Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Kecambah Kacang Hijau (Tauge) Dengan Media Pasir Sungai Untuk Masyarakat Dusun Banopo, Kabupaten Timor Tengah Utara Emilia Juliyanti Bria; Yuni Sine; Risna Erni Yati Adu; Hermina Manlea; Dicky Frengky Hanas; Lukas Pardosi; Elisabeth Korbafo
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 6 No 3 (2022): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v6i3.606

Abstract

The people of Dusun Banopo mostly work as farmers who produce a variety of agricultural products. One of the products produced is mung beans. The yield of bean sprouts is very good and plentiful, however the utilization of this product is still very low, especially in supporting family health and increasing family income. Most of the produce is sold immediately and a quarter of the harvested are usually left at home to be cooked with corn. Mung bean seeds can be germinated into bean sprouts which have a higher nutritional content and can be used as marketed products. This service activity was well received by the community, especially the women from the Women Farmers Group. This group gains knowledge and skills in making bean sprouts with media that can be taken from the surrounding environment. Besides being able to be used as a nutritious vegetable in improving family health, it can also marketed to increase family income.
Karakteristik Buah dan Biji Lontar (Borassus Flabelifer L.) Ite Morina Yostianti Tnunay; Dicky Frengky Hanas; Meri Helsiana Mata
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol 6 No 1 (2023): BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/bioedusains.v6i1.5443

Abstract

The purpose of this study was to provide the data about character of lontar fruit and seeds in Kefamenanu City, North Central Timor Regency. This research was conducted from August to September 2022 using exploration and sample collection methods than contnued with characterization of fruit and seed. The results showed that the lontar fruit and seed in Kefamenanu can be characterized using the characteristics of the diameter of the base of the petals, the diameter of the tip of the petals, the length of the inner petals, the length of the outer petals, the width of the inner petals, the width of the outer petals, the number of petals, color. petals, edges of petals, petal shape, weight of petals, weight of fruit with petals, weight of fruit without petals, fruit diameter, fruit length, fruit circumference, fruit skin color, fruit shape, fruit skin surface, fruit tip and base surface, base color and fruit tip, seed weight, seed length, seed width, seed diameter, endosperm diameter, seed coat thickness, endosperm length, and endoperm color. In conclusion, there are 31 qualitative and quantitative characters that have been used to characterize lontar fruit and seed in Kefamenanu City. Keywords: Fruit and Seed Characters, Lontar
Pelatihan Pembuatan Preparat Segar Bagi Guru Biologi Sekolah Menengah Atas Welsiliana Welsiliana; Gede Arya Wiguna; Florian Mayesti Prima Remba Makin; Ite Morina Yostianti Tnunay; Lukas Pardosi; Dicky Frengky Hanas
Society : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 3 (2023): Mei
Publisher : Edumedia Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55824/jpm.v2i3.276

Abstract

Learning media is anything that can be used to convey messages or information in the teaching and learning process so that it can stimulate students' attention and interest in learning. One of the media in biology learning is preparation. Preparations are preparations in the form of organs, tissues, cells, and or bodies of organisms that are preserved or fresh so as to provide convenience for studying, observing, or researching. The purpose of this service activity is to provide training to make fresh preparations for high school biology teachers. The results of this activity include presentation of material on preparations, training on making fresh preparations, and observing fresh preparations that have been made under a microscope. This activity provides new and practical experiences for biology teachers and increases knowledge and enthusiasm for doing simple practicals
Ethnobotany of natural dyes of futus woven fabrics used by Dawan Tribe in North Central Timor Regency Emilia Juliyanti Bria; Polikarpia Wilhelmina Bani; Dicky Frengky Hanas; Elinora Naikteas Bano; Yofrida Tefa
Jurnal Biologi Udayana Vol 27 No 1 (2023): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2023.v27.i01.p10

Abstract

Futus merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Suku Dawan merujuk pada kain tenun yang dihasilkan dengan teknik ikat yang diaplikasikan dalam proses pewarnaan benang. Kain tenun ini merupakan salah satu kearifan lokal turun temurun di Suku Dawan Kabupaten Timor Tengah Utara. Proses pewarnaan adalah tahap penting dalam proses pengolahan kain tenun tersebut yang menggunakan tumbuhan sebagai zat pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jenis tumbuhan pewarna alami kain tenun ikat, organ tumbuhan yang digunakan dan bagaimana proses pengolahannya. Metode wawancara semi-terstruktur digunakan dalam diskusi kelompok terarah pada 38 responden yang merupakan pengrajin tenun. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat 17 spesies dari 12 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pewarna kain tenun ikat masyarakat suku Dawan di Kabupaten Timor Tengah Utara. Kunyit (Curcuma longa L.) adalah tumbuhan yang paling banyak digunakan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai bahan pewarna yaitu daun, diikuti rimpang, akar, kulit batang, buah dan biji. Pengolahan tumbuhan menjadi pewarna kain tenun ikat terdiri atas dua cara yakni direbus dan tanpa perebusan yang masing-masing menghasilkan warna berbeda dengan campuran fiksatif yang berbeda pula.
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN BOKASI PADA KELOMPOK TANI DI DESA NAPAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Ite Morina Yostianti Tnunay; Dicky Frengky Hanas; Meri Helsiana Mata; Ebenhaiser Liunokas
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.56-59.2022

Abstract

Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir penggunaan pupuk anorganik yang sulit dijangkau dan pada pembutannya petani dapat memanfaatkan limbah rumah tangga serta bahan hijauan di sekitar. Pupuk organik berperan sebagi peningkat unsur hara tanah dan penstimulan pertumbuhan tanaman, memperbaiki struktur dan porositas tanah, dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah yang menguntungkan. Pengetahuan tentang pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan bokasi sebagai pupuk organik ramah lingkungan perlu dimiliki dan diterapkan oleh petani di Desa Napan Kabupaten Timor Tengah Utara. Selain itu, pemanfaatan kotoran hewan dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu diberikan edukasi kepada petani tentang pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan sebagai bahan baku pembuatan POC dan bokasi serta cara pembuatan dan penggunaan POC dan bokasi pada tanaman. Bentuk Kegiatan Pengabdian yang dilakukan adalah edukasi tentang pemanfaatan limbah, praktek pembuatan serta cara aplikasi POC dan bokasi pada tanaman. Hasil dari kegiatan ini adalah petani mendapat pemahaman tentang pemanfaatan limbah, cara membuat POC dan bokasi, serta cara mengaplikasikan pupuk organik yang sudah dibuat. Kata kunci: Napan, POC dan bokasi, pupuk organik ABSTRACT The use of organic fertilizers is one of the efforts to minimize the use of inorganic fertilizers that are difficult to reach and in its manufacture farmers can utilize household waste and forage materials around them. Organic fertilizers act as an increase in soil nutrients and plant growth stimulants, improve soil structure and porosity, and stimulate the growth of beneficial soil microorganisms. Knowledge about the manufacture of Liquid Organic Fertilizer (POC) and bokasi as environmentally friendly organic fertilizer needs to be owned and applied by farmers in Napan Village, North Central Timor Regency. In addition, the use of animal waste can prevent environmental pollution. Therefore, it is necessary to provide education to farmers about the use of agricultural and livestock waste as raw materials for making POC and bokasi and how to make and use POC and bokasi. The form of service activities carried out is education about the use of waste, manufacturing practices and how to apply POC and bokasi to plants. The result of this activity is that farmers can understanding about the use of waste, how to make POC and bokasi, and how to apply organic fertilizers that have been made. Keywords: organic fertilizer, POC and bokasi, Napan
Etnozoologi Vertebrata Masyarakat Desa Be’nus Kabupaten Timor Tengah Utara Dicky Frengky Hanas; Julia Edeltrudis Koa; Anna Theresya Taboy; Stanislaus Sila
Journal Science of Biodiversity Vol 3 No 2: Oktober 2022
Publisher : Program Studi Biologi, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jsb/vol3i2pp89-94

Abstract

Masyarakat Desa Be’nus memiliki pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan sumber daya hewani dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk pemanfaatan kelompok hewan vertebrata oleh masyarakat Desa Be’nus dengan menggunakan metode eksplorasi dan wawancara terhadap responden yang nerupakan tetua adat dan tokoh masyarakat. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menjabarkan jenis-jenis hewan vertebrata dan bentuk-bentuk pemanfaatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Be’nus mempunyai pengetahuan lokal dalam pemanfaatan sumber daya hewan yang meliputi pemanfaatan sebagai bahan pangan dan ternak, sarana ritual adat, hewan peliharaan serta pemanfaatan sebagai obat tradisional. Pengetahuan etnozoologi vertebrata dalam ritual adat dan obat tradisional merupakan bagian dari warisan pengetahuan lokal masyarakat Desa Be’nus.
Pelatihan Pengembangan Mikroskop Digital sebagai Media Pembelajaran di SMAN 3 Kefamenanu Gede Arya Wiguna; Kamaluddin Kamaluddin; Florian Mayesti Prima R Makin; Welsiliana Welsiliana; Dicky Frengky Hanas; Dira Asri Paramita
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i4.1980

Abstract

A microscope is a very important tool in learning biology. The preparation media cannot be used optimally if it is not supported by a microscope. Technological developments have succeeded in changing ordinary light microscopes into digital ones. Adding a camera to a microscope and installing software on a computer becomes an effective and efficient biology learning medium. This activity aims to provide training to teachers and students regarding the development of digital microscopes as learning media at SMAN 3 Kefamenanu. The methods used in this service activity include lectures, direct observation practice and group discussions. The results obtained from this activity are that teachers and students gain knowledge about digital microscopes and preparations, are able to operate digital microscopes and make fresh preparations independently. The evaluation results showed that 85% of participants were very satisfied with the service activities that had been carried out. Training on developing digital microscopes as a learning medium at SMAN 3 Kefamenanu can have a positive influence. Teachers and students are greatly helped in practicum-based biology learning activities. Practical activities can take place effectively and efficiently. Apart from that, teachers and students also gain knowledge and experience regarding digital microscopes, operating digital microscopes, calibration, and making fresh preparations.  
MORFOMETRI BUNGA DAN POTENSI PENGEMBANGAN UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DI PULAU TIMOR Hanas, Dicky Frengky
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 6 No 2 (2023): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v6i2.415

Abstract

Suweg merupakan tumbuhan genus Amorphophallus yang termasuk dalam kekayaan keanekaragaman hayati tanaman berbunga dan berumbi dengan kekhasannya yang terletak pada fase hidup dan juga keunikan bentuk, warna dan ukuran bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi bunga dan potensi umbi suweg. Eksplorasi dan pengamatan langsung dilakukan untuk mendeskripsikan morfologi dan morfometri bunga serta wawancara dan telaah pustaka untuk mengetahui pemanfaataan dan potensi umbi suweg. Bunga suweg yang ditemukan didominasi campuran warna hijau kekuningan, kuning dan ungu kecoklatan. Memiliki tinggi ±20 cm dari permukaan tanah dengan diameter kemekaran bunga ±25 cm. Bagian-bagian bunga secara langsung dapat diamati dengan jelas yang menjadi kekhasan kelompok tanaman ini yaitu spadix/appendix, spathe dan alat kelamin bunga. Kelompok tanaman yang menghasilkan umbi ini diketahui memiliki banyak manfaat sehingga sangat berpotensi untuk dapat dikembangkan. Umbi suweg sangat direkomendasikan sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat pengganti beras. Dalam industri pengolahan pangan, tepung umbi suweg memiliki sifat fisik dan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan aneka olahan pangan. Di Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Timor, umbi suweg belum mendapat perhatian dan pengelolaan yang baik dalam hal sumber pangan maupun dalam sistem pertanian.
Perlakuan Sakarifikasi Fisik, Stratifikasi Suhu, H2SO4, dan Giberelin terhadap Pematahan Dormansi dan Perkecambahan Biji Lontar (Borassus flabillifer L.) Tnunay, Ite Morina Yostianti; Hanas, Dicky Frengky; Mata, Meri Helsiana
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 7 No 1 (2024): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v7i1.586

Abstract

Lontar termasuk anggota tumbuhan palem-paleman multi fungsi karena hampir seluruh bagiannya telah diketahui dapat dimanfaatkan. Bagi beberapa kelompok etnis masyarakat, tumbuhan ini tergolong sangat penting berdasarkan indeks kepentingan budaya, walaupun begitu pemanfaatan lontar masih mengandalkan tumbuhan yang tumbuh secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang efektif terhadap perkecambahan biji lontar. Metode uji perkecambahan menggunakan perlakuan sakarifikasi, stratifikasi suhu, H2SO4 dan giberelin dengan tiga taraf uji pada setiap perlakuan, menggunakan biji lontar matang fisiologis dengan berat 70-170 g. Perlakuan sakarifikasi meliputi pengurangan sabut benih dengan metode pengamplasan, pembuatan goresan dengan cutter sepanjang punggung benih dan pembuatan goresan di sekitar titik tumbuh benih. Pemberian perlakuan stratifikasi suhu dilakukan dengan merendam benih pada suhu kamar 25°C, 50°C, dan 75°C selama 24 jam dan kemudian dibiarkan dingin. Perendaman benih dengan H2SO4 dilakukan pada tiga konsentrasi berbeda yaitu 25%, 50%, dan 75% selama masing-masing 10 menit. Perendamana dengan giberelin menggunakan tiga konsentrasi yakni 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm selama 24 jam. Jumlah biji lontar yang berkecambah bervariasi pada tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji lontar mulai berkecambah pada hari kedua setelah tanam. Presentase perkecambahan tertinggi terdapat pada perlakuan sakarifikasi yakni 32-36%. Sedangkan presentase tertinggi biji yang berkecambah dengan normal terdapat pada perlakuan sakarifikasi yang dilakukan pada sekitar titik tumbuh dan juga pada perlakuan giberelin 100 ppm masing-masing sebesar 24%.
Pembuatan Signboard sebagai Media Edukasi Keanekaragaman Hayati Tumbuhan bagi Masyarakat Pengunjung Hutan Wisata Alam Oeluan, Kefamenanu, NTT Hanas, Dicky Frengky; Tnunay, Ite Morina Yostianti; Mata, Meri Helsiana
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jabdimas.v6i1.14333

Abstract

Hutan wisata alam Oeluan merupakan bagian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan juga sebagai tempat wisata. Kawasan ini memiliki keanekaragaman tumbuhan yang dapat dijadikan laboratorium alam bagi pengunjung dalam mengenal keanekaragaman hayati tumbuhan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu mendata jenis tumbuhan serta membuat dan memasang papan nama tumbuhan (signboard) sebagai sumber informasi keanekaragaman hayati tumbuhan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu eksplorasi, identifikasi dan sosialisasi. Tahapan pelaksanaan diawali dengan inventarisasi dan identifikasi nama jenis, pembuatan dan pemasangan papan nama tumbuhan serta melakukan evaluasi persepsi pengunjung. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 22 jenis tumbuhan di sekitar area jelajah hutan wisata alam Oeluan yang dikelompokkan dalam 19 genus dan 14 famili. Evaluasi kegiatan menunjukkan 90,32% pengunjung berpendapat bahwa pemasangan papan nama tumbuhan dapat memberikan informasi terkait jenis tumbuhan sehingga dapat digunakan sebagai media edukasi tentang keanekaragaman hayati tumbuhan. Hasil Kegiatan ini diharapkan dapat menunjang fungsi hutan wisata alam Oeluan sebagai kawasan konservasi dan wisata khusunya wisata edukasi.