Claim Missing Document
Check
Articles

VALUASI EKONOMI OBJEK WISATA PANTAI WEDIOMBO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN TRAVEL COST Economic Valuation of Tourism Destination of Wediombo Beach Gunungkidul Regency Yogyakarta with Travel Cost Approach Panjaitan, Theresia; Saputra, Suradi Wijaya; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.638 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24257

Abstract

ABSTRAKPantai Wediombo terletak di  Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Pantai Wediombo merupakan salah satu ekosistem perairan yang memiliki daya tarik untuk dapat dijadikan objek wisata. Manfaat yang diberikan oleh pantai Wediombo belum terukur secara ekonomi sehingga penting untuk dilakukan studi tentang besarnya nilai ekonomi kawasan wisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi dan nilai ekonomi Pantai Wediombso. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019 di Pantai Wediombo. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara kepada 100 wisatawan dan 1 pengelola wisata menggunakan kuisioner dengan teknik sampling accidental sampling. Analisis valuasi ekonomi wisata menggunakan pendekatan Travel Cost Method. Potensi yang dimiliki oleh Pantai Wediombo mencakup keindahan dan kondisi daya tarik pantai termasuk dalam  kategori sangat baik, sarana dan prasarana yang sudah memadai, pelayanan pengelola yang cukup baik serta potensi budaya masyarakat seperti Upacara Ngalangi. Nilai ekonomi Pantai Wediombo sebesar Rp.52.787.622.096,00/tahun dengan rata-rata biaya perjalanan individu sebesar Rp. 208.296,00/kunjungan. ABSTRACTWediombo Beach located in Jepitu Village, Girisubo District, Gunungkidul Regency. Wediombo Beach is one of the aquatic ecosystems which has attraction that can be a good tourist destination. The benefits from Wediombo Beach were not yet measure in economic terms and it is important to study the magnitude of the economic value of tourist areas. The purpose of this research is to find out the potential and economic value of the beach. The research held on March at Wediombo Beach. The study used descriptive methods. Data obtained through interviews with 100 tourists and 1 tourism manager using questionnaires with accidental sampling. Analysis of tourism economic valuation using Travel Cost Method approach. The potential of Wediombo Beach including the beauty and conditions of coastal appeal is in a very good category, adequate facilities and infrastructure, good management services and potential cultural communities such as the Ngalangi ceremony. The economic value of Wediombo Beach based on tourist travel cost is about Rp.52.787.622.096.00 / year and average individual travel cost about Rp.208.296 / visit.
KERAGAMAN JENIS DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus DI PERAIRAN CILACAP, JAWA TENGAH Rizkiyana, Wahyu; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.956 KB)

Abstract

Udang Metapenaeus di Kabupaten Cilacap produksinya semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan indikasi dari tingkat pemanfaatan udang Metapenaeus yang sudah sangat intensif. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya informasi tentang keragaman jenis dan beberapa aspek biologi udang Metapenaeus di perairan Cilacap. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keragaman jenis, aspek biologis, dan konsep pengelolaan udang Metapenaeus. Hasil penelitian tersebut akan dijadikan acuan dalam penyusunan konsep pengelolaan udang Metapenaeus yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode survei. Tempat pengambilan sampel yaitu TPI Lengkong, TPI Kemiren, TPI Menganti Kisik, dan TPI Tegal Katilayu. Sampel udang diambil 10% secara acak dari total hasil tangkapan tiap perahu. Pengambilan sampel empat kali dari bulan September-Desember 2012. Data primer yang dikumpulkan yaitu jenis udang, panjang total dan karapas, berat total, jenis kelamin, TKG, dan mesh size. Data sekunder meliputi jumlah produksi udang Metapenaeus. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 spesies yang ditemukan yaitu Metapenaeus affinis, Metapenaeus dobsoni, dan Metapenaeus ensis. Jumlah udang betina lebih banyak daripada jantan. Nilai L50%  ketiganya cukup besar yaitu udang M. affinis 46,5mm, M. dobsoni 40,5mm, M. ensis 49,5mm. Sifat pertumbuhannya allometrik negative, dengan persamaan untuk udang M. affinis betina W=0,0122L1,8225, jantan W=0,0423L1,4684, M. dobsoni betina W=0,0159L1,5693, jantan W=0,0705L1,1512, M. ensis betina W=0,0015L2,3973, jantan W=0,0004L2,7434. Nilai faktor kondisi ketiga jenis udang tersebut memiliki tingkat kemontokan yang sama. Sebagian besar udang Metapenaeus  yang  tertangkap belum matang  gonad, dan nilai  Lm50%  udang  M. affinis 51,0mm, M. dobsoni 46,5mm, M. ensis 58,5mm.
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus conjunctus DI PERAIRAN BATANG DAN KENDAL, JAWA TENGAH (Biological Aspect Assessment of Metapenaeus conjunctus Shrimp on Batang and Kendal Waters, Central Java) Monica, Soraya Chandra; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.344 KB)

Abstract

Udang penaeid di perairan utara Jawa banyak tertangkap nelayan, salah satunya udang Metapenaeus conjunctus. Jumlah produksi udang M. conjunctus di perairan Kendal dan Batang tidak tercatat dengan baik, karena tidak semuanya dilelang. Penangkapan udang menggunakan jaring arad dengan mesh size 19,05 mm. Perlu dilakukan pengkajian terhadap aspek biologi udang M. conjunctus di perairan Kendal dan Batang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi dari udang M. conjunctus di kedua perairan tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk menduga status stok sumberdaya udang M. conjunctus. Pengambilan sampel penelitian dilakukan di TPI Bandengan Kendal, TPI Tawang Kendal, dan TPI Roban Batang pada September 2016 - Januari 2017. Metode yang digunakan adalah metode survey. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari total hasil tangkapan dalam sekali penangkapan. Data primer yang dikumpulkan yaitu data panjang karapas dan panjang total, berat udang, TKG, dan mesh size. Hasil penelitian menunjukkan udang betina jauh lebih banyak jumlahnya dibanding udang jantan baik di perairan Kendal maupun perairan Batang. Nilai L50% udang jantan 77 mm dan udang betina 73 mm. Sifat pertumbuhan udang jantan di perairan Kendal bersifat allometrik negatif dengan nilai b = 2,881 dan udang betina bersifat isometrik dengan nilai b = 3,029, sedangkan di perairan Batang udang jantan dan udang betina bersifat isometrik dengan nilai b = 2,911 dan b = 3,033. Nilai faktor kondisi udang jantan dan betina rata-rata memiliki kemontokan yang sama. Udang jantan dan betina di perairan Kendal 1,089 dan 0,845, sedangkan di perairan Batang untuk udang jantan 0,827 dan udang betina 1. Udang M. conjunctus belum ada yang matang gonad. Penaeid shrimp in Java's northern waters was caught by many fishermen; one of them is Metapenaeus conjunctus shrimp. The number of M. conjunctus shrimp production in Kendal and Batang waters is not well recorded, because not all of them are auctioned. Catching shrimp is using arad net with mesh size 19,05 mm. An assessment of the biological aspects of M. conjunctus shrimp in Kendal and Batang waters is required. The purpose of this research is to know the biological aspects of shrimp M. conjunctus in both waters. The results of  this study was to determine the stock status of shrimp resources M. conjunctus. The sampling was conducted at TPI Bandengan Kendal, TPI Tawang Kendal, and TPI Roban Batang in September 2016 - January 2017. The method used was survey method. 10% of total catch in one catch was taken as a sample. The primary data collected were data of  length of carapace and total length, shrimp weight, TKG, and mesh size. The result showed that female shrimp is much more numerous than the male shrimp both in waters of Kendal and Batang waters. The L50%’s value of male shrimp is  77 mm and female shrimp  is 73 mm. The characteristic of male shrimps growth in Kendal is allometric  negative with b = 2,881 and female shrimp is isometric with b = 3.029, while in the Batang the male shrimps and female shrimps are isometric with b = 2,911 and b = 3,033. The value factor of the male and female shrimp condition on average has the same plumage. Male and female shrimp in Kendal waters 1,089 and 0.845, while in Batang waters for male shrimp 0.827 and female shrimp 1. M. conjunctus shrimp has not been ripe gonad.
ASPEK BIOLOGI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN KUNIRAN (Upeneus moluccensis) YANG DIDARATKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) TAWANG KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH Abdullah, Febyansyah Nur; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.534 KB)

Abstract

Ikan Kuniran merupakan salah satu ikan demersal yang saat ini produksinya semakin menurun karena tingkat penangkapan yang meningkat sehingga perlu dijaga kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi, tingkat pemanfaatan dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan Kuniran di Perairan Kabupaten Kendal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling atau acak sederhana. Data primer meliputi panjang berat ikan, tingkat kematangan gonad, dan fekunditas untuk mengetahui aspek biologi ikan Kuniran, sedangkan data sekunder meliputi data produksi sumberdaya ikan Kuniran selama 5 tahun terakhir (2009-2013). Hasil penelitian menunjukkan ukuran panjang ikan Kuniran dengan kisaran 105 mm - 193 mm dan berat dengan kisaran 12,3 gram - 90 gram, ukuran pertama kali ikan tertangkap (L50%) adalah 145,6 mm. Sifat pertumbuhannya adalah allometrik positif dengan nilai Kn adalah 1,051. Tingkat kematangan gonad ikan Kuniran jantan didominasi oleh TKG III dan TKG IV, sedangkan tingkat kematangan gonad ikan Kuniran betina didominasi oleh TKG IV. Nilai indeks kematangan gonad terendah pada ikan Kuniran jantan adalah 0,193 % dan nilai IKG tertinggi adalah 1,195 %, sedangkan nilai IKG terendah pada ikan Kuniran betina adalah 1,26 % dan nilai IKG tertinggi adalah 3,89 %. Ikan Kuniran jantan dan betina pertama kali matang gonad (Lm) berukuran masing-masing sebesar 150,5 mm dan 166,4 mm, artinya ikan Kuniran jantan lebih cepat matang gonad daripada ikan Kuniran betina. Fekunditasnya berkisar antara 6.565-17.301 butir. Nilai CPUE selama tahun 2009-2013 berkisar antara 2,525-6,804. Nilai MSY dan Foptimum yang didapatkan masing-masing adalah 9.928,084 kg dan 2551 trip. Nilai tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan Kuniran pada tahun 2009 sampai 2013 berkisar antara 77,24%-98,72%. Upaya pengelolaan Ikan Kuniran di Perairan Kabupaten Kendal adalah dilakukan dengan cara memperbesar mesh size atau ukuran mata jaring alat tangkap. Goldband goatfish is one of the demersal fish which needs to be preserved because of increasing capture efforts. The objective of the study was to observe the biological aspects, utilization level and strategies to manage goldband goatfish resources in Kendal Regency waters. The study was conducted in June-July 2014 use descriptive methods. The samples were obtained use simple random sampling method. Primary data includes length and weight of the fish, gonad maturity level, and fecundity to identify the goldband goatfish biological aspects, while the secondary data includes the production of goldband goatfish for the recent 5 years (2009-2013). The study has shown that the lengt of the goldband goatfish ranges from 105 mm to 193 mm and weigh 12,3g-90g, and the size of the first captured fish (L50%) was 145,6 mm. The growth observed was positive allometric showing the value of Kn 1,051. The gonad maturity level for male goldband goatfish was dominated by TKG III and TKG IV, while for female goldband goatfish was dominated by TKG IV. The lowest gonad maturity index for male goldband goatfish was 0,193 % and the highest was 1,195 %, while for female fish the lowest gonad maturity index was 1,26 % and the highest index was 3,89 %. For both male and female fish, first mature gonad was obtained when they were 150,5 mm and 166,4 mm, male fish mature faster rather than female fish gonads. The fecundity ranged from 6.565  to 17.301 items. The CPUE value during 2009-2013 ranged from 2,525 to 6,804. The MSY and Foptimum obtained was 9.928,084 kg and 2551 trips. The goldband goatfish level of utilization during 2009-2013 ranged from 77,24% to 98,72%. The effort to manage goldband goatfish in Kendal waters was done by enlarging the mesh size.
ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI PERAIRAN RAWA PENING KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Rochmatin, Siti Yuliani; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.195 KB)

Abstract

Rawa Pening merupakan perairan umum yang potensial di Jawa Tengah dan tempat mata pencaharian utama bagi nelayan sekitar. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) adalah salah satu ikan air tawar asli perairan umum Indonesia yang dapat ditemukan di Rawa Pening. Saat ini ikan Nilem dieksploitasi tidak hanya untuk dikonsumsi dagingnya saja tetapi juga telurnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan agar stok ikan di alam tetap terjaga dengan  mengkaji dari aspek pertumbuhan dan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek pertumbuhan dan reproduksi ikan Nilem serta strategi pengelolaan yang baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014– Maret 2014 di Rawa Pening Kecamatan Tuntang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang bersifat deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel simple sensus sampling. Data yang digunakan yaitu data primer. Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 minggu sekali. Selama penelitian didapatkan 78 ekor sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa sifat pertumbuhan ikan Nilem adalah alometrik negatif, dengan nilai b sebesar 2,8392. Faktor kondisi ikan Nilem sebesar 1,144 yaitu kurang pipih (bertubuh kurus). Ukuran rata – rata pertama kali tertangkap ikan Nilem 135 mm dan ukuran pertama kali matang gonad 102,93 mm, menunjukkan ukuran tersebut layak tangkap. Tingkat Kematangan Gonad didominasi TKG IV dan V yaitu dalam keadaan matang gonad. Nilai Indeks Kematangan Gonad tertinggi ikan betina diperoleh 45,32%  sedangkan IKG tertinggi pada ikan Nilem jantan sebesar 23,07%. Fekunditas tertinggi sebanyak 156.695 butir sedangkan nilai fekunditas terendah sebanyak 2966 butir. Perbandingan jantan dan betina 1:1,29. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mempertahankan ukuran mata jaring, mengurangi intensitas penangkapan dan penegakan hukum. Rawa Pening is a water source which is potential in Central Java and the main livelihood for fishermen living around. Nilem fish (Osteochilus hasselti) is one of the native freshwater fish in Indonesia, and can be found in Rawa Pening. Currently, Nilem is exploited not only for its meat but also its eggs to be consumed. Therefore, it is necessary that conserving fish in nature should be examined based on the aspects of growth and reproduction. The research was intended to determine some aspects of reproduction and growth, as well as good management strategy. The research was done from January 2014 – March 2014 in Rawa Pening, District Tuntang. The research method used was descriptive survey using simple sampling method to collect the data. Primary data was used in the research and the sample was done once in two weeks. During the study 78 samples obtained. The results of the research has shown that Nilem has negative alometric growth showing b value as much as 2,8392. The condition factor of Nilem has indicated that the fish was flat (thin) based on value 1,144. The average first caught Nilem has the size 135 mm and the first measurement of gonad maturity was 102,93 mm, showing that the fish was suitable catching. The gonad maturity was dominated by level TKG IV and V, showing that the fish were mature. The highest index of gonad maturity in female fish was 45,32%, while in male fish was 23,07%. The highest fecundity was 156.695 while the lowest was 2.966. The ratio of male and female fish was 1 : 1,29. The management strategy that can be use were maintain the mesh size, minimize the intensity of catch and law enforcement.
Analisis Panjang-Berat dan Faktor Kondisi pada Udang Rebon (Acetes japonicus) di Perairan Cilacap, Jawa Tengah Akbar, Pratik Primas; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.55 KB)

Abstract

Udang Rebon merupakan jenis udang berukuran kecil yang hidup diperairan pantai yang dangkal dan berlumpur serta merupakan jenis udang yang memiliki sifat fototaksis positif. Fototaksis positif adalah tingkah laku udang yang tertarik untuk mendekati sumber cahaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan sampel atau data menggunakan metode random sampling. Data yang digunakan adalah data panjang total (mm) dan berat (gram) dari udang Rebon serta ukuran mata jaring (mesh size) arad sebagai alat tangkapnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan dari udang Rebon adalah allometrik negatif, bentuk tubuhnya kurus, dan jaring arad yang digunakan untuk menangkap udang Rebon tergolong tidak selektif. Sifat pertumbuhan allometrik negatif memiliki arti bahwa pertambahan panjang udang Rebon lebih cepat dari pertambahan beratnya. Nilai ukuran pertama kali udang Rebon tertangkap (L50%) adalah 24,6 mm, nilai L infinite (L~) sebesar 33,89 mm, Faktor Seleksi (FS) sebesar 2,05 dan mesh size jaring arad 0,5 inchi. Ukuran udang Rebon layak tangkap sebesar 16,95 mm.
ASPEK BIOLOGI UDANG BERAS MERAH (Metapenaeopsis barbata) di PERAIRAN UTARA KABUPATEN BATANG DAN PEMALANG, JAWA TENGAH (Biological Aspect of Whiskered Velvet Shrimp (Metapenaeopsis barbata) in North of Batang and Pemalang Disctrict Seas) Hanggoro, Adnan Lintang; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.474 KB)

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan di Pantai utara Provinsi Jawa Tengah yang terus meningkat dan penggunaan alat tangkap yang tidak selektif oleh nelayan akan mempengaruhi jumlah stok udang di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membandingkan aspek-aspek biologi Udang Beras Merah (Metapenaeopsis barbata) yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi menurut perbedaan waktu pengambilan sampel (temporal) dan perbedaan perairan daerah penangkapan (spasial). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2017 di Kabupaten Batang dan Pemalang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Hasil sampling yang dilakukan di Kabupaten Batang dan Pemalang menunjukkan panjang total udang M. barbata yang tertangkap berkisar pada ukuran 40 – 106 mm dan 52 – 118 mm. Pola pertumbuhan M. barbata yang tertangkap di Kabupaten Batang bersifat allometrik negatif, sedangkan udang yang didaratkan di Kabupaten Pemalang bersifat allometrik positif. Nilai faktor kondisi pada udang M. barbata yang didaratkan di Kabupaten Batang dan Pemalang selama penelitian adalah 1,908 dan 1, 584. Ukuran udang M. barbata yang pertama kali tertangkap di Kabupaten Batang dan Pemalang adalah 63 mm dan 88 mm. Rasio perbandingan nisbah kelamin Udang M. barbata jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian sebesar 1 : 2,11. Udang M. barbata yang didaratkan di Kabupaten Pemalang pertama kali mengalami matang gonad pada ukuran panjang total 94,2 mm. Upaya untuk mempertahankan tersedianya stok spesies M. Barbata adalah dengan mengatur intensitas eksploitasi sumberdayanya dan ukuran mata jaring alat tangkap arad agar diperbesar menjadi ukuran 1,75 inchi. Pendataan jumlah produksi dan trip alat tangkap udang M. barbata penting untuk dilakukan, dengan tujuan pemerintah daerah tetap bisa memantau intensitas eksploitasi yang dilakukan nelayan. Fishing activities on the North Coast of Central Java Province are increasing and the using of fishing gear which is not selective by fishermen will affect the amount of shrimp stock in the waters. The purpose of this research was to examine and compare the biological aspects of Whiskered Velvet Shrimp (M. barbata) which are growth and reproduction aspects according to differences in timing of sampling (temporal) and different fishing ground (spatial). The research was conducted on February to April 2017 in Batang and Pemalang districts. The method used systematic random sampling. The results of the sampling carried out in Batang and Pemalang shows the total length caught M. barbata range in size of 40-106 mm and 52-118 mm. The growth pattern M. barbata caught in Batang is allometric negative, while the shrimp landed in Pemalang are positive allometric. The value of the condition factor on M. barbata landed in Batang and Pemalang District during the study was 1.1688 and 1.0618. The average size of M. barbata  first caught in Batang and Pemalang District is 63 mm and 88 mm. The ratio of sex ratio of male and female M. barbata caught during the study was 1: 2,11. Red Rice Prawns are landed in Pemalang District first experience mature gonads at a total length of 94.2 mm. The effort to maintain the availability of stock of the species M. barbata is to adjust the intensity of exploitation of resources and setting the mesh size of fishing gear in order arad (small bottom trawl) enlarged to a size of 1.75 inches. Documenting the amount of production and the number of trips M. barbata fishing tools necessary to do, with the aim is the local government can still monitor the intensity of exploitation of fishermen.
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Ikan Dan Ekowisata Mangrove Di Muara Angke, Jakarta Mahardhika, Septya Mega; Saputra, Suradi Wijaya; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.412 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22670

Abstract

Muara Angke merupakan satu – satunya kawasan yang masih memiliki ekosistem mangrove di daerah pesisir Jakarta. Luas Muara Angke kurang lebih 964,98 ha dibagi menjadi tiga zona. Dua diantaranya berkontribusi pada sektor Perikanan dan Ekowisata, yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK). Kurangnya pemahaman umum tentang manfaat ekonomi ekosistem mangrove  menyebabkan masyarakat mengeksploitasi secara berlebihan sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai ekonomi yang dihasilkan ekosistem mangrove berdasarkan dua aspek yaitu Perikanan Tangkap dan Ekowisata. Data Perikanan Tangkap menggunakan data sekunder dari Pengelola PPI Muara Angke tahun 2016 – 2017. Data sosial ekonomi diperoleh menggunakan  wawancara dengan bantuan kuesioner. Data biaya perjalanan rata – rata diperoleh dengan wawancara pengunjung TWAAK. Analisis Valuasi Ekonomi Perikanan Tangkap menggunakan Market Price Method. Analisis Valuasi Ekonomi Ekowisata Mangrove menggunakan Travel Cost Method. Metode penentuan 100 responden nelayan tangkap menggunakan Random Sampling sedangkan penentuan 100 responden pengunjung TWAAK menggunakan Accidental Sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai ekonomi pada aspek perikanan tahun 2016 Rp. 13.148.945.100, tahun 2017 Rp.21.087.388.300 dan tahun 2018 Rp. 370.313.869.500. Hasil penelitian didapatkan nilai ekonomi ekowisata tahun 2018 Rp.40.28.400.000 Muara Angke is the only area that still has mangrove ecosystems in the coastal areas of Jakarta. Muara Angke area is approximately 964.98 ha divided into three zones. Two of them contribute to the Fisheries and Ecotourism sector, namely Fish Landing Base (PPI) and Angke Kapuk Nature Park (TWAAK). Lack of general understanding of the economic benefits of mangrove ecosystems causes people to over-exploit so that land use changes occur. The purpose of this study was to determine the economic value generated by mangrove ecosystems based on two aspects, namely Capture Fisheries and Ecotourism. Capture Fisheries Data uses secondary data from Muara Angke PPI Manager in 2016 - 2017. Socio-economic data were obtained using interview with Muara Angke fishermen with questionnaire assistance. Average travel cost data is obtained by interviewing TWAAK visitors. Capture Fisheries Economic Valuation Analysis using Market Price Method. Economic Valuation Analysis of Ecotourism Mangroves use the Travel Cost Method. The method of determining 100 respondents of capture fishermen uses Random Sampling while the determination of 100 respondents of TWAAK visitors uses Accidental Sampling. The results of the study obtained economic value in aspects of fisheries in 2016 Rp. 13,148,945,100, in 2017 Rp.21,087,388,300 and in 2018 Rp. 370,313,869,500. The results of the study obtained the economic value of ecotourism in 2018 Rp. 40.28.400.000
Hubungan Panjang - Berat, Faktor Kondisi dan Ukuran Pertama Kali Tertangkap Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus Albacares) di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Length - Weight Relationship, Condition Factors and Legth of The First Time Caught of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) in Cilacap Ocean Fishing Port Azizi, Nurul Amin; Saputra, Suradi Wijaya; Ghofar, Abdul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 9, No 2 (2020): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.247 KB) | DOI: 10.14710/marj.v9i2.27764

Abstract

ABSTRAK Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang ditangkap di Samudera Hindia merupakan komoditas penting karena memiliki nilai manfaat dan ekonomis yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai parameter yang mempengaruhi populasi tuna sirip kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran, hubungan panjang dan berat, faktor kondisi serta ukuran pertama kali tertangkap. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2019 di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Jumlah sampel tuna sirip kuning sebanyak 267 ekor dari 27 kapal yang melakukan bongkar di lokasi penelitian. Metode pengambilan sampel adalah dengan mengukur panjang dan berat. Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dilakukan analisis statistik dengan melakukan perhitungan dan hipotesis. Sampel ikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan tuna sirip kuning dengan ukuran >0,5 meter dan berat >15 kilogram. Sampel kapal merupakan kapal tuna longline dengan ukuran >10 GT (Gross Tonage). Hasil penelitian didapatkan ukuran panjang antara 88-174 cmFL (panjang cagak) dan berat antara 17-98 kilogram. Hubungan panjang dan berat bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi diperoleh sebesar 0,97-1,25. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) sebesar 140 cmFL. Lc>Lm, menunjukan ikan tuna sirip kuning yang tertangkap sudah pernah memijah dan diperbolehkan ditangkap. ABSTRACT Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) caught in the Indian Ocean is an important commodity because it has high economic and benefits. Based on this, research needs to be done on the parameters that affect yellow fin tuna population. This study aims to determine the size structure, length and weight relationship, condition factors and the leght of the first time caught. This research was conducted in July-August 2019 at the Cilacap Ocean Fishing Port. The number of yellowfin tuna samples was 267 from 27 ships unloading at the study site. The sampling method is by measuring length and weight. The measurement results obtained are then carried out statistical analysis by doing calculations and hypotheses. Yellow fin tuna samples>> 0.5 meters in size and> 15 kilograms in weight. The sample ship is a longline tuna ship with size> 10 GT (Gross Tonage). The results showed a length of between 88-174 cmFL (fork length) and a weight of 17-98 kilograms. The length and weight relationship is negative allometric. The condition factor is obtained from 0.97 to 1.25. Length of first catch (Lc) was 140 cmFL. Lc> Lm, indicating that yellowfin tuna caught have spawned and are allowed to be caught. 
VALUASI EKONOMI EKOSISTEM MANGROVE DI DUSUN BEDONO DAN DUSUN MOROSARI, KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH Apriyanti, Anisa Dwi; Saputra, Suradi Wijaya; A'in, Churun
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i1.12040

Abstract

Desa Bedono adalah salah satu wilayah di pesisir pantai utara Jawa Tengah yang terdapat hutan mangrove, dan dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang perekonomian, diantaranya kegiatan pariwisata, penangkapan dan budidaya ikan dan pemanfaatan hasil hutan. Nilai ekonomi dari kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove di Dusun Bedono dan Dusun Morosari perlu dikaji untuk mengetahui seberapa besar kontribusi ekonomi jasa ekosistem tersebut. Lokasi penelitian ini ditetapkan di Dusun Bedono dan Dusun Morosari, karena kedua dusun memiliki ekosistem mangrove yang  masih cukup baik. Tujuan penelitian dalah untuk mengetahui nilai ekonomi total, yang terdiri dari nilai manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat keberadaan ekosistem mangrove di Dusun Bedono dan Dusun Morosari. Metode analisis data yang digunakan pada yaitu Travel Cost Method (TCM) untuk mengetahui nilai ekonomi wisata, Market Price (MP) untuk mengetahui nilai ekonomi hasil hutan mangrove dan perikanan, Benefit Transfer untuk mengetahui nilai biodiversity, Replacement Cost untuk mengetahui nilai mangrove sebagai penahan abrasi dan Willingness To Pay (WTP) untuk mengetahui nilai ekonomi manfaat keberadaan ekosistem mangrove. Nilai Ekonomi Total (lower-upper) yang didapatkan di Dusun Bedono yaitu Rp2.513.835.922,- -Rp2.798.235.922,- /tahun dengan rincian Nilai Manfaat Langsung (lower-upper) Rp1.347.183.433,- -Rp1.631.583.433,- /tahun Nilai Manfaat Tidak Langsung Rp966.770.244,- /tahun dan Nilai Manfaat Keberadaan Rp199.882.245,- /tahun. Nilai Ekonomi Total (lower-upper) di Dusun Morosari Rp5.565.870.652,- - Rp8.996.490.652,- /tahun dengan rincian Nilai Manfaat Langsung (lower-upper) Rp3.254.067.310,- -Rp6.684.687.310,- /tahun, Nilai Manfaat Tidak Langsung Rp1.985.876.712,- /tahun dan Nilai Manfaat Keberadaan Rp325.926.630,- /tahun.Kata Kunci : Bedono, ekosistem mangrove, Morosari, valuasi ekonomi
Co-Authors - Djuwito A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Kohar Mudzakir Abdullah Habibi Adriyani, Alvita Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agus Hartoko Agustiari, Arinta Maulidina Ahnan, Muhammad Firhan Maftuh aji, muhammad tri aliffyana, firanika Angga Yan Prayudha Anhar Solichin Anhar Solihin Aninditia Sabdaningsih Anthonius Hot Arios Apriyanti, Anisa Dwi Arif Widiyanto Asriningpuri, Degrita Herdianti Astuti, Menur Puji Ayu Dwi Purnamawati, Ayu Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta Ayu Rutiyaningsih Ayuningtyas Indrawati Azizi, Nurul Amin Azzahra, Rizqina Nafa Nur Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Bosma, Roel H. Bram Setyadji, Bram Budi Nugraha, Budi Churun Ain Damar Nusawicaksono Kurniawan, Damar Nusawicaksono Diah Ayuningrum, Diah Dian Wijayanto Djuwito Djuwito EDY H.P. MELMAMBESSY Eki Septiana Erika Kurniawati, Erika Faik Kurohman Fajrur Rohman, Fajrur Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Fitria Sari Fofied, Fernanda Gitarini Frida Purwanti Gabriela Ari Sulistyawati Galuh Kirana Anindhita Griselda, Adinda Putri Khairunnisa Haeruddin Haeruddin Hanggoro, Adnan Lintang Harmasnida Rachma, Harmasnida Herna Octivia Damayanti Hilda Fadhila, Hilda Huda, Anisa Arifatul Ibrahim, Putri Sapira Iin Ika Wahyuni Imam Triarso Imanuel Villian Trayanta Soukotta Iswanto, M. Fajar Fajar Johannes Hutabarat Julianto Subekti Karohmatullah, Achmad Mufidh Kartika Widya Iswara Krisliyana Mia Anggarini, Krisliyana Mia Kukuh Prakoso, Kukuh Kurniawan, Wanwan Lazuardhi, Risqi Lestari Lakhsmi Widowati Mahardhika, Septya Mega Manullang, Panogu Marwulandari, Riyani Monica, Soraya Chandra Muhamad Sutri Wardani Nisya, Choirun Norma Afiati Novi Andriani, Novi Nugraha, Satria Wiratama Nurul Mukhlish Bakhtiar Panjaitan, Theresia Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pratiwi Genesi Siagian, Pratiwi Genesi Prijadi Soedarsono Pujiono Wahyu Purnomo Putra, Muhammad Ardinan Dwi Putri, Lintang Kinanti Ramadhan, Mochammad Rizqy Restiana Wisnu Ariyati Rian Kisworo Rini, Annisa Sulistya Ririn Vianita Rizky Oktarina Nur Dewanti Rosa Anggraeni, Rosa Sakina, Kurnia Sandro, Yosua Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Sarjito - Schrama, Johan Siahaan, Debora Ernika Siraj, Ahmad Zhafran Siti Aisyah Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Skar Puji Astuti, Skar Puji Sri Lestari Sri Rejeki Subijanto Subijanto Suryanti Sutrisno Anggoro Taufani, Wiwiet Teguh Trienes, Yoni Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wiedha Maharmingnastiti, Wiedha Winda Ari Widyaningtiwi Wiwiet Teguh Taufani Yalindua, Fione Yukita Yulianti, Aida Tri Zuleca, Maulidina Ziva