Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Perencanaan Pembelajaran Melalui Kolaborasi Wali Murid Dan Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Belajar Peserta Didik Semasa Pandemi Covid-19 Sri Maharani; A.Wahab Jufri; Nyoman Sridana
(JPAP) Jurnal Praktisi Administrasi Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpap.v6i1.104

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencaan dalam proses pembelajaran kolaborasi wali murid dan guru semasa pandemi Covid-19 dalam meningkatkan kualitas belajar peserta didik Paud di Desa Kawo Kecamatan Pujut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif dan dilaksanakan di TK Dharma Wanita Gilik dan TK Pertiwi Kawo yang berada di wilayah Desa Kawo Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala Sekolah, guru, dan Wali Murid TK Dharma Wanita Persatuan Gilik dan TK Pertiwi Kawo. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dan wali murid di kedua sekolah telah merencanakan pembelajaran secara kolaboratif sebelum guru melaksanakan pembelajaran daring.
Analisis Tingkat Berpikir Geometri Siswa Menurut Teori van Hiele Ditinjau dari Gaya Belajar Rahmawati; Nyoman Sridana; Tabita Wahyu v; Sudi Prayitno
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i2.3182

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat berpikir geometri siswa menurut teori van Hiele ditinjau dari gaya belajar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian yaitu siswa kelas IX A, IX B, dan IX C SMPN 7 Mataram tahun pelajaran 2022/2023 yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket gaya belajar dan tes tingkat berpikir geometri van Hiele. Teknik analisis data yang digunakan meliputi teknik analisis data angket gaya belajar dan teknik analisis data tes tingkat berpikir geometri van Hiele. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang dominan dimiliki oleh siswa adalah gaya belajar auditorial dibandingkan dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial berada pada tingkat 1 (analisis). Siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial sudah mampu mengidentifikasi suatu bangun ruang sisi datar berdasarkan karakteristik visualnya, mampu menentukan sifat-sifat suatu bangun ruang sisi datar dan kesamaan sifat beberapa bangun ruang sisi datar. Siswa dengan gaya belajar kinestetik berada pada tingkat 0 (visualisasi). Siswa dengan gaya belajar kinestetik sudah mampu mengidentifikasi suatu bangun ruang sisi datar berdasarkan karakteristik visualnya.
EFEKTIVITAS PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERPADU DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS UNTUK PEMBENTUKAN KONSEP PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 MATARAM Nyoman Sridana; Harry Soeprianto; Ketut Sarjana; Amrullah Amrullah
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2018): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.074 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v1i1.512

Abstract

Hasil belajar matematika peserta didik di SMP masih rendah akibat kurangnya pemahaman terhadap suatu konsep matematika. Pemahaman konsep matematika menuntut peserta didik mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara benar sehingga peserta didik tidak hanya dapat menjawab soal-soal rutin dan prosedural saja, akan tetapi dapat mengaplikasikan pengetahuan matematikanya untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konsep materi Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD) diberikan dijenjang SMP kelas VIII, meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.  Memahami konsep materi BRSD cukup sulit bagi peserta didik, seperti yang terungkap dari hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2000/2001 bahwa peserta didik lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk. Dalam pembelajaran matematika berdasarkan pendekatan konstruktivisme, guru berperan sebagai fasilitator membimbing dan mengarahkan peserta didik membangun konsep/prinsip matematika secara mandiri dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Studi empiris, perangkat pembelajaran yang dibuat guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri belum terpadu. Identifikasi keterpaduan antara Rencana Program Pembelajaran( RPP),  Lembar Kerja Pesetra Didik( LKPD), dan Sumber Pembelajaran seperti Buku Peserta Didik(BKD) belum dicermati oleh para guru. Penggunaan perangkat pembelajaran yang terpadu dan konstruktivis diharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif.
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS II KECAMATAN LEMBAR DALAM MENERAPKAN AUTHENTIC ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN Muhammad Turmuzi; Nyoman Sridana; Ketut Sarjana; Harry Soeprianto
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2019): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.325 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i4.1523

Abstract

Penilaian autentik merupakan ciri khas Kurikulum 2013. Guru dalam penilaian autentik ini harus memiliki wawasan yang luas tentang pengalaman maupun permasalahan-permasalahan kehidupan nyata. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum mampu mengembangkan bentuk-bentuk penilaian yang menjadi tuntutan dalam mengimplemetasikan kurikulum 2013. Bentuk penilaian yang dimaksud adalah penilaian autentik dalam bentuk penilaian kinerja (perfomance assessment), penilaian produk (product assessment), penilaia proyek (project assessment), penilaian afektif (affective assessment), dan penilaian portofolio (portfolio assessment). Mengacu pada data kasar kondisi guru di atas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya dalam hal pengembangan penguasaan assessment adalah kegiatan in house training. Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyusun bentuk- bentuk penilaian autentik yaitu penilaian kinerja (perfomance assessment), penilaian produk (product assessment), penilaia proyek (project assessment), penilaian afektif (affective assessment), dan penilaian portofolio (portfolio assessment). Berdasarkan rekap hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola hasil penilaian pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS II KECAMATAN LEMBAR DALAM MENERAPKAN AUTHENTIC ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN Muhammad Turmuzi; Nyoman Sridana; Ketut Sarjana; Harry Soeprianto
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2020): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.781 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i1.1613

Abstract

Diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas, maka penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses baik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Maka diperlukan suatu pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur semua kompetensi pengetahuan hanya berdasarkan hasil), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian autentik merupakan ciri khas Kurikulum 2013. Penilaian autentik ini merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria yang holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap).  Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Guru dalam penilaian autentik ini harus memiliki wawasan yang luas tentang pengalaman maupun permasalahan-permasalahan kehidupan nyata. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum mampu mengembangkan bentuk-bentuk penilaian yang menjadi tuntutan dalam mengimplemetasikan kurikulum 2013. Bentuk penilaian yang dimaksud adalah penilaian autentik dalam bentuk penilaian kinerja (perfomance assessment), penilaian produk (product assessment), penilaia proyek (project assessment), penilaian afektif (affective assessment), dan penilaian portofolio (portfolio assessment). Mengacu pada data kasar kondisi guru di atas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya dalam hal pengembangan penguasaan assessment adalah kegiatan in house training. Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyusun bentuk- bentuk penilaian autentik yaitu penilaian kinerja (perfomance assessment), penilaian produk (product assessment), penilaia proyek (project assessment), penilaian afektif (affective assessment), dan penilaian portofolio (portfolio assessment). Berdasarkan rekap hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola hasil penilaian pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning Pratiwi Adsa Ramdhani; Nyoman Sridana; Wahidaturrahmi; Amrullah
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i2.3319

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 3 Moyo Hilir menggunakan model problem based learning dan discovery Learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes, dan dokumentasi. Nilai rata-rata hasil pretest dan posttest dengan menggunakan model Problem Based Learning yaitu 67,15 dan 85,25, sedangkan yang menggunakan model Discovery Learning 67,55 dan 79,85. Selain itu, hasil N-Gain menunjukan peningkatan hasil belajar Problem Based Learning berada pada kategori sedang dan yang menggunakan model Discovery Learning berada pada kategori sedang. Hasil dari uji hipotesis menggunakan uji ANACOVA menunjukkan hasil signifikansi/probabilitas 0,000 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan model problem based learning dan discovery Learning.
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah bagi Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru di Lombok Barat Sudirman; Nyoman Sridana; Untung Waluyo; Asrin
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 3 (2023): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i3.5934

Abstract

Banyak sekali peluang menulis bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru. Akan tetapi, sangat disayangkan peluang-peluang tersebut belum banyak dimanfaatkan oleh guru. Keluhan tidak bisa menulis masih saja menjadi hambatan bagi guru untuk menangkap peluang-peluang tersebut, sehingga pengembangan diri dan karirnya berjalan tidak seperti yang diharapkan. Munculnya keluhan tidak bisa menulis di kalangan guru tentu saja bukan tanpa sebab. Secara umum ada beberapa kendala yang bisa ditemukan terhadap pengawas, kepala sekolah, dan guru sehingga membuat tingkat partisipasi menulis di kalangan pengawas, kepala sekolah rendah. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah menjelaskan konsep karya ilmiah atau artikel ilmiah, mengembangkan tema yang menarik khususnya tentang pendidikan, menyusun artikel serta memberikan pendampingan kepada peserta. Dari kegiatan evaluasi dan refleksi, peserta workshop memberikan penjelasan bahwa: (1) model pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kebutuhan guru telah meningkatkan keterampilan menulis mereka dan membuka peluang baru untuk bekerja sama dengan pihak Universitas Mataram dalam pengembangan karya ilmiah; dan (2) kegiatan pelatihan dan pendampingan membekali mereka dengan keterampilan dan kreativitas yang memadai sehingga mereka percaya diri dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang akan dipublikasikan di jurnal regional maupun nasional.
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa yang diajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Jigsaw Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Materi Pola Bilangan Laila Maghfira; Sudi Prayitno; Nilza Humaira Salsabila; Nyoman Sridana
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i4.5864

Abstract

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam penerapannya membutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum tersebut. Salah satu model pembelajaran yang mendukung kurikulum merdeka adalah model  problem based learning dan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematka siswa yang diajar menggunakan problem based learning dan  model kooperatif jigsaw. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian semu eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas VIII SMP Negeri 20 Mataram yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa 66 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A dan kelas VIII B. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes pemecahan masalah yang berupa tes awal dan tes akhir berbentuk uraian. Instrumen penelitian ini berupa pre-test, post-test, RPP, dan LKPD. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji n-Gain dengan uji Independent Sample T-Test. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan model problem based learning dan jigsaw dalam implementasi kurikulum merdeka materi pola bilangan kelas VIII SMP Negeri 20 Mataram. Pembelajaran kooperatif jigsaw direkomendasikan untuk  dijadikan alternatif dalam penerapan kurikulum merdeka.
Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Chausar Al Fasha; Ketut Sarjana; Junaidi; Nyoman Sridana
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 4 (2023): November
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i4.6025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi belajar terhadap hasi belajar matematika ditinjau dari gaya belajar visual, (2) pengaruh motivasi belajar terhadap hasi belajar matematika ditinjau dari gaya belajar auditorial, (3) pengaruh motivasi belajar terhadap hasi belajar matematika ditinjau dari gaya belajar kinestetik. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IX sebanyak 119 siswa . Dengan sampel menggunakan seluruh populasi sejumlah 119 siswa. Instrument dalam penelitian ini menggunakan angket yang berisi 25 pertanyaan dan soal tes yang berisi 4 pertanyaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari gaya belajar visual siswa kelas IX memberikan pengaruh sebesar 21,3%, (2) terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari gaya belajar auditorial siswa kelas IX memberikan pengaruh sebesar 41,3%, dan (3) terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari gaya belajar kinestetik siswa kelas IX memberikan pengaruh sebesar 51,3%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari gaya belajar siswa kelas IX
Kemampuan Penalaran dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ditinjau dari Kecerdasan Emosional Halimatus Sya&#039;diyah; Nyoman Sridana; Ulfa Lu’luilmaknun; Sudi Prayitno
Journal of Classroom Action Research Vol. 6 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v6i1.6805

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran dalam menyelesaikan soal matematika materi sistem persamaan linier dua variabel pada siswa kelas XI SMKN 1 Gerung tahun ajaran 2023/2024 berdasarkan tingkatan kecerdasan emosional siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini berupa angket kecerdasan emosional, tes tertulis kemampuan penalaran matematis, dan wawancara mendalam terkait kemampuan penalaran matematis. Metode analisis data yang digunakan yaitu tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Indikator kemampuan penalaran matematis mencakup 4 tahapan yaitu: a) mengidentifikasi informasi, b) mengaitkan dengan objek matematika, c) menyusun argumen, dan d) menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) kemampuan penalaran matematis siswa dengan tingkat kecerdasan emosional tinggi mampu mengidentifikasi informasi, mengaitkan dengan objek matematika, menyusun argumen, serta memberikan kesimpulan beserta alasan dari kesimpulan yang diberikan dengan baik dan benar; b) kemampuan penalaran matematis siswa dengan tingkat kecerdasan emosional sedang masih kurang pada tahap menyusun argumen, masih melakukan kesalahan dan kurang teliti dalam menyusun argumen;  c) kemampuan penalaran matematis siswa dengan tingkat kecerdasan emosional rendah mampu memberikan kesimpulan namun tidak mampu memberikan alasan dari kesimpulan yang diberikan.