Claim Missing Document
Check
Articles

Optimasi Transcutol dan Propilenglikol Sebagai Peningkat Penetrasi dalam Gel Natrium Diklofenak Menggunakan Simplex Lattice Design Sani Ega Priani; Muhammad Taufik Septian; Budi Prabowo Soewondo
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i1.307

Abstract

Penggunaan natrium diklofenak sebagai analgetik dan antiinflamasi topikal dibatasi oleh stratum korneum sebagai barrier penetrasi kulit sehingga dibutuhkan penambahan zat peningkat penetrasi. Transcutol dan propilenglikol merupakan senyawa yang diketahui mampu meningkatkan penetrasi perkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan transcutol dan propilenglikol serta kombinasinya terhadap penetrasi natrium diklofenak dalam sediaan gel. Rancangan formula sediaan ditentukan dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Terhadap semua formula sediaan gel hasil desain SLD  dilakukan uji difusi in vitro sebagai pengukuran profil respon dengan sel difusi Franz.  Profil respon berupa nilai flux difusi dianalisis kembali dengan SLD untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan juga formula optimum. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa penambahan transcutol dan propilenglikol mampu meningkatkan penetrasi natrium diklofenak dalam bentuk sediaan gel. Penambahan transcutol dan propilenglikol dalam bentuk kombinasi, memberikan efek peningkat penetrasi yang lebih rendah, dibandingkan dengan penggunaan tunggal. Penggunaan propilenglikol tunggal sebagai peningkat penetrasi lebih baik dibandingkan dengan penggunakan kombinasi ataupun penggunaan transcutol tunggal.  Formula optimum berdasarkan SLD adalah formula dengan perbandingan transcutol dan propilenglikol 0:1, yang memberikan nilai flux 416,33 ±13,89 ?g/cm2.menit yang tidak berbeda bermakna secara statistik dengan hasil prediksi software.
PELATIHAN PEMANFAATAN THIBBUN NABAWI UNTUK MEMBANTU TERAPI DIABETES MELITUS DI KELURAHAN TAMANSARI BANDUNG Sani Ega Priani
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 12, No 2 (2023): Juni, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i2.39432

Abstract

Diabetes melitus adalah slah satu penyakit gangguan metabolik dengan prevalensi yang terus meningkat baik di dunia ataupun di Indonesia, termasuk di kota Bandung. Penggunaan bahan herbal sudah banyak diteliti mampu membantu terapi diabetes melitus, termasuk diantaranya bahan herbal yang masuk ke dalam kategori thibbun Nabawi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman/keterampilan masyarakat terkait pemanfaatan thibbun Nabawi untuk membantu terapi diabetes melitus. Kegiatan dilakukan terhadap kader PKK di Keluarahan Tamansari. Kegiatan dibagi menjadi tiga tahapan yakni pemberian materi tentang pemanfaatan thibbun Nabawi untuk terapi diabetes melitus, pelatihan pembuatan ramuan herbal berbasis thibbun Nabawi, dan penyebaran e-booklet untuk masyarakat luas terkait materi pengabdian melalui perantara kader PKK. Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan diketahui terjadi peningkatan pengetahuan mitra sebesar 253,42% tentang pemanfaatan thibbun nabawi untuk membantu terapi diabetes melitus dan 92,59% untuk pelatihan pembuatan ramuan herbal. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM yang dilakukan berhasil peningkatkan pemahaman dan atau keterampilan masyarakat terkait pemanfaatan thibbun Nabawi untuk membantu terapi diabetes melitus. 
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus Penyebab Bau Kaki Delfiana Aura Efrida; Sani Ega Priani; Ratih Aryani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.7950

Abstract

Abstrak. Bau kaki dapat menandakan kehigienisan seseorang yang buruk dan berdampak pada hubungan sosial dengan menurunnya kepercayaan diri yang disebabkan oleh adanya bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Daun teh hijau (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) mengandung epigallocatechin gallate (EGCG) yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun teh hijau terhadap bakteri penyebab bau kaki. Telah dilakukan penetapan parameter standar simplisia daun teh hijau. Metode ekstraksi yang dilakukan yaitu metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Dilakukan penapisan fitokimia pada simplisia dan ekstrak etanol daun teh hijau. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun teh hijau dilakukan dengan metode difusi sumuran agar. Penetapan parameter standar simplisia berupa parameter spesifik dan nonspesifik telah memenuhi persyaratan. Penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak etanol daun teh hijau mengandung golongan senyawa berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenolat, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen, serta triterpenoid dan steroid. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun teh hijau terhadap bakteri penyebab bau kaki diperoleh nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 0,1%. Abstract. Foot odor can indicate a person’s poor hygiene and impact social relationships with decreased self-confidence caused by the presence of Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus bacteria. Green tea leaves (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) contain epigallocatechin gallate (EGCG) which has antibacterial potential. This study aims to determine the antibacterial activity of ethanol extract of green tea leaves against bacteria that cause foot odor. Standard parameters of green tea leaf simplisia have been determined. The extraction method was carried out by reflux method using 96% ethanol solvent. Phytochemical screening was carried out on simplisia and ethanol extract of green tea leaves. The antibacterial activity test of ethanol extract of green tea leaves was carried out by the agar well diffusion method. Determination of standard parameters of simplisia in the form of specific and nonspecific parameters has met the requirements. Phytochemical screening of simplisia and ethanol extract of green tea leaves contains compound groups in the form of alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, polyphenolates, quinones, monoterpenes and sesquiterpenes, as well as triterpenoids and steroids. The antibacterial activity of ethanol extract of green tea leaves against bacteria that cause foot odor obtained a Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value of 0.1%.
KARAKTERISASI MINYAK EUKALIPTUS UNTUK ALTERNATIF BAHAN UTAMA SEDIAAN FARMASI Vina Azzahra Siti Nurhedian; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8789

Abstract

Abstract. Various types of plants exist in Indonesia and over time many processing plants are used as medicine in pharmaceutical products, so that plants that are often used as medicine are called medicinal plants. One of the plants that can be used as medicine is the genus of Eucalyptus, usually the pharmaceutical industry uses essential oils obtained from the leaves because they contain terpenes which have pharmacological activity. One of the species used as medicine is Eucalyptus globulus Labill. Essential oil obtained from E. globulus L. leaves has benefits as an antibacterial and antioxidant in cosmetic products. This study aims to determine the characteristics of compounds from eucalyptus oil that have pharmacological activity using the GC-MS method. Characteristics of eucalyptus oil is done by analyzing the components to determine the amount of compounds contained therein. The results of the characterization of eucalyptus oil is that it contains 1,8-cineol which is the largest component of eucalyptus oil, namely 78.71%, which has antibacterial and antioxidant properties. Abstrak. Berbagai jenis tanaman ada di Indonesia dan seiring berkembangnya zaman banyak pengolahan tanaman yang dijadikan sebagai obat dalam produk bidang farmasi, sehingga tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat disebut dengan tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah genus Eucalyptus, biasanya industri farmasi menggunakan minyak atsiri yang diperoleh dari bagian daunnya karena mengandung terpen yang memiliki aktivitas farmakologi. Salah satu spesies yang digunakan sebagai obat yaitu Eucalyptus globulus Labill. Minyak esensial atau minyak atsiri yang diperoleh dari daun E. globulus L. memiliki manfaat sebagai antibakteri dan antioksidan pada produk kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik senyawa dari minyak eukaliptus yang memiliki aktivitas farmakologi menggunakan metode GC-MS. Karakteristik minyak eukaliptus dilakukan dengan cara menganalisis komponen untuk menentukan jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya. Hasil karakterisasi minyak eukaliptus ialah terkandung senyawa 1,8-sineol yang merupakan komponen terbesar dari minyak eukaliptus yaitu sebesar 78,71% yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri dan juga antioksidan.
Studi Literatur Pengembangan Sediaan Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) untuk Penghantaran Metformin Hidroklorida Zalfa Ainun Rozak; Sani Ega Priani; Fitrianti Darusman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8874

Abstract

Abstrak. Metformin HCl memiliki beberapa masalah seperti bioavailabilitas yang rendah, waktu paruh yang pendek dan jendela penyerapan yang sempit, sehingga perlu dikembangkan sistem penghantaran obat yang berkelanjutan untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) adalah sistem yang mampu mengikat permukaan sel epitel lambung, sehingga berfungsi sebagai sarana potensial untuk memperpanjang retensi di lambung dengan meningkatkan durasi kontak obat dengan membran biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula optimum serta pengaruhnya terhadap nilai AUC dan bioavailabilitas. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic literatur review dengan cara mencari artikel internasional dari penerbit bereputasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sediaan MDDS yang sudah dikembangkan untuk zat aktif metformin HCl telah memuhi persyaratan sediaan yang baik karena memiliki waktu mukoadhesif yang optimum (>6 jam). Selain itu, sediaan MDDS ini mampu meningkatkan nilai bioavailabilitas serta AUC dari metformin HCl dalam rentang 65 – 113%. Sediaan MDDS dapat dijadikan solusi untuk perbaikan efektivitas pengobatan dari zat aktif metformin HCl dalam tubuh dengan pengujian yang lebih lanjut. Abstract. Metformin HCl has several problems such as low bioavailability, short half-life and narrow absorption window, so it is necessary to develop a sustainable drug delivery system to overcome these limitations. Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) is a system capable of binding to the surface of gastric epithelial cells, thereby functioning as a potential means to extend retention in the stomach by increasing the duration of drug contact with biological membranes. This study aims to determine the optimum formula and its effect on AUC values and bioavailability. The research method used is systematic literature review by searching for international articles from reputable publishers. The results of this study indicate that the MDDS preparation that has been developed for the active substance metformin HCl has met the requirements of a good preparation because it has an optimum mucoadhesive time (> 6 hours). In addition, this MDDS preparation was able to increase the bioavailability and AUC values of metformin HCl in the range of 65 – 113%. MDDS preparations can be used as a solution to improve the effectiveness of the treatment of the active substance metformin HCl in the body with further testing.
Kajian Formulasi Sediaan Floating Drug Delivery System (FDDS) Pada Pengobatan Infeksi Helicobacter pylori Siti Anggina Ismiyati Solihat; Sani Ega Priani; Anan Suparman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8890

Abstract

Abstract. Floating drug delivery system (FDDS) is a drug delivery system that can increase the residence time in the stomach. This delivery system was developed to increase the effectiveness of treatment of H. pylori infection, by extending the contact time with the mucosa (target), through the mechanism of floating in gastric fluid. This study aims to assess the formulation of FDDS preparations for the treatment of H. pylori infection. In this study, a systematic literature review was conducted from reputable articles based on inclusion and exclusion criteria. From this study, several conclusions were obtained that FDDS preparations have been developed on the active substances amoxycillin, clarithromycin, ciprofloxacin, metronidazole, and levofloxacin. Formulations using effervescent and non-effervescent systems meet the requirements of a good FDDS preparation, which has a floating lag time of <60-600 seconds and a floating time of >12 hours. The most widely used polymers were sodium alginate and HPMC. Abstrak. Floating drug delivery system (FDDS) merupakan sistem penghantaran obat yang dapat meningkatkan waktu tinggal di lambung. Sistem penghantaran ini dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan infeksi H. pylori, dengan cara memperpanjang waktu kontak dengan mukosa (target kerja), melalui mekanisme mengapung di cairan lambung. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian mengenai formulasi pada sediaan FDDS untuk pengobatan infeksi H. pylori. Dalam penelitian ini dilakukan systematic literatur review yang bersumber dari artikel bereputasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan bahwa sediaan FDDS telah dikembangkan pada zat aktif amoxycillin, claritromycin, ciprofloxacin, metronidazol, dan levofloxacin. Formulasi dengan menggunakan sistem effervescent dan non-effervescent memenuhi persyaratan sediaan FDDS yang baik, yaitu memiliki floating lag time <60-600 detik dan floating time >12 jam. Polimer yang paling banyak digunakan adalah sodium alginat dan HPMC.
Formulasi Nanoemulsi Mengandung Minyak Calendula (Calendula officinalis) Clarisa Ananda Putri Putri; Sani Ega Priani; Gita Cahya Eka Darma
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8912

Abstract

Abstrak. Minyak calendula diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat dijadikan untuk mencegah kulit kering dan kusam. Untuk meningkatkan kemampuan penetrasinya, minyak calendula akan dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi. Nanoemulsi dibuat dengan metode sonikasi menggunakan sonicator bath selama 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimum nanoemulsi minyak calendula. Kemudian sediaan nanoemulsi terdiri dari minyak calendula sebagai fase minyak sebanyak 5% dan menggunakan surfaktan kosurfaktan yang terpilih berdasarkan uji ketercampuran dengan perbandingan 1:1. Surfaktan yang terpilih adalah tween 80 dan kosurfaktan yang terpilih adalah polietilenglikol-400. Formula optimum nanoemulsi minyak calendula, tween 80 40%, dan PEG400 20%, karena sudah memenuhi persyaratan uji ukuran globul, indeks polidispersitas, dan stabil tidak ada pemisahan fase berdasarkan pengujian heating cooling, sentrifugasi, dan freeze thaw. Abstract. Calendula oil is known to contain active compounds that can be used to prevent dry and dull skin. To improve its penetrating ability, calendula oil will be developed into nanoemulsion preparations. The nanoemulsion was prepared by sonication method using a sonicator bath for 30 min. This research aims to obtain the optimum formula of calendula oil nanoemulsion. Then the nanoemulsion preparation consists of calendula oil as an oil phase as much as 5% and uses cosurfactant surfactants selected based on a mixability test with a ratio of 1: 1. The selected surfactant was tween 80 and the selected cosurfactant was polyethyleneglycol-400. The optimum formula of calendula oil nanoemulsion, tween 80 40%, and PEG400 20%, because it meets the test requirements of globular size, polydispersity index, and stable no phase separation based on heating cooling, centrifugation, and freeze thaw tests.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Alternatif Bahan Utama Sediaan Farmasi Hasna Syakira Fauziah; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mempunyai kandungan senyawa kimia dengan aktivitas antibakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan utama obat atau sediaan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik simplisia dan ekstrak etanol daun jambu biji. Karakteristik simplisia meliputi penetapan parameter standar spesifik yaitu kadar sari larut etanol dan kadar sari larut air, kemudian penetapan parameter standar non spesifik meliputi penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Karakteristik ekstrak etanol daun jambu biji meliputi pengujian organoleptik. Penentuan kandungan senyawa kimia dalam simplisia dan ekstrak dilakukan dengan skrining fitokimia. Hasil memperlihatkan simplisia daun jambu biji dengan warna hijau tua dengan bau khas. Penetapan parameter standar simplisia menghasilkan kadar sari larut etanol sebesar 19,67% dan kadar sari larut air sebesar 18,62%. Kemudian kadar air dari simplisia adalah 6,4% dengan nilai susut pengeringan sebesar 9,61%. Sedangkan kadar abu total dari simplisia adalah 4,94% dengan kadar abu tidak larut asam sebesar 0,77%. Hasil karakteristik ekstrak etanol adalah ekstrak dengan konsistensi kental berwarna coklat tua dengan bau khas dan rendemen sebesar 20,65%. Simplisia dan ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, saponin dan steroid. Abstract. Guava leaves (Psidium guajava L.) contains chemical compounds with antibacterial activities that can be used as an alternative to the main ingredients of drugs or pharmaceutical preparations. This research aims to knowing the characteristics of simplicia and ethanol extract of guava leaves. Simplicia characteristics include determination of specific standard parameters (ethanol-soluble extract content and water-soluble extract content) and non-specific standard parameters including determining water content, determining drying losses, determining total ash content and determining acid-insoluble ash content. The characteristics of the ethanol extract of guava leaves include organoleptic testing. Determination of the content of chemical compounds in simplicia and extracts is carried out by screening phytochemicals. The results showed guava leaves simplicia with a dark green color with a characteristic odor. Setting the standard simplicia parameters resulted in an ethanol soluble extract content of 19,67% and a water soluble extract content of 18,62%. Then the water content of the simplicia is 6,4% with a drying losses value of 9,61%. While the total ash content of the simplicia was 4,94% with an acid-insoluble ash content of 0,77%. The characteristic results of the ethanol extract are extracts with a thick dark brown consistency with a characteristic odor and an extract rendement of 20,65%. Simplicia and guava leaf extract contains several group compounds of alkaloids, flavonoids, polyphenols, tannins, saponins and steroids.
Penjernihan Ekstrak Etanol Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-christi L.) dan Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) dengan Elektrokoagulasi Fida Surtiniyati Shofia; Gita Cahya Eka Darma; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8963

Abstract

Abstract. The use of ethanol extracts of arabian bidara leaves and turmeric rhizomes as plants that provide pharmacological effects has been widely used in the pharmaceutical industry. Plant extracts either as active or additives ingredients usually have an effect on a product in the form of a color display that matches the color of extract. The color intensity of extracts often interferes in the manufacturing stage to the evaluation of pharmaceutical products. To overcome this problem, clearing of plant extracts using electrocoagulation was carried out. This study aims to clearing the ethanol extracts of arabian bidara leaves and turmeric rhizomes using electrocoagulation as a method to reduce the intensity of extracts or obtain clearer extracts. The extraction clearing was performed using electrocoagulation with copper as the electrode. The results showed that the samples treated with electrocoagulation treatment had a cleare sample color, the ethanol extracts sample of arabian bidara leaves had a clear light brown color, while the ethanol extract sample of turmeric rhizome had a clear brown-red color. Therefore, electrocoagulation could be used to clearing the ethanol extracts of arabic bidara leaves and turmeric rhizomes. Keywords: Clearance of extracts, Ziziphus spina-christi, Curcuma longa. Abstrak. Penggunaan ekstrak etanol daun bidara arab dan rimpang kunyit sebagai tanaman yang memberikan efek farmakologis telah banyak digunakan di industri farmasi. Ekstrak tanaman baik sebagai bahan aktif atau tambahan biasanya memberikan pengaruh terhadap suatu produk berupa tampilan warna yang sesuai dengan warna ekstrak. Kepekatan warna ekstrak sering menjadi masalah dalam tahap pembuatan hingga evaluasi produk farmasi. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan penjernihan ekstrak tanaman menggunakan elektrokoagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjernihkan ekstrak etanol daun bidara arab dan rimpang kunyit menggunakan elektrokoagulasi sebagai salah satu metode untuk mengurangi kepekatan ekstrak atau memperoleh ekstrak yang lebih jernih. Penjernihan ekstrak dilakukan menggunakan elektrokoagulasi dengan tembaga sebagai elektroda. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel dengan perlakuan elektrokoagulasi memiliki warna sampel yang lebih jernih, dimana sampel ekstrak etanol daun bidara arab memiliki warna coklat muda jernih, sedangkan sampel ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki warna coklat-merah jernih. Dengan demikian, elektrokoagulasi dapat digunakan untuk menjernihkan ekstrak etanol daun bidara arab dan rimpang kunyit. Kata Kunci: Penjernihan ekstrak, Ziziphus spina-christi, Curcuma longa.
Kajian Pengembangan Sediaan Hidrogel untuk Penanganan Ulkus Diabetikum Secara In Vivo dan In Vitro Raisha Az Zahra; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8974

Abstract

Diabetic ulcers are the most common and rapidly experienced complication of diabetes mellitus. This condition is caused by neuropathy and peripheral arterial disease, leading to bacterial infection, ulceration, or tissue destruction in the foot. Hydrogel is a pharmaceutical formulation developed based on polymer materials that can accelerate healing and reduce complications of diabetic ulcers through autolytic debridement, control ulcer moisture, and facilitate moist wound healing. The addition of honey developed in hydrogel formulations can enhance the healing of diabetic ulcers due to its known antibacterial activity against bacteria commonly found in diabetic ulcers. This study aims to determine the effectiveness of honey-containing hydrogel in the management of diabetic ulcers both in vitro and in vivo. The study is based on a systematic literature review, examining articles obtained from reputable databases that meet the specified inclusion and exclusion criteria. The results of the study show that the development of hydrogel formulations has been proven to be effective in vitro and in vivo in managing diabetic ulcers by inhibiting bacterial infection and accelerating wound healing in animal testing. Ulkus diabetikum merupakan komplikasi diabetes melitus yang paling umum dan cepat dialami penderitanya. Kondisi ini disebabkan oleh neuropati serta penyakit arteri perifer, sehingga terjadi infeksi bakteri, ulserasi, atau destruksi pada jaringan kaki. Hidrogel merupakan pengembangan sediaan farmasi berbahan dasar polimer yang mampu mempercepat penyembuhan serta mengurangi komplikasi ulkus diabetikum melalui debridasi autolitik, mengontrol kelembaban ulkus, serta memfasilitasi luka untuk mengalami penyembuhan (moist wound healing). Penambahan madu yang dikembangkan dalam sediaan hidrogel mampu meningkatkan penyembuhan ulkus diabetikum karena telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang umum ditemukan pada ulkus diabetikum. Kajian ini bertujuan mengetahui efektivitas hidrogel mengandung madu dalam penanganan ulkus diabetikum secara in vitro dan in vivo. Kajian ini berbasis systematic literature review dengan mengkaji artikel yang diperoleh dari database dengan reputasi baik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengembangan sediaan hidrogel terbukti secara in vitro dan in vivo efektif dalam menangani ulkus diabetikum karena mampu menghambat infeksi bakteri serta mempercepat penyembuhan luka pada hewan uji.
Co-Authors Ainul Fatihah Halim Aisyah Nurul Fitri Aisyah, Nurul Siti Almirah Azis Amila Gadri Anan Suparman Anan Suparman Anan Suparnan Anindi Febrilia Annisa Khansa Pratiwi Aprian Dwiatama Arini Gania Shapira Aulia Fikri Hidayat Clarisa Ananda Putri Putri Darijanto, Sasanti Tarini Debby Prihasti Ayustine Delfiana Aura Efrida Desti Puspa Rahayu Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dinda Ayu Fauziyah Dinnanda Yussepina Wulansari Dinnanda Yussepina Wulansari Dona Indriastuti Dwiatama, Aprian Dyah Ayu Nurismawati Eka Darma, Gita Cahya Faqih Radina Fetri Lestari Fetri Lestari Fida Surtiniyati Shofia Fitri Mellyna Cantika Fitrianti Darusman Frida Anggita Amalia G.C. Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Halim, Ainul Fatihah Hanifa Rahma Hanifa Rahma Hasna Syakira Fauziah Hilmi Fauzan Nurhakim Indah Ayu Lestari Indra T Maulana Indra Topik Maulana Iwo, Maria Immaculata Jahra Farhanuddin Lanny Mulqie Linda Nur'Aini Livia Syafnir Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Melati Sasabila Mentari Luthfika Dewi Mentari Luthfika Dewi Mira Nurseha Muhammad Taufik Septian Mulkiya, Kiki Nadya Lutfiah Nashita Rafawziya Nazela Constantia Hilyatul Aulia Neneng Alifia Nur Fauziah Nurrayyan Nurrayyan Nurrayyan, Nurrayyan Nurul Siti Aisyah Pedriantini Iqlima Subekti Putri, Clarisa Ananda Radina, Faqih Rafanisa Apriansah Rafika Susun Nursunda Raisha Az Zahra Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani, Ratih Ratri Putri Chairunnisa Restianti Mutiara Reyhan G Reza A K Rizki Anggara Permana Rizza F. Nurasyfa Robby Prayitno Saadiya Noerman Salsabilla Wijaya Salwa Fajriati Maulida Mudakir Sasanti Tarini Darijanto Sasanti Tarini Darijanto, Sasanti Tarini Setianty, Tia Nur Shelma Azhari Abdilla Sifa Tamhaz Siti Anggina Ismiyati Solihat Soewondo, Budi Prabowo Somantri, Sri Yulianingsih Sri P. Fitraningsih Sri Peni Fitrianingsih Sri Yulianingsih Somantri Syafira Nissa Fahira Syafnir, Livia Syifa Siti Fatimah Azzahro Tati Kurniati Taufik Muhammad Fakih Tri Suciati Vina Azzahra Siti Nurhedian Widad Aghnia Shalannandia Wijaya, Salsabilla Wulan Kartika Dewi Yasmin Ramadania Burhanudin Zainab Zahira Azzahra Zalfa Ainun Rozak