Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIFITAS EKSTRAK TANAMAN KELOR (Moringa oleifera Lam.) TERHADAP PENYAKIT BERCAK COKELAT Alternaria sp. PADA TANAMAN TOMAT Athifa Lithiflika K. Yahya; Mintarto Martosudiro; Fery Abdul Choliq
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 9 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.4.1

Abstract

Tanaman kelor merupakan tanaman perennial yang dapat tumbuh pada musim kemarau maupun musim hujan pada dataran tinggi maupun dataran rendah. Bagian tanaman kelor seperti akar, bunga, kulit batang, batang, daun dan biji kelor memiliki kandungan senyawa yang bersifat antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagian ekstrak tanaman kelor dengan berbagai konsentrasi terhadap kemampuan penghambatan secara in vitro dan in vivo serta nilai LC50 terhadap penyakit bercak cokelat Alternaria sp. pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Universitas Brawijaya. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu jenis ekstrak (daun, kulit batang, dan biji kelor) dan taraf konsentrasi (0%, 5%, 7,5% dan 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki efektifitas penghambatan yang paling baik dibanding ekstrak kulit batang kelor dan biji kelor pada pengujian secara in vitro maupun in vivo. Pemberian konsentrasi ekstrak sebesar 7.5% dan 10% memiliki efektifitas penghambatan yang efektif dalam menghambat Alternaria sp. berdasarkan hasil in vitro, in vivo dan perhitungan LC50.
KOMBINASI JAMUR ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin DENGAN EKSTRAK DAUN PEPAYA UNTUK PENGENDALIAN Plutella xylostella Linnaeus (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) Rizcki Nugraha Laksana; Toto Himawan; Fery Abdul Choliq
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.2.2

Abstract

Ulat kubis Plutella xylostella L. merupakan salah satu hama yang bersifat oligofag yang menyerang tanaman dari jenis famili Cruciferae. Sehingga perlu dilakukan pengendalian yang tepat untuk menekan pertumbuhan hama P. xylostella. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan kombinasi antara Beauveria bassiana dengan ekstrak daun pepaya pada konsentrasi sublethal untuk mengetahui kompatibilitas insektisida campuran dan meningkatkan efektifitas B. bassiana. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Agustus 2021 di Laboratorium Toksikologi Pestisida, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas brawijaya, Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan efikasi B. bassiana dan ekstrak daun pepaya secara tunggal dengan metode umpan pakan. Setelah itu hasil tersebut di bandingkan dengan insektisida campuran. Lalu dilakukan pengamatan pertumbuhan koloni, produksi jamur, dan daya kecambah sebagai uji kompatibilitas untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak daun pepaya berbanding terbalik dengan pertumbuhan jamur B. bassiana. Penambahan ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 10.000 hingga 40.000 ppm memiliki kategori kompatibilitas yang tidak toksik atau kompatibel. Hasil nisbah sinergisme yang didapatkan yaitu sebesar 1,87. Hal ini menunjukan bahwa kombinasi B. bassiana dengan ekstrak daun pepaya mampu meningkatkan efikasi 1,87 kali lipat dibandingkan aplikasi B. bassiana secara tunggal.
IDENTIFIKASI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS PADA TANAMAN ANGGREK Cattleya sp. DI MALANG, JAWA TIMUR Fery Abdul Choliq; Tutung Hadi Astono; Erlina Eka Putri
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2 No 1 (2018): December 2018
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v2i1.1280

Abstract

Kota Malang, merupakan salah satu sentra budidaya tanaman hias jenis anggrek di Jawa Timur. Salah satu anggrek yang dibudidayakan adalah jenis anggrek Cattleya sp. Anggrek Cattleya sp. memiliki julukan sebagai The Queen of Orchid karena ukuran serta keindahan bunganya. Anggrek jenis ini adalah tanaman hias yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari segi produktivitasnya. Adanya kendala budidaya tanaman anggrek Cattleya sp. di Malang diduga disebabkan oleh virus. Sampai saat ini belum diketahui virus penyebab penyakit yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. Identifikasi penyakit adalah salah satu langkah awal untuk mengetahui jenis virus penyebab penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan penyakit. Identifikasi penyakit yang disebabkan oleh virus dengan menggunakan metode pengujian sifat fisik virus dalam sap dan pengujian kisaran inang dapat menjadi salah satu solusi untuk mengetahui virus penyebab penyakit pada anggrek Cattleya sp. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang akan memberikan informasi terkait identifikasi virus penyebab penyakit pada Anggrek Cattleya sp. di Malang Jawa Timur dengan menggunakan pengujian sifat fisik virus dalam sap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Green House yang berlokasi di Ds. Karang Widoro, Kec. Dau, Kab. Malang dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sumber inokulum virus diperoleh dari daun anggrek Cattleya sp. yang diduga bergejala virus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif untuk mengetahui jenis virus yang menyerang tanaman anggrek melalui pengujian kisaran inang dan pengujian sifat fisik virus. Beberapa hasil pengujian sifat fisik virus yang dilakukan diketahui bahwa virus yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. adalah Odontoglossum Ringspot Virus (ORSV). Anggrek Cattleya sp. yang terserang ORSV menunjukkan gejala klorosis beserta nekrosis berwarna coklat kehitaman yang hampir menutupi seluruh bagian daun. Pada pengujian kisaran inang hasilnya menunjukkan bahwa ORSV dapat menginfeksi C. amaranticolor, C. quinoa, N. tabacum, G. globosa, Z. ellegans, Dendrobium sp., dan Phalaenopsis sp. Hasil kisaran inang juga menunjukkan bahwa ORSV tidak dapat menginfeksi C. sativus dan C. vulgaris. Hasil pengamatan partikel virus diketahui bahwa partikel ORSV memiliki bentuk batang kaku dengan ukuran kurang lebih 300 x 18 nm.
Pengaruh Pemberian Urin Kelinci Terhadap Serangan Turnip Mosaic Virus (TuMV) Pada Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra) yang Dibudidayakan Secara Organik Fery Abdul Choliq; Mintarto Martosudiro; Qurrota Ayuni Apriliana; Istiqomah Istiqomah
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2 No 2 (2019): July 2019
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v2i2.1587

Abstract

Kai Lan has a high potential for being developed in Indonesia. The cultivation system that can produce high quality product that is organically cultivated of kai Lan. Organic plant cultivation require intensive maintenance. The disease that often attacks kailan plants is a mosaic disease caused by Turnip Mosaic Virus (TuMV). The purpose of this research was to find out the effect of giving rabbit urine against TuMV attack of kai Lan and to know the effect on growth and production of kai lan. Research conducted in the Organic Community Brenjonk Mojokerto regency, East Java. The research was conducted from February to April 2016. The Research used randomized block design (RBD) with six treatments and each treatment was repeated four times. The observation variable are include incubation period and symptoms of the disease, the intensity attack of disease, plant height, plant weigh, length, roots, and broad leaf of plants. The result of observation showed that rabbit urine with a consentrate 8ml/L up to 32ml/L applied as much as 8 times, can extend the incubation period and can’t decrease the intensity of TuMV attack. Rabbit urine with a consentrate 8ml/L up to 32ml/L also applied as much as 8 times on the plant can increase the growth and production of kai lan include fresh weight of plant, plant height, plant root length and leaf area of plant.
APLIKASI PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) TERHADAP INFEKSI Chrysanthemum mild mottle virus (CMMV), PERTUMBUHAN, DAN PRODUKSI TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum sp.) Fery Abdul Choliq; Mintarto Martosudiro; Safira Candra Jalaweni
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3 No 2 (2020): July 2020
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v3i2.1952

Abstract

Krisan (Chrysanthemum sp.) adalah tanaman florikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Budidaya krisan tidak lepas dari kendala penyakit yang menyebabkan penurunan produksi salah satunya adalah serangan penyakit Chrysanthemum mild mottle virus (CMMV) yang menyebabkan gejala rusaknya bunga, tanaman kerdil, dan malformasi. Pengendalian CMMV masih menggunakan insektisida yang bertujuan untuk menekan populasi serangga vektor. Pengurangan penggunaan insektisida dapat menggunakan alternatif pengendalian yang lebih aman yaitu Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, dan Azotobacter sp. merupakan rizobakteri yang biasa digunakan sebagai PGPR karena memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan serangan patogen dan bermanfaat untuk memacu pertumbuhan dan produksi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian PGPR isolat B. subtilis, P. fluorescens, Azotobacter sp., dan kombinasinya terhadap serangan CMMV, pertumbuhan, dan produksi pada tanaman krisan. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 9 perlakuan. P0+: Kontrol positif (tanpa pemberian PGPR, dengan inokulasi virus); P0-: Kontrol negatif (tanpa pemberian PGPR, tanpa inokulasi virus); P1: Inokulasi virus + PGPR isolat B. subtilis; P2: Inokulasi virus + PGPR isolat P. fluorescens; P3: Inokulasi virus + PGPR isolat Azotobacter sp.; P4: Inokulasi virus + PGPR isolat B. subtilis + P. fluorescens; P5: Inokulasi virus + PGPR isolat B. subtilis + Azotobacter sp.; P6: Inokulasi virus + PGPR isolat P. fluorescens + Azotobacter; P7: Inokulasi virus + PGPR isolat P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tanaman krisan yang diberi perlakuan PGPR tiga kombinasi yaitu P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp. menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Setelah dikombinasikan, P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp. mampu memberikan hasil terbaik dalam hal menunda masa inkubasi CMMV, menekan intensitas serangan CMMV, serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman krisan.
EKSPLORASI JAMUR TANAH YANG BERPOTENSI SEBAGAI BIOREMEDIATOR FUNGISIDA BERBAHAN AKTIF PROPINEB PADA TANAMAN JERUK (Citrus reticulata L.) Muhamad Ihsal Mahendra; Mintarto Martosudiro; Fery Abdul Choliq
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 10 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.4.3

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jamur pada lahan jeruk yang tercemar fungisida propineb yang mampu beradaptasi pada berbagai konsentrasi dan berpotensi menurunkan toksisitas fungisida propineb. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama yaitu eksplorasi jamur pada tanah tercemar fungisida propineb. Tahap kedua yaitu uji adaptasi jamur menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 kali ulangan. Parameter pengamatan yakni diameter koloni jamur dan Tingkat Hambatan Relatif (THR). Tahap ketiga yaitu uji degradasi fungisida propineb oleh jamur menggunakan Rancangan Acak Lengkap 3 kali ulangan dengan 9 perlakuan meliputi 7 perlakuan isolat jamur, 1 perlakuan kontrol positif dengan penambahan fungisida dan 1 perlakuan kontrol negatif tanpa penambahan fungisida maupun jamur. Parameter pengamatan yakni diameter Colletotrichum capsici. Jamur S2 (Trichoderma sp.) memiliki potensi sebagai agens bioremediasi yang baik dibandingkan dengan jamur lain yang ditemukan karena mampu beradaptasi dan mengurangi toksisitas fungisida berbahan aktif propineb.
PENGARUH BEBERAPA FUNGISIDA TERHADAP Alternaria solani PENYEBAB PENYAKIT BERCAK KERING PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DI LAPANGAN : THE EFFECT OF FUNGICIDES ON Alternaria solani CAUSES EARLY BLIGHT DISEASE IN TOMATO (Lycopersicum esculentum Mill.) IN FIELD CONDITION Eka Putri Irma Nuviani; Mintarto Martosudiro; Fery Abdul Choliq
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.2.4

Abstract

Alternaria solani adalah patogen penyakit yang sering muncul pada budidaya tanaman tomat, kerusakannya cukup tinggi berakibat pada pengurangan produksi. Salah satu cara yang digunakan petani untuk mengendalikan A. solani yaitu dengan aplikasi fungisida sintetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis fungisida dengan konsentrasi aplikasi yang tepat dalam mengendalikan A. solani pada tanaman tomat. Penelitian dilakukan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) 10 perlakuan dengan pengulangan sebanyak 3x. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur intensitas penyakit, tingkat efikasi dan produksi tomat. Gejala awal tanaman terinfeksi yaitu terdapat bercak cokelat pada daun. Bercak berkembang hingga membentuk lingkaran konsentris. Hasil penelitian menunjukkan semua perlakuan fungisida dapat menekan intensitas penyakit A. solani. Terdapat tiga perlakuan yang memiliki intensitas penyakit terendah yaitu FPK-2102 125/75 EC (1 ml/l), FPK-2106 400/90 SE (0,5 ml/l) dan fungisida berbahan aktif prokloraz+azoksistrobin (1 ml/l) pada nilai 32-37% dengan tingkat efikasi 53-59%. Dapat disimpulkan bahwa ketiga fungisida tersebut efektif dalam menekan perkembangan A. solani.
Molecular Characterization of a Rigid Rod-Shaped Virus Isolated from Frangipani (Plumeria sp.) Showing Mosaic Symptom in Taiwan Fery Abdul Choliq; Tsang-Hai Chen; Liliek Sulistyowati
The Journal of Experimental Life Science Vol. 7 No. 1 (2017)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.483 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2016.007.01.01

Abstract

Frangipani is an important succulent plant around the worlds and also in Taiwan, for example, Plumeria rubra is widely grown as a popular ornamental tree in parks and landscaped establishments in Taiwan. Recently, a new disease in frangipani with mosaic and distortion symptoms was found in Taiwan. No viruses caused frangipani disease has been reported in Taiwan and the references about frangipani disease are still limited and only Frangipani mosaic virus (FrMV) was found. In this study, the molecular properties of a virus isolated from symptomatic frangipani in south Taiwan, such as Pingtung, Kauhsiung and Tainan were investigated. The virus with rod-shaped particles of 300 nm long and 18 nm in diameter was examined inside diseased leaves by electron microscopy. The purified virus particles showed the typical UV spectrum of tobamoviruses with A260/A280 value of 1.29 and maximum and minimum absorption at 260 nm and 249 nm, respectively. The molecular weight of 19.5 kDa as the size of coat protein of tobamoviruses was estimated by sodium dedocyl sulfate-polyacrylamide gel (SDS-PAGE). Furthermore, the degenerate primers for tobamoviruses were used to amplify 568 bp and 400 bp of the DNA fragments in RT-PCR and nested PCR, respectively. Based on these results, it was confirmed that the rigid rod-shaped virus isolated from mosaic symptom of frangipani leaves is an isolate of FrMV, belonging to the genus Tobamovirus. This is the first report thatFrMV infecting Plumeria sp. in Taiwan.Keywords: Frangipani plant, FrMV, mosaic disease, Tobamovirus.
PENGARUH PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA DAN MIKORIZA TERHADAP PENYAKIT REBAH KECAMBAH (Fusarium sp.) DAN KUALITAS BIBIT TEMBAKAU Tashya Angelique Martinez; Mintarto Martosudiro; Fery Abdul Choliq
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7 No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v7i2.6567

Abstract

Tobacco plants are one of the cultivated plants that have an important role in the agricultural industry and the Indonesian economy. Tobacco cultivation in Indonesia is not free from obstacles that can cause a decrease in the quality and quantity of tobacco. A decrease in the quality and quantity of tobacco can cause a decrease in production. One of the pathogens that causes wilt in seedlings is the fungus Fusarium sp., which is one of the pathogens that causes damping-off disease in tobacco plants. The use of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) and Mycorrhizal biological fertilizer can be used to increase plant growth and also reduce the incidence of disease. The research was carried out in the Greenhouse and Laboratory belonging to the Agricultural Instrument Standardization Agency - Sweetener and Fiber Crops, Karangploso District, Malang City, East Java Province. The results showed that the combination treatment of PGPR and mycorrhiza (P6) was effective in suppressing disease incidence. A single mycorrhizal treatment with Fusarium inoculation (P4) was an effective treatment in influencing plant height. The combination of PGPR and mycorrhiza with and without inoculation (P6 and P5), is the best treatment because it influences seed quality and disease incidence.
In Vitro Analysis of Effectiveness Clove Leaf Extract (Syzygium aromaticum) Against Anthracnose Disease (Colletotrichum capsici) on Chili Plants (Capsicum annum L) Syah Maulana Mahendra; Abdul Latief Abadi; Fery Abdul Choliq
Journal of Tropical Plant Protection Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtpp.2022.003.2.4

Abstract

Chili (Capsicum annum L) is a plant with a high economic value and is in great demand by the Indonesian people. This research aimed to determine the effectiveness of the difference in the concentration of clove leaf extract in inhibiting anthracnose disease in chili. This research was conducted from February to April 2022. This research used the Complete Randomized Design (CRD) method with six treatments and four replications. The treatment used in this research was the difference in the concentration of clove leaf extract, namely 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, and 5%. The research showed that clove leaf extract could inhibit the growth of C. capsici, which caused anthracnose disease in chili. In vitro tests showed that the concentrations of 3%, 4%, and 5% of clove leaf extract significantly differed from all treatments and had fungicidal properties against C. capsici. In conclusion, the research results showed that the effective concentration in inhibiting the growth of C. capsici, which causes anthracnose disease in chili, is the concentration of clove leaf extract 3%, 4%, and 5%.