Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi Basis Permen Keras sebagai Model Penghantaran Sediaan Antifungi terhadap Candida albicans Dinda Ayu Fauziyah; Gita Cahya Eka Darma; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.367 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4325

Abstract

Abstract. One of the problems in consuming conventional tablets is the difficulty in swallowing. Hence it is necessary to develop a dosage form such as hard candy, which is easier to consume and accepted by all age groups. This study aims to determine the formulation of an excellent hard candy base that can be used to treat fungal infections around the mouth. Some hard candy bases are made from various sucrose and glucose syrup concentrations. The ratio of sucrose and glucose syrup used was 60:40 (F1), 65:35 (F2), 70:30 (F3), and 75:25 (F4). The results of the basis evaluation refer to SNI to SNI 3547.1 of 2008, the best base is the F3 base. Abstrak. Salah satu permasalahan dalam mengkonsumsi tablet konvensional adalah kesulitan saat menelan. Sehingga perlu dikembangkan sediaan seperti permen keras yang lebih mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah diterima oleh semua kelompok umur. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi basis permen keras yang baik dan dapat dijadikan sediaan untuk mengatasi infeksi fungi di sekitar mulut. Beberapa basis permen keras dibuat dengan variasi konsentrasi antara sukrosa dan sirup glukosa. Perbandingan sukrosa dan sirup glukosa yang digunakan adalah 60:40 (F1), 65:35 (F2), 70:30 (F3), dan 75:25 (F4). Hasil evaluasi basis yang merujuk pada SNI 3547.1 Tahun 2008, basis yang dipilih sebagai basis yang paling baik adalah basis F3.
Kajian Pengembangan Sistem Nanostructured Lipid Carrier (NLC) Untuk Penghantaran Agen Inhibitor Tirosinase Anindi Febrilia; Sani Ega Priani; Hanifa Rahma
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.378 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4390

Abstract

Abstract. Tyrosinase inhibitors is compounds that have anti-hyperpigmentation activity so it can be used for topical treatment. Stratum corneum as a skin protector from external stimuli makes it difficult for active substances to penetrate. Therefore, the development of preparation with Nanostructured Lipid Carrier (NLC) system was carried out to increase penetration and effectiveness of tyrosinase inhibitor agents to reach melanocyte cells. This study tries to investigate the formulation of NLC preparations contain tyrosinase inhibitor agents, as well as the effect of developing an NLC system on percutaneous penetration and therapeutic effectiveness of tyrosinase inhibitor agents. The study was conducted based on a Systematic Literature Review on articles from reputable databases that matched the inclusion and exclusion criteria. The results of study show that tyrosinase inhibitors have been developed into NLC preparations including kojic acid, deoxyarbutin, Ficus deltoidea extract, glabridin, hydroquinone, MHY908, piceatannol, and trans-resveratrol. The formulation of NLC preparations use solid lipids, liquid lipids and the addition of surfactants. The development of NLC system able to increase penetration of tyrosinase inhibitor agents it can see from increase the flux value or percent penetrated by 11.53-309.10%. The development of NLC system can increase effectiveness of tyrosinase inhibitor agents as anti-hyperpigmentation which is characterized by increase the L value, increase the % reduction in melanin, decrease the IC50 value, and increase the % tyrosinase inhibitory activity compared to the pure active substance or conventional preparations. Abstrak. Inhibitor tirosinase merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai anti hiperpigmentasi dapat digunakan untuk pengobatan topikal. Stratum korneum sebagai pelindung kulit dari rangsangan luar menyebabkan zat aktif sulit terpenetrasi. Maka dari itu dilakukan pengembangan sediaan dengan sistem Nanostructured Lipid Carrier (NLC) untuk meningkatkan penetrasi dan efektivitas dari agen inhibitor tirosinase untuk mencapai sel melanosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji formulasi sediaan NLC mengandung agen inhibitor tirosinase, serta pengaruh pengembangan sistem NLC terhadap penetrasi perkutan dan efektivitas terapi dari agen inhibitor tirosinase. Kajian dilakukan berbasis Systematic Literature Review terhadap artikel dari database bereputasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil kajian menunjukkan agen inhibitor tirosinase telah banyak dikembangkan menjadi sediaan NLC diantaranya asam kojat, deoxyarbutin, ekstrak Ficus deltoidea, glabridin, hidrokuinon, MHY908, piceatannol, dan trans-resveratrol. Formulasi sediaan NLC menggunakan lipid padat, lipid cair serta penambahan surfaktan. Pengembangan sistem NLC mampu meningkatkan penetrasi agen inhibitor tirosinase dilihat dari peningkatan nilai fluks atau persen terpenetrasi sebesar 11,53-309,10%. Pengembangan sistem NLC dapat meningkatkan efektivitas agen inhibitor tirosinase sebagai anti hiperpigmentasi ditandai dengan peningkatan nilai L, peningkatan % pegurangan melanin, penurunan nilai IC50, dan peningkatan % aktivitas penghambatan tirosinase dibandingkan zat aktif murni atau sediaan konvensional.
Perancangan Strategi Pemasaran Merek Kosmetik Emina dengan Pendekatan Design Thinking Melati Sasabila; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.643 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4423

Abstract

Abstract. Emina Cosmetics is one of the cosmetic brands from the company PT Paragon Technology and Innovation. With the increasingly fierce competition in the cosmetics industry, a marketing strategy is needed to attract consumers to use Emina Cosmetics products. This study aimed to determine the user persona, empathy board, marketing strategy, and their success through the design thinking method. Based on the research that has been done, it is found that the user persona of the cosmetic brand Emina is a female teenager aged 13-18 years with a middle-class socioeconomic and living in an urban area in Indonesia. The empathy map results show that consumers want skincare products at affordable prices and formulas suitable for their skin. The most appropriate and relevant marketing strategy design for the cosmetic brand Emina with a design thinking approach is to design a marketing campaign with the main message #BestBuddies, which is divided into three stages, namely the trigger stage, the experience stage, and the amplify stage. The design of this marketing strategy shows good results referring to the results of the interviews Abstrak. Emina Cosmetics merupakan salah satu merek kosmetik dari perusahaan PT Paragon Technology and Innovation. Dengan persaingan industri kosmetik yang semakin ketat, diperlukan strategi pemasaran yang mampu menarik konsumen untuk menggunakan produk Emina Cosmetics. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui user persona, empathy board, strategi pemasaran, dan keberhasilannya melalui metode design thinking. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan user persona merek kosmetik Emina adalah remaja wanita berusia 13-18 tahun dengan sosioekonomi kelas menengah dan tinggal di daerah urban di Indonesia. Hasil dari empathy map adalah konsumen menginginkan produk perawatan kulit dengan harga terjangkau dan mempunyai formula yang cocok di kulit mereka. Adapun rancangan strategi pemasaran yang paling tepat dan relevan untuk merek kosmetik Emina dengan pendekatan design thinking adalah merancang marketing campaign dengan pesan utama #BestBuddies yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap triggers, tahap experience, dan tahap amplify. Perancangan strategi pemasaran ini menunjukkan hasil yang baik merujuk pada hasil wawancara.
Uji Aktivitas Penghambatan Tirosinase Ekstrak Etanol Biji Buah Kupa (Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & L.M.Perry) dan Formulasinya dalam Bentuk Sediaan Essence Sheet Mask Rafanisa Apriansah; Ratih Aryani; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.348 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4478

Abstract

Abstract. Hyperpigmentation occurs due to the production of melanin in the body in excess, which is characterized by the presence of black or brown patches. In this study, a tyrosinase inhibitory activity was tested and an essence sheet mask was made from natural ingredients, namely the seeds of the kupa fruit. Kupa fruit seeds are known to contain flavonoid compounds which generally have tyrosinase inhibitory activity. The purpose of this study was to determine the tyrosinase inhibitory activity and to make an essence sheet mask formulation that meets pharmaceutical requirements. In this research, ethanol extract of kupa fruit seeds was made using 95% ethanol as solvent by maceration method. Then tested the tyrosinase inhibitory activity of the ethanol extract of the kupa fruit seeds and the formulation of the essence sheet mask preparation of the ethanol extract of the kupa fruit seeds. The results of the tyrosinase inhibitory activity test of the ethanol extract of kupa fruit seeds of 1,019.35 g/mL were categorized as very weak. The results of the essence sheet mask formulation using ethanol extract of kupa fruit seeds with a concentration variation of 1%; 3%; and 5% had good physical properties based on organoleptic testing, homogeneity, pH, viscosity, drying time and stability met the requirements. Abstrak. Hiperpigmentasi terjadi akibat produksi melanin pada tubuh dalam jumlah berlebih, yang ditandai dengan adanya bercak hitam atau coklat. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas penghambatan tirosinase dan dibuat sediaan essence sheet mask dari bahan alami yaitu biji buah kupa. Biji buah kupa diketahui mengandung senyawa flavonoid yang umumnya memiliki aktivitas penghambatan tirosinase. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui aktivitas penghambatan tirosinase dan membuat formulasi sediaan essence sheet mask yang memenuhi persyaratan farmasetika. Pada penelitian ini dibuat ekstrak etanol biji buah kupa menggunakan pelarut etanol 95% dengan metode maserasi. Kemudian dilakukan uji aktivitas penghambatan tirosinase ekstrak etanol biji buah kupa dan formulasi sediaan essence sheet mask ekstrak etanol biji buah kupa. Hasil dari uji aktivitas penghambatan tirosinase ekstrak etanol biji buah kupa sebesar 1.019,35 µg/mL termasuk kategori sangat lemah. Hasil dari formulasi sediaan essence sheet mask yang menggunakan ekstrak etanol biji buah kupa dengan variasi konsentrasi sebesar 1%; 3%; dan 5% memiliki sifat fisik yang baik berdasarkan pengujian organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, waktu sediaan mengering dan stabilitas memenuhi persyaratan.
Literature Review Formulasi Sediaan Masker Clay Antioksidan Dona Indriastuti; Mentari Luthfika Dewi; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.71 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4850

Abstract

Abstract. Skin is the outermost organ of the body that lines the human body. The skin has a bad effect if it is exposed to the sun for too long. Therefore, skincare is very necessary to keep the skin healthy, beautiful, and looks clean. One way is to use a face mask. Masks are one of the skincare cosmetics. The special characteristic of the mask preparation is that it is easy to use and clean. One of the most popular facial mask preparations is the clay-based wash-off type, which is often referred to as clay facial masks or by the market name "mud packs". Clay-based face masks have the effect of tightening the skin and cleansing the skin. The mask is applied to the face when it is wet, and it will dry by itself. Currently, the use of natural ingredients has been developed as a source of antioxidants in cosmetic preparations. Antioxidants are needed to minimize sun damage. Antioxidant compounds function to counteract free radicals (molecules or atoms whose chemical properties are very unstable) that damage skin tissue. These compounds work by binding to free radical atoms/molecules so that they become stable. The purpose of this literature review study is to determine the potential for antioxidant activity and the class of active compounds and their formulations in clay mask preparations through a literature search. Based on the literature study, the clay mask formulation design with the most optimum physical performance based on organoleptic, homogeneity, viscosity, pH, drying time is a preparation containing 25% kaolin concentration and 1% bentonite. Abstrak. Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia. Kulit meiliki efek buruk jika terkena sinar matahari terlalu lama. Oleh karena itu, perawatan kulit sangat diperlukan untuk memelihara agar kulit tetap sehat, indah dan terlihat bersih. Salah satu caranya adalah menggunakan masker wajah. Masker adalah salah satu kosmetik perawatan kulit. Karakteristik khusus dari sediaan masker adalah mudah digunakan dan dibersihkan. Salah satu yang sangat populer sediaan masker wajah adalah tipe wash-off dengan basis clay, yang sering disebut dengan clay facial masks atau dengan nama di pasaran adalah sediaan “mud packs”. Masker wajah berbahan dasar clay memiliki efek untuk mengencangkan kulit dan membersihkan kulit. Masker dioleskan ke wajah dalam keadaan basah, dan akan mengering dengan sendirinya. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika. Antioksidan diperlukan untuk meminimalkan kerusakan akibat sinar matahari. Senyawa antioksidan berfungsi menangkal radikal bebas (molekul atau atom yang sifat kimianya sangat tidak stabil) sehingga merusak jaringan kulit. Senyawa ini bekerja dengan cara mengikat atom/molekul radikal bebas, sehingga menjadi stabil. Adapun tujuan dalam penelitian literature review ini untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan dan golongan senyawa aktif serta formulasinya dalam sediaan masker clay melalui penulusuran pustaka. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan rancangan formulasi masker clay dengan performa fisik paling optimum berdasarkan organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, waktu mengering ialah sediaan yang mengandung konsentrasi kaolin 25% dan bentonit adalah 1%.
Kajian Pengembangan Sediaan Nanoemulsi Gel untuk Penghantaran Perkutan Agen Analgesik dan Antiinflamasi Sani Ega Priani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v8i2.184

Abstract

Obat-obat golongan antiinflamasi non steroid (AINS) banyak dikembangkan dalam bentuk sediaan topikal dengan tujuan untuk menurunkan efek samping sistemik dan memungkinkan aplikasi sediaan langsung pada jaringan target yang mengalami nyeri/inflamasi. Untuk membantu meningkatkan penetrasi perkutannya maka obat golongan AINS banyak dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sediaan nanoemulsi gel untuk penghantaran senyawa yang memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi dalam hal formulasi dan karakterisasi sediaan, juga kajian pengaruhnya terhadap penetrasi perkutan dan efek analgesik/antiinflamasi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dalam bentuk systematic literature review, dengan mengkaji jurnal yang diperoleh dari database bereputasi dan kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Dari   hasil  kajian   diketahui   bahwa senyawa agen analgesik/antiinflmasi dikembangkan menjadi sediaan nanoemulsi gel tipe minyak dalam air menggunakan minyak, surfaktan, kosurfaktan, dan gelling agent. Surfaktan yang paling banyak digunakan adalah kelompok Tween dan Cremophor yang merupakan surfaktan non-ionik hidrofilik (HLB>12). Kosurfaktan yang paling banyak digunakan adalah transcutol, PEG 400, etanol, dan propilenglikol. Gelling agent yang paling banyak digunakan adalah  Carbopol pada konsentrasi 0,5-1,5%.  Pengembangan sediaan nanoemulsi gel secara signifikan mampu meningkatkan penetrasi perkutan zat aktif yang ditandai dengan peningkatan nilai flux atau jumlah zat terpentrasi dibandingkan dengan sediaan gel konvensional. Pengembangan sediaan nanoemulsi gel juga terbukti mampu meningkatkan efek antiinflamasi terutama dilihat dari peningkatan nilai % inhibisi edema dibandingkan dengan sediaan gel/marketed/puredrug. Dapat disimpulkan bahwa formulasi nanoemulsi gel sesuai untuk diaplikasikan sebagai sistem penghantaran topikal senyawa dengan aktivitas analgesik/antiinflamasi.
KAJIAN PENGARUH PENGEMBANGAN SISTEM FITOSOM TERHADAP AKTIVITAS AGEN SITOTOKSIK HERBAL Sani Ega Priani
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v6i1.10891

Abstract

Prevalensi dan morbiditas penyakit kanker terus meningkat. Pencarian agen sitotoksik baru terus dilakukan termasuk yang berasal dari bahan alam. Pengembangan sistem penghantaran untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik banyak dilakukan seperti dengan pembentukan  fitosom,  salah satu sistem nanovesikular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengembangan bahan-banan herbal dengan sistem penghantaran fitosom dan juga mengetahui pengaruhnya terhadap aktivitas sitoksik dari senyawa bahan alam tersebut. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian literatur dari artikel yang berasal dari database bereputasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sesuai tujuan penelitian. Dari hasil kajian  diketahui bahwa sistem fitosom sudah banyak dikembangkan untuk penghantaran agen sitoksik herbal seperti pada ekstrak aloe vera, celastrol, curcumin, curcuminoid, diosgenin, icariin, genistein, lycopene, mytomicin, propolis, silibinin, sinigrin, dan thymoquinone. Fitosom diformulasikan dengan menggunakan fosfatidilkolin pada perbandingan fitokonstituen: fosfolipid yakni 1:(1-3), dengan atau tanpa penambahan kolesterol. Pengembangan sediaan fitosom terbukti mampu meningkatkan aktivitas sitotoksik bahan herbal baik berdasarkan pengujian in-vitro atau in-vivo. Pada pengujian in-vitro peningkatan aktivitas ditandai dengan penurunan nilai IC50 dengan tingkat penurunan yang bervariasi dalam rentang 1,7-11 kalinya. Ukuran partikel yang lebih kecil dengan struktur fosfolipid bilayer diketahui menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan aktivitas tersebut. Dari hasil kajian disimpulkan bahwa sistem fitosom potensial untuk mampu meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa herbal.        
Antibacterial Activity of Rosemary Oil Against Propionibacterium acnes and The Formulation into Nanoemulsion System Sani Ega Priani; Rizza F. Nurasyfa; G.C. Eka Darma; Sri P. Fitraningsih; Livia Syafnir; Robby Prayitno
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v10i1.35770

Abstract

Acne is an inflammatory condition of the pilosebaceous unit that can occur due to infection ofPropionibacterium acnes. Rosemary essential oil contains various active compounds that haveantibacterial activity. Nanoemulsions have been developed as a delivery system to the pilosebaceousunit. This study aimed to determine the antibacterial activity of rosemary oil against P. acnes anddevelop it into a nanoemulsion system. The antibacterial activity was conducted by the agar diffusionmethod. Rosemary oil contains 1,8-cineole as the main active compound and has antibacterial activityagainst P. acnes with an inhibitory zone of 11.315±0.069 mm at a concentration of 4%. Rosemaryoil was successfully developed into a nanoemulsion system using Tween 80 as a surfactant and acombination of ethanol and PEG 400 as a co-surfactant. The rosemary nanoemulsion has a clearphysical appearance with an average globule size of 33.50±0.01 nm and a PDI value of 0.45±0.03. Thepreparation has good physical stability based on centrifugation, heating cooling, and freeze-thaw tests.The study shows that rosemary oil has antibacterial activity against P. acnes and has been successfullydeveloped into nanoemulsion preparations with good characteristics and physical stability. Keywords: Acne vulgaris, Nanoemulsion, Propionibacterium acnes, Rosemary oil.
Formulasi dan Karakterisasi Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Esomeprazol Magnesium Trihidrat Fitrianti Darusman; Aprian Dwiatama; Sani Ega Priani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.10-20.2023

Abstract

Esomeprazol magnesium trihidrat merupakan obat golongan proton pump inhibitor (PPI) yang dapat digunakan dalam pengobatan tukak lambung dengan menghambat sekresi asam lambung. Namun esomeprazol dikategorikan ke dalam BCS kelas 2 dengan kelarutan yang buruk dalam air sehingga dapat berdampak pada kemampuan disolusi dan bioavailabilitasnya. SNEDDS umum digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat lipoflilik dimana SNEDDS merupakan campuran zat aktif, minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan yang akan membentuk nanoemulsi minyak dalam air secara spontan ketika kontak dengan fase cair dengan agitasi yang ringan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui formula SNEDDS esomeprazol magnesium trihidrat yang paling baik serta mengetahui karakteristiknya. SNEDDS diformulasikan menggunakan fase minyak berupa VCO, surfaktan berupa tween 80, dan ko-surfaktan berupa PEG 400. Sediaan SNEDDS dilakukan evaluasi berupa persen transmitan, dispersibilitas, robustness, stabilitas termodinamika, indeks bias, ukuran globul, PDI, zeta potensial, dan uji disolusi. Hasil menunjukkan bahwa SNEDDS esomeprazol magnesium trihidrat dengan rasio minyak:Smix 1:6 dan perbandingan Smix 2:1 mampu membentuk nanoemulsi secara spontan dan stabil berdasarkan uji stabilitas termodinamika, dihasilkan rata-rata ukuran globul 78,03 nm, nilai PDI 0,667, nilai zeta potensial -14,57 mV, dan dapat meningkatkan kecepatan disolusi yang lebih baik dibandingkan bentuk murninya.
Formulasi Nanosuspensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Manis dengan Metode Bottom-Up Sani Ega Priani; Sri Peni Fitrianingsih; Livia Syafnir; Faqih Radina
Majalah Farmasetika Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i4.46592

Abstract

Kayu manis memiliki berbagai aktivitas farmakologi salah satunya adalah aktivitas sitotoksik. Beberapa penelitian menunjukkan nanosuspensi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik bahan aktif.  Nanosuspensi adalah sistem dispersi koloidal mengandung partikel obat dengan ukuran <1µm yang distabilkan oleh molekul surfaktan dan atau polimer. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi formula nanosuspensi ekstrak etanol kulit batang kayu manis menggunakan metode bottom up dengan variasi jenis surfaktan/polimer sebagai bahan penstabil. Kulit batang kayu manis diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi. Ekstrak dikembangkan menjadi sediaan nanosuspensi dengan teknik antisolvent precipitation menggunakan variasi bahan penstabil yakni tween 80, natrium lauril sulfat, polivinil alkohol (PVA), dan polivinil pirolidon (PVP). Berdasarkan hasil optimasi formula, diketahui bahwa sediaan nanosuspensi mengandung ekstrak kulit batang kayu manis 0,5% menggunakan bahan penstabil PVA 2% memiliki karakteristik fisik paling sesuai,  yang ditandai dengan penampilan  yang jernih, tanpa endapan, nilai persen transmitan 79,57±0,13 %, ukuran partikel 589±17 nm serta nilai PDI 0,50 ± 0,01. Nanosuspensi kayu manis menggunakan PVA 2% sebagai penstabil memiliki karakteristik yang paling optimum.
Co-Authors Ainul Fatihah Halim Aisyah Nurul Fitri Aisyah, Nurul Siti Almirah Azis Amila Gadri Anan Suparman Anan Suparman Anan Suparnan Anindi Febrilia Annisa Khansa Pratiwi Aprian Dwiatama Arini Gania Shapira Aulia Fikri Hidayat Clarisa Ananda Putri Putri Darijanto, Sasanti Tarini Debby Prihasti Ayustine Delfiana Aura Efrida Desti Puspa Rahayu Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dinda Ayu Fauziyah Dinnanda Yussepina Wulansari Dinnanda Yussepina Wulansari Dona Indriastuti Dwiatama, Aprian Dyah Ayu Nurismawati Eka Darma, Gita Cahya Faqih Radina Fetri Lestari Fetri Lestari Fida Surtiniyati Shofia Fitri Mellyna Cantika Fitrianti Darusman Frida Anggita Amalia G.C. Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Halim, Ainul Fatihah Hanifa Rahma Hanifa Rahma Hasna Syakira Fauziah Hilmi Fauzan Nurhakim Indah Ayu Lestari Indra T Maulana Indra Topik Maulana Iwo, Maria Immaculata Jahra Farhanuddin Lanny Mulqie Linda Nur'Aini Livia Syafnir Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Melati Sasabila Mentari Luthfika Dewi Mentari Luthfika Dewi Mira Nurseha Muhammad Taufik Septian Mulkiya, Kiki Nadya Lutfiah Nashita Rafawziya Nazela Constantia Hilyatul Aulia Neneng Alifia Nur Fauziah Nurrayyan Nurrayyan Nurrayyan, Nurrayyan Nurul Siti Aisyah Pedriantini Iqlima Subekti Putri, Clarisa Ananda Radina, Faqih Rafanisa Apriansah Rafika Susun Nursunda Raisha Az Zahra Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani Ratih Aryani, Ratih Ratri Putri Chairunnisa Restianti Mutiara Reyhan G Reza A K Rizki Anggara Permana Rizza F. Nurasyfa Robby Prayitno Saadiya Noerman Salsabilla Wijaya Salwa Fajriati Maulida Mudakir Sasanti Tarini Darijanto Sasanti Tarini Darijanto, Sasanti Tarini Setianty, Tia Nur Shelma Azhari Abdilla Sifa Tamhaz Siti Anggina Ismiyati Solihat Soewondo, Budi Prabowo Somantri, Sri Yulianingsih Sri P. Fitraningsih Sri Peni Fitrianingsih Sri Yulianingsih Somantri Syafira Nissa Fahira Syafnir, Livia Syifa Siti Fatimah Azzahro Tati Kurniati Taufik Muhammad Fakih Tri Suciati Vina Azzahra Siti Nurhedian Widad Aghnia Shalannandia Wijaya, Salsabilla Wulan Kartika Dewi Yasmin Ramadania Burhanudin Zainab Zahira Azzahra Zalfa Ainun Rozak