Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PERBEDAAN KADAR GARAM TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGIS TERASI REBON (Acetes sp.) Aristyan, Indra; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.954 KB)

Abstract

Proses pembuatan terasi yang dilakukan oleh pengolah ikan ataupun dalam penelitian terasi di Indonesia masih menggunakan prosentase garam yang berbeda-beda, berkisar antara 2% – 20%, bahkan ada yang tidak menggunakan garam sama sekali. Konsentrasi garam yang terlalu sedikit dikhawatirkan akan membuat terasi mudah tercemar bakteri pathogen dan bermutu kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar garam yang berbeda (2%, 8,5%, dan 15%) terhadap mutu terasi rebon secara organoleptik dan mikrobiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata terhadap nilai organoleptik dan jumlah koloni bakteri terasi rebon. Semakin tinggi kadar garam semakin tinggi nilai kenampakan dan tekstur, tetapi semakin rendah nilai Aw, Total koloni bakteri S. aureus dan jumlah koloni bakteri Halofilik. Hasil pengujian E. coli, Salmonella, V. cholera, menunjukkan hasil negatif. Produk terasi yang terbaik yaitu produk yang ditambah garam 15% dengan nilai organoleptik rata-rata 8,1 tetapi cemaran mikrobanya tidak memenuhi syarat SNI. The process of making shrimp paste which is done by fish processors or in some researches in Indonesia is still using different percentages of salt, ranging between 2% to 20%, even without salt. The concentration of small amount of salt in shrimp paste could easy to be contaminated by pathogenic bacteria and has the poor quality. The purpose of this research was to know the influence of different percentages of salt (2%, 8.5%, 15%) toward sensory and microbiological quality of shrimp paste. The results showed that the using of different percentages of salt in making shrimp paste made of mysids caused a significant influence toward sensory and the total colonies of halophilic bacteria of shrimp paste. The higher the salt percentage the higher the value of appearance and the texture, but the lower the Aw value, total colonies of S. aureus bacteria and total colonies of Halophilic bacteria. Total colonies of E. coli, Salmonella, V. cholera bacteria, showed the negative result. The best quality of shrimp paste product was the product that was added by 15% salt which has the average sensory value 8,1 but the number of bacteria did not meet the requirement of SNI. 
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KALSIUM TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK RAMBAK TAPIOKA Syah, Dio Rachman; Sumardianto, Sumardianto; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.832 KB)

Abstract

Kerupuk rambak tapioka merupakan produk yang dapat diperkaya gizinya dengan penambahan tepung tulang ikan sebagai sumber kalsium dan fosfor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan tepung kalsium tulang ikan bandeng dengan konsentrasi yang berbeda dalam pembuatan kerupuk rambak dan mengetahui kualitas fisik, kima dan hedonik kerupuk dengan substitusi tepung kalsium tulang ikan bandeng. Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan yang terdiri dari kerupuk tanpa penambahan tepung kalsium tulang ikan bandeng (A), tepung kalsium tulang Ikan bandeng 10% (B), tepung kalsium tulang ikan bandeng 15% (C) dan tepung kalsium tulang ikan bandeng 20% (D) yang dilakukan tiga kali pengulangan. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji lanjut MannWhitney. Apabila terdapat perbedaan nyata (p<0,05) data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut, uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian uji hedonik terhadap kerupuk dengan penambahan tepung kalsium tulang ikan dengan konsentrasi berbeda secara umum telah memenuhi syarat SNI yaitu minimal 7. Penambahan tepung kalsium tulang ikan bandeng pada kerupuk rambak memberikan peningkatan kadar kalsium tertinggi yaitu dengan tepung tulang ikan bandeng 20% (D) sebesar 5,62%, sedangkan kadar kalsium pada kerupuk rambak tanpa penambahan tepung tulang ikan (A) sebesar 0,03%. Kerupuk rambak tanpa penambahan tepung kalsium tulang ikan bandeng memiliki nilai kerenyahan 951,84 gf, nilai kemekaran 69,13%, kadar fosfor 0,01% , kadar air 16,07% , kadar abu 3,17%  dan kadar protein 3,11% sedangkan kerupuk rambak dengan penambahan tepung kalsium tulang ikan bandeng 20% (D) memiliki kerenyahan 632,51 gf ,kemekaran 51,76 gf, kadar fosfor 3,57% , kadar air 11,83% , kadar abu 13,26%  dan kadar protein 2,29%.
Aktivitas Antibakteri dari Beberapa Tingkatan Mutu Terasi Udang Rebon Romadhon Romadhon; Laras Rianingsih; Apri Dwi Anggo
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.876 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21263

Abstract

Terasi merupakan produk fermentasi ikan atau udang berbentuk pasta padat yang diolah secara tradisional. Bakteri asam laktat dapat diisolasi dari produk terasi dan menghasilkan senyawa antibakteri yaitu bakteriosin. Bakteriosin sebagai pengawet makanan memiliki kelebihan antara lain: dapat mengalami degradasi oleh enzim proteolitik dalam pencernaan manusia sehingga tidak membahayakan untuk kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi kimia dan aktivitas antibakteri bakteriosin asam laktat yang diisolasi dari bebrapa tingkatan mutu terasi rebon. Analisis menggunakan terasi grade 1, grade 2, grade 3, yang ditentukan oleh perbandingan rebon dan bahan tambahan pada proses pembuatannya. Hasil isolasi bakteri asam laktat diperoleh 549 isolat sedangkan isolat BAL yang menghasilkan bakteriosin diperoleh 18 isolat. Bakteriosin dari BAL yang diisolasi dari terasi dapat menghambat ketiga jenis bakteri patogen dan pembusuk yaitu Eschericia coli, Vibrio parahaemiliticus, dan Staphylococcus aureus. Bakteriosin dari isolat BAL yang dapat menghambat bakteri patogen dan pembusuk  yang terbaik yaitu terasi grade 1. Kualitas terasi terbaik pada grade 1 dengan kadar protein 42,78±1,28a, lemak 5,33±0,53a, asam glutamat.40,50±0,06a.
Karakteristik Fisikokimia Kalsium dari Tulang Nila (Oreochromis Niloticus) dengan Perendaman Belimbing Wuluh Ima Wijayanti; Laras Rianingsih; Ulfah Amalia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.662 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23089

Abstract

Kandungan asam yang tinggi pada belimbing wuluh diduga dapat menjadi alternatif pengganti asampada proses ekstraksi kalsium. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh konsentrasi dan lamaperendaman terhadap karakteristik kimia dan fisika kalsium dari tulang ikan nila. Penelitian menggunakanrancangan faktorial dengan faktor konsentrasi blimbing wuluh (40%, 60% dan 80%) dan lama perendaman(24 jam dan 48 jam). Parameter uji yang digunakan terdiri dari analisis kadar kalsium, ukuran partikel,kadar air, protein, lemak, abu dan SEM. Interaksi konsentrasi dan lama perendaman berpengaruh nyataterhadap kadar kalsium, ukuran partikel, rendemen, kadar abu namun tidak berpengaruh nyata pada kadarair, protein dan lemak. Perlakuan terbaik dengan kadar kalsium yang memenuhi standar dengan ukuranpartikel yang relative kecil adalah konsentrasi 40% dengan lama perendaman 48 jam.
Change of Fatty Acids Compositions (Omega 3, 6, 9) from Milkfish (Chanos chanos Forsk) Bekasam Fermented with Different Carbohydrates Sources Saga Gerlaping Negari; Eko Nurcahya Dewi; Laras Rianingsih
Journal Omni-Akuatika Vol 14, No 3 (2018): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.526 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2018.14.3.494

Abstract

Bekasam is one of fermentation products made from Milkfish (Chanos chanos Forsk). The aim of this study was to determine the effect of different sources of carbohydrates on fermented waste to fatty acid composition. The method used was experimental laboratories using Completely Randomized Design. The treatment applied was the use of different carbohydrate sources of rice, brown sugar and garlic in the milkfish bekasam production using 3 repetitions. The data were analyzed using Analysis of Variance and continued by Honestly Significant Difference test if there was any effect on the treatment given. The results showed that the difference of carbohydrate sources during fermentation process could affect the composition of fatty acids. Lactic acid bacteria use carbohydrate sources as energy to grow and then hydrolyze fat into fatty acids. The best result was bekasam with the sources of carbohydrate of rice with total value of Lactic Acid Bacteria 7,888 log cfu/g, Total Volatile Base Nitrogen value 34,796 mgN/100ml, lipid content 0,055% and the highest fatty acids compositions. The results of the study showed that the use of different sources of carbohydrate on bekasam had significant effect (P<5%) on the fatty acid composition on bekasam.
Aplikasi Antioksidan dari Ekstrak Lamun (Cymodocea rotundata) pada Minyak Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Amalia Rahmi Puspasari; Eko Nurcahya Dewi; Laras Rianingsih
agriTECH Vol 37, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.5 KB) | DOI: 10.22146/agritech.25324

Abstract

Cymodocea rotundata is a seagrass, has a potential antioxidant capacity due to have flavonoid and phenolic compounds that could prevent free radicals. This research aimed was to determine the effect of different concentrations of seagrass extracts on the value of free fatty acids (FFA), peroxide value (PV), and thiobarbituric acid (TBA) during storage at room temperature. The material used in this study was swordfish which were processed into fish oil. The research was conduct through laboratory experiments using a completely randomized design (CRD) which to evaluate the effect of seagrass extract concentrations (0%, 0.1%, 0.2%, and 0.3%) and storage time (days 0 and 5) on the oil quality. The results showed FFA values ranged from 0 to 27.477%, PV value between 0 to 46.737 mEq/kg, and TBA values ranged from 3.310 to 8.731 malonaldehyde. Based on the results of the study showed that the interaction between seagrass C. rotundata extract concentration and storage time was significantly (p < 0.05) influence the value of FFA, PV, and TBA. ABSTRAKCymodocea rotundata adalah spesies lamun yang mengandung senyawa flavonoid dan fenolik sehingga diharapkan mampu mencegah terjadinya oksidasi lemak melalui penghambatan pembentukan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek konsentrasi ekstrak lamun yang berbeda terhadap nilai free fatty acid (FFA), peroxide value (PV), dan thiobarbituric acid (TBA) selama penyimpanan suhu ruang. Materi yang dipergunakan adalah ikan tongkol dengan kisaran panjang 40 ± 1 cm dan berat sekitar 1 kg/ekor yang diolah menjadi minyak ikan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak lamun (0%; 0,1%; 0,2%; dan 0,3%) dan lama penyimpanan (hari ke-0 dan hari ke-5) pada suhu ruang terhadap kualitas minyak ikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai FFA berkisar antara 0-27,477%, nilai PV berkisar antara 0-46,737 mEq/kg, dan nilai TBA berkisar antara 3,310-8,731 malonaldehid. Studi ini menunjukkan interaksi antara konsentrasi ekstrak lamun dan waktu penyimpanan sangat berpengaruh (p < 0,05) terhadap nilai FFA, PV, dan TBA.
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM KARAGENAN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI ANTIBAKTERI (The Characteristic of Carrageenan Edible Film with the Addition of Garlic (Allium sativum) as Antibacterial) Tika Novia Anggraini; Tri Winarni Agustini; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 14, No 1 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.331 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.14.1.70-76

Abstract

Edible film merupakan suatu lapisan tipis yang dapat melindungi bahan pangan untuk menjaga kualitas produk. Bawang putih mengandung senyawa allin yang merupakan senyawa antibakteri jika ditambahkan pada edible film karagenan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bawang putih sebagai antibakteri dan karakteristik edible film karagenan. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratories dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan parameter uji konsentrasi ekstrak bawang putih yang berbeda. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak bawang putih berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri dan karakteristik edible film karagenan. Hasil yang diperoleh dari perlakuan penambahan 7,5% ekstrak bawang putih sebagai antibakteri dapat dilihat zona hambatnya terhadap bakteri S. aureus sebesar: 3,00±0,100  mm dan bakteri E. coli: 2,18±0,07 mm sedangkan nilai karakteristik ketebalan: 0,17±0,003 mm, laju transmisi uap air: 6,49±0,42 g/m2/jam, kuat tarik: 13,88±0,29 MPa, persen pemanjangan: 14,75±0,09%. Kesimpulan menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bawang putih pada edible film karagenan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas antibakteri dan karakteristik edible film karagenan. Edible film is a thin layer which able to protect the food and keep its quality.Garlic contains Allin compound which worked as antibacterial if added into carrageenan edible film. This study aimed to determine the effect of garlic extract addition as antibacterial and the characteristic of carrageenan edible film. The method was experimental laboratories with Completely Randomized Design with different concentration of garlic extract as the testing parameters. Data were analyzed using ANOVA then tested using Honestly Significance Difference (HSD) to determine the significance value of the sample. The result showed that the garlic extract was significant difference toward the antibacterial activities and the characteristic of carrageenan edible film. The result obtained from 7.5% garlic extract addition as antibacterial was the inhibition zone against S. aureus and E. coli of 3.00±0.100 mm and 2.18±0.07 mm; respectively. The other parameters such as thickness 0.17±0.003 mm, the water vapor transmission rate 6.49±0.42 g/m2/hour, the tensile strength 13.88±0.29 MPa, and the percent elongation 14.75±0.09%. The result indicated that the addition of garlic extract was significant difference (P<0,05) toward the antibacterial activities and characteristic of carrageenan edible film.
PENAMBAHAN ENZIM YANG BERBEDA PADA PENGOLAHAN KECAP IKAN DARI ISI RONGGA PERUT IKAN MANYUNG (The Addition of Different Enzymes to the Processing of Fish Sauce Made from the Viscera of Marine Catfish (Arius thalassinus) to the Product Quality) Ferika Kristianawati; Ratna Ibrahim; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 9, No 2 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.16 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.9.2.24-32

Abstract

Kecap ikan merupakan produk bahan makanan hasil olahan melalui proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan dan garam. Proses pengolahan kecap ikan secara tradisional memerlukan waktu yang lama dan kadar garam yang tinggi. Fermentasi kecap ikan dapat dipercepat dengan penambahan enzim proteolitik dan pengurangan kadar garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan enzim yang berbeda pada pengolahan kecap dari isi rongga perut ikan Manyung dengan penggunaan konsentrasi garam 20% selama fermentasi 45 hari terhadap mutu sensori dan kimiawi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis enzim yang berbeda (tripsin dan pepsin) dalam pengolahan kecap ikan dari isi rongga perut ikan Manyung menyebabkan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas enzim, warna, prosentase rendemen serta nilai hedonik produknya. Penggunaan enzim tripsin dan pepsin meningkatkan nilai aktivitas enzim, prosentase rendemen dan nilai hedonik produknya secara nyata, tetapi menurunkan nilai pH. Penambahan enzim tripsin 0.3% (b/b) pada pengolahan kecap ikan dari isi rongga perut ikan Manyung dengan lama fermentasi 45 hari menghasilkan produk kecap ikan dengan kriteria pH 5.48 (sudah memenuhi kriteria mutu kecap ikan komersial dari Thailand), aktivitas enzim (0.84 µmol ml-1), prosentase rendemen (48.54), warna produk kuning kecoklatan dan nilai hedonik 6.97 (disukai panelis). Kata kunci: Kecap ikan; isi rongga perut ikan manyung; tipsin; pepsin; mutu Fish sauce is a product made from fish or fish waste and salt processed by a fermentation method traditionally, processing of fish sauce requires a long time and high level of salt. Fermentation process of fish sauce can be accelerated by the addition of proteolityc enzymes and reduction in salt level. This research aims to determine the effect of using different types of enzymes in the processing of fish sauce made from viscera of Marine Catfish and salt concentration of 20% during 45 days fermentation to the sensory and chemical quality of the product. The results showed that using of different types of enzymes trypsin and pepsin with the concentration of 0.3% in the processing of fish sauce caused the yield, hedonic and enzyme activity values of the product increased significantly, but pH value was lower. The addition of trypsin enzyme of 0.3% (w/w) and 20% of salt in the processing of fish sauce made from viscera of Marine Catfish fermented for 45 days, produced the best product quality which had characteristic pH value of 5.48 that was meet the pH values offish sauce of SNI and TISI, enzyme activity value of 0.84 µmol ml-1, hedonic value of 6.97 (prefered by panelist), brownish-yellow in colour and yield of 48.54%.   Key words: Fish sauce; viscera of marine catfish; trypsin; pepsin; quality
KARAKTER KIMIA KECAP IKAN DARI VISCERA IKAN MANYUNG (Arius sp.) YANG DIFERMENTASI DENGAN KADAR GARAM YANG BERBEDA Chemical characteristic of fish sauce from sea cat fish (Arius sp.) viscera fermented with different salt concentration Laras Rianingsih; Ratna Ibrahim; Apri Dwi Anggo
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.445 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.115-119

Abstract

 Salah satu kelemahan dari fermentasi tradisional adalah waktu fermentasi yang lama, untuk produk kecap ikan memerlukan waktu berbulan-bulan atau bahkan mencapai 2 tahun. Untuk menanggulangi masalah diatas dilakukan penelitian dengan menurunkan kadar garam untuk mempercepat proses hidrolisis protein pada produksi kecap ikan. Pengaruh dari perbedaan garam (15%, 20% dan 25% b/b) pada karakteristik kimia (total nitrogen, TVB, TMA dan amoniak) kecap ikan yang dibuat dari viscera Ikan Manyung (Arius sp.) diamati setelah 45 hari fermentasi. Produk kecap ikan dari viscera Ikan Manyung (Arius sp.) mengandung total N yang lebih rendah, TVBN, TMA dan ammonia dengan bertambahnya garam. Hasil terbaik adalah pada perlakuan kadar garam 20% karena telah mampu memenuhi standar kecap ikan dari Codex Allimentarius pada parameter total N, serta kadar TVBN, TMA dan amoniak yang relatif rendah. Kata kunci: Kecap ikan; viscera ikan manyung, garam, karakter kimia  ABSTRACT One of the drawbacks of traditional fermentation is a relatively long incubation. To overcome the problem above can be done by decreased levels of salt to accelerate hydrolysis in fish sauce production. The effect of different concentration salt (15%, 20% and 25% w/w )on the chemical characteristic(total nitrogen, TVB, TMA, dan ammonia) in fish sauce made from cat fish (Arius sp.) viscera were monitored after 45 days fermentation period. Fish sauce product from cat fish (Arius sp.) viccera contain lower total nitrogen, TVBN, TMA, ammonia with the increasing of salt. The best result was in the 20 % salt addition that could meet the Codex Allimentarius standard in total nitrogen content, and the value of TVB, TMA and ammonia was relative low compared to the other treatment. Keywords: Fish sauce, cat fish viscera, salt, chemical characteristic
The Effect of Different Concentrations Addition of Cooked Rice as Carbohydrates Sources and Brown Sugars to the Quality “Bekasam” made of Red Tilapia (Oreochromis niloticus) Azizah Nuraini; Ratna Ibrahim; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 10, No 1 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.047 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.10.1.19-25

Abstract

Bekasam is a product of fermentation of fish with an additional source of carbohydrates that have a taste salty and sour is typical, generally use freshwater fish. Processing bekasam in Kalimantan some use additional sugar as a source of carbohydrates. Data about the quality of the source with the use of carbohydrate bekasam rice already published. However, it has not yet obtained the data quality carbohydrate sources that use bekasam rice added brown sugar. The study aims to determine the effect of the different concentration of rice carbohydrate source and the addition of brown sugar in processing Red Tilapia fish bekasam during 7 days fermentation at room temperature on product quality in terms of its chemical and hedonic. The addition of rice carbohydrates sources 40% (b b-1) in the manufacture of Red Tilapia fish bekasam lowers the pH of the product, the value of TVBN, but increase total lactic acid, total sugars and amino acids lysine products, either without the addition of brown sugar or brown sugar with the addition of 3%. The addition of brown sugar 3% (b b-1) causes the levels of total lactic acid, total sugars and amino acids lysine and hedonik higher values compared to the product without the addition of brown sugar on the addition of carbohydrate source rice 35% or 40%. There is the interaction between carbohydrate source concentration differences of treatment of rice and sugar concentration differences of treatment with respect to the value of pH, total lactic acid, and amino acids lysine. The product is the best bekasam bekasam made rice a carbohydrate source with the addition of 40% (b b-1) by the addition of brown sugar 3% (b/b) with characteristic values of pH 4.66, total value of 0.90% lactic acid, sugar value total 4.20%, TVBN value 37.51 mgN (100gr)-1, amino acids lysine 0.65% and the value of hedonik 3.01 (preferred panelist). Keywords : Red Tilapia Fish; Bekasam; Coocked Rice; Brown Sugar; Quality
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Agustin, Dhita Widya Dyah Ahmad Nur Isnaeni Amalia Rahmi Puspasari Amanda Rahmawaty Amelia Ayu Permatasari AMGT Sekar Briani Annisa Fadhilah P apri dwi anggo apri dwi anggo ARIF FAUZI Arifin Heraedi Arlina Hidayati Azizah Nuraini Beybidanin, Atrasya Rahwita Cindy Fasusari Delia Arsi Diova Desya Anjani Hardjata Dwicahyani, Tiara Dyah Ayu Purnamasari Egidya Safitri Eka Handayani Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Faya Charla Wicaksana Febriana Putri Rahardiyanti Ferika Kristianawati Fina Aprelya Nur Fajri Fronthea Swastawati Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Herbudhi Cahyo Nugroho Hervitri Ratna Sakanti Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Indra Aristyan Intan Ayu Permanasari Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Marfuah, Isnaini Mela Maini Mukti Nur Hamidah Nidaul Fauziah Novita Nur Wahyuni Novitasari, Dhea Pradhika Nugroho, Happy Is Prastika Anadia Putri Putra Aldi Pramudya Putri Islami Putut Har Riyadi Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Retno Ayu Kurniasih Rica Rahmayati Riski Gustiarti Romadhon Romadhon Saela Rohmah Saga Gerlaping Negari Saiful Huda Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Susianti Susianti Syah, Dio Rachman Tika Novia Anggraini Titi Surti Tri Winarni Agustini Ulfah Amalia Widayanti Widayanti Widyaningsih, Nur y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulisa Meiriza, Yulisa Yusuf Satria Pratama Zusuf Adi Putra