Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Emulgel Ekstrak Daun Tanjung (Mimusops elengi L.) Nashita Rafawziya; Aulia Fikri Hidayat; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14507

Abstract

Abstract. Antioxidants are compounds that function to prevent, inhibit, or reduce free radical and oxidant reactions, and prevent tissue damage. One of the plants as an antioxidant to counteract free radicals is the cape leaf. Antioxidant activity testing of ethanol extract of cape leaves by DPPH method shows that ethanol extract of cape leaves has strong antioxidant activity with IC50 value of 53.87 ppm. The purpose of this study was to determine the formulation and antioxidant activity test of cape leaf extract in emulgel preparations with cape leaf extract concentrations of 0.25, 0.5 and 0.75%. The results showed that 1.5% cape leaf extract emulgel preparation was 41.21 ppm (very strong), 1% cape leaf extract emulgel preparation was 47.49 ppm (very strong) and 0.5% cape leaf extract emulgel preparation was 50.46 ppm (strong). Cape leaf extract emulgel preparations meet the evaluation requirements of emulgel preparations which include organoleptics, homogeneity, pH, spreadability and viscosity and are stable in accelerated tests based on statistical analysis of t-Test Paired Two Sample for Means. Abstrak. Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi untuk mencegah, menghambat, atau mengurangi reaksi radikal bebas dan oksidan, serta mencegah kerusakan jaringan. Salah satu tanaman sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yaitu daun tanjung. Pengujian aktifitas antioksidan ekstrak etanol daun tanjung secara metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tanjung mempunyai aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 53,87 ppm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui formulasi dan uji aktifitas antioksidan ekstraks daun tanjung dalam sediaan emulgel dengan konsentrasi ekstrak daun tanjung 0,25, 0,5 dan 0,75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan emulgel ekstrak daun tanjung 1,5% adalah 41,21ppm (sangat kuat), sediaan emulgel ekstrak daun tanjung 1% adalah 47,49 ppm (sangat kuat) dan sediaan emulgel ekstrak daun tanjung 0,5% adalah 50,46 pmm (kuat). Sediaan emulgel ekstrak daun tanjung memenuhi persyaratan evaluasi sediaan emulgel yang meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas serta stabil pada uji dipercepat berdasarkan analisis statistic t-Test Paired Two Sample for Means.
Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sabun Cair Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu Ipomoea batatas (L.) Lam. Syafira Nissa Fahira; Ratih Aryani; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14743

Abstract

Abstract. The formation of free radicals in the skin can cause oxidative stress which is the origin of various skin diseases. Free radicals bind to the skin and can be prevented by antioxidant compounds. Therefore, it is necessary to develop a preparation that has the potential to act as an antioxidant. This research aims to make soap containing antioxidants using ethanol extract from purple sweet potato Ipomoea batatas (L.) Lam. Testing begins by ensuring the identity, characterization, and phytochemical screening of purple sweet potatoes. Then extraction was carried out using the maceration method using 70% ethanol. The antioxidant activity of soap will be tested using the DPPH method. In this research, the best soap formula was produced which contained 5% ethanol extract of purple sweet potato and 2% vitamin C with soap evaluation that met the requirements, namely pH test, alkaline or free fatty acid test, and viscosity test. In the soap preparation formula, the IC50 value was found to be 62.03 ppm which is a category of strong antioxidant activity. Abstrak. Pembentukan radikal bebas di kulit dapat menyebabkan stres oksidatif yang menjadi asal mula berbagai penyakit kulit. Ikatan radikal bebas dengan kulit dapat dicegah oleh senyawa antioksidan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sediaan yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun yang mengandung antioksidan dengan menggunakan ekstrak etanol ubi jalar ungu Ipomoea batatas (L.) Lam. Pengujian diawali dengan memastikan identitas, karakterisasi, dan skrining fitokimia pada ubi jalar ungu. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Aktivitas antioksidan pada sabun akan diuji dengan menggunakan metode DPPH. Pada penelitian ini dihasilkan formula terbaik sabun yang mengandung 5% ekstrak etanol ubi jalar ungu dan 2% vitamin C dengan evaluasi sabun yang memenuhi persyaratan yaitu uji pH, uji alkali atau asam lemak bebas, dan uji viskositas. Pada formula sediaan sabun tersebut didapatkan nilai IC50 sebesar 62,03 ppm sehingga masuk kedalam kategori aktivitas antioksidan yang kuat.
Penapisan Fitokimia dan Penetapan Kadar Polifenol Total Ekstrak Etanol 70% Teh Putih (Camellia sinensis L.) Nurul Siti Aisyah; Sani Ega Priani; Gita Cahya Eka Darma
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15000

Abstract

Abstract. White tea contains many secondary metabolites with the highest secondary metabolite compound being polyphenols. Phytochemical screening was done on alkaloid, flavonoid, polyphenol, tannin, saponin, steroid & triterpenoid, monoterpenoid & sesquiterpenoid, and anthraquinone compounds. Extraction of white tea was carried out by reflux method using 70% ethanol. The total polyphenol content contained in 70% ethanol extract of white tea was measured using the Folin-Ciocalteu method. The results showed that 70% ethanol extract of white tea contained secondary metabolites of alkaloid compounds, flavonoids, polyphenols, tannins, saponins, steroids & triterpenoids, and monoterpenoids & sesquiterpenoids. And has a total polyphenol content of 330,920 ± 4,98 mgGAE/gram or 33,092%. Abstrak. Teh putih diketahui mengandung banyak metabolit sekunder dengan senyawa metabolit sekunder paling tinggi yaitu polifenol. Penapisan fitokimia dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, steroid & triterpenoid, monoterpenoid & seskuiterpenoid, dan antrakuinon. Ekstraksi teh putih dilakukan dengan metode refluks menggunakan etanol 70%. Kemudian kadar polifenol total yang terkandung dalam ekstrak 70% etanol teh putih diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol 70% teh putih mengandung metabolit sekunder senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, steroid & triterpenoid, dan monoterpenoid & seskuiterpenoid. Serta memiliki kadar polifenol total sebesar 330,920 ± 4,98 mgGAE/gram atau sebesar 33,092%.
Optimasi Formula SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) Minyak Atsiri Bawang Putih Linda Nur'Aini; Sani Ega Priani; Ratih Aryani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15013

Abstract

Abstract. Garlic essential oil is known to contain compounds that can play a role in reducing cholesterol in the body. SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) is a delivery system development for drugs with poor solubility. The SNEDDS component consists of a mixture of oil, surfactant and co-surfactant which will form an O/W nanoemulsion (oil in water) spontaneously when mixed with water accompanied by light stirring. The aim of this research is to obtain a formulation for SNEDDS for garlic essential oil. SNEDDS is formulated using garlic essential oil as the oil phase, tween 20 as the surfactant, and propylene glycol as the co-surfactant. Abstrak. Minyak atsiri bawang putih diketahui mengandung senyawa yang dapat berperan dalam penurunan kolesterol pada tubuh. SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) adalah salah satu pengembangan sistem penghantaran untuk obat dengan kelarutan yang kurang baik. Komponen SNEDDS terdiri dari campuran minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan yang akan membentuk nanoemulsi M/A (minyak dalam air) secara spontan ketika bercampur dengan air disertai dengan pengadukan yang ringan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk untuk memperoleh formulasi SNEDDS minyak atsiri bawang putih. SNEDDS diformulasikan menggunakan minyak atsiri bawang putih sebagai fase minyak, tween 20 sebagai surfaktan, dan propilenglikol sebagai ko-surfaktan.
Formulasi dan Karakterisasi Nanoemulgel yang Berpotensi sebagai Antijerawat Pedriantini Iqlima Subekti; Hanifa Rahma; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15017

Abstract

Abstract. Acne is a chronic inflammatory skin disease of the pilosebaceous unit that occurs due to sebum accumulation and hyperkeratinization of the pilosebaceous ducts, resulting in the accumulation of acne-causing bacteria that cause inflammation. Acne-causing bacteria include Cutibacterium acnes, Staphylococcus aureus, and Staphylococcus epidermidis. Nanoemulgel can be a carrier for active ingredients with limited penetration into the skin because of its small size, making it easier to penetrate the skin barrier. This literature review aims to provide information about nanoemulgel formulations that have good properties and to determine the antibacterial activity against acne-causing bacteria based on in vitro tests. The method used is a systematic literature review (SLR) using Scopus-indexed international journals and Sinta-indexed national journals. Based on the results of the study, the optimum nanoemulgel formula uses surfactant tween 80, cosurfactant using short-chain alcohol type (PEG 400, propyleneglycol, span 80, and sorbitol), while the gelling agent that is often used is carbopol-940. Increasing the concentration of active ingredients and the variation of excipients can increase the antibacterial activity of nanoemulgel preparations. Abstrak. Jerawat merupakan penyakit kulit peradangan kronis pada unit pilosebasea yang terjadi akibat penumpukan sebum dan hiperkeratinisasi saluran pilosebasea sehingga terjadi akumulasi bakteri penyebab jerawat yang akan menyebabkan inflamasi. Bakteri penyebab jerawat diantaranya adalah Cutibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. Nanoemulgel dapat menjadi pembawa bahan aktif yang memiliki keterbatasan untuk dapat berpenetrasi kedalam kulit karena memiliki ukuran yang kecil sehingga lebih mudah untuk menembus barrier kulit. Kajian Pustaka ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang formulasi nanoemulgel yang memiliki karakteristik yang baik, serta untuk mengetahui aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat berdasarkan uji in vitro. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) menggunakan jurnal internasional terindeks Scopus dan jurnal nasional terindeks Sinta. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa formula nanoemulgel yang optimum menggunakan surfaktan tween 80, kosurfaktan menggunakan tipe alkohol rantai pendek (PEG 400, propilenglikol, span 80, dan sorbitol), sedangkan gelling agent yang sering digunakan adalah carbopol-940. Peningkatan konsentrasi bahan aktif dan variasi eksipien dapat meningkatkan aktivitas antibakteri sediaan nanoemulgel.
Formulasi Nanoemulsi Antioksidan Mengandung Ekstrak Etanol Teh Hijau dan Minyak Calendula Priani, Sani Ega; Putri, Clarisa Ananda; Eka Darma, Gita Cahya; Mulkiya, Kiki; Syafnir, Livia
Majalah Farmasetika Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i2.51095

Abstract

Teh hijau diketahui mengandung senyawa polifenol, yang sangat mendukung aktivitas antioksidannya. Aktivitas tersebut membuat ekstrak teh hijau bisa dimanfaatkan secara oral ataupun topikal. Pada penggunaan topikal, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan penetrasi perkutan, salah satunya dengan pengembangan sediaan nanoemulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan nanoemulsi antioksidan mengandung ekstrak teh hijau dengan minyak calendula sebagai fase minyak dengan karakteristik yang baik. Teh hijau diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol 96% sebagai  pelarut. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan dengan metode peredaman DPPH. Ekstrak selanjutnya dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi dengan menggunakan surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG400. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak etanol teh hijau memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 2,14 ± 0,01 ppm. Ekstrak etanol berhasil dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi dengan menggunakan minyak calendula sebagai fase minyak, pada perbandingan minyak dan Smix (campuran surfaktan dan kosurfaktan) 1:12  dan perbandingan surfaktan dan kosurfaktan 2:1. Sediaan nanoemulsi teh hijau memiliki karakteristik fisik yang baik, ditandai dengan  penampilan yang transparan,  ukuran globul  15,97  ± 0,49 nm dan nilai indeks polidipersitas  0,29 ± 0,01. Sediaan nanoemulsi juga stabil merujuk pada pengujian heating cooling, sentrifugasi, dan  freeze thaw. Telah berhasil dikembangkan sediaan nanoemulsi mengandung minyak calendula dan ekstrak teh hijau dengan karakteristik dan stabilitas fisik yang baik.
Pengaruh Perlakuan Plasma Dingin terhadap Cemaran Mikroba Susu Sapi Segar Arini Gania Shapira; Gita Cahya Eka Darma; Sani Ega Priani
Jurnal Riset Farmasi Volume 4, No. 2, Desember 2024, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v4i2.5201

Abstract

Abstract. Fresh cow's milk has many benefits for the body such as preventing heart disease, vascular disorders, preventing osteoporosis and others. However, fresh cow's milk can be susceptible to bacterial contamination during milking, distribution or storage. To kill bacteria in fresh cow's milk, cold plasma treatment was carried out on fresh cow's milk for 5 minutes and 10 minutes. The cold plasma was generated in air with a voltage of 30 kV and a distance between electrodes of 3 cm. Then, the cold plasma-treated fresh cow's milk was tested for Total Plate Count (TPC) and the percentage of bacteria reduction in fresh cow's milk plasma for 5 minutes and 10 minutes was 96% and 97%. In the organoleptical test, fresh cow's milk treated with cold plasma for 5 minutes and 10 minutes did not change colour, odour and taste. While in the pH test of fresh plasma cow milk, the pH obtained was 6.64 ± 0.01 and 6.66 ± 0.01. Abstrak. Susu sapi segar memiliki banyak manfaat bagi tubuh seperti mencegah penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, mencegah osteoporosis dan lainnya. Akan tetapi, susu sapi segar dapat rentan terkontaminasi bakteri pada saat pemerahan, distribusi atau penyimpanan. Untuk membunuh bakteri pada susu sapi segar, dilakukan perlakuan plasma dingin pada susu sapi segar selama 5 menit dan 10 menit. Plasma dingin tersebut dibangkitkan di udara dengan tegangan sebesar 30 kV dan jarak antar elektroda 3 cm. Kemudian, terhadap susu sapi segar yang telah diberi perlakuan plasma dingin dilakukan Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan diperoleh persentase penurunan bakteri pada susu sapi segar plasma selama 5 menit dan 10 menit sebesar 96% dan 97%. Selain itu dilakukan uji organoleptis dan uji pH. Pada uji organoleptis susu sapi segar yang di beri perlakuan plasma dingin selama 5 menit dan 10 menit tidak mengalami perubahan warna, bau dan rasa. Sedangkan pada uji pH susu sapi segar plasma, pH yang diperoleh sebesar 6,64 ± 0,01 dan 6,66 ± 0,01.
Formulasi dan Karakterisasi SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) Mengandung Minyak Jintan Hitam dan Minyak Zaitun Priani, Sani Ega; Somantri, Sri Yulianingsih; Aryani, Ratih
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 7 No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.31-38.2020

Abstract

Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) diketahui mampu meningkatkan absorbsi oral dari senyawa senyawa hidrofob. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengkarakterisasi sediaan SNEDDS mengandung kombinasi minyak jintan hitam dan minyak zaitun. Penelitian diawali dengan analisis kandungan senyawa pada minyak jintan hitam dan minyak zaitun dengan metode Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GC-MS). Optimasi formula dilakukan dengan variasi konsentrasi minyak, surfaktan, dan kosurfaktan. Sediaan SNEDDS selanjutnya dikarakterisasi dengan pengujian persen transmitan, dispersibilitas, robustness, termodinamika (sentrifugasi, heating cooling cycle, freeze thaw cycle), penentuan ukuran serta morfologi globul nanoemulsi. Formula SNEDDS terbaik mengandung surfaktan cremophor RH 40 dan kosurfaktan PEG 400 (3:2) dengan perbandingan fase minyak dan campuran surfaktan kosurfaktan 1:7. Sediaan tersebut memenuhi persyaratan persen transmitan (97,27 ± 0,06%), uji dispersibilitas (grade A), stabil pada pengujian robustness dan termodinamika. Sediaan SNEDDS mampu membentuk nanoemulsi secara spontan dengan rata-rata ukuran globul 99 nm dengan globul berbentuk sferis. Studi ini menyimpulkan bahwa sediaan SNEDDS yang mengandung minyak jintan hitam dan minyak zaitun pada formula optimum memiliki karakteristik fisik yang baik.
Uji Aktivitas Inhibitor Tirosinase Ekstrak Kulit Buah Cokelat (Theobroma cacao L.) dan Formulasinya dalam Bentuk Sediaan Nanoemulsi Priani, Sani Ega; Halim, Ainul Fatihah; Fitrianingsih, Sri Peni; Syafnir, Livia
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 8 No 1 (2021): J Sains Farm Klin 8(1), April 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.8.1.1-8.2021

Abstract

Limbah kulit buah cokelat diketahui mengandung berbagai senyawa aktif seperti polifenol dan flavonoid sehingga berpotensi memiliki aktivitas inhibitor tirosinase. Untuk meningkatkan kemampuan penetrasi ekstrak pada penghantaran topikal akan dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji aktivitas inhibitor tirosinase ekstrak kulit buah cokelat dan memformulasikannya menjadi sediaan nanoemulsi yang memiliki sifat fisik yang baik. Simplisia diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% dan selanjutnya diuji aktivitas inhibitor tirosinasenya dengan metode dopakrom berbasis colorimetric enzymatic assay. Sediaan nanoemulsi ekstrak kulit buah cokelat dibuat dengan menggunakan minyak biji anggur, tween 80 sebagai surfaktan, dan gliserin sebagai kosurfaktan untuk selanjutnya dikarakterisasi secara fisik. Hasil uji menunjukkan ekstrak kulit buah cokelat memiliki aktivitas inhibitor tirosinase dengan nilai IC50 199,98 ppm. Sediaan nanoemulsi mengandung ekstrak kulit buah cokelat penampilan fisik yang jernih dan homogen, pH 6,21±0,02, viskositas 1070 ± 24,5 cps, sifat alir Newtonian, dengan ukuran globul 108 ±15 nm. Sediaan nanoemulsi memiliki stabilitas fisik yang baik berdasarkan uji sentrifugasi, heating cooling, dan freeze thaw. Disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah cokelat terbukti memiliki aktivits inhibitor tyrosinase dan telah berhasil diformulasikan menjadi sediaan nanoemulsi dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Desain Primer Gen 12S sRNA dari DNA Mitrokondria Babi (Sus scrofa) secara In Silico sebagai Kandidat Primer dalam Analisis Molekuler Kehalalan Produk Fakih, Taufik Muhammad; Wijaya, Salsabilla; Priani, Sani Ega
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 8 No 3 (2021): J Sains Farm Klin 8(3), Desember 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.8.3.316-322.2021

Abstract

Beberapa produk seperti obat, makanan, dan kosmetika khususnya kolagen dapat berpotensi mengandung turunan babi sehingga diperlukan adanya analisis kehalalan. . Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sampel secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain kandidat primer dari gen 12S rRNA babi secara in silico. . Metode yang digunakan adalah penelusuran data gen 12S rRNA melalui situs National Center for Biotechnology Information (NCBI), kemudian sekuen gen 12S rRNA dianalisis menggunakan server web Integrated DNA Technologies (IDT) dan MFEprimer-3.1 untuk dilakukan pemilihan kandidat primer terbaik. Kandidat primer terpilih kemudian diidentifikasi menggunakan server web SnapGene Viewer untuk mengamati kemampuan penempelan kandidat primer pada sekuen target. Pada tahap terakhir dilakukan evaluasi kandidat primer menggunakan server web OligoAnalyzer™ Tool agar diperoleh pasangan kandidat primer terbaik yang memenuhi kriteria primer yang baik. Kandidat primer yang terbaik adalah primer forward rRNA-5 (5’ GTACTACTCGCAACTGCCTAAA 3’) dan primer reverse rRNA-6 (5’GCAAGGGTTGGTAAGGTCTATC 3’) karena memenuhi persyaratan primer ideal. . Dengan demikian, kandidat primer tersebut dapat digunakan untuk karakterisasi sampel secara in vitro menggunakan teknik PCR.
Co-Authors Ainul Fatihah Halim Aisyah Nurul Fitri Aisyah, Nurul Siti Almirah Azis Amila Gadri Anan Suparman Anan Suparman Anan Suparnan Anindi Febrilia Annisa Khansa Pratiwi Aprian Dwiatama Arini Gania Shapira Aulia Fikri Hidayat Clarisa Ananda Putri Putri Darijanto, Sasanti Tarini Debby Prihasti Ayustine Delfiana Aura Efrida Desti Puspa Rahayu Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dinda Ayu Fauziyah Dinnanda Yussepina Wulansari Dinnanda Yussepina Wulansari Dona Indriastuti Dwiatama, Aprian Dyah Ayu Nurismawati Efrida, Delfiana Aura Eka Darma, Gita Cahya Faqih Radina Fetri Lestari Fetri Lestari Fida Surtiniyati Shofia Fitri Mellyna Cantika Fitrianti Darusman Frida Anggita Amalia G.C. Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Halim, Ainul Fatihah Hanifa Rahma Hanifa Rahma Hasna Syakira Fauziah Hilmi Fauzan Nurhakim Indah Ayu Lestari Indra T Maulana Indra Topik Maulana Iwo, Maria Immaculata Jahra Farhanuddin Lanny Mulqie Linda Nur'Aini Livia Syafnir Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Melati Sasabila Mentari Luthfika Dewi Mentari Luthfika Dewi Mira Nurseha Muhammad Taufik Septian Mulkiya, Kiki Nadya Lutfiah Nashita Rafawziya Nazela Constantia Hilyatul Aulia Neneng Alifia Nur Fauziah Nurrayyan Nurrayyan Nurrayyan, Nurrayyan Nurul Siti Aisyah Pedriantini Iqlima Subekti Putri, Clarisa Ananda Radina, Faqih Rafanisa Apriansah Rafika Susun Nursunda Raisha Az Zahra Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani, Ratih Ratri Putri Chairunnisa Restianti Mutiara Reyhan G Reza A K Rizki Anggara Permana Rizza F. Nurasyfa Robby Prayitno Saadiya Noerman Salsabilla Wijaya Salwa Fajriati Maulida Mudakir Sasanti Tarini Darijanto Sasanti Tarini Darijanto, Sasanti Tarini Setianty, Tia Nur Shelma Azhari Abdilla Sifa Tamhaz Siti Anggina Ismiyati Solihat Soewondo, Budi Prabowo Somantri, Sri Yulianingsih Sri P. Fitraningsih Sri Peni Fitrianingsih Sri Yulianingsih Somantri Syafira Nissa Fahira Syafnir, Livia Syifa Siti Fatimah Azzahro Tati Kurniati Taufik Muhammad Fakih Tri Suciati Vina Azzahra Siti Nurhedian Widad Aghnia Shalannandia Wijaya, Salsabilla Wulan Kartika Dewi Yasmin Ramadania Burhanudin Zainab Zahira Azzahra Zalfa Ainun Rozak