Endah Retno Palupi
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

The Effect of Fruit Maturity Stage on Crown Leaf Bud Cutting of Pineapple (Ananas comosus (L.) Merr) Cv. Smooth Cayenne Husna Fatima Eprilian; Mohamad Rahmad Suhartanto; Endah Retno Palupi
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 10 No 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.989 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.2.75-84

Abstract

Metode pembibitan nanas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan jumlah bibit yang dapat dihasilkan adalah setek basal daun mahkota. Tingkat kematangan buah diduga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan setek basal daun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh tingkat kematangan buah pada saat pengambilan bahan setek untuk produksi bibit asal setek basal daun mahkota pada nanas cv. Smooth Cayenne. Percobaan menggunakan RKLT satu faktor, yaitu tingkat kematangan dengan empat taraf perlakuan: tingkat kematangan 1 (K1) : semua mata berwarna hijau; kematangan 2 (K2) : mata buah yang berwarna kuning < 20%; kematangan 3 (K3) : mata buah yang berwarna kuning 40-55%; kematangan 4 (K4): mata buah yang berwarna kuning >90%; tetapi yang berwarna jingga kemerahan <20%. Hasil penelitian menunjukkan kandungan auksin dan sitokinin endogen tidak berbeda pada semua tingkat kematangan, namun Nisbah C/N K3 dan K4 menunjukkan hasil lebih tinggi. Pada semua tingkat kematangan, terbentuknya tunas maksimum terjadi pada 4-6 MST. Tingkat kematangan buah terbaik untuk produksi bibit nanas dengan setek basal daun mahkota adalah K4 (mata buah yang berwarna kuning >90%, tetapi yang berwarna jingga kemerahan <20%). K4 memiliki kecenderunguan menghasilkan setek hidup, bertunas, dan berakar lebih tinggi. K4 menghasilkan bobot kering tunas tertinggi dan memenuhi standar bibit sertifikasi lebih cepat (52 MST). Kata kunci: buah tropis, mata tunas dorman, perbanyakan cepat, split crown
Development of Tetrazolium Test as Vigor Analysis Method of True Seed of Shallot Nurul Afifah; Eny Widajati; Endah Retno Palupi
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.11.2.120-130

Abstract

Uji tetrazolium (TZ) merupakan salah satu metode untuk mengestimasi viabilitas dan vigor benih. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki metode analisis vigor pada benih botani bawang merah. Pada penelitian ini digunakan dua varietas benih bawang merah, yaitu Trisula dan Tuk-tuk. Pre-treatment dalam uji tetrazolium benih bawang merah dilakukan dengan perendaman benih dalam air selama 18 jam. Sebelum pewarnaan benih disiapkan dengan menggores sisi lurus secara longitudinal sebagai satu-satunya irisan tipis, dan sisi cembung benih ditusuk dengan scalpel. Benih diwarnai selama 18 jam dalam larutan tetrazolium pada suhu 1% suhu 30 oC dalam kondisi gelap. Pola pewarnaan benih diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu empat pola normal kuat sebagai kriteria benih vigor, lima pola normal lemah, tujuh pola abnormal, dan empat pola benih mati. Parameter fisiologis viabilitas dan vigor berkorelasi erat dengan hasil pola vigor/ normal kuat. Pola normal kuat memiliki koefisien korelasi (r) yang tinggi dengan parameter uji fisiologis di laboratorium termasuk indeks vigor (r= 0.882), bobot kering kecambah normal (r= 0.899), dan kecepatan tumbuh (r= 0.875). Hal ini mengindikasikan pola pewarnaan vigor dapat memprediksi vigor benih.
Immersion in GA3 and Storage in Low Temperature for Breaking the Dormancy of Garlic (Allium sativum L.) Seed Cloves Endah Retno Palupi; Chintya Dwi Septianingrum; Erianna Ayu Emkha Putri; Abdul Qadir
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 12 No 2 (2021): Peningkatan Pertumbuhan dan Pengendalian Rebah Kecambah Bibit Cabai Menggunakan
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.89-98

Abstract

Benih umbi bawang putih umumnya diambil dari pertanaman sebelumnya, namun umbi tidak dapat segera ditanam karena dorman. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura pada bulan November 2017 sampai April 2019. Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan pertama bertujuan mendapatkan konsentrasi GA3 yang efektif untuk pematahan dormansi umbi bawang putih (var. Tawangmangu Baru). Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap dua faktor dengan konsentrasi GA3 (0, 50, 100, dan 150 ppm) sebagai faktor pertama dan kondisi simpan (ruang terbuka/27±2°C dan kulkas/9±1°C) sebagai faktor kedua, dan diulang 4 kali. Percobaan kedua bertujuan mendapatkan perlakuan yang mampu mempercepat permatahan dormansi umbi bawang putih juga dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap. Perlakuan jenis larutan perendaman (air, 50 ppm GA3 dan 1.5% KNO3) sebagai faktor pertama dan kondisi simpan (ruang terbuka/29±2 ˚C, RH 87±7%; ruang ber-AC/ 19±1 ˚C, RH 60±1%, dan kulkas/7±1 ˚C, RH 77± 3%) sebagai faktor kedua dan diulang 3 kali. Umbi benih direndam dalam larutan sesuai perlakuan selama 24 jam, dikering-anginkan kemudian disimpan dan direndam kembali sebelum dikecambahkan. Hasil penelitian menunjukkan lama periode dormansi umbi bawang putih lebih dari 22 minggu setelah panen. Larutan GA3 konsentrasi 50 ppm efektif untuk pematahan dormansi umbi bawang putih. Perendaman umbi dalam 50 ppm GA3 selama 24 jam dilanjutkan dengan penyimpanan pada suhu rendah (6 - 10 ˚C) selama 8 minggu dapat mematahkan dormansi umbi bawang putih var. Tawangmangu Baru umur 6 minggu setelah panen. Kata kunci: daya tumbuh, indeks vigor, kulkas, quiscence
Pengaruh Dosis Pupuk Fosfor dan Kalium terhadap Produksi dan Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Harahap, Ade Tika Sari; Lubis, Iskandar; Palupi, Endah Retno
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 3 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i3.51660

Abstract

Kedelai merupakan salah satu komoditas prioritas yang diupayakan untuk ditingkatkan produksinya guna mengurangi impor. Upaya peningkatan produksi nasional kedelai di antaranya perbaikan teknik budi daya melalui pengaturan pupuk. Pupuk fosfor (P) dan kalium (K) yang merupakan pupuk dasar yang dibutuhkan dalam budi daya kedelai. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai pengaruh dosis pupuk P dan K terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru dari bulan September hingga Desember 2021. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor percobaan, yakni dosis pupuk P (0, 50, 100, dan 150 kg SP-36 ha- 1) dan dosis pupuk K (0, 100, dan 150 kg KCl ha-1). Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk P mempercepat umur panen serta menaikkan indeks luas daun, nilai kehijauan daun fase R1, bobot kering tajuk, laju pertumbuhan tanaman fase R5−R8, bobot biji per tanaman, bobot ubinan, dan potensi hasil kedelai. Dosis 150 kg SP-36 ha-1 menghasilkan bobot biji per tanaman, bobot ubinan, dan potensi hasil tertinggi dibanding dosis lainnya. Hasil panen perlakuan pupuk P 100 kg SP-36 ha-1 dan 150 kg SP-36 ha-1 melampaui potensi hasil varietas. Pemupukan K memperpanjang fase pengisian polong (R5) dan meningkatkan tinggi tanaman pada 9 MST, bobot kering tajuk, bobot biji per tanaman, bobot 100 butir, bobot ubinan, dan potensi hasil kedelai. Dosis 150 kg KCl ha-1 menghasilkan komponen produksi kedelai tertinggi dibanding dosis lainnya. Kata kunci: bobot biji, bobot kering tajuk, potensi hasil, umur panen, umur pengisian polong
Protocol Development for Assessing Seed Moisture Content and Germination Testing in Amorphophallus muelleri Blume Fadhilah, Siti; Widajati, Eny; Ilyas, Satriyas; Palupi, Endah Retno; Qadir, Abdul
Journal of Tropical Crop Science Vol. 12 No. 01 (2025): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.12.01.132-144

Abstract

Seed quality testing involves the evaluation of germination capacity under a standardized moisture content. However, limited reports have been found for seed testing methodology, especially for Amorphophallus muelleri. Standardizing the seed testing method for A. muelleri is essential to ensure repeatability, reproducibility, and reliable seed germination results. This study aimed to develop procedures for assessing seed moisture content and germination tests. Three seed lots were used for seed moisture content determination. The necessity for seed cutting and efficacy of high-temperature oven methods (133°C for 4, 5, and 6 h) were compared to low-temperature oven methods (103°C for 17 h). Five lots of seeds of different ages were used for the seed germination test using the between-paper method in a constant temperature germinator of 25 and 30 °C. There was no significant difference in the moisture content between the uncut/whole and the seeds cut. The high temperature of 133°C for four hours is an alternative to the low temperature. Germination rates at 25 and 30°C had no significant difference, i.e., 84 to 97% and 83 to 99%, respectively. However, at 30°C, it was shorter to 50% germination (T50) and germination period. Preheating the seeds for four weeks using the dry heat method shortened the seed germination time from 57 to 37 days. Seed lot exposed to dry heat had half the time required to reach T50, or 16.4 to 31.9 days after treatment, with a germination period of 37 to 52 days. The first count of germination at 25°C without preheating was 47 days after planting, and the final count was 73 days after planting, whereas at 30OC, it was 37 and 57 days after planting. The first and final count for germination with preheating treatment at both temperatures was 20 DAP and 37 DAP.
Cytological Deterioration of Bitter Gourd (Momordica charantia L.) Pollen During Storage and Its Impact on Effectiveness for Seed Production Kusumastuti, Hamiddah Intan; Widajati, Eny; Palupi, Endah Retno
Journal of Tropical Crop Science Vol. 12 No. 02 (2025): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.12.02.303-313

Abstract

Pollen storage plays an important role in the hybrid seed production of bitter gourd, but a primary challenge is the rapid decline in pollen viability. This research aimed to investigate the mechanisms of bitter gourd pollen deterioration during storage and to assess the effectiveness of stored pollen for hybrid seed production. The study was conducted at the Leuwikopo Research Station, IPB University, from September 2018 to June 2021. Bitter gourd pollen was collected at anthesis and stored in a deep freezer at -21±3ºC. Pollen viability was observed at 0, 2, 4, 6, 8, 10, and 12 weeks after storage (WAS), while pollen ultrastructure was examined at 0, 4, 8, and 12 WAS using a transmission electron microscope. The stored pollen was then used for pollination, observations were made on fruit set, seed set, and seed quality. The viability of bitter gourd pollen declined rapidly following dehydration before storage. The declining pollen viability during storage was due to the degeneration of the intine, followed by mitochondrial deterioration. The cristae became disorganised, leading to the dissolution of the cristae and outer membrane of mitochondria. Storing the pollen in a deep freezer (-21±3ºC) after dehydration did not prevent a further decline in pollen viability. Bitter gourd pollen stored for more than 2 weeks at -21±3ºC is ineffective for seed production. Cucurbit pollen remains viable for only two weeks; thus, fresh pollen is more practical for hybrid seed production. Development of more effective pollen storage methods is necessary to prolong pollen viability and enhance breeding efficiency. 
Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Lili (Lilium sp.) di Perusahaan Bianca Lelies, Heerhugowaard, Belanda Zelda, Fauzulin Kumala; Rahayu, Mega; Palupi, Endah Retno
Buletin Agrohorti Vol. 13 No. 1 (2025): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v13i1.60471

Abstract

Lili (Lilium sp.) merupakan tanaman hias dari famili Liliaceae, bunganya yang indah dan harum. Manfaat lili selain sebagai dekorasi, juga digunakan dalam parfum dan simbol budaya. Perbanyakan melalui umbi, atau stek sisik umbi. Lili tumbuh optimal di lingkungan beriklim sedang hingga dingin. Penanganan panen dan pasca panen yang baik pada bunga potong lili dapat memperpanjang masa hidup sehingga bunga akan sampai di tangan konsumen dengan keadaan segar dan indah. Nilai komersial bunga potong lili dapat dipertahankan lebih lama dengan penyimpanan pada suhu yang tepat. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui dan mempelajari pertumbuhan, proses panen dan pascapanen bunga potong lili. Data kuantitatif (numerik) diolah dengan menggunakan rataan, persentase dan standar deviasi, uji t-student taraf α=5%, uji f, dan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif P. Pengamatan percobaan dilakukan terhadap empat varietas lili yang diproduksi oleh Bianca Lelies yaitu Arletta, Canberra, Helvetia, dan Tisento. Terdapat perbedaan nyata tinggi tanaman, terlihat pada varietas Helvetia nyata lebih pendek dibanding varietas lainnya. Perbedaan sangat nyata panjang kuntum ditunjukkan pada varietas Canberra, antara tanaman yang berasal dari umbi berukuran perimeter 16-18 cm dan 14-16 cm. Penyimpanan 2 x 24 jam pada penyimpanan suhu rendah (2-3 °C) memberi pengaruh nyata terhadap masa hidup bunga lili yaitu memperlambat kemunduran fisik lebih dari satu hari. Kata kunci: lili, kriteria panen, masa hidup, penyimpanan suhu rendah
Peningkatan vigor kelapa sawit melalui pengayaan kecambah dengan Trichoderma asperellum, Cendawan Mikoriza Arbuskular dan Enterobacter sacchari Increasing of oil palm seedling vigor through seed enrichment with Trichoderma asperellum, Arbuscular Mycorrhizal Fungi, and Enterobacter sacchari) Esty Puri UTAMI; Eny WIDAJATI; Endah Retno PALUPI; Nurita TORUAN-MATHIUS
Menara Perkebunan Vol. 86 No. 2 (2018): 86 (2), 2018
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v86i2.267

Abstract

Oil palm is a leading commodity of the plantation sector in Indonesia. Improving the quality of oil palm still be carried out to increase production. Seed technology can be used as an effort to improve the quality of oil palm seeds. The aim of this experiment was to determine the effect of seed enrichment with consortium of three microbes to increase vigor of oil palm seedling in pre nursery stage. The experiment design of this reseach was using completely randomize block design consisted of two factors. The first was seed coating consist of two factors, ie: coated seed and uncoated seed. Second was seed enrichment consist of eight factors, ie: control, enrichment with E. sacchari, abruscular mycorrhizal fungi (AMF), T. asperellum, E. sacchari+ AMF, E. sacchari+ T. asperellum, AMF + T. asperellum, E. sacchari+ AMF + T. asperellum. The result showed that enrichment with consortium of three microbes could increase vigor of oil palm seedling based on seedling germination, rate of germination, palm height, and numbers of survival seedling.[Keywords:biological agent, compatibility, diazotroph] Abstrak *) Penulis korespondensi: eny.widajati61@gmail.com Kelapa sawit adalah komoditas unggulan sektor perkebunan di Indonesia. Peningkatan mutu kelapa sawit terus dilakukan agar mening-katkan produksinya. Teknologi benih dapat digu-nakan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu benih kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan pengaruh pengayaan konsorsium tiga mikroba, E. sacchari,T. asperellumdan cendawan mikoriza arbuskular (CMA) dan pelapisan kecambah terhadap peningkatan vigor bibit kelapa sawit di pre nursery. Percobaan dirancang dengan rancangan acak kelompok dengan dua faktor, yaitu pelapisan dan pengayaan. Pelapisan terdiri dari dua taraf, yaitu dengan pelapisan dan tanpa pelapisan. Pengayaan terdiri dari 8 taraf, yaitu kontrol, pengayaan dengan E. sacchari, CMA, T. asperellum, E. sacchari+ CMA, E. sacchari + T. asperellum,CMA + T.asperellum,E. sacchari+ CMA + T. asperellum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengayaan dengan konsor-sium tiga mikroba dapat meningkatkan vigor bibit kelapa sawit berdasarkan parameter daya tumbuh, kecepatan tumbuh, tinggi bibit, dan jumlah bibit yang hidup.  [Kata kunci:    agen hayati,    diazotrop, kompa-tibilitas]
Co-Authors , Krisantini , Misnen , Yudiwanti ABDUL MUNIF Abdul Munif Abdul Qadir Agus Purwito Ajisyahputra, Nikko Rizky Alvita Sekar Sarjani ANAS D SUSILA Anas D. Susila Andry Indrawan Aris Hairmansis Bambang Sapta Purwoko Chintya Dwi Septianingrum Christian Simanjuntak Christian Simanjuntak dan Faiza Chairani Suwarno dan Nurita Toruan Mathius Dian Fahrianty Dian Hapsari Ekaputri Dida Syamsuwida Dudin Supti Wahyudin Edi Santosa Edy Suprianto Ekowati Nursiam Harliani Endang Murniati ENDANG MURNIATI Eny Widajati Erianna Ayu Emkha Putri Esty Puri UTAMI Fatiani Manik Gani Jawak Harahap, Ade Tika Sari Husna Fatima Eprilian Imroatus Sa’adah Iskandar Lubis ISKANDAR ZULKARNAEN SIREGAR Joko Mulyono Kartika Kartika Kartika Kartika Karyadi Wanafiah Kusumastuti, Hamiddah Intan Leli Kurniasari Leli Kurniasari Luis Manuel Branco MATANA, YULIANUS R. Mega Rahayu MELATI MELATI Memen Surachman Mia Kosmiatin Mira Landep Widiastuti Mohamad Arif Mohamad Arif Mohamad Rahmad Suhartanto Muhamad Syukur MURNIATI, ENDANG Nelly Fridayanti Ni Made Armini Wiendi Nurita TORUAN-MATHIUS Nurul Afifah Nutrita Toruan Mathius Purwono Purwono Qadir, Abdul Qudus Sabha Adhinugraha Rafi Fauzan Rini Rosliani Rini Rosliani Rini Rosliani Rini Rosliani Riski Meliya Ningsih Roedhy Poerwanto Rotua Melisa Sidabutar Rotua Melisa Sidabutar Saipulloh , Satriyas Ilyas Siti Fadhilah, Siti Sri Suhesti Sri Wilarso Budi Suhartanto, Muhammad Rahmad Syamsuddin Syamsuddin Winarso D. Widodo Y. Aris Purwanto Yopy Dedywiryanto YULIANUS R. MATANA Yuni Nurfiana Yusdar Hilman Yusdar Hilman Yusdar Hilman Zelda, Fauzulin Kumala