Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EDUKASI PEMILIHAN PRODUK KOSMETIK YANG AMAN DAN HALAL DI KALANGAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MATARAM Hati, Melati Permata; Nurbaety, Baiq; Fitriana, Yuli; Furqoni, Nur; Sugara, Taufan Hadi; Wahid, Abdul Rahman; Ittiqo, Dzun Haryadi
Journal of Community Empowerment Vol 2, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/joce.v2i2.20332

Abstract

ABSTRAK                                                                                     Kosmetika merupakan salah satu produk farmasi yang digunakan oleh semua kalangan dan pengguna kosmetika terbanyak adalah generasi milenial. Permintaan pasar akan kosmetik terus meningkat, hal ini mendorong berkembangnya industri kosmetika di Indonesia. Sehingga jenis dan merk kosmetika yang beredar di pasar terus meningkat termasuk kosmetika ilegal yang mengandung bahan berbahaya yang dilarang penggunaannya dalam  kosmetika. Generasi milenial akrab dengan dunia media sosial dan akun jual beli barang online merupakan salah satu konsumen kosmetika yang perlu mendapatkan edukasi tentang cara memilih kosmetika yang aman dan halal. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mengedukasi pentingnya memilih  kosmetik  yang  aman  dan  halal  kepada  mahasiswa  di  Universitas Muhammadiyah Mataram khususnya mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) yang diharapkan lebih bertemu dengan orang banyak di dalam dunia pekerjaannya. Sosialisasi ini dilakukan dengan pretes, pemberian leaflet, edukasi secara langsung dan postes kepada 20 mahasiswa. Keberhasilan kegiatan ini didapatkan dengan membandingkan hasil pretes dan postes peserta terhadap pengetahuan mengenai pemilihan kosmetik yang halal dan tersertifikasi BPOM. Kegiatan ini dinilai berhasil memperbaiki pengetahuan mengenai pemilihan produk kosmetik yang halal dan tersertifikasi BPOM semua partisipan dengan nilai rata-rata postes lebih tinggi dibandingkan pretes yaitu dengan hasil rata-rata pretes(90) dan postes(96,6). Kata kunci: Kosmetik ilegal; generasi milenial ABSTRACTCosmetics are a kind of pharmaceutical product that is used in all generations and millennials made up the largest share of consumers. The cosmetic product market in Indonesia has widespread increased along with the large of consumers. This condition also invited the presence of unethical market businesses that provide illegal cosmetic products with harmless components product in the Indonesian cosmetic market, including the online market. Based on this problem, the millennial generation must know how to choose halal and BPOM-labeled cosmetic products. Therefore, it is important to conduct socialization in the millennial generation. This study was educated and socialized students in Fisipol Universitas Muhammadiyah Mataram who will be working in large social communication. 20 participants were given a leaflet, pre-test, direct material presentation and post-test to 20 participants. The results of their level of understanding about choosing halal and BPOM-labeled cosmetic products was comparing means score pretest and posttest. This study reported the posttest means score (96,6) is higher than the pretest means score (90) so that education and socialization improved participant understanding in choosing halal and BPOM-labeled products. Keywords: illegal cosmetics; millennial generation  
EFFECTIVENESS OF SEMBALUN ARABIC COFFEE (Coffea arabica) ACTIVE COMPOUNDS AS AN ALTERNATIVE FOR REDUCING OBESITY Ningsih, Suci Apriliya; Wahid, Abdul Rahman; Syafutri, Yemi Agustin; Nurfatiha, Tita; Safwan, Safwan; Wardan, Alvi Kusuma
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 10 No 3 (September-December 2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v10i3.11605

Abstract

Obesity has become a global public health and nutrition problem, both in developed and developing countries. Based on the latest Riskesdas data in 2018, the prevalence of obesity in adults aged >18 years is still increasing, at 21.8%. Arabica coffee (Coffea Arabica) has active compounds such as caffeine, alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins that can be used to reduce the risk of causing obesity. This study aims to determine the decrease in obesity index of wistar male white rats given ethanol extract of arabica coffee beans for 24 days in obese model rats induced with high fat diet for 50 days. Extraction was carried out on Arabica coffee beans using 96% ethanol solvent for 3x24 hours by maceration method. The treatment was carried out with extract doses of 200 (D1), 400 (D2), and 600 (D3) mg/kg BW for 24 days. Experimental animals were divided into 5 groups, namely negative control given 1% CMC, positive control given orlistat 30 mg/kg BW, control group given ethanol extract of Arabica coffee beans at a dose of 200 (D1) mg/kg BW, 400 (D2) mg/kg BW, and 600 (D3) mg/kg BW. Obesity parameters were measured by Lee index and fat index. Arabica coffee extract (ACE) at a dose of D1 mg/kg BW showed a decrease in body weight of 47.88%, higher than the dose of D2 by (23.49%) and D3 by (14.00%). Caffeine contained in Arabica coffee beans (Coffea arabica) shows potential as an obesity inhibiting agent. The effective dose of ethanol extract from Arabica coffee beans (Coffea arabica) which has the effect of lowering the obesity index is in the D2 group.
Pemberdayaan apoteker dalam pemberian layanan telemedicine tentang sexual transmission infection Pradiningsih, Anna; Andanalusia, Mahacita; Rahmawati, Cyntiya; Rahman, Arif; Affandi, Rizal; Saptahadi, Lalu Iman; Qiyaam, Nurul; Nopitasari, Baiq Leny; Anjani, Baiq Lenysia Puspita; Wahid, Abdul Rahman; Nurbaety, Baiq; Mardiyah WD, Siti; Saputra, Yoga Dwi; Hapsari, Yunita; Maharani, Anggina Putri Nabila; Anisa, Anisa; Igayatni, Rahayu; Bimantika, Fara Mutia; Mayada, Silhiyatun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.28663

Abstract

AbstrakInfeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit infeksi penularan suatu organisme antara pasangan seksual melalui berbagai kontak dengan cairan tubuh atau kulit saat berhubungan intim melalui seks vagina, oral dan anal, dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Salah satu kontributor IMS, adalah di Nusa Tenggara Barat dengan jumlah estimasi orang dengan resiko terinfeksi HIV sebesar 284.909 jiwa. Namun, hanya sebanyak 16,31% yang mendapatkan pelayanan sesuai standar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah IMS adalah dengan meningkatkan kesadaran melalui pelayanan telemedicine. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membangun platform telemedicine sebagai media edukasi dan interaksi serta melatih apoteker sebagai pelaksana edukasi IMS ke masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan sosialisasi melalui akun Instragram, Youtube, dan website khusus. Sosialisasi dilakukan kepada para apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Mataram dan Lombok Tengah. Program pelatihan meliputi sesi edukasi IMS, pembuatan media edukasi (poster dan video), dan pembuatan website interaktif. Pelatihan mitra apoteker diikuti oleh 12 anggota dari masing-masing anggota Mataram dan Lombok Tengah. Terdapat hasil dan luaran yang diharapkan dari pengabdian yang telah dilakukan yaitu poster dan video edukasi IMS, publikasi berita di media lokal, platform telemedicine berupa Instagram, website, dan Youtube, serta peningkatan kemampuan peserta dan kesiapan para apoteker dalam menerapkan edukasi IMS (Infeksi Menular Seksual). Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas apoteker dalam memberikan edukasi melewati telemedicine. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pengetahuan oleh apoteker dari sebelum dan setelah pelatihan berdasarkan skort es (p <0,05) dan jumlah pendaftar apoteker yang meningkat hingga 38 akun di website. Kata kunci: apoteker; telemedicine; infeksi menular seksual AbstractSexually Transmitted Infections (STIs) are infectious diseases transmitted by an organism between sexual partners through various contacts with body fluids or skin during intercourse through vaginal, oral and anal sex, with a high mortality rate. One of the contributors to STIs is in West Nusa Tenggara with 284,909 people estimated number of people at risk of HIV infection. However, only 16.31% people at risk received standard services. One effort that can be made to prevent STIs is to increase awareness through telemedicine services. The purpose of this service is to build a telemedicine platform as a medium for education and interaction and to train pharmacists as implementers of STI education to the community. This activity is carried out by involving socialization through Instagram accounts, Youtube, and special websites. Socialization was carried out to pharmacists from the Indonesian Pharmacists Association (IAI) Mataram and Central Lombok. The training program includes STI education sessions, making educational media (posters and videos), and making interactive websites. The pharmacist partner training was attended by 12 members from each member of Mataram and Central Lombok. There are expected results and outputs from the service that has been carried out, namely posters and educational videos on STIs, publications in local media, telemedicine platforms in the form of Instagram, websites, and Youtube, as well as increasing the ability of participants and the readiness of pharmacists in implementing STIs (Sexually Transmitted Infections) education. This program is designed to improve the capacity of pharmacists in providing education through telemedicine. This is indicated by an increase in knowledge by pharmacists before and after training based on the es score (p <0.05) and the number of pharmacist registrants increasing to 38 accounts on the website. Keywords: pharmacist; telemedicine; sexual transmiited infections
EDUKASI PENGENALAN JENIS TANAMAN HERBAL KEPADA MASYARAKAT DI DESA KEKERI LOMBOK BARAT Hendriyani, Irmatika; fitriana, yuli; wahid, abdul rahman; nopitasari, baiq leny; pradiningsih, anna; nurbaety, baiq; hijriani, nursela; faisal, muhammad; puspitasari, sintha; anjani, baiq lenysia puspita; rahmawati, cyntiya; khairi, widayatul; safwan, Safwan
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i1.30246

Abstract

ABSTRAK                                                                            Tanaman herbal memiliki potensi besar sebagai alternatif pengobatan alami yang aman dan ekonomis. Namun, pemahaman masyarakat tentang jenis dan manfaat tanaman herbal masih tergolong rendah. Oleh karena itu, kegiatan edukasi pengenalan jenis tanaman herbal kepada masyarakat di Desa Kekeri, Lombok Barat, dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai manfaat, identifikasi, dan pengolahan tanaman herbal. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, demonstrasi praktik, dan diskusi interaktif. Evaluasi efektivitas kegiatan dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada 20 peserta, dengan aspek yang dinilai meliputi pemahaman materi, keterampilan membedakan jenis tanaman herbal, kesiapan dalam mengolah tanaman herbal, relevansi materi, metode penyampaian, ketersediaan fasilitas, dan tingkat kepuasan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat efektif, dengan rata-rata persentase skor sebesar 88,57%. Rincian hasil evaluasi meliputi pemahaman manfaat tanaman herbal (88%), kemampuan membedakan jenis tanaman herbal (84%), kesiapan dalam mengolah tanaman herbal (80%), relevansi materi (94%), metode penyampaian (90%), ketersediaan fasilitas (86%), dan tingkat kepuasan peserta (92%). Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa edukasi ini berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait tanaman herbal. Rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya adalah menambah sesi praktik dan penyediaan bibit tanaman herbal agar masyarakat dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh. Kata kunci: Edukasi, Tanaman Herbal, Pengenalan, Masyarakat, Evaluasi. ABSTRACTHerbal plants hold great potential as a safe and economical alternative for natural medicine. However, public understanding of the types and benefits of herbal plants remains relatively low. Therefore, an educational program on the identification and recognition of herbal plants was conducted in Kekeri Village, West Lombok, to enhance community awareness and knowledge regarding the benefits, identification, and processing of herbal plants. The methods employed in this program included lectures, practical demonstrations, and interactive discussions. The effectiveness of the program was evaluated using questionnaires distributed to 20 participants, assessing aspects such as comprehension of the material, ability to differentiate types of herbal plants, readiness to process herbal plants, relevance of the material, delivery methods, availability of facilities, and participant satisfaction. The evaluation results indicate that the program was highly effective, with an average score percentage of 88.57%. Specifically, the evaluation scores were as follows: understanding the benefits of herbal plants (88%), ability to differentiate types of herbal plants (84%), readiness to process herbal plants (80%), relevance of the material (94%), delivery methods (90%), availability of facilities (86%), and participant satisfaction (92%). Based on these findings, it can be concluded that this educational program successfully improved community understanding and skills related to herbal plants. Future recommendations include adding more practical sessions and providing herbal plant seedlings to enable participants to apply the knowledge gained directly. Keywords: Education, Herbal Plants, Recognition, Community, Evaluation.
Uji Aktivitas Antibakteri Dan Antijamur Fraksi Aseton, Etil Asetat, Dan Air Pada Tanaman Apu-Apu (Pistia stratiotes) Hendriyani, Irmatika; Safwan, Safwan; Hariadi Ittiqo, Dzun; Fitriana, Yuli; Wahid, Abdul Rahman
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 5, No 2 (2024): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v5i2.14591

Abstract

Tanaman apu apu (Pistia stratiotes L) biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, batuk rejan, flu, radang, serta penyakit kulit seperti bisul dan eksim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan perbandingan aktitivitas fraksi air, etil asetat dan n-heksan tanaman apu-apu terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Metode yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri dan antijamur dengan tiga kali pengulangan menggunakan metode cakram kertas. Hasil penelitian menunjukan pada bakteri Propionibacterium acnes dari ketiga fraksi pada bagian tanaman apu-apu yang memiliki zona hambat yang baik terdapat pada fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat dengan masing-masing diameter pada daun 7.9±0.95 mm, 3.1±0.36 mm pada batang, dan pada akar 7.2±0.49 mm. Pada bakteri Eschericia coli dari ketiga fraksi pada bagian tanaman apu-apu yang memiliki zona hambat yang baik terdapat pada daun fraksi n-heksan dengan diameter zona hambat 7.3±0.49 mm. Pada jamur Candida albicams dari ketiga fraksi yang memiliki diameter zona hambat yang baik terdapat pada daun fraksi etil asetat dengan besar diameter 2.2±0.88 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah pada ketiga fraksi tanaman apu-apu memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur yang berbeda-beda terhadap bakteri Propionibacterium acne, Escherichia coli dan jamur Candida albicans, dengan diameter zona hambat terbesar terdapat pada bakteri Propionibacterium acne sebagai gram positif.
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Khairi, Widayatul; Widodo, Gunawan Pamudji; Harmastuti, Nuraini; Safwan, Safwan; Wahid, Abdul Rahman; Hendriyani, Irmatika; Ittiqo, Dzun Haryadi
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 6, No 2 (2025): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v6i2.30257

Abstract

AbstrakMoringa oleifera yang dikenal di Indonesia dengan nama kelor dan dikatakan sebagai “the miracle tree” atau pohon ajaib karena secara alamiah sebagai sumber gizi dan obat.Komponenekstrak daun kelor yang ditemukan memiliki golongan flavonoid. Sebagai antioksidan, antidiabetes, antiinflamasi, dan antimikroba, senyawa ini memiliki gugus -OH yang terikat pada cincin benzena. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada daun kelor. Ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil ekstrak dan fraksi daun kelor, termasuk air, etil asetat, dan n-heksan, terdapat senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin pada fraksi etil asetat sedangkan pada ekstrak dan fraksi air terdapat senyawa tanin, pada fraksi n-heksan terdapat senyawa steroid. Kesimpulan terdapat senyawa metabolit sekunder pada daun kelor (Moringa oleifera).AbstractMoringa oleifera, known in Indonesia as "kelor," is referred to as “the miracle tree” due to its natural nutritional and medicinal properties. The components found in the Moringa leaf extract belong to the flavonoid group. As antioxidants, antidiabetic, anti-inflammatory, and antimicrobial agents, these compounds contain -OH groups attached to a benzene ring. The aim is to identify the secondary metabolites present in Moringa leaves using thin-layer chromatography (TLC) techniques. The study includes extracts and fractions of Moringa leaves, specifically water, ethyl acetate, and n-hexane, showed the presence of flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins in the ethyl acetate fraction, while tannins were found in both the extract and water fraction. Additionally, steroids were detected in the n-hexane fraction. In conclusion, Moringa oleifera leaves contain secondary metabolites.
Uji Analgesik Ekstrak Akar Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica L.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus) Fitriana, Yuli; Hendriyani, Irmatika; Wahid, Abdul Rahman; Rasmiwati, Rasmiwati; Iradhatullah, Sri Putriani; Faisal, Muhammad; Nurbaety, Baiq; Sugara, Taufan Hari
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2025): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v5i1.991

Abstract

Akar tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional dimana di dalamnya terkandung senyawa-senyawa flavonoid, fenolik dan saponin yang mempunyai aktifitas biologis, diantaranya adalah efek analgetik dengan menghambat sintesis enzim siklooksigenase 2 (COX-2). Penelitian ini betujuan untuk mengetahui efek analgesik dari ekstrak Akar Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica L.) pada Mencit putih jantan (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Laboratorium dengan menggunakan 28 ekor Mencit putih jantan yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (Asam Mefenamat), kontrol negatif (CMC- Na 0,5%), kontrol base line (minum add libitum) dan kelompok perlakuan ekstrak akar tunjuk langit dengan variasi dosis yaitu 100, 200 dan 300 mg/kgBB secara peroral, setelah 30 menit diberikan rangsangan kimia asam asetat 0,5 ml secara intraperitoneal. Pengujian dilakukan selama 3 hari. Parameter yang diamati adalah geliat mencit tiap 5 menit selama 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan One- S Kolmogorov-Smirnov test, One Way Anova dan Post Hoc test (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil skrining fitokimia ekstrak akar tunjuk langit didapat bahwa pada pengujian metabolit sekunder flavonoid, saponin dan fenol menunjukkan hasil positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen daya analgetik dosis 100 mg/kgBB (25,77% ± 2,56), dosis 200 mg/kgBB (24,04% ± 0,78), dosis 300 mg/kgBB (29,18% ± 5,71) dan dosis Asam Mefenamat (58,48% ± 3,54). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar tunjuk langit dosis 300 mg/KgBB merupakan dosis terbaik sebagai analgetik dalam menurunkan nyeri pada mencit yang diinduksi asam asetat dengan nilai 29,18% ± 5,71 proteksi tetapi berbeda signifikan dengan dosis Asam Mefenamat.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TEGINING GANANG (Senna hirsuta L) LEAF EXTRACT USING DPPH METHOD Hendriyani, Irmatika; Maulida, Meri Kartika; Wahid, Abdul Rahman; Khairi, Widayatul; Sugara, Taufan Hari
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 10 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v10i3.1724

Abstract

Tegining ganang (Senna hirsuta L) is a commodity plants on Lombok Island and is traditionally used to treat minor wounds, severe wounds, and skin infections. This study aimed to evaluate the antibacterial and antioxidant activities of ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts of Tegining ganang leaves against Staphylococcus aureus and Escherichia coli using the DPPH method. The results showed that the ethyl acetate extract exhibited the highest antibacterial activity. Escherichia coli with an inhibition zone of 8.16 mm. For Staphylococcus aureus, the inhibition zone was 1.16 mm. However, all three extracts demonstrated weak antifungal activity. Phytochemical screening revealed the presence of alkaloids and flavonoids in all the extracts. Additionally, the ethanol and ethyl acetate extracts contained phenolic compounds and tannins, which were absent in the n-hexane extract. In the antioxidant activity assay, the 96% ethanol extract demonstrated excellent antioxidant activity with average absorbance values of 0,496 ± 0,018 at 10 ppm, 0,438 ± 0,008 at 20 ppm, 0,357 ± 0,003 at 30 ppm, and 0,326 ± 0,002 at 40 ppm, resulting in an IC?? value of 16,67 ppm. The ethyl acetate extract had an absorbance of 0,537 ± 0,010 at 10 ppm, 0,487 ± 0,002 at 20 ppm, 0,443 ± 0,011 at 30 ppm, 0,392 ± 0,003 at 40 ppm, and 0,383 ± 0,005 at 50 ppm, with an IC?? of 28,50 ppm ...
ANTIBIOFILM ACTIVITY OF FIVE NATIVE PLANTS OF KALIMANTAN ISLAND AGAINST Staphylococcus aureus Wibowo, Joko Priyanto; Wahid, Abdul Rahman; Paramitha, Dewi Setya; Wewengkang, Restu Dara; Nurrahmah, Medina
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 11 No 3 (September-December 2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v11i3.12917

Abstract

Infections caused by Staphylococcus aureus are an increasing concern in the healthcare sector, particularly due to the rise of antibiotic-resistant strains. Natural products provide a promising alternative source for discovering new antibacterial and antibiofilm agents. This study aimed to evaluate the antibiofilm activity of five plant species natives to Kalimantan Island against S. aureus. Plant materials were extracted using the ultrasound-assisted extraction (UAE) method with 70% ethanol at 40 kHz and temperature of 30 °C for 30 minutes. Phytochemical screening was performed using standard qualitative tests to detect major secondary metabolite groups, including alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and terpenoids. The antibiofilm assay was carried out using a spectrophotometric microplate method, where biofilm formation was quantified in the presence of plant extracts (500 ppm) compared to negative control (solvent). Data were analyzed statistically using ANOVA (p < 0.05) followed by post-hoc tests to determine significant differences among samples. Among the tested extracts, the gelinggang extract exhibited the strongest antibiofilm effect, inhibiting biofilm formation by 84.39 ± 7.21 %, followed by sangkareho (70.63 ± 7.29 %), kratom (66.54 ± 6.11 %) and matoa (58.36 ± 5.91 %). While, limpasu showed the weakest antibiofilm activity (18.22 ± 1.21 %) in this study. The observed activity may be attributed to the presence of phenolic and flavonoid compounds known to disrupt quorum sensing and biofilm matrix synthesis. These findings highlight the potential of Kalimantan’s native plants, particularly gelinggang, as promising sources of natural antibiofilm agents for combating antibiotic-resistant S. aureus infections.