Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

APLIKASI LIMBAH TERNAK SEBAGAI SUMBER MIKROBA UNTUK FERMENTASI SILASE DIKELOMPOK TANI RANCAMULYA SUMEDANG Eulis Tanti Marlina; Deden Zamzam Badruzzaman; Hendi Setiyatwan
Dharmakarya Vol 8, No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.517 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v8i2.20552

Abstract

Limbah peternakan mengandung beragam mikroba pengurai bahan organik. Mikroba asal limbah ternak dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan silase untuk mempersingkat waktu inkubasi dengan produksi silase yang berkualitas baik. Pada umumnya peternak akan kesulitan mendapatkan hijauan pakan ternak pada musim kemarau. Seringkali ternak diberi pakan seadanya dengan kualitas dan kuantitas yang tidak memadai. Tujuan penyuluhan ini merupakan difusi inovasi pembuatan silase pada masyarakat peternak di kelompok tani Rancamulya dengan memanfaatkan limbah ternak sebagai konsorsium mikroba starter. Melalui difusi inovasi pembuatan silase diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam membuat silase dengan memanfaatkan jumlah hijauan pakan ternak pada saat produksi melimpah. Metode yang digunakan dalam difusi inovasi ini adalah penyuluhan secara langsung (Direct Communication) dan metode demonstrasi melalui demonstrasi plot pembuatan starter dan silase serta pengawetan beberapa bahan pakan. Hasil difusi inovasi silase menggunakan starter mikroba asal limbah ternak pada masyarakat peternak Desa Rancamulya Sumedang menghasilkan peningkatan pengetahuan tentang teknologi pengolahan limbah dan teknologi silase dengan peningkatan pengetahuan mencapai 3,82 % pada materi pengolahan limbah dan 99,42 % pada materi teknologi silase. Peran serta masyarakat dalam proses difusi inovasi cukup responsif. Demikian juga partisipasi aparat desa dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Sumedang Utara cukup baik sehingga diharapkan dapat menularkan semangant transferteknologi tepat guna yang lebih luas.
PEMBUATAN BERGER FEED UNTUK PAKAN SAPI PEDAGING, PEMANFAATAN KOTORAN UNTUK BIO GAS DAN PUPUK ORGANIK DI DESA SUKAMULYA DAN DESA KUDANGWANGI, KECAMATAN UJUNG JAYA, KABUPATEN SUMEDANG Hendi Setiyatwan
Dharmakarya Vol 4, No 2 (2015): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.717 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v4i2.10033

Abstract

Kecamatan Ujung Jaya merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang.Desa Sukamulya dan Desa Kudangwangi merupakan desa berbasis pertanian. Iklim di kedua wilayah tersebutadalah iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.550 mm per tahun, suhu udara berkisar antara 18-33o C dengankelembaban 50-70%. Wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah yang potensial untuk pengembanganternak sapi pedaging. Ketersediaan hijauan pakan ternak dan limbah pertanian cukup potensial untuk dijadikanpakan sapi pedaging. Berdasarkan hal demikian perlu dilakukan penyuluhan mengenai pembuatan bergerfeed untuk pakan sapi pedaging, pemanfaatan kotoran untuk biogas dan pupuk organik di Desa Sukamulya danDesa Kudangwangi Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Pengabdian Kepada Masyarakat telahdilaksanakan selama empat bulan mulai bulan Januari sampai dengan April 2014. Serangkaian program telahdilaksanakan mulai dari pengenalan bahan pakan lokal, pembuatan berger feed, membuat bio gas, dan pembuatanpupuk organik. Penyuluhan dilakukan di Desa Sukamulya dan Desa Kudangwangi. Hasil kegiatan disimpulkanbahwa secara umum masyarakat Desa Sukamulya dan Desa Kudangwangi lebih antusias dalam mengikutiprogram penyuluhan dengan metode pendampingan langsung di lokasi, hal demikian tercermin dari aktifitaspeserta yang lebih responsip dan terarah. 
Prospects Of Development Of Sorghum As Ruminant Feed-In Indonesia Inge Korima; Mansyur Mansyur; Hendi Setiyatwan
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v4i3.40352

Abstract

Sorghum plants can be developed in Indonesia as feed for ruminants. This is due to agro-ecological conditions that can be tolerant of land conditions in Indonesia. Dry land can be used for the growth of sorghum because sorghum is a cereal with low water content. The harvest method can be carried out at the age of 85 days  to 90 days, due to the high content of organic matter, dry matter, and crude protein. By-products of sorghum or sorghum waste in the form of leaves and stems can be used as forage for ruminants. Antinutrient substances in sorghum can be processed with silage technology to maintain nutrients, feed reserves for a long time, and increase digestibility in the rumen of ruminants to increase feed efficiency.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Amoniasi Jerami Padi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran Hendi Setiyatwan; Endah Yuniarti; M. Rifqi Ismiraj
Farmers: Journal of Community Services Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v4i2.49081

Abstract

Penyuluhan dan pendampingan lapangan untuk meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Amoniasi Jerami Padi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran telah dilaksanakan dari tanggal 5 Januari 2023 sampai dengan 6 Pebruari 2023.  Tujuan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok ternak maesa jaya dalam menyediakan pakan hijauan asal jerami padi melalui proses amoniasi.  Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan metoda Pendampingan Partisipatif, yaitu masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada suatu lokasi/kelompok peternak.  Penyuluhan mengenai teknologi peningkatan kualitas jerami padi melalui amoniasi untuk ternak sapi dilakukan di rumah ketua kelompok Maesa Jaya.  Pelaksanaan pendampingan adalah praktek lapangan pembuatan amoniasi jerami padi.  Bahan yang digunakan terdiri atas jerami padi sebanyak 500 kg; Urea sebanyak 17,4  kg;  Air 46 liter; dan Kantung kemasan plastik kapasitas 500 kg. Pemanenan hasil dilaksanakan setelah pemeraman selama 30 hari, selanjutnya dilakukan penilaian qualitas secara fisik. Hasil evaluasi melalui kuesioner, pengetahuan masyarakat mengalami peningkatan setelah mengikuti penyuluhan rata-rata sebesar 42% dibandingkan dengan kondisi sebelum mengikuti penyuluhan. Hasil review terhadap materi yang disampaikan menunjukkan rata-rata 86% jawaban peserta sudah benar. Penyuluhan yang dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang jerami amoniasi  telah tercapai dengan baik. 
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI JAGUNG DENGAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) KUKUS TERHADAP KUALITAS FISIK PELET RANSUM Saefulhadjar, Deny; Rusmana, Denny; Setiyatwan, Hendi
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 5, No 4 (2023)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v5i4.50634

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi jagung dengan ubi jalar kukus  terhadap kualitas fisik pelet ransum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), menggunakan tepung ubi jalar kukus (UJK) selama 15 menit dengan empat perlakuan,  yaitu  persentase substitusi tepung UJK terhadap  tepung jagung (0, 15, 30, 45 persen) dan masing-masing diulang sebanyak 5 kali.  Data hasil dianalisis menggunakan uji ragam (ANOVA), bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Parameter yang diukur adalah durabilitas, densitas , kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa substitusi jagung dengan ubi jalar kukus (UJK) berpengaruh  nyata terhadap semua parameter kualitas fisik pelet ransum, kecuali terhadap sudut tumpukan. Substitusi UJK menurunkan densitas, kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan pelet, namun UJK yang menggantikan jagung dalam ransum broiler sebanyak 45% menghasilkan pelet dengan durabilitas pelet terbaik.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SILASE DALAM PETERNAKAN DOMBA: PENDEKATAN PEMBANGUNAN KOMUNITAS PETERNAK DI DESA BANGUNJAYA KAB. PANGANDARAN Ismiraj, Muhammad Rifqi; Tanuwiria, Ujang Hidayat; Setiyatwan, Hendi; Mayasari, Novi; Mutaqin, Bambang Kholiq; Yuniarti, Endah
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.52323

Abstract

Pelaksanaan Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang diimplementasikan di Desa Bangunjaya, di Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada komunitas tentang nutrisi ternak domba, dan kedua, untuk mendidik mereka tentang prinsip dan teknik pengawetan pakan hijauan melalui silase. PPM terdiri dari pelatihan yang dirancang dengan tema "Implementasi Teknologi Silase dalam Peternakan Domba," yang menggabungkan instruksi teoretis dengan pelatihan praktis dalam produksi silase. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, program ini melibatkan 24 peternak domba lokal, menekankan pentingnya mengintegrasikan teknik pertanian tradisional dengan metode pengawetan silase untuk meningkatkan kualitas pakan dan produktivitas ternak secara keseluruhan. Analisis data kuantitatif dari kuesioner pra- dan pasca-pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan peserta, khususnya dalam aspek yang berkaitan dengan nutrisi silase dan produksinya, yang mencerminkan efektivitas dan dampak dari pelatihan. Pengamatan kualitatif menunjukkan perubahan sikap komunitas terhadap praktik pertanian inovatif, menyarankan dampak yang lebih luas terhadap pengembangan pertanian desa. Inisiatif ini menunjukkan potensi program pendidikan yang disesuaikan dengan konteks sosial-ekonomi lokal untuk mewujudkan perubahan yang bermakna, yang berfungsi sebagai model untuk pengembangan pedesaan yang dapat diperluas dan berkelanjutan melalui pendidikan agribisnis, menyoroti kebutuhan akan pembelajaran berkelanjutan, kurikulum adaptif, dan sistem dukungan untuk pemberdayaan komunitas. This article presents the implementation of a Community Service Program (CSP) in Desa Bangunjaya, a highland village in the Langkaplancar Subdistrict of Pangandaran Regency, West Java. Addressing a critical knowledge gap in sheep nutrition and silage technology among local farmers, the program aimed to enhance community capacity in sustainable livestock management and promote innovation-oriented agribusiness practices. The CSP consisted of a workshop designed around the theme "Sheep Farming Strategies as a Source of Family Income," which combined theoretical instruction with practical training in silage production. Utilizing a participatory approach, the program involved 24 local sheep farmers, emphasizing the importance of integrating traditional farming techniques with new silage preservation methods to improve feed quality and overall livestock productivity. Quantitative data analysis from pre- and post-workshop questionnaires demonstrated significant improvements in participants' knowledge and skills, particularly regarding silage nutrition and its production, reflecting the effectiveness and impact of the workshop. Qualitative observations indicated a shift in community attitudes towards innovative farming practices, suggesting a broader impact on the village's agricultural development. This initiative shows the potential for education programs tailored to the local socio-economic context to effect meaningful change, serving as a model for scalable and sustainable rural development through agribusiness education, highlighting the need for continuous learning, adaptive curriculum, and support systems for community empowerment.
Profil Hematologis Domba Priangan Jantan yang Mengalami Stres Transportasi dan Hubungannya dengan Bobot Badan Ismiraj, Muhammad Rifqi; Wulansari, Asri; Setiyatwan, Hendi; Mayasari, Novi
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 2 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i2.61649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi perubahan parameter hematologis pada domba Priangan jantan akibat transportasi serta mengevaluasi peran bobot badan terhadap respons adaptif terhadap stres transportasi. Sebanyak 23 domba Priangan jantan berusia 12–14 bulan dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan bobot badan, yaitu group 1 (<20 kg), group 2 (20–21 kg), group 3 (21–22 kg), dan group 4 (>22 kg). Seluruh domba ditransportasikan dari Sumedang ke Purwakarta selama kurang lebih 2 jam menggunakan mobil bak terbuka tanpa pemberian air minum dan pakan. Parameter hematologis yang diukur meliputi kadar hemoglobin (mg/dL), hematokrit (%), dan jumlah eritrosit (juta sel/mm³) sebelum dan sesudah transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh parameter mengalami penurunan pasca transportasi, dengan penurunan yang lebih besar terlihat pada domba dari kelompok dengan bobot badan lebih rendah dibandingkan domba di group 4. Analisis ANOVA satu arah dan uji lanjut Tukey’s HSD mengungkapkan perbedaan yang signifikan antar kelompok untuk hematokrit dan jumlah eritrosit, sedangkan analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat antara penurunan hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit. Hasil ini mengindikasikan bahwa bobot badan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan adaptasi domba terhadap stres transportasi, di mana domba dengan bobot badan lebih tinggi cenderung mempertahankan kestabilan kondisi hematologisnya dengan lebih baik. Implikasi praktis dari penelitian ini mendukung perlunya strategi manajemen transportasi yang mempertimbangkan kondisi tubuh ternak untuk meningkatkan kesejahteraan dan performa produksi dalam industri peternakan.
Evaluasi Pengaruh Penambahan Dedak Padi dan Molases terhadap Kualitas Silase dalam Karakteristik Fisiknya Ismiraj, Muhammad Rifqi; Qoharudin, Qoharudin; Firmansyah, Viki; Setiyatwan, Hendi; Mutaqin, Bambang Kholiq; Yuniarti, Endah; Wulansari, Asri; Febrianto, Firman
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i1.61107

Abstract

Ketersediaan pakan ternak yang stabil dan berkualitas tinggi sangat penting dalam menghadapi fluktuasi ketersediaan hijauan akibat musim. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi tingkat molases (5, 7,5, dan 10 gram dari 200 gram sampel rumput) serta dedak padi (0%, 5%, dan 10%) terhadap lima parameter kualitas silase, yaitu warna, tekstur, aroma, kepadatan, dan keberadaan fungi. Enam perlakuan disiapkan (TP0, TP1, TP2, DP0, DP1, DP2), masing-masing diulang sebanyak lima kali dan difermentasi selama 30 hari dalam kondisi terkontrol. Setelah proses fermentasi, penilaian dilakukan menggunakan skala ordinal 1–4 untuk setiap parameter yang diamati. Karena sifat data ordinal, analisis statistik nonparametrik digunakan, yaitu uji Kruskal–Wallis, diikuti dengan uji post hoc Dunn untuk membandingkan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur dan kepadatan silase secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat molases yang lebih tinggi (p < 0,05). Perlakuan dengan 10 gram molases, baik dengan maupun tanpa penambahan dedak padi, menghasilkan silase dengan tekstur yang lebih padat dibandingkan perlakuan kontrol. Sebaliknya, tidak ditemukan perbedaan signifikan pada parameter warna, aroma, dan keberadaan fungi (p > 0,05), yang menunjukkan bahwa peningkatan molases dan dedak padi dalam jumlah moderat tidak menyebabkan perubahan signifikan pada karakteristik visual maupun pertumbuhan fungi. Dengan demikian, penggunaan molases sebanyak 10 gram dengan atau tanpa penambahan dedak padi hingga 10% dapat meningkatkan kualitas fisik silase tanpa mengganggu stabilitas fermentasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan jenis hijauan yang berbeda dan durasi penyimpanan yang lebih lama dalam optimalisasi formulasi silase. 
Pengaruh Bobot Badan Terhadap Penyusutan Bobot Badan dan Status Fisiologis Domba Priangan Setelah Transportasi Jangka Pendek Wulansari, Asri; Ismiraj, Muhammad Rifqi; Setiyatwan, Hendi; Mayasari, Novi
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 2 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i2.61593

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh perbedaan kelompok bobot badan terhadap status fisiologis domba Priangan setelah transportasi jangka pendek. Transportasi dalam industri peternakan dapat menimbulkan stres yang berdampak pada keseimbangan energi dan fungsi fisiologis hewan. Selama transportasi, domba tidak mendapatkan pakan dan air, yang memicu mobilisasi cadangan energi serta peningkatan suhu tubuh. Penelitian melibatkan 23 ekor domba Priangan jantan berusia 12–14 bulan yang dikelompokkan berdasarkan bobot badan: P1 (<20 kg), P2 (20–21 kg), P3 (21–22 kg), dan P4 (>22 kg). Domba-domba tersebut ditransportasikan menggunakan mobil bak terbuka selama sekitar 2 jam tanpa air dan pakan. Parameter yang diukur meliputi susut bobot badan, suhu rektal, denyut jantung, dan laju pernapasan, baik sebelum maupun sesudah transportasi. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan. Hasil menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p = 0,015) pada susut bobot badan, di mana domba dengan bobot lebih tinggi (P3 dan P4) mengalami penurunan massa tubuh yang lebih besar dibandingkan kelompok dengan bobot lebih rendah (P1 dan P2). Sebaliknya, perubahan suhu rektal (p = 0,148), denyut jantung (p = 0,678), dan laju pernapasan (p = 0,173) tidak berbeda secara signifikan antar kelompok. Kesimpulannya, bobot badan domba berpengaruh terhadap susut bobot setelah transportasi jangka pendek, sementara respons fisiologis lainnya relatif seragam. Temuan ini menekankan pentingnya manajemen transportasi yang efektif, termasuk pengaturan kepadatan dan penyediaan pakan serta air, untuk meminimalkan dampak negatif stres transportasi pada domba Priangan.
Analisis Kualitas Fisik dari Silase Chicory dan Onggok dalam Berbagai Rasio dengan Tambahan EM4 dan Tanin Sebagai Aditif Jauhari, Ahmad Naufal; Hidayat, Rahmat; Setiyatwan, Hendi; Mayasari, Novi; Mushawwir, Andi; Setiawan, Muhammad Ariana; Yanza, Yulianri Rizki
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid XIII Nomor 1 Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v13i1.614

Abstract

Increased livestock products challenge farmers to make animal feed more efficient. The utilization of onggok as a by-product of tapioca processing that is rich in energy and chicory as a protein source forage that is ensiled with additional additives aims to improve each other's nutrient quality. This study was conducted to evaluate the results of the material mixture by observing its physical quality, including color, texture, aroma, presence of fungi, and pH value. A completely randomized design was conducted with 6 different treatments, consisting of different ratios of basic material mixtures and the addition of additives such as EM4 and tannin. The results showed that the ratio of chicory and onggok in silage had a significant effect on the color and texture of silage, but had no significant effect on the aroma and the presence of fungi. The addition of additives also significantly affects the color of silage due to the use of EM4, and has an insignificant effect on silage pH due to the addition of tannins which affect the activity of lactic acid bacteria.