Claim Missing Document
Check
Articles

AKTIVITAS HARIAN ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DI PUSAT REHABILITASI SINTANG ORANGUTAN CENTER KALIMANTAN BARAT Achmad Edi Saputra Edi; Hari Prayogo; hafiz Ardian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i1.58663

Abstract

Indonesia is a country that is abundant with high biodiversity, has various types of fauna that are unique and one of them is the primate species, namely the orangutan (Pongo pygmaeus). Orangutans use tree branches to move from one tree to another. The activities of confiscated orangutans are usually held in captivity or from illegal trade. If they are kept in a cage for too long, it will affect the behavior patterns of these orangutans, because they are usually placed in relatively narrow cages, with no trees to climb on. The Sintang Orangutan Center (SOC) is one of the institutions that carries out rescue actions for orangutans either obtained from captivity or from trade illegal. This study aims to record the daily activities of the Bornean orangutan (Pongo pygmaeus) who are in the Sintang Orangutan Center rehabilitation center. Observation of orangutan behavior is carried out using the method focal animal sampling or by observing and recording the behavior of an individual over a period of time provided that the individual is always visible. Behavioral data collection uses the "" method, which is the continuous observation of each behavior for a certain duration of time. Observations were made from the orangutan waking up in the morning until the orangutan sleeping and not doing any activities at night. In general, orangutans use the most time is eating (36.69%), moving activities by 26.42%, resting activities by 20.58%, resting activities by 11.74%, social activities 2.5% and making nesting activities for 2.04%. Keywords: Behavior, Orangutan, Pongo pygmaeus, Sintang Orangutan CenterAbstrakIndonesia merupakan negara yang dilimpahi keanekaragaman hayati begitu tinggi, memiliki berbagai jenis fauna yang unik dan khas salah satunya dari jenis primata yaitu orangutan (Pongo pygmaeus). Orangutan memanfaatkan dahan-dahan pohon untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Aktivitas Orangutan yang didapat dari hasil sitaan biasanya merupakan peliharaan orang, atau dari perdagangan liar.   Jika terlalu lama dipelihara dalam kandang akan mempengaruhi pola tingkah laku pada orangutan tersebut, karena biasanya mereka ditempatkan dikandang yang relatif lebih sempit, tidak ada pohon untuk memanjat. Sintang Orangutan Center (SOC) merupakan salah satu lembaga yang melakukan tindakan penyelamatan pada orangutan baik yang didapat dari peliharaan atau perdagangan illegal. Penelitian ini bertujuan untuk mendata aktivitas harian orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang berada di pusat rehabilitasi Sintang Orangutan Center. Pengamatan perilaku orangutan dilakukan menggunakan metode focal animal sampling atau dengan mengamati dan mencatat perilaku satu individu selama periode waktu tertentu dengan catatan individu selalu terlihat (Altmann, 1974). Pengumpulan data tingkah laku dengan menggunakan metode “continuous” yaitu pengamatan secara terus menerus pada setiap perilaku dalam durasi waktu tertentu. Pengamatan dilakukan mulai dari orangutan bangun dipagi hari sampai orangutan tidur dan tidak melakukan aktivitas di malam hari. secara umum orangutan menggunakan waktu terbesar adalah aktivitas makan (36,69%), aktivitas bergerak sebesar 26,42%, aktivitas istirahat sebesar 20,58% aktivitas istirahat sebesar 11,74%, aktivitas sosial 2,5% dan aktivitas membuat sarang sebesar 2,04%.Kata kunci:  Orangutan, Perilaku, Pongo pymaeus, Sintang Orangutan Center
KARAKTERISTIK VEGETASI HABITAT BEKANTAN (Nasalis larvatus Wurmb) DI KAWASAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DESA SEBUBUS KABUPATEN SAMBAS Nur Azizah; Hari Prayogo; Ratna Herawatiningsih
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i1.53539

Abstract

The proboscis monkey (Nasalis larvatus Wurmb.) is an endemic primate of Borneo belonging to the family Cercophitecidae and sub-family Colobinae. This primate belongs to the group of protected animals. The Mangrove Forest Ecotourism Area of Sebubus Village is one of the proboscis monkey habitats in West Kalimantan. This study aims to obtain data on the vegetation characteristics of the proboscis monkey habitat which will provide an overview of the food sources, shelters and beds of proboscis monkeys in their natural habitat. The method used in this study is a survey method, while data collection is done by using a plotted path technique. The number of paths observed were five lanes with a length of each lane of 350 meters. Based on the results of the study found 24 types of plants, 4 of which are sleeping trees and 7 are proboscis monkey feed. Rhizophora apiculata is a type of proboscis monkey that has the highest INP value. The sleeping proboscis tree has a characteristic that is a tree that grows upright, stems clean from lianas, has a large tree diameter, has no sap, is monopodial, is not deformed, orthotropic, has flat branches and has an attims and champagnat's architecture. The types of plants that are the source of proboscis monkey's food are young leaves or shoots, have broad leaves, smooth and smooth leaf surfaces, not thorny and have thick leaf flesh, light green to dark green. Air temperature ranges from 26℃ - 34.8℃ and humidity 55% - 89%.Keywords: Habitat, Mangrove Forest, Proboscis Monkey, Sebubus Village, Vegetation Characteristics.AbstrakBekantan (Nasalis larvatus Wurmb) merupakan primata endemik Kalimantan termasuk kedalam famili Cercophitecidae dan sub-familly Colobinae. Primata ini tergolong kedalam kelompok satwa yang dilindungi. Kawasan Ekowisata Hutan Magrove Desa Sebubus merupakan salah satu habitat bekantan yang ada di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik vegetasi habitat bekantan diperoleh gambaran mengenai sumber pakan, tempat berlindung dan tempat tidur bekantan di habitat aslinya. Metode adalah survey, sementara pengambilan data dilakukan dengan teknik jalur berpetak. Jumlah jalur yang diamati sebanyak lima jalur dengan panjang setiap jalur 350 Meter. Hasil penelitian ditemukan 24 jenis tumbuhan, 4 diantaranya pohon tidur, 7 merupakan pakan bekantan dan 13 tumbuhan lainnya merupakan penyusun ekosistem hutan mangrove. Rhizophora apiculata merupakan jenis pakan bekantan yang memiliki nilai INP tertinggi. Pohon untuk tidur bekantan memiliki ciri khas yaitu pohon yang tumbuh tegak lurus, batang bersih dari liana, memiliki ukuran diameter pohon besar, tidak memiliki getah, monopodial, tidak cacat, orthotropik, percabangan datar serta berasitektur attims. Ciri-ciri tumbuhan yang menjadi sumber pakan bekantan merupakan daun muda atau pucuk, memiliki daun yang lebar, permukaan daun licin dan halus, tidak berduri dan memiliki daging daun yang tebal, berwarna hijau muda hingga tua. Suhu udara berkisar antara 26 - 34,8  dan kelembaban udara 55% - 89%.Kata kunci: Habitat, Hutan Mangrove, Bekantan, Desa Sebubus, Karakteristik Vegetasi.
MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TEMBAWANG DI DESA PALOAN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK anasia melia; emi roslinda; hari prayogo
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 12, No 1 (2022): Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v12i1.44316

Abstract

The management of tembawang by the community in Paloan Village has been carried out for generations. It is important to know social capital in the management of tembawang because tembawang is still maintained by the community even though commercially it does not provide anything significant to people's income. This study aims to examine and assess the characteristics of individuals in the community, examine the condition of social capital community in tembawang management, measure and analyze the relationship between individual characteristics and the elements of social capital, between social capital and its constituent elements and between social capital and tembawang management. in Paloan Village. This research was conducted by field observations, direct interviews with respondents and assisted by questionnaires that have been prepared as well as literature studies by collecting secondary data from various agencies and the results of previous studies related to the research. The level of social capital of the community was analyzed using the value interval equation. While the relationship of social capital was analyzed using the Sperman Rank coefficient test. The results showed that the level of social capital of the Paloan Village community was in the "medium" category. The relationship of community social capital in the management of tembawang has a "weak direction" relationship. This shows that the relationship of social capital is significantly related to the management of tembawang.  Keywords: Community, Management of tembawang, Social capital.AbstrakPengelolaan tembawang oleh masyarakat di Desa Paloan telah dilakukan secara turun temurun. Pentingnya untuk mengetahui modal sosial dalam pengelolaan tembawang karena tembawang masih tetap dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat walaupun secara komersial tidak memberikan sesuatu yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menilai karakteristik individu pada masyarakat, mengkaji kondisi modal sosial masyarakat dalam pengelolaan tembawang, mengukur dan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan unsur-unsur modal sosial, antara modal sosial dengan unsur-unsur pembentuknya dan antara modal sosial dengan pengelolaan tembawang di Desa Paloan. Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara langsung dengan responden dan dibantu dengan kuesioner yang telah disusun serta studi pustaka dengan mengumpulkan data sekunder dari berbagai instansi dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian. Tingkat modal sosial masyarakat dianalisis menggunakan persamaan selang nilai. Sedangkan hubungan modal sosial dianalisis menggunakan uji koefisien Peringkat Sperman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat modal sosial masyarakat Desa Paloan dalam kategori “sedang”. Hubungan modal sosial masyarakat dalam pengelolaan tembawang memiliki hubungan yang “searah lemah”. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan modal sosial berhubungan nyata dalam pengelolaan tembawang. Kata Kunci: Masyarakat, Modal sosial, Pengelolaan Tembawang
Keanekaragaman Primata Diurnal Di Bukit Semujan Resort Semangit Taman Nasional Danau Sentarum I Gede Bhaskara Widhiya Aditama; Hari Prayogo; Destiana
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 14 No. 1 (2024): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v14i1.51586

Abstract

Primata adalah salah satu ordo yang memiliki peranan penting bagi kehidupan di alam, hal ini dibuktikan dari peran mamalia ini dalam penyebaran dan pemencaran biji. Tujuan dilakukannya penelitian untuk mendata dan mendeskripsikan keanekaragaman primata diurnal yang terdapat di Bukit Semujan dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Penelitian menggunakan metode teknik observasi lapangan dengan jalur. Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 spesies primata yang berada Bukit Semujan. Macaca fascicularis merupakan spesies paling banyak dijumpai di bukit Semujan Resort Semangit dengan nilai dominansi sebesar 0,264. Keanekaragaman primata di Bukit Semujan Resort Semangit masuk kedalam kategori sedang dengan nilai indeks Keanekaragaman jenis sebesar 1,180. Dominansi di Bukit Semujan termasuk rendah dengan nilai sebesar 0,359. Kemerataan jenis di Bukit Semujan masuk kategori tinggi dengan nilai indeks kemerataan jenis (e) sebesar 0,851. Kekayaan jenis di Bukit Semujan masuk kategori rendah dengan nilai sebesar 0,600. Kesamaan jenis (IS) yang paling besar sebesar 100%. Kata kunci: Primata; Keanekaragaman Jenis; Bukit Semujan
KARAKTERISTIK SARANG ORANGUTAN (Pongo pygmaeus, Linnaeus 1760) DI RESORT MENTATAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Lestari, Adinda Triyoni; Prayogo, Hari; Azahra, Siva Devi
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 22, No 1 (2024): BIOTIKA JUNI 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v22i1.50328

Abstract

Resort Mentatai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan kawasan alami yang mempunyai fungsi penting sebagai tempat rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan yang merupakan spesies yang statusnya terancam punah.Salah satu faktor yang menjadi penyebab menurunnya jumlah populasi orangutan yaitu rusaknya tempat bersarang orangutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji karakteristik sarang orangutan. Penelitian menggunakan metode survei dengan berjalan menelusuri jalur monitoring orangutan yang telah ditetapkan oleh International Animal Rescue (IAR). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 65 sarang orangutan, dengan karakteristik sarang berdasarkan kelas sarang yaitu kelas A (semua daun masih berwarna hijau) sebanyak 2 sarang, kelas B (warna daun sudah mulai berwarna coklat) sebanyak 36 sarang dan kelas C (daun sudah coklat semua dan terdapat lubang di sarang) sebanyak 27 sarang. Berdasarkan posisi sarang, teridentifikasi sebanyak 19 sarang pada posisi 1 (sarang di pangkal percabangan utama), 40 sarang pada posisi 2 (sarang di tengah atau ujung cabang pohon), 4 sarang pada posisi 3 (sarang di pucuk pohon utama), dan 2 sarang pada posisi 4 (sarang diantara dua pohon atau lebih). Jenis pohon yang paling banyak dijadikan sebagai sarang adalah Syzigium dan Knema dengan famili yang terbanyak dijadikan sarang yaitu Dipterocarpaceae.
RESPON LUTUNG SENTARUM Presbytis chrysomelas cruciger TERHADAP KEHADIRAN MANUSIA DAN SATWA LAIN DI RESORT SEMANGIT TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN-DANAU SENTARUM Irsandi, Ricky Rizki; Erianto, Erianto; Prayogo, Hari; Efiyati, Efiyati; Santoso, Nyoto; Sutopo, Sutopo
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lutung Sentarum are endemic primates with distribution on the island of Borneo, namely from Melalap-Sarawak and recently found in the Danau Sentarum National Park area. Lutung Sentarum is classified as critically endangered and requires scientific data study for Lutung Sentarum so that the animal can be conserved according to their characteristics and needs. The purpose of this study was to record the response shown by Lutung Sentarum when they saw the presence of humans and other animals. The method used is a survey with ad-libitum and accidental sampling technique. When responding, Lutung Sentarum will show agonistic behavior towards humans, while towards other animals it will show affiliative and agonistic behavior depending on the animal species and their relationship in the same area. During the study, it was seen that Lutung Sentarum showed a response: freezing, hiding, observing, investigating, vocalizing, intimidating, and flightKeywords: Danau Sentarum, Lutung Sentarum, ResponsesAbstrakLutung Sentarum merupakan satwa primata endemik dengan penyebaran di Pulau Kalimantan yaitu dari Melalap-Serawak dan belum lama ini ditemukan di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Lutung Sentarum termasuk dalam status kategori critically endangered dan memerlukan data studi ilmiah mengenai Lutung Sentarum sehingga satwa tersebut dapat dikonservasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencatat respon yang ditunjukkan oleh Lutung Sentarum saat melihat kehadiran manusia dan satwa lain. Metode yang digunakan yaitu survey dengan teknik ad-libitum dan accidental sampling. Saat merespon, Lutung Sentarum akan menunjukkan perilaku agonistik terhadap manusia, sedangkan terhadap satwa lain menunjukkan perilaku afiliatif dan agonistik tergantung spesies satwa dan hubungannya dalam satu wilayah yang sama. Selama penelitian, terlihat Lutung Sentarum menunjukkan respon: diam, bersembunyi, mengamati, mencari informasi, bersuara, intimidasi, dan kabur.Kata kunci: Danau Sentarum, Lutung Sentarum, Respon
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DESA PULAU KUMBANG KECAMATAN SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA Zainal, Sofyan; Peri, Peri; Prayogo, Hari; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.67627

Abstract

Orangutans are the only great apes that live on the Asian continent, where in Indonesia only found on the islands of Sumatra and Kalimantan. Orangutans themselves are protected animals under national law, namely based on the Minister of Environment and Forestry Number 106 of 2018 concerning protected plant and animal species. The purpose of this study is to examine how public perceptions of the existence of orangutans and analyze the relationship between knowledge, cosmopolitan and counseling levels with community perceptions of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus). This research was carried out in Pulau Kumbang Village using Purposive Sampling method by collecting data through interviews, observations, distribution of questionnaires and documentation. The results of this study show that public perception of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus) Pulau Kumbang Village, Simpang Hilir District, North Kayong Regency is positive with each respondent's answer as many as 54 respondents (61.4%) Positive, 27 respondents (30.7%) neutral, and 7 respondents (8.0%) negative. There is a positive and significant relationship between the level of knowledge and cosmopolitan with public perception, there is a positive and insignificant relationship between the level of counseling and public perception. The need for cooperation from various institutions, both from government and non-government institutions as well as local communities to increase awareness of orangutans.Keyword: Orangutans, Public Perception, Pulau Kumbang Village.AbstrakOrangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di benua Asia, dimana di Indonesia hanya terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Orangutan sendiri merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan dan menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, kosmopolitan dan penyuluhan dengan persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus). Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Kumbang dengan menggunakan metode Purposive Sampling dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus) Desa Pulau Kumbang Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara adalah positif dengan masing-masing jawaban responden sebanyak 54 responden (61,4%) Positif 27 responden (30,7%). %) netral, dan 7 responden (8,0%) negatif. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan kosmopolitan dengan persepsi masyarakat, terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara tingkat penyuluhan dan persepsi masyarakat. Perlunya kerjasama dari berbagai institusi, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah serta masyarakat lokal untuk meningkatkan kesadaran terhadap orangutan.Kata kunci: Desa Pulau Kumbang, Orang Utan, Persepsi Masyarakat.
PERENCANAAN PEMANFAATAN RUANG PARTISIPATIF SECARA DIGITAL: SEBUAH INOVASI DALAM PEMETAAN PARTISIPATIF Ratnasari, Dessy; Astiani, Dwi; Prayogo, Hari; Tjawikrama, Darkono
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i1.72381

Abstract

Rural area development is carried out as an effort to accelerate and improve quality of services, development, and empowerment of the village communities. Rural area development should notice the aspirations of the community, especially related to the land use by communities in the village. This research aims to assess the community's ability to use digital participatory mapping techniques. Data collection was carried out through village deliberations using focus group discussion (FGD) techniques and supported by Geographic Information System (GIS). The research results show that the process of land use planning in villages can be carried out using digital mapping technology using the principles of participatory mapping. The community able to understand digital mapping techniques and can transfer mental map knowledge into digital map language with the help of a facilitator. Each village succeeded in producing recommendations for land use planning according to the needs in their respective villages.Keywords: digital mapping, land use planning, rural area development, participatory mapping.AbstrakPembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa. Pembangunan Kawasan Perdesaan hendaklah memperhatikan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat, terutama yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan lahan oleh masyarakat di desa. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknik pemetaan partisipatif secara digital. Pengumpulan data dilakukan melalui musyawarah desa dengan teknik diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion, FGD) dan didukung bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemetaan perencanaan pemanfaatan ruang di desa dapat dilakukan melalui teknologi perpetaan digital dengan memperhatikan prinsip pemetaan partisipatif. Masyarakat mampu memahami teknik pemetaan digital dan dapat melakukan transfer of knowledge mental map ke dalam bahasa peta digital dengan bantuan seorang fasilitator. Setiap desa berhasil menghasilkan rekomendasi perencanaan alokasi pemanfaatan ruang sesuai dengan kebutuhan di desanya masing-masing. Kata kunci: pemetaan digital, perencanaan penggunaan ruang, pembangunan kawasan perdesaan, pemetaan partisipatif. 
IDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKAN LUTUNG SENTARUM (Presbytis crhysomelas cruciger Thomas 1892) DI RESORT SEMANGIT TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KALIMANTAN BARAT Suliyani, Suliyani; Prayogo, Hari; Erianto, Erianto; Santoso, Nyoto; Ega putra, Rizki Akbar
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.62157

Abstract

Lutung  Sentarum merupakan lutung yang pertama kali ditemukan di Indonesia khususnya hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat (new record). Lutung Sentarum merupakan satwa herbivora yang menjadikan tumbuhan sebagai pakan utamanya. Identifikasi jenis pakan lutung sentrarum diperlukan agar diketahui jenis tanaman apa saja yang menjadi sumber pakan lutung sentarum. Penelitian dilakukan di Resort Semangit Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi tumbuhan yang menjadi pakan dan bagian apa yang menjadi pakan lutung sentarum yang terdapat di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Metode yang digunakan yaitu survey dengan mengumpulkan data dengan cara jelajah. Hasil penelitian dari identifikasi ditemukan 7 jenis tumbuhan pakan lutung sentarum, yaitu, Archidendron pauciflorum, Adenia macrophylla, Bellucia axinanthera, Combretocarpus rotundifolius, Hevea brasiliensis, Planchonella obovata dan Willughbeia coriacea. Bagian tumbuhan yang menjadi pakan lutung sentarum adalah biji dan daun. Bagian tumbuhan pakan yang paling disukai lutung sentarum adalah biji karet.
FENOLOGI POHON PAKAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) PADA AREA PELEPASLIARAN SUB DAS MENDALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN KABUPATEN KAPUAS HULU Prayogo, Hari; Tholib, Tholib; Siahaan, Sarma
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i1.51426

Abstract

Phenology is the study of natural plant phases. The availability of Orangutan feed in natural habitats is the main factor influencing the survival of Orangutans. In this study phenological activities are focused on the development of flowers, fruits, and leaves. This research objective was to obtain information about the phenology of Orangutan food tree species carried out in the Orangutan release area of the Deep Sub Watershed Betung Kerihun National Park, Kapuas Hulu Regency, starting from September to December 2018. The object observed was the Orangutan feed trees with a diameter> 10cm. The research method is a combination of track and plot. The length of the observation track is 560 meters with a total of 28 plots measuring 20x20 meters divided into 14 plots in paths 1 and 2. The results found were 20 species from 8 families of Orangutan feed trees dominated by Anacardiaceae and Dipterocarpaceae families with 10 species on leaf's developmental phase,  6 types of the flowering development phase, 3 types didn't have phase phenological change, and 1 type failed of flowering.Keywords: Feed, Orangutan, PhenologyAbstrakTumbuhan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan secara alami, begitu juga dengan jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan bagi Orangutan. Ketersediaan pakan Orangutan di habitat alami menjadi faktor utama yang berpengaruh pada keberlangsungan hidup Orangutan. Pada penelitian ini kegiatan fenologi dititik beratkan pada perkembangan bunga, buah dan daun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang fenologi pohon pakan Orangutan yang dilakukan di areal pelepasliaran Orangutan Sub DAS Mendalam Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun. Objek yang diamati yaitu pohon pakan Orangutan dengan diameter >10cm. Metode penelitian dengan kombinasi jalur dengan garis berpetak. Panjang jalur pengamatan 560 meter dengan jumlah petak 28 buah petak berukuran 20x20 meter yang terbagi atas 14 petak pada jalur 1 dan 2. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 20 jenis dari 8 famili pohon pakan Orangutan yang didominasi oleh famili Anacardiaceae dan Dipterocarpaceae dengan 10 jenis mengalami fase perkembangan daun, 6 jenis fase perkembangan berbunga, 3 jenis tidak mengalami perubahan fase fenologi, dan 1 jenis berbunga gagal. Kata kunci: Pakan, Orangutan, Fenologi
Co-Authors . Fahrizal A.A. Ketut Agung Cahyawan W Achmad Edi Saputra Edi Achmad Machmud Achmad Machmud Thohari Adethiya, Liyan Ahmad Muktamar B Ananda, Restu anasia melia Angreani, Angela Anwari, M Sofwan Anwari, Sofwan Azahra, Siva Devi Azwad, Rifaldi Bachrun Nurdjali Budiwan, Arie Damanik, Agus J dessy ratnasari Destiana Destiana Dewin, Veneranda Lusiana Dirhamsyah, Muhammad Dwi Astiani Dwifortunata, Tomy Edi, Eko Efiyati, Efiyati Ega putra, Rizki Akbar Emi Roslinda Erianto Erianto Erianto, . Farah Diba Gusmasri, Rahmat Gusti Eva Tavita Hafiz Ardian hafiz Ardian Hakim, Arif Firman Hardiyansah, Hardiyansah Haryono, Aldi Heni Pujiastuti Hermanda, Debby Herwandi, Budi I Gede Bhaskara Widhiya Aditama Irsandi, Ricky Rizki Iswan Dewantara Jito Jito Jito Sugardjito julius adi pajar Junardi Junardi Kartikawati, S M Khairunnisa, Dyah Shabrina Kurniawan, Agis Juliram Lestari, Adinda Triyoni Lilik Budi LILIK BUDIPRASETYO Lolyta Sisillia M Rizal M. Dirhamsyah Maharani, Dwi Ayu Marlina, Ari Munadian, Munadian Nur Azizah Nuraina, Ismi Nurhaida Nurhaida Nyoto Santoso Panjaitan, Jeremy Natanael Peri, Peri Prabowo, Apik Prasetyo Prasetyo Putri, Shela Erika Rachmad Rachmad Ratna Herawatiningsih Reine Suci Wulandari Riduwan, . Rosa, Nandini Safitri, Zunia Salihin, Salihin Sangkauw, Heriditus Saputra, Firman Sarma Siahaan Sella, Seravina Septian, Sy Tarmizi Sofyan Zainal Solihin Solihin Sopiansah, Yusuf Eko Sri, Muliana Sugardjito Sugardjito Suliyani, Suliyani Sutopo Sutopo TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Thohari Thohari Tholib, Tholib Tjawikrama, Darkono Tri Widiastuti Wahyudi, Isnu Wanira, Ayu Yanieta Arbiastutie, Yanieta Yohanes Yopi Yuliati Indrayani Yuvensius, Paulinus