Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius. Stunting adalah salah satu masalah kesehatan gizi kronis pada anak, selama masa awal pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi yang diberikan dalam waktu lama dan tidak sesuai dengan kecukupan gizi yang dibutuhkan. Stunting terjadi dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan akan muncul saat anak berusia 2 tahun. Kader posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam mendeteksi dini risiko stunting. Metodel pada kegiatan penyegaran kader melalui edukasi dan pelatihan antropometri bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran status gizi balita. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan pendekatan edukasi interaktif dan pelatihan keterampilan praktis terkait pencatatan, pelaporan, dan pengukuran antropometri. Penilaian pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan, dengan Peserta kegiatan adalah kader posyandu dari wilayah binaan dengan jumlah total 18 orang. Hasil dari kegiatan ini, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan kader setelah diberikan edukasi dan pelatihan, disertai keterampilan yang lebih baik dalam melakukan pengukuran antropometri. Hal ini menunjukkan efektivitas penyegaran kader dalam mendukung upaya pencegahan stunting. Penyegaran kader posyandu melalui edukasi dan pelatihan antropometri terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader. Kegiatan ini direkomendasikan dilakukan secara berkelanjutan delngan dukungan lintas sektor.