Rp. 991.900.000,- investasi KM. Puspa 02 sebesar Rp. 993.950.000,- pendapatan kotor KM. Puspa 01 sebesar Rp. 886.975.000,- pendapatan kotor KM. Puspa 02 sebesar Rp. 843.450.000,- dengan total biaya produksi KM. Puspa 01 sebesar Rp. 269.581.250,- total biaya produksi KM. Puspa 02 sebesar Rp. 294.562.500,-. Dengan demikian pendapatan bersih yang didapat KM. Puspa 01 dalam tahun 2022 sebesar Rp. 173.906.250,- pendapatan bersih pada KM. Puspa 02 sebesar Rp. 127.162.500. Analisis kelayakan untuk KM. Puspa 01 diketahui nilai NPV sebesar Rp. 1.530.055.528,- NPV KM. Puspa 02 sebesar Rp. 1.206.539.044,- nilai BCR KM. Puspa 01 adalah 1,24, nilai BCR KM. Puspa 02 adalah 1,17, nilai FRR KM. Puspa 01 adalah 17,53%, nilai FRR KM. Puspa 02 adalah 12,79%, PPC KM. Puspa 01 adalah 5,7 tahun, PPC KM. Puspa 02 adalah 7,8 tahun. Analisis dari kapal tersebut memiliki NPV positif, BCR>1 dan FRR > discount rate. Hal ini menunjukan usaha perikanan bagan perahu KM. Puspa 01 dan KM. Puspa 02 di PPI Gaung Kota Padang memiliki peluang yang baik dan layak untuk dikembangkan.
Strategi Peningkatan Kepatuhan Pelaku Usaha Kapal Penangkapan Ikan Terhadap Regulasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Hasman, Ranti Anggraini; Nasution, Polaris; Isnaniah, Isnaniah
Jurnal Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol. 12 No. 3 (2024): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Pelabuhan Perikanan merupakan penunjang utama bagi kegiatan perikanan tangkap di perairan laut, yang berperan penting dalam sistem Pemantauan, Pengendalian, dan Pengawasan. Penurunan signifikan dalam pengurusan dokumen perizinan, seperti yang tercatat dalam Laporan Tahunan PPS Bungus 2021, dapat berdampak pada tingkat kepatuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan pelaku usaha kapal penangkap ikan dan merumuskan strategi peningkatan kepatuhan mereka dalam mendukung regulasi di PPS Bungus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, dimana setiap subjek dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan skala Likert dan metode SWOT, menghasilkan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kepatuhan, termasuk peningkatan kesadaran akan pentingnya kelengkapan dokumen perizinan dan evaluasi solusi efisien untuk pemantauan kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha kapal penangkap ikan yaitu (a). Meningkatkan kesadaran dan edukasi pelaku usaha kapal penangkap ikan tentang pentingnya kelengkapan dokumen perizinan pada keberangkatan kapal dan jenis alat penangkap ikan yang sesuai dengan SIPI; (b). Mengevaluasi dan mencari solusi yang efisien untuk memasang transmitter SPKP pada kapal di atas 30 GT dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya perikanan; (c). Membangun infrastruktur untuk monitoring tracking kapal sebagai langkah proaktif dalam mengatasi isu-isu strategis yang berpotensi mengancam kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan.