Claim Missing Document
Check
Articles

PERBEDAAN KARAKTERISTIK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) CABUT DURI DALAM KEMASAN BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN BEKU Meiriza, Yulisa; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.735 KB)

Abstract

Pengemasan terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku dapat mempertahankan kualitas lebih lama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama penyimpanan beku dengan perlakuan perbedaan kemasan terhadap perubahan kualitas terutama tekstur ikan bandeng cabut duri berdasarkan nilai uji drip loss, PLG dan organoleptik. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola Faktorial. Perlakuan yang diterapkan terhadap pengemasan ikan bandeng cabut duri beku vakum dan non vakum masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah drip loss, PLG dan organoleptik. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemasan ikan bandeng cabut duri yang dibekukan dengan kemasan vakum dan kemasan non vakum selama penyimpanan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai PLG, drip loss dan organoleptik. Hasil uji kualitas terhadap penyimpanan beku selama 2 bulan mendapatkan rata-rata nilai pada uji PLG kemasan non vakum 7,827% dan vakum 8,513%. Sedangkan drip loss kemasan non vakum 7,567% dan vakum 6,813% dan nilai organoleptik kemasan non vakum sebesar 7,676 dan vakum sebesar 7,790. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada kemasan vakum terhadap ikan bandeng cabut duri selama penyimpanan beku. Packaging to boneless milkfish during frozen storage can extent shelf-life. The purpose of this study was to know the effect of frozen storage time with different packaging treatment to the quality changes on texture of boneless milkfish by drip loss test value, PLG and organoleptic. The research method used was an experimental laboratory with experimental design Completely Randomized Design (CRD) with Factorial pattern. The different treatment was applied to the packaging of frozen milkfish boneless i.e. vacuum and non vacuum in triplicates. All Parameters measured were drip loss, PLG and organoleptic. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the vacuum packaging and non vacuum packaging of frozen milkfish boneless during storage no significantly affect (p<0.05) to the value of drip loss, PLG and organoleptic. The results on the quality of frozen storage for 2 months showed that the average value of the test PLG for non vacuum packaging and vacuum were 7.827% and 8.513%. respectively. Meanwhile drip loss non-vacuum packaging 7.567% and vacuum 6.813%, and non-vacuum packaging organoleptic value of 7.676 and a vacuum of 7.790. The research showed that vacuum packaging was tbe best treatment for milkfish boneless during storage.
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SURIMI IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) Wicaksana, Faya Charla; Agustini, Tri Winarni; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.787 KB)

Abstract

Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar di Indonesia yang jumlahnya melimpah dan berpotensi untuk diolah menjadi surimi dan produk olahan berbasis surimi. Kandungan lemak yang cukup tinggi pada ikan patin menyebabkan kekuatan gel pada ikan tersebut menjadi rendah. Bahan pengikat merupakan bahan bukan daging yang ditambahkan ke dalam adonan dan mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan mengemulsikan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengikat (binding agent) egg white powder (EWP) dan isolat protein kedelai (IPK) terhadap karakteristik fisik (kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih) dari surimi ikan Patin. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara surimi tanpa penambahan bahan pengikat (kontrol), surimi dengan penambahan EWP 3% dan surimi dengan penambahan IPK 16%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengikat yang berbeda memberikan perbedaan yang nyata (P<0,5) terhadap kekuatan gel, kenampakan, uji lipat, uji gigit dan derajat putih. Nilai kekuatan gel, uji lipat dan uji gigit tertinggi pada surimi ikan patin dengan penambahan IPK yaitu berturut-turut sebesar 4570,51 g.cm; 8,02 dan 7,84.  Nilai derajat putih dan kenampakan tertinggi pada surimi dengan penambahan EWP yaitu sebesar 71,55% dan 8,1. Penambahan bahan pengikat yang menghasilkan karateristik fisik yang paling baik adalah pada surimi dengan penambahan IPK 16%. Catfish (Pangasius hypophthalmus) is one of the freshwater fish commodities in Indonesia which is abundant and  potential to be processed to surimi and surimi-based products. High fat of catfish caused low in gel strength of product resulted. Binder is not a meat ingredient added to the mix and have the ability to water bind and fat emulsified. The purpose of this study was to determine the effect of binder (binding agent) egg white powder (EWP) and isolate soybean protein (ISP) on physical characteristics (gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness) of Catfish surimi. The study was conducted by comparing the surimi without the adition of binding agent (control), surimi with the adition of EWP 3% and surimi with the adition of ISP 16%. The results of different binding agent addition gave significant different (P<0.5) on the gel strength, appearance, folding test, cutting test and whiteness. The highest value of gel strength, folding test and cutting test on catfish surimi with the addition of ISP were 4570.51 g.cm; 8.02 and 7.84, respectively. The highest of whiteness values and appearance on surimi with the addition of EWP  were 71.55% and 8.1. The addition of binding agent that produces the best  physical characteristics was surimi with addition of ISP 16%.
PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP OKSIDASI LEMAK FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SEGAR SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Putri, Adinda Gadis Sukmawijaya; Agustini, Tri Winarni; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.396 KB)

Abstract

Fillet adalah salah satu produk perikanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Kandungan asam lemak tak jenuhmya mudah mengalami proses oksidasi lemak, maka diperlukan cara pengawetan fillet ikan segar yang aman bagi masyarakat yaitu dengan pemanfaatan bahan alami menggunakan Lidah Buaya (Aloe vera). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak Lidah Buaya dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat oksidasi lemak pada fillet ikan Bandeng. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fillet ikan Bandeng dan Lidah Buaya. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Split Plot in Time dengan sub plot adalah konsentrasi ekstrak Lidah Buaya  (0 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm) dan main plot adalah lama penyimpanan (pengamatan hari ke-0, 3, 6, dan 9). Data nilai organoleptik dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis. Data angka peroksida, nilai TBA, dan pH dianalisis menggunakan uji ANOVA dan Uji Berbeda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian pendahuluan didapatkan nilai antioksidan IC50 Lidah Buaya adalah 13,08 ppm. Hasil penelitian utama didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak Lidah Buaya dan semakin lama penyimpanan maka semakin meningkat nilai PV, TBA, dan pH. Pada konsentrasi 20 ppm dan 25 ppm proses oksidasi berjalan lebih lambat karena nilai PV, TBA, dan pH lebih rendah dibanding konsentrasi 0 ppm dan 15 ppm. Nilai organoleptik fillet ikan bandeng dengan konsentrasi 20 ppm dan 25 ppm masih dibawah batas penerimaan sampai hari ke-9 penyimpanan. Interaksi antara konsentrasi ekstrak Lidah Buaya yang berbeda dengan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai PV, nilai TBA, dan organoleptik (kenampakan, bau, dan tekstur). Konsentrasi 20 ppm merupakan konsentrasi terbaik ekstrak Lidah Buaya dalam menghambat oksidasi lemak berdasarkan nilai PV, TBA, pH dan nilai organoleptik. Fish fillet is one of fishery products which has nature of easily damaged. The content of unsaturated fatty acids of fish fillet susceptible to lipid oxidation, so it is necessary to preserve fresh fish fillets are safe for consumer by using natural substance such as Aloe Vera. The aim of this research was to find out the effects of Aloe Vera extract with different concentrations to inhibiting lipid oxidation process in fillet of milkfish. The material used in this research was the fillet of milkfish and Aloe Vera extract. The method used was a randomized block design (RBD) pattern Split Plot in Time with sub plot was Aloe Vera extract concentration (0 ppm. 15 ppm. 20 ppm. and 25 ppm) and main plot was the storage time (observation days 0. 3. 6, and 9).  The organoleptic data was analysed by using Kruskall-Wallis. The data of PV, TBA and pH were analysed by using ANOVA and Honestly Significant Different (HSD). The result of primary research showed that the Aloe vera antioxidant IC50 was 13.08 ppm. The result of main research showed that the higher concentrations of Aloe Vera extract and the longer storage time caused increase value of PV. TBA. and pH. At concentrations 20 ppm and 25 ppm the rate of oxidation process slower compared to that of 0 ppm and 15 ppm. Organoleptic value of milkfish fillet with a concentration of 20 ppm and 25 ppm is still below the limit of acceptance until the 9 days of storage. Interaction between different concentrations of extracts of Aloe Vera extract and storage time gare significant effect (P<0.05) on the value of PV. TBA and organoleptic (appearance, odour, and texture).  Concentration of 25 ppm was considered as the best concentration of Aloe Vera extract to inhibit lipid oxidation based on the value of PV. TBA. pH and organoleptic.
KAJIAN POTENSI EKSTRAK ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Marfuah, Isnaini; Dewi, Eko Nurcahya; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.931 KB)

Abstract

C. racemosa merupakan salah satu jenis makroalga yang berpotensi sebagai antibakteri. Senyawa bioaktif pada anggur laut C. racemosa seperti senyawa tannin, fenol, flavonoid, alkaloid berpotensi sebagai senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung pada anggur laut dan pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kasar anggur laut terhadap zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter pengujian pada penelitian ini meliputi uji fitokimia kuantitatif yang dilakukan pada ketiga jenis ektrak anggur laut pelarut etanol, etil asetat, dan n-hexane. Pengujian zona hambat anggur laut menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, dan 15% dengan tiga kali ulangan. Data diameter zona hambat dianalisis menggunakan uji ANOVA dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji fitokimia kuantitatif terbaik didapatkan pada senyawa tannin ekstrak kasar etanol anggur laut yaitu sebesar 5,65%, fenol 5,30%, flavonoid 1,70%, alkaloid 0,20%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol anggur laut merupakan ekstrak terbaik. Pengujian zona hambat antibakteri ekstrak anggur laut terhadap bakteri E. coli didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 15% 6,95±0,28 mm dan terendah pada konsentrasi 5% 3,53±0,28 mm. Pada bakteri S. aureus didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 15% 9,00±0,25 mm dan terendah pada konsentrasi 5% 6,92±0,21 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak anggur laut memberikan pengaruh terhadap diameter zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRODUK PETIS DARI CAIRAN SISA PENGUKUSAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) PRESTO Isnaeni, Ahmad Nur; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.216 KB)

Abstract

Limbah cair dari proses pembuatan bandeng presto dapat digunakan untuk membuat petis. Penambahan tepung yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas produk petis berdasarkan analisa kimiawi dan sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan bahan pengisi terhadap kualitas kimia dan sensori petis serta untuk mengetahui potensi masing-masing tepung sebagai bahan pengisi petis. Materi penelitian berupa cairan sisa rebusan bandeng. Metode yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan perbedaan bahan pengisi. Parameter uji yang diamati adalah uji sensori, kadar asam glutamat, dan uji proksimat (kadar protein, lemak, air, karbohidrat dan abu). Hasil penelitian menunjukkan nilai uji sensori secara umum terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Kadar asam glutamat tertinggi pada terigu 4,09 ± 0,56; kadar protein tertinggi pada terigu 23,60 ± 2,73; kadar lemak tertinggi pada terigu 5,39 ± 1,70; kadar air terendah pada terigu 33,49 ± 0,61; kadar karbohidrat terendah pada terigu 34,99 ± 3,63; dan kadar abu tertinggi pada terigu 2,52 ± 0,17. Perbedaan bahan pengisi mempengaruhi kualitas petis dan penambahan terigu menghasilkan kualitas petis terbaik dalam hal nutrisi dan penerimaan konsumen. Liquid waste from milkfish presto can be used to produced petis. The addition of different flour can affect the qualityof petis, among others, based on chemical and sensory analysis. This study aims to determine the influence of difference flour to the chemical and sensory quality of petis and to determine the potential of each flour as filler of petis. The study material in the form is the waste water of stew milkfish. The methods used is an experimental laboratories by using Randomized Block Design with 3 different treatment of adding material. The test parameter were observe sensory test, glutamic acid content, and proximate analysis (protein, fat, carbohydrat, moisture, ash content). The results of sensory test showed that differences in fillers generally give a significant influence (P < 0,05). The highest of glutamic acid content is 4,09 ± 0,56 in wheat flour; the highest protein content is 23,60 ± 2,73 in wheat flour; the highest fat content is 5,39 ± 1,70 in wheat flour; the lowers moisture content is 33,49 ± 0,61 in wheat flour; the lowers carbohydrates content is 34,99 ± 3,63 in wheat flour; and the highest ash content is 2,52 ± 0,17 in wheat flour. Differences of the filler affect the quality of petis and the addition of flour produces the best quality of petis in nutrition and consumer acceptance.
KAJIAN EFEK ANTIOKSIDAN ASAP CAIR TERHADAP OKSIDASI LEMAK IKAN PINDANG LAYANG (Decapterus sp.) SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Fauziah, Nidaul; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.704 KB)

Abstract

Ikan pindang layang digemari masyarakat namun memiliki daya simpan yang pendek. Salah satu penyebab pendeknya daya simpan ikan pindang yaitu oksidasi lemak. Asap cair dapat ditambahkan pada produk ini sebagai alternatif untuk mengurangi oksidasi lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan asap cair pada ikan pindang layang selama penyimpanan suhu ruang terhadap oksidasi lemak. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan pindang layang utuh dari Sentra Pengasapan Wonosari, Demak; asap cair dan aquadest. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental field dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola terbagi oleh waktu ”Split Plot in Time”. Faktor konsentrasi asap cair (0% dan 3% ) sebagai sub plot dan lama penyimpanan (hari ke-0, 2, 4 dan 6) sebagai main plot. Data hasil penelitian kadar air, kadar fenol, kadar lemak, angka peroksida dan TBA dianalisis menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar lemak, kadar fenol, angka peroksida dan TBA, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar air. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai kadar air antara 48,02%–69,26%; nilai kadar fenol antara 2818ppm–9984ppm; kadar lemak 8%–23,47%; angka peroksida antara 1,60ml Eq/kg–9,93ml Eq/kg dan TBA 3,64mg malonaldehid/kg–7,84mg malonaldehid/kg. Berdasarkan hasil uji pada parameter angka peroksida dan TBA diketahui bahwa penambahan asap cair dapat menghambat oksidasi lemak pada pindang layang. Penghambatan oksidasi lemak efektif hingga hari ke-2 dengan percepatan kenaikan angka peroksida pindang dengan asap cair yakni 0,20 dan tanpa asap cair yakni 1,62 sedangkan TBA pada pindang dengan asap cair yakni 1,20 dan tanpa asap cair yakni 1,78.    Boiled fish mackerel scad are favored  by people but its has short storage period. One cause of damage factor is the oxidation of lipid. Liquid smoke can added to the product as an alternative method to inhibit oxidation of lipid. This research was aimed to observe the effect of liquid smoke addition on boiled fish mackerel scad in room storage to oxidation of lipid. The material used were boiled fish mackerel scad from Smoking Sentra Wonosari, Demak; liquid smoke and aquadest. The method used in the research was experimental field using Split Plot in Time Design. The factors consists of liquid smoke concentration (0% and 3%) as sub plot and length of storage (0, 2, 4 and 6) as main plot. Data of research water content, phenol content, fat content, peroxide value and TBA were analyzed using ANOVA. The results obtained that liquid smoke gives significant effect (P<0,05) on phenol content, fat content, peroxide value and TBA, but no significant effect on the value of water content. Based on the results, water content between  48,02%–69,26%; phenol content between 2818 ppm–9984 ppm; fat content 8%–23,47%; peroxide value 1,60ml Eq/kg–9,93ml Eq/kg and TBA 3,64mg Malonaldehid/kg–7,84mg Malonaldehid/kg. Based on the results peroxide value and TBA, the addition of liquid smoke can inhibit the oxidation of lipid in boiled fish mackerel scad. Inhibit the oxidation effective until 2 days with accelerated peroxide value boiled fish with liquid smoke was 0.20 and without liquid smoke was 1.62 and TBA with liquid smoke was 1.20 and without liqud smoke was 1.78.   
EFEKTIVITAS DAUN TEH (Camellia sinensis) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Fauzi, Arif; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.876 KB)

Abstract

Fillet rentan mengalami penurunan kualitas, kandungan asam lemak tidak jenuh bandeng mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Upaya menghambat oksidasi dengan penggunaan antioksidan. Teh mengandung salah satu senyawa polifenol yaitu katekin yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dari umur daun teh sebagai antioksidan di dalam menghambat laju oksidasi pada fillet ikan bandeng dan pengaruh perendaman fillet ikan bandeng dalam larutan daun teh selama penyimpanan dingin. Metode penelitian adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3×4 dengan 3 kali ulangan yang tersusun atas 2 faktor. Faktor A terdiri dari 3 taraf konsentrasi yaitu kontrol, 5% daun teh muda dan 5% daun teh tua. Faktor B terdiri dari 4 taraf lama penyimpanan dingin hari ke-0, 2, 4 dan 6. Parameter uji meliputi PV, TBA, FFA, pH dan organoleptik. Data parametrik dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) dan beda nyata jujur (BNJ). Data non parametrik dianalisa dengan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara fillet ikan bandeng perlakuan konsentrasi daun teh dan lama penyimpanan dingin memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai PV, TBA, FFA, pH dan organoleptik. Fillet ikan bandeng dengan perlakuan perendaman kosentrasi 5% larutan daun teh tua memiliki kemampuan yang lebih efektif sebagai antioksidan dalam menghambat laju oksidasi. Perlakuan perendaman pada konsentrasi 5% daun teh muda dan tua mampu mempertahankan kualitas fillet ikan bandeng hingga hari ke-6 penyimpanan dingin.
PENGARUH PERBEDAAN JENIS VISCERA IKAN SEBAGAI BAHAN BAKU DAN PENAMBAHAN ENZIM TRIPSIN TERHADAP MUTU KECAP IKAN Permanasari, Intan Ayu; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.104 KB)

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil fermentasi yang dibuat dari ikan rucah maupun limbah ikan dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan. Perbedaan penggunaan bahan baku pada pembuatan kecap ikan dari ikan air laut dan ikan air tawar telah dilaporkan memberikan perbedaan terhadap komposisi kimia dan mutu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis viscera sebagai bahan baku pada pembuatan kecap ikan dengan penggunaan garam (NaCl) 25% dan penambahan enzim tripsin 0,3% selama fermentasi 1,5 bulan terhadap mutu kimiawi dan sensori produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis viscera ikan sebagai bahan baku pada proses fermentasi kecap ikan dengan kadar garam 25% selama 1,5 bulan, dengan penambahan enzim tripsin 0,3% menyebabkan nilai TVBN dan nilai TMA produk lebih rendah secara nyata, dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan enzim, tetapi tidak mempengaruhi nilai amonia produk. Terdapat interaksi antara perlakuan perbedaan bahan baku dan perlakuan penambahan enzim tripsin terhadap nilai warna produk. Kecap ikan dengan bahan baku viscera ikan Lele dengan penambahan enzim tripsin 0,3% komposisi kimianya berupa nilai TVBN (33,03 mgN/100ml), nilai TMA (6,07 mgN/100ml) dan nilai Amonia (18,31 mgN/100ml) sudah memenuhi kriteria mutu kecap ikan komersial dari Taiwan Grade II. Produk tersebut disukai oleh panelis dengan nilai 6,43. Fish sauce is the product of fermentation from trash fish or fish viscera and it is usually used as condiment. The different type of raw material in the production of fish sauce of sea water fish and freshwater fish has been reported to give the significant difference to the chemical compounds and the quality of  product. This study aimed to determine the effect of different types of viscera as a raw material in the production of fish sauce with salt (NaCl) 25% and the addition of 0.3% trypsin enzyme during fermentation of 1,5 months toward the sensory quality and chemical compounds. The results showed that different type of fish viscera as raw materials in fish sauce fermentation processing with salt content of 25% during 1,5 months,  with the addition of trypsin enzyme 0,3%  causes TVBN and TMA value of the product  lower significantly, compared with the treatment without the addition of enzyme, but did not affect to the ammonia value. There was interaction between the different treatment of the raw materials and the addition of the trypsin enzyme to the color value. Fish sauce using freshwater catfish viscera with the addition of 0,3% trypsin enzymes resulted chemical composition mainly TVBN (33,03 mgN/100ml), TMA (6,07 mgN/100ml) and ammonia values (18,31 mgN/100ml) already meet the standard of the commercial fish sauce Thaiwan Grade II. The products were preferred by the panelists with a score of 6,43.
PENGARUH PENAMBAHAN ASAP CAIR REDESTILASI TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Widyaningsih, Nur; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.103 KB)

Abstract

Bakso ikan sangat digemari masyarakat Indonesia, namun mempunyai umur simpan relative pendek, sehingga perlu dilakukan usaha untuk memperpanjang umur simpan pada suhu ruang. Hal ini dilakukan dengan pemanfaatan asap cair redestilasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh asap cair terhadap mutu bakso ikan lele selama penyimpanan pada suhu ruang. Ikan lele yang digunakan diperoleh dari kolam dengan berat rata-rata 850 gram. Asap cair  redestilasi yang digunakan adalah asap cair tempurung kelapa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan perlakuan konsentrasi asap cair redestilasi (0 dan 5%) dan lama penyimpanan suhu ruang (jam ke-0, ke-12, ke-24, ke-36) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asap cair redestilasi pada bakso ikan lele dan selama penyimpanan suhu ruang memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap nilai log TPC, pH, dan kadar air. Nilai Log bakso ikan lele yang direndam asap cair redestilasi pada jam ke-0, 12, 24, dan 36 yaitu 2,03±0,21; 3,17±0,19; 4,33±0,10; 5,75±0,08, sedangkan bakso ikan tanpa asap cair yaitu 2,59±0,29; 3,76±0,11; 5,07±0,12; 6,31±0,26. Nilai pH bakso ikan yaitu 6,67±0,20; 6,33±0,09; 5,76±0,20; 5,08±0,07, sedangkan bakso ikan tanpa asap cair yaitu 6,98±0,15; 6,50±0,10; 6,00±0,19; 5,54±0,07. Nilai kadar air bakso ikan yaitu 62,03±0,21; 63,18±0,18; 64,36±0,16; 65,73±0,08, sedangkan bakso ikan tanpa asap cair yaitu 62,59±0,29; 63,73±0,11; 65,07±0,12; 66,30±0,26. Umur simpan bakso yang direndam asap cair redestilasi jam ke-24 masih diterima, sedangkan tanpa direndam asap cair redestilasi diterima sampai 12 jam. Penambahan asap air redestilasi pada bakso ikan lele mampu meningkatkan umur simpan pada suhu ruang.
MIKROENKAPSULASI Spirulina platensis DENGAN MENGGUNAKAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS KADAR FIKOSIANIN Fasusari, Cindy; Darmanto, YS; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spirulina platensis (S. platensis) is a blue-green microalgae (blue green algae). S.platensis has long been consumed as a food and a natural source of blue dye. The content ofblue pigment (phycocyanin) reached 20% of the dry weight. This research aims to determinewhether there is any effect of the addition of chitosan as enkapsulan at microencapsulationprocess of S. platensis on stability phycocyanin levels. The material used in this research is Spirulina platensis powder obtained from BPAPJepara. Enkapsulan materials used chitosan powder and solvent is 2% acetic acid obtainedfrom CV. Chemmix Pratama Bantul. The main parameters in this research were phycocyaninlevels, solved solids levels, and water content, while supporters are characterizing CapsulesS. platensis.Experimental design used in the preliminary research was Completely RandomizedDesign, while in the main study used a Group Randomized Design with a split plot in time,in which the plot is various types of samples S. platensis dry with 3 level while sub plot isthe treatment of storage time, the before storage time, second days, fourth day, sixth days ,and eighth days. Each treatment was repeated three times .Data factors were analyzed usinganalysis of variance. To find the difference between treatments was tested with test dataHonestly Significant Difference (HSD).The results showed that the addition of different chitosan concentration on Spirulinaplatensis at microencapsulation exert a highly significant (p <0.01) in phycocyanin levels,levels of dissolved solids, and water content. Best quality Spirulina platensis shown inaddition to the value of 5% chitosan content of 4.80% phycocyanin. While the bestphycocyanin levels found in samples after storage B (5%). In the SEM image results,Spirulina platensis which microencapsulation with chitosan has a more rounded structure andcompact compared to Spirulina without coating material.
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Agustin, Dhita Widya Dyah Ahmad Nur Isnaeni Amalia Rahmi Puspasari Amanda Rahmawaty Amelia Ayu Permatasari AMGT Sekar Briani Annisa Fadhilah P apri dwi anggo apri dwi anggo ARIF FAUZI Arifin Heraedi Arlina Hidayati Azizah Nuraini Beybidanin, Atrasya Rahwita Cindy Fasusari Delia Arsi Diova Desya Anjani Hardjata Dwicahyani, Tiara Dyah Ayu Purnamasari Egidya Safitri Eka Handayani Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Faya Charla Wicaksana Febriana Putri Rahardiyanti Ferika Kristianawati Fina Aprelya Nur Fajri Fronthea Swastawati Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Herbudhi Cahyo Nugroho Hervitri Ratna Sakanti Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Indra Aristyan Intan Ayu Permanasari Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Marfuah, Isnaini Mela Maini Mukti Nur Hamidah Nidaul Fauziah Novita Nur Wahyuni Novitasari, Dhea Pradhika Nugroho, Happy Is Prastika Anadia Putri Putra Aldi Pramudya Putri Islami Putut Har Riyadi Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Retno Ayu Kurniasih Rica Rahmayati Riski Gustiarti Romadhon Romadhon Saela Rohmah Saga Gerlaping Negari Saiful Huda Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Susianti Susianti Syah, Dio Rachman Tika Novia Anggraini Titi Surti Tri Winarni Agustini Ulfah Amalia Widayanti Widayanti Widyaningsih, Nur y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulisa Meiriza, Yulisa Yusuf Satria Pratama Zusuf Adi Putra