Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI BAWANG PUTIH TERHADAP MUTU “BEKASAM” IKAN NILA MERAH (The Influence of Different Concentration of Garlic (A. sativum) to the Quality of Bekasem made from Red Tilapia) Widayanti Widayanti; Ratna Ibrahim; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 10, No 2 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.832 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.10.2.119-124

Abstract

 ABSTRAK Bekasam merupakan pengolahan ikan air tawar secara fermentasi spontan yang banyak dikenal di Kalimantan Tengah menggunakan ikan, garam dan nasi. Rasanya asam dan asin akan tetapi kurang diminati oleh golongan muda sehingga kurang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penambahan konsentrasi bawang putih 0%, 5%, 5,5%, 6% (b/b) selama 4 hari fermentasi sebagai flavouring agent dan menstimulasi pertumbuhan bakteri asam laktat pada pembuatan bekasam ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia (pH, TVBN, dan total asam laktat), sifat mikrobiologis (jumlah koloni bakteri) serta nilai hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai total asam laktat mengalami peningkatan dan menurunkan nilai pH, TVBN dan jumlah koloni bakteri. Dari segi kimiawi produk bekasam terbaik diperoleh dari perlakuan konsentrasi bawang putih 6% dengan nilai TVBN 34,67(mgN/100ml), pH 4,58, Total asam laktat 1,53% dan jumlah koloni bakteri sebesar 6,7x10³(CFU/gr). Berdasarkan uji hedonik bekasam yang disukai panelis dengan penambahan konsentrasi bawang putih yaitu 5-6% dengan nilai 3,4-4,09 (sangat disukai panelis).   Kata kunci : Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus); Bekasam; Bawang Putih; Mutu Bekasam is one of the spontaneous fermented freshwater fish well known in Central Kalimantan, using fish, salt and rice. The taste is sour and salty but less attractive to young groups so this product not develops. The research aims to determine the effects of different garlic concentrations (0, 5%, 5,5% and 6% (w/w) to stimulate the growth of lactic acid bacteria during 4 days fermentation of bekasem of Red Tilapia fish (Oreochromis niloticus) and the quality of the product based on chemical properties (pH, TVBN and total lactic acid), microbiological properties (TPC) and hedonic score. The results showed that total lactic acid have increased and decreased the value of pH, TVBN and total colony bacteria. The hedonic score were significant different among all treatments. The Chemial characteristics of bekasam with 6% garlic performed the best product which fulfilled the quality criteria, for TVBN value was 34,67 (mgN/100ml), pH value was 4,58, total lactic acid value was 1,53% and total colony bacteria value was 6,7x10³ (CFU/g). Based on the test of bekasem, the most bekasam preferred likely by panelist is bekasam which used of 5-6% garlic concentrations with a value of 3,4-4,09 (preferred by panelist). Keywords : Red Tilapia Fish (Oreochromis niloticus); “Bekasam”; Garlic; Quality  
KARAKTERISTIK HIDROLISAT PROTEIN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) DENGAN KONSENTRASI ENZIM BROMELIN YANG BERBEDA Caracteristic of Milkfish (Chanos chanos Forsk) Protein Hydrolysate as effect of Different Bromelin Enzyme Concentration Ima Wijayanti; Romadhon Romadhon; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.987 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.129-133

Abstract

 Ikan Bandeng berpotensi menjadi bahan baku hidrolisat protein ikan karena kandungan protein tinggi dan potensi produksi cukup melimpah. Enzim Bromelin merupakan salah satu enzim protease yang dapat membantu dalam mempercepat reaksi hidrolisa protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim bromelin terhadap kualitas hidrolisat protein Ikan Bandeng (Chanos chanos Forks) segar. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan perlakuan konsentrasi enzim yang berbeda (4%, 5% dan 6%). Parameter yang diamati adalah nilai kadar protein, lemak, air, karbohidrat, serat kasar dan rendemen.  Konsenterasi enzim bromelin berpengaruh nyata pada nilai kadar protein, lemak, air, abu, serat kasar dan rendemen (P<0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata pada kadar karbohidrat (P>0,05). Kondisi optimum untuk menghidrolisis daging Ikan Bandeng menjadi hidrolisat protein adalah konsentrasi enzim bromelin 6% dengan waktu hidrolisis selama 6 jam. Kata kunci: Ikan Bandeng (Chanos chanos), hidrolisat protein ikan, enzim bromelin  ABSTRACT Milkfish is potentially become the raw material of fish protein hydrolyzate because of the high protein content and relatively abundant production. Bromelin is a protease enzyme that can help on improving protein hydrolyzate quality. This research aimed to determine the effect of bromelain enzyme concentration on the quality of the protein hydrolyzate of milkfish (Chanos chanos Forsk) fresh. The experimental design used in this study was completely randomized design with different concentrations of the enzyme (4%, 5% and 6%) as a treatment. The parameters measured were the contents of protein, fat, water, carbohydrates, crude fiber and yield. The concentration of enzyme bromelin significant effect on contents of protein, fat, water, ash, crude fiber and yield (P<0,05), but no effect on carbohydrates content (P>0,05). The optimum conditions to hydrolyze the milkfish meat into a protein hydrolyzate used 6% bromelin enzyme at the time of hydrolysis for 6 hours. Keywords: Milkfish (Chanos chanos), fish protein hydrolisate, bromelin enzym
PENGARUH BATING AGENTDARI RAGI TEMPE (Rhizopus oligosphorus) TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK The Effect of Bating Agent from Ragi Tempe(Rhizopus oligosphorus) to the Quality of Nila (Oreochromis niloticus) Leather Arlina Hidayati; Putut Har Riyadi; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.579 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.1.26-33

Abstract

ABSTRAK   Isolat Rhizopus oligosphorus, mengandung enzim protease yang mudah diperoleh dalam bentuk ragi tempe dan terjangkau harganya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bating agent komersial yang harganya mahal serta tidak ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Rhizopus oligosphorus sebagai bating agent terhadap kualitas kulit ikan Nila (Oreochromis niloticus) samak dan mencari konsentrasi dan lama bating terbaik dari isolat Rhizopus oligosphorus sebagai bating agent. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan isolat Rhizopus oligosphorus dari ragi tempe komersial merk RAPRIMA. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan Pola Faktorial yaitu faktor A (konsentrasi isolat Rhizopus oligosphorus: 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%) dan Faktor B (Lama bating : 30 menit, 60 menit dan 90 menit). Parameter yang di uji adalah kadar protein terlarut pada limbah bating, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai kadar protein terlarut pada limbah bating antara 0,28 – 1,08%; kadar krom 2,19 – 2,43%; kadar abu 4,38% – 4,95%; kekuatan tarik 1647,43 – 2161,93 N/cm2; kemuluran 90,36 – 109,11%; kekuatan sobek 297,94 – 472,85 N/cm; dan suhu kerut 98,33 – 101 0C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Sedangkan faktor lama bating berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, kadar abu, kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan suhu kerut. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein terlarut, kadar krom, dan kekuatan tarik, kekuatan sobek. Perlakuan terbaik yaitu pada penggunaan konsentrasi Rhizopus oligosphorus 2% dengan lama bating 90 menit dengan suhu kerut (1010C), protein terlarut (0,88%) dari limbah bating dan telah memenuhi persyaratan mutu untuk kekuatan tarik (2161,93 N/cm2), dan kekuatan sobek (441,31N/cm) untuk kulit Ular Air Tawar (SNI 06-4586-1998), namun tidak memenuhi persyaratan mutu kulit dari nilai kemuluran (92,73%), kadar krom (2,36%) dan kadar abu (4,84%).   Kata kunci : Kulit ikan Nila, Bating agent, Protease, Rhizopus oligosphorus   ABSTRACT   Rhizopus oligosporus isolate have the protease enzyme. This isolate is easily to find in the market in the form of termpeh starter and cheap so it can be used as an alternative to the commercial bating agent that are expensife and not environmentally friendly. The aim of the research is to know the effect of Rhizopus oligosphorus as bating agent to the quality of leather and to find the best concentration and duration of bating from tempeh starter as bating agent. The material used in this research were Nila (Oreochromis niloticus) skin and isolate of Rhizopus oligosphorus from commercial tempeh starter RAPRIMA. The research method used was experimental field. Analysis data in this research used an completely randomized factorial experimental design. Factor A (concentrations of isolate Rhizopus oligosphorus: 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; and 2,5%) and factor B (duration of bating : 30 minute, 60 minute and 90 minute). The parameter tested in this reseacrh are soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Based on the result, the value of soluble protein from bating waste 0,28 – 1,08%; chrome content 2,19 – 2,43%; ash content 4,38% – 4,95%; tensile strength 1647,43 – 2161,93 N/cm2; % elongation 90,36 – 109,11%; tearing strength 297,94 – 472,85 N/cm; and shrinkage temperature 98,33 – 101 0C. The results of the research showed that concentration of Rhizopus oligosphorus, had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Meanwhile duration of bating factor had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, ash content, tensile strength, % elongation, tearing strength, and shrinkage temperature. Interaction of each factor had significantly (P<0.05) for soluble protein from bating waste, chrome content, tensile strength, and tearing strength. Concentration of Rhizopus oligosphorus 2,0% with duration 90 minute was the best treatment with shrinkage temperature (1010C), soluble protein content (0,88%) and fulfilled the quality criteria tensile strength (2161,93 N/cm2), tearing strength (441,31 N/cm) for Fresh Water Snake Leather (SNI 06-4586-1998). However not fulfilled in elongation at break (92,73%),chrome content (2,36%) and ash content (4,84%). Keywords : Nila’s skin, Bating Agent, Protease, Rhizopus oligosphorus 
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM PROTEASE TERHADAP SPESIFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR Sargassum sp. Zusuf Adi Putra; Eko Nurcahya Dewi; Lukita Purnamayati; Laras Rianingsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 18, No 1 (2022): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.1.47-52

Abstract

Pupuk organik cair dari Sargassum sp. dengan perlakuan konsentrasi enzim protease yang berbeda yaitu 0 %, 1 %, 2 % dan 3 % diharapkan mampu menaikan kandungan unsur hara dan hormon pertumbuhan pada tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi protease terhadap kandungan unsur hara pada pupuk organik cair. Pupuk cair dibuat dengan pengecilan ukuran Sargassum sp. dan perendaman dengan larutan asam fosfat. Homogenisasi dan pemanasan dengan penambahan molase 3% sebagai sumber nutrisi mikroba dan KOH 1% untuk memaksimalkan kandungan mineral. Proses fermentasi dilakukan selama 10 hari sebagai fase eksponensial mikroba Trichoderma sp. yang berperan dalam fiksasi nitrogen dan menghasilkan fitohormon, serta sebagai dekomposer bahan organik. Hasil analisis ANOVA dan uji Tukey menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi enzim protease yang berbeda memberikan perbedaaan nyata. Komposisi enzim protease dengan konsentrasi 3% memberikan nilai tertinggi pada C-Organik (1,56%), Nitrogen (0,90), fosfor (0,88%) dan kalium (0,85%), sedangkan untuk rendemen (65,83%) dan nilai pH (6,33%) dengan nilai tertinggi yaitu enzim protease dengan konsentrasi 0%. Hormon pertumbuhan pada pupuk organik cair yaitu auksin, giberelin, asam absisat, zeatin dan kinentin. Hasil hormon pupuk organik cair dengan penambahan enzim yaitu hormon auksin 36%, giberelin 29%, zeatin 16% dan kinentin 17%, sementara untuk asam absisat lebih rendah yaitu sebesar 99%. Liquid organic fertilizer from Sargassum sp. with the treatment of different concentrations of protease enzymes, namely 0%, 1%, 2% and 3% are expected to increase the content of nutrients and growth hormones in plants. The purpose of this study was to determine the effect of differences in protease concentrations on the nutrient content of liquid organic fertilizer. Size reduction of Sargassum sp. and soaking in phosphoric acid solution. Homogenization and heating with the addition of 3% molasses as a source of microbial nutrition and 1% KOH to maximize mineral content. The fermentation process was carried out for 10 days as the exponential phase of Trichoderma sp. which plays a role in nitrogen fixation and produces phytohormones, as well as decomposers of organic matter. The results of ANOVA analysis and Tukey's test showed that the treatment of different concentrations of protease enzymes gave significant differences. The composition of the protease enzyme with a concentration of 3% gave the highest value for C-Organic (1.56%), Nitrogen (0.90), phosphorus (0.88%) and potassium (0.85%), while the yield (65, 83%) and the highest pH value (6.33%) was the protease enzyme with a concentration of 0%. Growth hormones in liquid organic fertilizers are auxin, gibberellins, abscisic acid, zeatin and kinentin. The yield of liquid organic fertilizer hormones with the addition of enzymes, namely 36% auxin hormone, 29% gibberellin, 16% zeatin and 17% kinentin, while for abscisic acid is lower at 99%.
Aplikasi Metode TTSR (Tekanan Tinggi Suhu Rendah) Dalam Pengolahan Bandeng Duri Lunak apri dwi anggo; Putut Har Riyadi; Laras &#039;- Rianingsih; Ima &#039;- Wijayanti
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i1.2058

Abstract

Pengolahan bandeng duri lunak sangat rentan untuk menurunkan kualitas nutrisi produk yang dihasilkan. Telah dilakukan percobaan tentang penggunaan tekanan yang berbeda pada pengolahan bandeng duri lunak menggunakan metode TTSR (Tekanan Tinggi Suhu Rendah). Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengolahan bandeng duri lunak biasa dengan metode TTSR serta mengkaji pengaruh perbedaan tekanan pada pengolahan bersuhu rendah (+100oC) terhadap kualitas bandeng duri lunak yang dihasilkan. Bahan baku penelitian adalah ikan bandeng dengan berat 200-250g dari Semarang. Alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan autoclave termodifikasi, thermocouple serta beberapa peralatan uji fisik dan kimiawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan metode pemasakan memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas bandeng duri lunak yang dihasilkan. Tekanan yang berbeda selama pengolahan bersuhu rendah belum bisa menurunkan kekerasan tulang sampai batas yang dikehendaki. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa semua parameter diterima konsumen, tetapi untuk nilai kekerasan tulang menunjukkan nilai tinggi yang berarti tulang tersebut masih keras. Perbedaan perlakuan memberikan berpengaruh nyata terhadap penurunan available lysin, protein terlarut dan nilai proksimatnya. Kata Kunci: Bandeng duri lunak, suhu, tekanan, autoclave termodifikasi.
Kualitas Kerupuk Kulit Ikan Nila Selama Penyimpanan Lukita Purnamayati; Eko Nurcahya Dewi; Sumardianto Sumardianto; Laras Rianingsih; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3216

Abstract

Kulit ikan nila merupakan hasil samping dari produk filet ikan nila yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses, kulit ikan nila akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan nila adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kualitas kerupuk kulit ikan nila dipengaruhi oleh kandungan minyak setelah penggorengan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerupuk kulit ikan nila yang diproses dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner selama penyimpanan. Kerupuk kulit ikan nila dilakukan pengamatan kadar air, angka TBA dan analisis sensoris selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 5, 10, dan 15. Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, kerupuk kulit ikan nila baik dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner mengalami peningkatan kadar air dan angka TBA tetapi masih memenuhi standar sampai pada penyimpanan hari ke 15, yaitu kadar air 5,43% dan angka TBA 0,36 mg malonaldehid/kg untuk kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner memiliki kadar air 6,53% dan angka TBA 0,40 mg malonaldehid/kg. Secara keseluruhan, kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner masih diterima panelis sampai pada penyimpanan hari ke 15 sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner masih diterima panelis pada penyimpanan hari ke 10.
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SKIN LOTION EKSTRAK ALBUMIN IKAN GABUS (Channa striata) Desya Anjani Hardjata; Romadhon Romadhon; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9638

Abstract

Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang dikenal mengandung protein albumin tinggi. Albumin berperan sebagai bahan pengemulsi dan juga berkontribusi dalam kesehatan kulit. Kemampuan tersebut menjadi dasar penelitian penambahan ekstrak albumin ikan gabus dengan konsentrasi berbeda (0%; 10%; 20%; dan 30%) terhadap formulasi skin lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak albumin ikan gabus yang berbeda terhadap karakteristik fisiko-kimia skin lotion dan mengetahui konsentrasi ekstrak albumin ikan gabus terbaik untuk menghasilkan produk skin lotion yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Data parametrik (kadar albumin, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, bobot jenis, dan stabilitas emulsi) dianalisa dengan uji ANOVA dan BNJ. Data non-parametrik (hedonik) dianalisa dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Ekstrak ikan gabus diperoleh melalui proses pengukusan, pengepressan, dan sentrifugasi memiliki kadar albumin sebesar 3,97 ± 0,53% (mg/ml) dengan nilai rendemen sebesar 20,82 ± 5,15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak albumin ikan gabus dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh (P<0,05) terhadap karakteristik fisiko-kimia skin lotion (kadar albumin, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, bobot jenis, stabilitas emulsi, dan hedonik). Penambahan konsentrasi ekstrak albumin ikan gabus 10% adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan karakteristik fisiko-kimia skin lotion yang sesuai mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-4399-1996 dengan nilai hedonik 5,13 ≤ µ ≤ 5,62 (disukai oleh panelis), kadar albumin 1,44 %; pH 7,57; viskositas 4452 cP; daya sebar 5,24-6,22 cm; daya lekat 4,51 s; bobot jenis 0,98 g/ml; dan stabilitas emulsi 100%.
PENAMBAHAN GUM ARAB DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA VOLATIL BUBUK RUSIP IKAN TERI (Stolephorus sp.) Susianti Susianti; Ulfah Amalia; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8083

Abstract

Rusip merupakan produk fermentasi ikan dengan menggunakan bahan baku ikan yang berukuran kecil seperti ikan teri  dan memiliki aroma manis khas yang berfungsi sebagai bumbu masakan. Pengolahan rusip menjadi bubuk mengakibatkan komponen senyawa volatil dapat hilang sehingga diperlukan bahan untuk melindunginya salah satunya gum arab. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan gum arab terhadap senyawa volatil bubuk rusip dan mengetahui kandungan senyawa volatil yang terdapat pada bubuk rusip. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi gum arab yang berbeda yaitu 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% dengan 3 kali pengulangan. Data parametrik (kadar asam glutamat, kadar protein dan kadar air) dianalisa menggunakan Anova BNJ, sedangkan data non parametrik (hedonik) menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil Anova BNJ menunjukkan gum arab berpengaruh terhadap bubuk rusip (P<5%) terhadap kadar asam glutamat, kadar protein dan kadar air. Penambahan gum arab terhadap senyawa volatil bubuk rusip berpengaruh terhadap kemunculan puncak dan area terbesar yaitu 62,51%. Senyawa volatil bubuk rusip dengan penambahan gum arab memberikan hasil yang lebih tinggi dengan kandungan senyawa volatil yang berasal dari golongan hidrokarbon, ester dan beberapa golongan lain seperti nitrogen. Hasil pada bubuk rusip dengan penambahan gum arab 5% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar asam glutamat 13,44±0,06 mg, kadar protein 27,29±0,28% dan kadar air 8,24±0,03%. Tingkat penerimaan panelis terhadap bubuk rusip paling disukai pada konsentrasi 5% dengan rata-rata 8,10±0,48.
KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA BAKSO IKAN RUCAH DENGAN PENAMBAHAN TRANSGLUTAMINASE PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA Herbudhi Cahyo Nugroho; Ulfah Amalia; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6746

Abstract

Banyak industri skala kecil menggunakan daging ikan campuran untuk menekan biaya produksi dalam pembuatan bakso ikan. Penggunaan daging ikan campuran akan menghasilkan kualitas bakso ikan yang bervariasi tergantung pada jenis daging yang digunakan. Penambahan bahan tambahan pangan yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan karakteristik dari bakso ikan yang dihasilkan. Salah satunya adalah penggunaan transglutaminase (TGase). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi transglutaminase terhadap karakteristik fisiko kimia bakso ikan dari ikan rucah. Konsentrasi transglutaminase yang digunakan adalah 0%, 0,3%, 0,6%, dan 0,9%. Pengujian bakso ikan yang dilakukan meliputi uji hedonik, kadar air, kekuatan gel, mikrostruktur bakso ikan, dan sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis. Penelitian ini bersifat experimental laboratories dengan model rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan konsentrasi transglutaminase yang berbeda dan dilakukan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan analysis of variance dan dilakukan uji beda nyata jujur jika ada interaksi antara perbedaan konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik penambahan TGase adalah penambahan TGase 0,9%, menghasilkan bakso ikan yang memiliki kadar air sebesar 64,68% dan paling disukai panelis dengan nilai kekuatan gel yang dihasilkan sebesar 750,734 g.cm. Pengamatan mikrostruktur bakso ikan menunjukkan semakin tingginya konsentrasi trangslutaminase yang ditambahkan, porositas pada bahan semakin berkurang. Pengujian sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis menunjukkan protein utama yang terdapat dalam bakso ikan adalah aktin dan Myosin Heavy Chain dengan berat molekul masing-masing 43 kDa dan 205 kDa. Penambahan transglutaminase dengan konsentrasi yang berbeda pada bakso ikan rucah memberikan pengaruh terhadap hedonik, kadar air, mikrostruktur, dan meningkatkan kekuatan gel.
PENAMBAHAN NANOKALSIUM DARI JENIS TULANG IKAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG DARI TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinacea) DAN TEPUNG Gracilaria verrucosa Saela Rohmah; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6741

Abstract

Tulang ikan merupakan limbah perikanan dengan jumlah yang mencapai 15% dari berat tubuh ikan. Tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, dan fosfor. Kalsium hanya dapat terabsorpsi dengan baik apabila diubah dalam bentuk mikro. Tulang ikan sebagai sumber kalsium dapat diubah menjadi nanokalsium agar penyerapan pada tubuh menjadi maksimal. Penambahan nanokalsium dapat dilakukan pada beras analog sebagai salah satu pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penambahan nanokalsium dari jenis tulang ikan yang berbeda terhadap kandungan kalsium pada beras analog. Proses pembuatan beras analog dilakukan dengan penambahan nanokalsium dari tulang ikan swanggi, bawal, mujair, kemudian ditambahkan tepung umbi garut dan tepung Gracilaria verrucosa yang dapat menambah kadar serat pada beras analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan nanokalsium tulang ikan bawal (5%) mempunyai kadar kalsium tertinggi sebesar 1,68 ± 0.03 %, kadar air terendah, 9,73 ± 0.01%, kadar protein tertinggi 1,64 ± 0.01 %, kadar lemak terendah 0,26 ± 0.03 %, dan kandungan asam amino terbanyak pada asam glutamat dan asam aspartat. Uji hedonik yang diperoleh dengan selang kepercayaan 95% adalah 4.36 < μ < 4.61 sehingga dapat disimpulkan bahwa nasi analog yang dihasilkan disukai panelis dengan karakteristik warna nasi cokelat, bau spesifik, tekstur pulen, dan rasanya hambar.
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Agustin, Dhita Widya Dyah Ahmad Nur Isnaeni Amalia Rahmi Puspasari Amanda Rahmawaty Amelia Ayu Permatasari AMGT Sekar Briani Annisa Fadhilah P apri dwi anggo apri dwi anggo ARIF FAUZI Arifin Heraedi Arlina Hidayati Azizah Nuraini Beybidanin, Atrasya Rahwita Cindy Fasusari Delia Arsi Diova Desya Anjani Hardjata Dwicahyani, Tiara Dyah Ayu Purnamasari Egidya Safitri Eka Handayani Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Faya Charla Wicaksana Febriana Putri Rahardiyanti Ferika Kristianawati Fina Aprelya Nur Fajri Fronthea Swastawati Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Herbudhi Cahyo Nugroho Hervitri Ratna Sakanti Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Indra Aristyan Intan Ayu Permanasari Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Marfuah, Isnaini Mela Maini Mukti Nur Hamidah Nidaul Fauziah Novita Nur Wahyuni Novitasari, Dhea Pradhika Nugroho, Happy Is Prastika Anadia Putri Putra Aldi Pramudya Putri Islami Putut Har Riyadi Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Retno Ayu Kurniasih Rica Rahmayati Riski Gustiarti Romadhon Romadhon Saela Rohmah Saga Gerlaping Negari Saiful Huda Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Susianti Susianti Syah, Dio Rachman Tika Novia Anggraini Titi Surti Tri Winarni Agustini Ulfah Amalia Widayanti Widayanti Widyaningsih, Nur y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulisa Meiriza, Yulisa Yusuf Satria Pratama Zusuf Adi Putra