Claim Missing Document
Check
Articles

TINGKAT EKSPLOITASI IKAN TUNA SIRIP BIRU SELATAN (Thunnus maccoyii) DI SAMUDERA HINDIA BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI Kurniawan, Damar Nusawicaksono; Ghofar, Abdul; Saputra, Suradi Wijaya; Setyadji, Bram
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.297 KB)

Abstract

ABSTRAK Pengkajian dan pendugaan status sumberdaya perikanan di suatu wilayah perairan dapat dilakukan dengan mengetahui laju eksploitasinya. Data frekuensi panjang merupakan salah satu data yang dapat digunakan untuk melakukan pendugaan tingkat eksploitasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai mortalitas, laju pertumbuhan, ukuran pertama kali tertangkap dan tingkat eksploitasi. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 di Loka Penelitian Perikanan Tuna Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Metode yang digunakan adalah metode survei. Sementara data panjang ikan tuna sirip biru selatan tahun 2013-2014 kemudian diolah dengan perangkat lunak FISAT II. Hasil penelitian menunjukkan struktur ukuran ikan tuna sirip biru selatan 145 - 210 cmFL dengan modus di ukuran 170-174 cmFL, ukuran pertama kali tertangkap (Lc) 171 cmFL, hubungan panjang berat mendapat nilai W= 0,00006*FL2,792, faktor kondisi berada pada angka 1,86-2,00, laju pertumbuhan yang didapat yaitu Lt=220,50(1 - e 0,2(t+0,488)), dimana nilai dari L∞ yaitu 220,50 cmFL dan nilai t0 -0,49, laju mortalitas total (Z) sebesar 1,14/tahun, laju mortalitas alami (M) sebesar 0,36/tahun, dan laju mortalitas akibat penangkapan (F) sebesar 0,78/tahun, dan tingkat eksploitasi (E) 0,68/tahun, Hal ini menunjukan penangkapan  ikan tuna sirip biru selatan oleh kapal rawai tuna di Samudera Hindia dalam keadaan berlebih (overfishing) karena nilai tingkat eksploitasi yang didapat melebihi tingkat pemanfaatan optimum atau Eopt = 0,5/tahun (0,68 > 0,5). Kata Kunci : Ikan Tuna Sirip Biru Selatan, Tingkat Eksploitasi, Mortalitas, Pertumbuhan  ABSTRACT Stock assessment and prediction status of fisheries resources in the waters can be made by knowing the rate of exploitation. Length-frequency data is one can be used to suspect rate of exploitation . The aimed of this research was to suspect value of mortality, the growth rate, size at first capture and the level of exploitation. This research was conducted on April-May 2016 at the Loka Fishery Tuna's Research Benoa Port, Denpasar, Bali. This research used survey method.While data length of the southern bluefin tuna 2013-2014 was processed with FISAT II. The results showed size structure of southern bluefin tuna 145-210 cmFL with mode in sizes 170-174 cmFL, size at first capture (Lc) 171 cmFL, value of lenght and weight relationship W = 0,00006 *,792 FL2, condition factors 1,86-2.00, the growth rate Lt = 220,50 (1-e of 0.2 (t + 0,488)), where the value of L ∞ was 220.50 cmFL and value t0 -0.49 total mortality rate (Z) of 1.14/year, rate of natural mortality (M) of 0.36/year, and  rate of mortality due to the arrest of (F) amounted to 0.78/year, and the rate of exploitation (E) 0,68/year, it shows the fishing of southern bluefin tuna by the longline in the Indian Ocean was overfishing because level of exploitation value was over the optimum effort or Eopt = 0,5/year (0.68 > 0.5). Keyword: Southern Bluefin Tuna, exploitation rate, Mortality, growth,
ANALISIS EKONOMI PELAKU USAHA WADUK JATIBARANG Economic Analysis of Businessman Around Waduk Jatibarang Putri, Lintang Kinanti; Saputra, Suradi Wijaya; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.94 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24256

Abstract

ABSTRAKWaduk Jatibarang merupakan waduk yang terletak di  Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Waduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Penilaian ekonomi diperlukan untuk menentukan apakah suatu pemanfataan sumberdaya dapat memberikan keuntungan ataupun mempunyai peranan positif dalam pembangunan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai ekonomi wisata berdasarkan pelaku usaha wisata di sekitar Waduk Jatibarang. Pada sekitar Waduk Jatibarang terdapat beberapa pelaku usaha, yaitu pelaku usaha wisata perahu, pelaku usaha makanan dan homestay. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu surplus produsen untuk mengetahui nilai ekonomi pelaku usaha wisata. Nilai ekonomi pelaku usaha wisata perahu di Waduk Jatibarang pada 2018 adalah Rp 325.893.333. Sementara surplus ekonomi pelaku usaha makanan sebesar Rp 25.313.333. Estimasi nilai ekonomi pelaku usaha homestay adalah Rp -106.200.000. Hal ini dikarenakan kurangnya peminat homestay karena jaraknya yang dekat dengan pusat kota Semarang yang memiliki penginapan lebih baik dan mayoritas wisatawan berasal dari daerah Semarang. ABSTRACTWaduk Jatibarang is the reservoir that located in Kandri Village, Gunungpati sub-regency, Semarang. Waduk Jatibarang is used for tourist activities. Economic valuation is needed to determine resource usage benefits or positive roles in economic development. The purpose of this research is to find out the economic value of tourism based on its businessman around Waduk Jatibarang. The method in this research used to determine the economic value of tourism is producer surplus of businessman. The economic value of boat tour in 2018 is Rp 325.893.333. Meanwhile, the economic value of food businessman is Rp 25.313.333. The estimated economic value of  homestay owner is  Rp -106.200.000, this result happened because Waduk Jatibarang located near downtown Semarang which provides better accommodation and most of the visitors came from around.
KOMPOSISI DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGI SPESIES UDANG PENAEID DI PERAIRAN BATANG DAN KENDAL, JAWA TENGAH (Composition And Several Biological Aspect of Penaeid Shrimp in Batang And Kendal Water, Central Java) Sari, Verina; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.664 KB)

Abstract

Kabupaten Batang dan Kendal merupakan daerah dalam  satu jalur perairan Pantai Utara Jawa yang memiliki potensi  sumberdaya udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan beberapa aspek biologi  udang penaeid yang tertangkap di perairan Batang dan Kendal ditinjau dari pengamatan struktur ukuran, sifat pertumbuhan dan aspek reproduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel udang diambil secara acak sebanyak 10% dari total hasil tangkapan. Pengambilan sampel sebulan sekali dalam 3 bulan. Tempat pengambilan sampel di TPI Roban, TPI Tawang dan TPI Bandengan. Komposisi hasil tangkapan udang pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Oktober 2016 di Perairan Batang ditemukan 5 spesies udang yang dominan tertangkap  yaitu, Metapenaeopsis barbata (69%), Trachypenaeus longipes (16%), Metapenaeus  conjunctus (9%), Penaeus merguiensis (6%), dan Metapenaeus tenuipes (0,001%), sedangkan di Perairan Kendal ditemukan 6 spesies udang yaitu  Penaeus indicus (40%), Metapenaeus  conjunctus (22%), Penaeus merguiensis 17%, Metapenaeopsis barbata (14%), Metapenaeus tenuipes (5%), dan Trachypeneus longipes (2%). Berdasarkan pengamatan hasil tangkapan udang, TPI Tawang terdapat 6 spesies yaitu M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, M. tenuipes dan P. indicus. TPI Roban terdapat 5 spesies yaitu M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, dan M. tenuipes. Dan TPI Bandengan terdapat 4 spesies yaitu M. conjunctus, P. merguiensis, M. tenuipes dan P. indicus. Hasil tangkapan terbanyak untuk spesies udang M. barbata di TPI Roban (70%), M. conjunctus di TPI Bandengan (48%), P. merguiensis di TPI Bandengan (69%), M. tenuipes di TPI Bandengan (93%), T. longipes di TPI Roban (80%), dan P. indicus di TPI Bandengan (78%). Ukuran yang sering tertangkap tiap bulan berbeda-beda, pola pertumbuhan mayoritas allometrik positif, sebagian besar udang yang tertangkap belum matang gonad, Perbandingan nisbah kelamin menunjukkan bahwa jumlah udang betina lebih banyak ditemukan dibandingkan udang jantan. Batang and Kendal regency is an area in one lane waters of North Coast of Java that have the potential of fishery resources, especially shrimp. The purpose of this study is to know the composition and biology aspect of penaeids shrimp in Batang and Kendal waters from observation of size structure, growth characteristic and reproduction aspect. This research method is survey method. 10% of shrimp samples taken at random from the total catch. Sampling once a month in 3 months. Sampling at TPI Roban, TPI Tawang and TPI Bandengan. The composition of the shrimp catches in August 2016 to October 2016 in Batang waters found 5 species, ie Metapenaeopsis barbata (69%), Trachypenaeus longipes (16%), Metapenaeus conjunctus (9%), Penaeus merguiensis (6%), and Metapenaeus tenuipes (0,001%), Kendal waters found 6 species of shrimp that is Penaeus indicus (40%), Metapenaeus conjunctus (22%), Penaeus merguiensis (17%), Metapenaeopsis barbata (14%), Metapenaeus tenuipes (5%), and Trachypeneus longipes (2%). Based on the observation of shrimp catch, there are 6 species in TPI Tawang, they are M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, M. tenuipes and P. indicus. There are 5 species of shrimp  in TPI Roban, they are M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, and M. tenuipes. There are 4 species of shrimp in TPI bandengan, they are M. conjunctus, P. merguiensis, M. tenuipes and P. indicus. The largest distribution of catches for species M. barbata in TPI Roban (70%), M. conjunctus in TPI Bandengan (48%), P. merguiensis in TPI Bandengan (69%), M. tenuipes in TPI Bandengan (93%) , T. longipes in TPI Roban (80%), and P. indicus in TPI Bandengan (78%). Based on study of biological aspect, the size that is often caught each month is different, most positive allometric growth, Most of the shrimp caught immature gonads, Comparison of sex ratio shows that the number of female shrimp is more common than shrimp. 
STUDI BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BAWAL HITAM (Parastromateus niger) YANG TERTANGKAP PAYANG DI KABUPATEN KENDAL Rachma, Harmasnida; Ghofar, Abdul; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.138 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Kendal  memiliki potensi perikanan. Salah satu jenis ikan bernilai ekonomis tinggi  yang terdapat di perairan ini adalah ikan Bawal Hitam (Parastromateus niger). Bawal Hitam tertangkap pada alat tangkap payang. Dalam mengelola sumberdaya Bawal Hitam dibutuhkan data aspek biologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan panjang berat, faktor kondisi, ukuran pertama kali tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad, tingkat kematangan gonad ikan, indeks kematangan gonad, fekunditas dan CPUE harian Bawal Hitam yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang, Kabupaten Kendal. Selain itu, untuk mengetahui CPUE harian Bawal Hitam. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2014 dan Januari 2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pola pertumbuhan Ikan Bawal Hitam bersifat allometrik negatif dengan persamaan W=0,0004L2,923 . Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap Ikan Bawal Hitam (L50%) adalah  225 mm. Nilai L∞ sebesar 335,79 mm dan 1/2 L∞ sebesar 177,89 mm. Nilai faktor kondisi Ikan Bawal Hitam selama penelitian adalah 1,19. Persentase terbesar tingkat kematangan gonad Ikan Bawal Hitam jantan terdapat pada TKG 2 yaitu 29% sedangkan Ikan Bawal Hitam betina persentase terbesar terdapat pada TKG 3 yaitu 62 %. IKG yang kecil untuk jantan berkisar antara 0,06 sampai 3,53 dan betina berkisar 0,08 sampai 5,71. CPUE Bawal Hitam pada bulan Desember 2014 13,48764 kg/trip. Rata-rata CPUE Bawal Hitam bulan Januari 2015 sebesar 6,745776 kg/trip. Kendal waters have the potential fishery. One of the high-value fish species found in these waters are fish Black Pomfret (Parastromateus niger). Black pomfrets were caught in payang fishing gear. Data of biological aspect is needed in order to manage Black pomfret resource. The purpose of this research was to determine the long-weight relationship, condition factor, the size of the first captured, the size of the first ripe gonads, gonad maturity level (GML), gonad maturation index, fecundity and daily catch per unit effort of Black Pomfret landed at the fish auction place (TPI) Tawang, Kendal. The study was conducted in December 2014 and January 2015. The research collected both primary and secondary data. The results obtained that Black pomfret fish growth pattern in negative allometric equation W = 0,0004L2,923. The average of first caught size of Black Pomfret fish (L50%) was 225 mm. L∞ obtained by 335.79 mm and 1/2L∞ value of 177.89 mm. The value of Black pomfret fish condition factor in this research was 1.19. The largest percentage of male Black pomfret fish level gonad maturity contained in the GML 2 that is 29% while the percentage of female Black pomfret fish are most at GML 3 is 62%. Black pomfret average CPUE in December 2014 was 13,48764 kg/trip. Black pomfret average CPUE  in January 2015 was 6,745776 kg/trip.
VALUASI EKONOMI KEGIATAN PARIWISATA DI PANTAI CAHAYA DAN PANTAI SENDANG SIKUCING KENDAL Economic Valuation of Tourism Activities in Cahaya Beach and Sendang Sikucing Beach Kendal Marwulandari, Riyani; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 2 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.151 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i2.24228

Abstract

ABSTRAKPantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing terletak di Desa Sendang Sikucing, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Potensi pariwisata dari Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing meningkatkan nilai tambah bagi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut yang menarik minat wisatawan. Nilai ekonomi dari pariwisata dapat diukur dengan banyaknya jumlah pengunjung. Salah satu cara untuk mengetahui nilai ekonomi dari pariwisata adalah dengan valuasi ekonomi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wisatawan dan valuasi ekonomi. Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2018. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data dengan bantuan kuesioner. Teknik sampling menggunakan convenience sampling yang dibagikan kepada 100 responden pengunjung, sedangkan analisis valuasi ekonomi biaya perjalanan menggunakan pendekatan Travel Cost Method. Karakteristik wisatawan Pantai Cahaya dengan persentase berusia 20-40 tahun 47%, pelajar/mahasiswa 34%,banyaknya kunjungan 2-3 kali per tahun, lama wisata 1-5 jam, berasal dari luar Kabupaten Kendal 59%, jarak tempuh dari tempat asal >20 km dan alat transportasi mobil sebesar 38%. Karakteristik wisatawan yang Pantai Sendang Sikucing dengan persentase usia 20-40 tahun 49%, pelajar/mahasiswa 41%, banyaknya kunjungan >8 kali per tahun, lama wisata 1-5 jam, berasal dari Kabupaten Kendal 66%, jarak tempuh >20 km dan menggunakan alat transportasi motor sebesar 55%. Nilai ekonomi pariwisata Pantai Cahaya sebesar Rp 18.606.970.047,00/tahun, sedangkan nilai ekonomi pariwisata Pantai Sendang Sikucing sebesar Rp 3.259.683.684,00/tahun. ABSTRACT Cahaya beach and Sendang Sikucing beach located in Sendang Sikucing village, Rowosari Sub-Regency, Kendal Regency. The tourism potential of Cahaya Beach and SendangSikucing Beach increases the value of these natural and environmental resources and attracts tourists. The economic value of tourism can be measured by the large number of visitors. One way to find out the economic value of tourism is with economic valuation.The purpose of this research are to find out the tourist characteristic and economic valuation. This research was conducted on November-December 2018. It used a descriptive method and collecting data by using questionnaires. Sampling technique used convenience sampling distributed to 100 visitors as the respondents while the economic valuation of travel cost analysis used the Travel Cost Method approach. The visitors’ characteristics of Cahaya beach with a percentage of ages 20-40 years old 47%, students/college students 34%, the number of visits 2-3 times/years, fo 1-5 hours/visit, who come from outside the Kendal regency 59%, with mileage from their home about >20 km and using car transportation 38%. The visitors’ characteristics of Sendang Sikucing beach with a percentage of ages 20-40 years old 49%, students/college students 41%, the number of visits >8 times/years, for 1-5 hours/visit, who come from Kendal regency 66%, with mileage from their home about >20 km and using motorcycle 55%.The economic value of tourism in Cahaya beach is Rp. 18.606.970.047,00/year while Sendang Sikucing beach is Rp. 3.259.683.684,00/year.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PPP MORODEMAK Anindhita, Galuh Kirana; Saputra, Suradi Wijaya; Ghofar, Abdul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.533 KB)

Abstract

Ikan Swanggi merupakan salah satu jenis ikan yang ditangkap dengan alat tangkap Cantrang di PPP Morodemak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur ukuran, nilai modus, ukuran pertama kali tertangkap (Lc50%), pola pertumbuhan, aspek reproduksi, serta strategi pengelolaan yang baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode sistematik random sampling. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil tangkapan ikan Swanggi diambil 10% dari total hasil tangkapan dari 4 kapal selama 4 kali pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan selama 2 bulan dengan intensitas 2 minggu sekali. Kisaran panjang ikan yang tertangkap selama penilitian berkisar dari 123 – 305 mm dan berat berkisar dari 25,3 – 201,2 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan dengan kisaran panjang 174 – 190 mm paling banyak tertangkap dengan modus 358 ekor. Ukuran pertama kali tertangkap adalah 182 mm. Pertumbuhan ikan Swanggi bersifat allometrik negatif.Faktor kondisi sebesar 1,015. Ikan Swanggi jantan maupun betina sebagian besar belum matang gonad yaitu sebesar 63% dan 59%. Nilai IKG terendah pada ikan Swanggi jantan sebesar 0,05% dan nilai IKG tertinggi sebesar 3,02%, sedangkan nilai IKG terendah pada ikan Swanggi betina sebesar 0,13% dan nilai IKG tertinggi sebesar 7,73%. Ukuran pertama kali matang gonad adalah 184 mm. Fekunditas terendah sebesar 127928 butir dengan panjang tubuh 173 mm dan berat tubuh 69,5 gram, sedangkan fekunditas tertinggi sebesar 227571 butir dengan panjang tubuh 211 mm dan berat tubuh 132,4 gram. Hubungan fekunditas dengan panjang memiliki keeratan yang cukup kuat dan hubungan fekunditas dengan berat memiliki keeratan yang kuat. Hubungan fekunditas dengan berat lebih kuat dibandingkan hubungan fekunditas dengan panjang. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan mesh size jaring Cantrang yang sekarang digunakan dan cara pengoperasiannya. Red Bigeye fish is one type of fish caught by fishing gear Cantrang in PPP Morodemak. The research was intended to determine the structure size, the value of the mode, the first caught size (Lc50%), the patterns of growth, the reproduction aspect, as well as good management strategy. The research was done in March – April 2014. The method used was surveying and sample was collected using systematic random sampling method. The data used was primary data. The catch of red bigeye fish was taken 10% from the total catch from 4 boats in 4 sampling. The sample was collected in 2 months, once in every 2 weeks. Length range of fish caught during penilitian ranged from 123 - 305 mm and weight ranged from 25,3 – 201,2 grams. The result has shown that fish as long as 174 – 190 mm are the most caught fish with the mode as much as 358 fish. The size of the first caught fish was 182 mm. Red bigeye fish growth is negatively allometric. The condition of the gonad of 1,015 of male and female red bigeye fish are mostly immature, as much as 63% and 59%. The lowest IKG of male red bigeye fish was 0,13% and the highest IKG was 7,73%. The size when the gonad is mature for the first time was 184. The lowest fecundity was 127.928 items with body length of 173 mm and body weight of 69,5 grams, while the highest fecundity was 227.571 items with a body length of 211 mm and a body weight of 132,4 grams. The relationship of fecundity to length was moderate and the relationship of fecundity to weight is strong. The relationship of fecundity to weight was stronger than the relationship of fecundity to length. The strategy that can be done would be maintaining the mesh size of the Cantrang nets that is currently used and the operation procedure of using the net. 
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) YANG DIDARATKAN DI PPP TAWANG KABUPATEN KENDAL Agustiari, Arinta Maulidina; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 1 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.721 KB)

Abstract

ABSTRAK Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang merupakan pelabuhan yang cukup besar di Kabupaten Kendal. Salah satu hasil tangkapan yang didaratkan yaitu ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) merupakan jenis ikan demersal dengan karakteristik khusus berwarna merah muda, memiliki mata besar dan pada sirip perutnya terdapat bintik berwarna kehitam-hitaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi ikan Swanggi meliputi struktur ukuran, hubungan panjang berat, faktor kondisi (Kn), ukuran pertama kali tertangkap (Lc50%), ukuran pertama kali matang gonad (Lm50%), tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), diameter telur, fekunditas dan upaya pengelolaan sumberdaya ikan Swanggi (Priacanthus tayenus). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016. Metode penelitian adalah survei. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling atau acak. Hasil penelitian dilakukan pada ikan Swanggi sebanyak 625 ekor, pertumbuhan ikan Swanggi bersifat allometrik negatif dengan persamaan W = 0,00045L2,30701. Panjang ikan yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 105 – 324 mm dan  berat berkisar antara 22 – 205,2 gram. Nilai faktor kondisi adalah 1,106. Nilai Ukuran pertama kali tertangkap (Lc50%) adalah 152 mm.Ukuran pertama kali matang gonad (Lm50%) yaitu 153 mm. Ikan Swanggi jantan maupun betina sebagian besar belum matang gonad. Nilai TKG yang semakin tinggi akan diikuti dengan tingginya nilai IKG dan diameter telur juga semakin besar. Fekunditas tertinggi sebesar 245303 butir. Hubungan fekunditas terhadap panjang dan berat ikan Swanggi menunjukkan koefisien korelasi lemah. Kata Kunci : Ikan Swanggi  (Priacanthus tayenus), Aspek Biologi, PPP Tawang  ABSTRACT Tawang Coastal Fishing Port is a huge port in Kendal Regency. One of its hauls which was landed is Red Bigeye fish (Priacanthus tayenus). Which include in demersal fish with special characters; they have pink color, big eyes, and black spots around their pelvic fins. The purpose of this research is to find out the biological aspect of Red Bigeye fish from several aspects, i.e. size of the structure, relation of length and weight, the conditions factor (Kn), the size of the first caught (Lc50% ), the first time size of gonad maturity (Lm50%), gonad maturity level (TKG), index of gonad maturity (IKG), diameter of egg, fecundity, and management effort of Red Bigeye fish (Priacanthus tayenus) resources. The research was conducted in March – April 2016. The method used in this research is survey. In taking sample, this research use random sampling method. The result was done on 625 Swanggi fish. The growth of Red Bigeye fish is negative allometric with equation W = 0,00045L2,30701. The length of caught fish for the research are around 105 - 324 mm and weight around 22 – 205,2 gram. The value of condition factor is 1,106. The value of first time caught is 152 mm. The value of first time mature gonad (Lm50%) is 153 mm. Most male and female Red Bigeye fish are immature gonads. The higher TKG value will be followed by the higher IKG and egg diameter will be bigger. The highest fecundity is 245303 grain. The fecundity relation toward the weight of Red Bigeye fish shows weak correlation coefficient. Keywords : Swanggi Fish (Priacanthus tayenus), Biological Aspect, Tawang Coastal Fishing Port 
NILAI EKONOMI HUTAN MANGROVE DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Purnamawati, Ayu Dwi; Saputra, Suradi Wijaya; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.767 KB)

Abstract

Kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan manusia, baik berupa konservasi kawasan mangrove menjadi sarana pemanfaatan lain seperti pemukiman, industri, rekreasi dan lain sebagainya. Lemahnya pemahaman mengenai nilai khas dari jasa ekologi, menyebabkan Hutan ini sering kurang dihargai dan cenderung dikonversi ke penggunaan lain. Sehingga perlu dilakukan penilaian (valuasi) terhadap keberadaan Hutan mangrove dan pengaruh lingkungan bagi masyarakat Desa Mojo. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara ekonomi nilai manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan nilai  ekonomi total dari sumberdaya hutan mangrove di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang dibutuhkan berupa data primer yang dilakukan dengan cara wawancara melalui kuesioner dan data skunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait di Kabupaten Pemalang. Analisis data menggunakan pendekatan penilaian ekonomi menurut Ruitenbeek (1991). Nilai ekonomi manfaat langsung Hutan mangrove Desa Mojo, yang dimanfaatkan masyarakat setempat, meliputi: a) perikanan tangkap: pencari kepiting dan nelayan menggunakan perahu; dan b) perikanan budidaya: udang vaname, ikan bandeng dan kepiting soka. Diperoleh nilai ekonomi total manfaat langsung per tahun Rp200.364.004.000,00. Nilai ekonomi manfaat tidak langsung dari hutan mangrove Desa Mojo yang diestimasi melalui biaya pengganti, yaitu: a) sebagai penahan abrasi; b) pemecah gelombang; dan c) penyedia unsur hara diperoleh nilai total manfaat tidak langsung per tahun Rp18.953.232.310,00; dan nilai manfaat ekonomi total Hutan mangrove Desa Mojo yang diperoleh hanya dari sebagian jasa-jasa yang diambil dalam penelitian sebesar Rp219.410.973.910,00 per tahun dengan luas hutan mangrove 72 ha dan luas lahan tambak seluas 327 ha. Mangrove forest destruction in Indonesia is largely caused by human actions, either in the form of conservation of mangrove areas into other uses such as residential facilities, industry, recreation etc. Weak understanding of the typical value of ecological services, causing these forests are often undervalued and likely to be converted to another use. So that needs to be done appraisal (valuation) of the existence of mangrove forests and environmental effects for the community village of Mojo. The study aims to determine the economic value of direct benefits, indirect benefits and the total economic value of mangrove forest resources in the village of Mojo, District Ulujami, Pemalang. The method used is purposive sampling. Datas needed are  primary data by interview with questionnaire and secondary data obtained from related institutions in Pemalang. Data analysis using economic valuation approaches according Ruitenbeek (1991). The economic value of the direct benefits of Mojo village’s Mangrove, which utilized by local communities, including: a) fisheries: search crab and fishing boats; and b) aquaculture: vaname shrimp, fish and soft-shelled crabs. Retrieved total economic value of direct benefits annually is IDR 200.364.004.000,00. The value of indirect economic benefits of mangrove forests were estimated through the Mojo village replacement costs, namely: a) as a drag abrasion; b) breakwater; and c) providers of nutrient obtained total value of indirect benefits annually IDR 18.953.232.310,00; and the value of total economic benefits of Mojo village’s mangrove obtained only from the majority of services that are taken in the study amounted IDR 219.410.973.910,00 annually with an area of 72 ha of mangrove forest and land area of pond area 327 ha.
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26554

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
VALUASI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO (The Economic Valuation of Utilization Wadaslintang Reservoir of Wonosobo Regency) Manullang, Panogu; Saputra, Suradi Wijaya; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.506 KB)

Abstract

Waduk Wadaslintang merupakan waduk yang terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Waduk ini dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya untuk perikanan tangkap, keramba jaring apung, pariwisata, air bersih, dan  PLTA. Pemanfaatan waduk Wadaslintang  belum terukur secara ekonomi sehingga perlu dilakukan studi tentang besarnya nilai ekonomi pemanfaatan waduk sebagai dasar upaya pengelolaan. Penelitian dilakukan pada Juni - Juli 2017 dengan tujuan untuk menghitung nilai ekonomi total pemanfaatan waduk. Metode yang digunakan untuk air bersih yaitu Contingent Valuation Method (CVM), rekreasi dengan metode Travel Cost Method (TCM), PLTA, perikanan tangkap dan budidaya KJA dengan metode Market Price Method. Metode penentuan responden untuk PLTA,perikanan tangkap dan Budidaya KJA menggunakan metode purposive sampling, air bersih menggunakan cluster sampling dan rekreasi menggunakan acidental sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai ekonomi Perikanan Tangkap Rp.493.744.000/tahun, Nilai ekonomi Budidaya keramba jaring apung Rp.1.024.612.000/tahun, Nilai ekonomi Pariwisata Rp.426.845.468,-/tahun, Nilai ekonomi Air Bersih Rp.63.018.000/tahun, dan Nilai ekonomi PLTA Rp.101.519.999.812/tahun. Nilai ekonomi total per tahun sebesar Rp.22.778.531.066/tahun. Wadaslintang Reservoir is a reservoir located in Wonosobo regency, Central Java. This reservoir is used for various needs, such as for fishery catch, floating catch, tourism, clean water, and hydropower. Utilization of Wadaslintang reservoir has not been economically measured so it is necessary to study about the economic value of reservoir utilization as the basis of management effort. The study was conducted in June - July 2017 with the aim to calculate the total economic value of reservoir utilization. The method used for clean water is Contingent Valuation Method (CVM), recreation with Travel Cost Method (TCM) method, hydropower, capture fishery and KJA cultivation by Market Price Method method. Determination method of respondents for hydropower, capture fishery and floating catch cultivation using purposive sampling method, clean water using cluster sampling and recreation using acidental sampling. The results obtained economic value of Capture Fisheries Rp.493.744.000 / tahun, Economic value of floating catch cultivation Rp.1.024.612.000 / year, Economic value of Tourism Rp.426.845.468, - / year, the economic value of clean water Rp.63.018. 000 / year, and Economic Value of PLTA Rp.101.519.999.812 / year. Total economic value per year is Rp.22.778.531.066 / year.
Co-Authors - Djuwito A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Kohar Mudzakir Abdullah Habibi Adriyani, Alvita Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agus Hartoko Agustiari, Arinta Maulidina Ahnan, Muhammad Firhan Maftuh aji, muhammad tri aliffyana, firanika Angga Yan Prayudha Anhar Solichin Anhar Solihin Aninditia Sabdaningsih Anthonius Hot Arios Apriyanti, Anisa Dwi Arif Widiyanto Asriningpuri, Degrita Herdianti Astuti, Menur Puji Ayu Dwi Purnamawati, Ayu Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta Ayu Rutiyaningsih Ayuningtyas Indrawati Azizi, Nurul Amin Azzahra, Rizqina Nafa Nur Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Bosma, Roel H. Bram Setyadji, Bram Budi Nugraha, Budi Churun Ain Damar Nusawicaksono Kurniawan, Damar Nusawicaksono Diah Ayuningrum, Diah Dian Wijayanto Djuwito Djuwito EDY H.P. MELMAMBESSY Eki Septiana Erika Kurniawati, Erika Faik Kurohman Fajrur Rohman, Fajrur Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Fitria Sari Fofied, Fernanda Gitarini Frida Purwanti Gabriela Ari Sulistyawati Galuh Kirana Anindhita Griselda, Adinda Putri Khairunnisa Haeruddin Haeruddin Hanggoro, Adnan Lintang Harmasnida Rachma, Harmasnida Herna Octivia Damayanti Hilda Fadhila, Hilda Huda, Anisa Arifatul Ibrahim, Putri Sapira Iin Ika Wahyuni Imam Triarso Imanuel Villian Trayanta Soukotta Iswanto, M. Fajar Fajar Johannes Hutabarat Julianto Subekti Karohmatullah, Achmad Mufidh Kartika Widya Iswara Krisliyana Mia Anggarini, Krisliyana Mia Kukuh Prakoso, Kukuh Kurniawan, Wanwan Lazuardhi, Risqi Lestari Lakhsmi Widowati Mahardhika, Septya Mega Manullang, Panogu Marwulandari, Riyani Monica, Soraya Chandra Muhamad Sutri Wardani Nisya, Choirun Norma Afiati Novi Andriani, Novi Nugraha, Satria Wiratama Nurul Mukhlish Bakhtiar Panjaitan, Theresia Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pratiwi Genesi Siagian, Pratiwi Genesi Prijadi Soedarsono Pujiono Wahyu Purnomo Putra, Muhammad Ardinan Dwi Putri, Lintang Kinanti Ramadhan, Mochammad Rizqy Restiana Wisnu Ariyati Rian Kisworo Rini, Annisa Sulistya Ririn Vianita Rizky Oktarina Nur Dewanti Rosa Anggraeni, Rosa Sakina, Kurnia Sandro, Yosua Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Sarjito - Schrama, Johan Siahaan, Debora Ernika Siraj, Ahmad Zhafran Siti Aisyah Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Skar Puji Astuti, Skar Puji Sri Lestari Sri Rejeki Subijanto Subijanto Suryanti Sutrisno Anggoro Taufani, Wiwiet Teguh Trienes, Yoni Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wiedha Maharmingnastiti, Wiedha Winda Ari Widyaningtiwi Wiwiet Teguh Taufani Yalindua, Fione Yukita Yulianti, Aida Tri Zuleca, Maulidina Ziva