Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Identification of the Characteristics of Citizens in the Development of Village Tourism Irfipta Irfipta; Martua Sihaloho; Satyawan Sunito
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 4 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.4.551-562

Abstract

Tourist village is a rural area which has the uniqueness and attraction as well as the potential that could be developed as a component of tourism. The success of the development of tourism requires cooperation with various parties in particular the villagers, so that it can foster an attitude of having and a sense of responsibility as perpetrators of the determinant of the development of tourism. The purpose of this research is to identify the characteristics of the citizens involved in the development of tourist villages through employment opportunities and business. This research is quantitative research using survey method supported qualitative data. The results of this research indicate that some charactersitics citizens such as age, education level, and gender showed a fairly strong relationship with business and employment opportunities, while marital status indicates a weak relationship and no significant employment and business in tourist Kandri Villages.Keywords: Business and employment opportunities, Characteristics of the citizens, Tourism Village=================================================ABSTRAKDesa wisata merupakan sebuah kawasan pedesaan yang mempunyai keunikan dan ketertarikan serta potensi yang dapat dikembangkan sebagai komponen kepariwisataan. Keberhasilan pengembangan pariwisata memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak khususnya warga desa, sehingga dapat menumbuhkan sikap memiliki dan rasa tanggung jawab sebagai pelaku penentu pembangunan kepariwisataan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik warga yang terlibat dalam pengembangan desa wisata melalui kesempatan kerja dan usaha. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode survei yang didukung data kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa karakeristik warga seperti usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan kesempatan kerja dan usaha, sedangkan pada status pernikahan menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak signifikan dengan kesempatan kerja dan usaha di Desa Wisata Kandri.Kata kunci: Desa Wisata, Karakteristik Warga, Kesempatan Kerja dan Usaha
Akses Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumber Daya Air Amelia Ari Putri; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 5 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.5.681-692

Abstract

The existence of Constitution Number 7 the Year 2004 on Water Resources become the foundation of open opportunity for water commercialization and commodification. The private sector has opportunity in water concessions through the granting of entitlements that lead to changes in resource ownership regimes. The establishment of water company makes the abundance of water resources that can be utilized by the community to fulfil their socio-economic needs being reduced. Villagers often mean that the presence of the private sector will reduce water utilization in their area, thus feeling their access to water use will be limited. This study aims to analyze the influence of community access in utilizing water resources to socio-economic conditions of society. This research is located in Sukamantri Village, Tamansari District, Bogor Regency, West Java. The method used to extract facts, data, and information in the research is the quantitative approach through survey method with questionnaires and supported by qualitative data through interview and literature study until obtained by analysis result that access of water resources utilization by society influence their socioeconomic.Keywords: Access, regime property, socio-economic, water resources ABSTRAKAdanya UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menjadikan landasan terbukanya kesempatan bagi upaya komersialisasi dan komodifikasi air. Sektor swasta berkesempatan dalam pengusahaan air lewat pemberian hak guna usaha yang menyebabkan terjadinya perubahan rezim kepemilikan sumber daya. Berdirinya Perusahaan air membuat kelimpahan sumber daya air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya menjadi berkurang. Masyarakat desa sering memaknai bahwa kehadiran pihak swasta akan mengurangi pemanfaatan air di wilayah mereka, sehingga merasa akses mereka dalam pemanfaatan air akan terbatasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh akses masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya air terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini berlokasi di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Metode yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif melalui metode survei dengan kuesioner, dan didukung oleh data kualtitatif melalui wawancara dan studi literatur hingga diperoleh hasil analisis bahwa akses pemanfaatan sumber daya air oleh masyarakat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat.Kata kunci: Akses, rezim kepemilikan, sumber daya air, sosial ekonomi
Strategi, Kerentanan, dan Resiliensi Nafkah Rumahtangga Petani di Daerah Rawan Bencana Banjir Stevani Brigita; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.2.239-254

Abstract

Flooding is a natural disaster that provides various impacts on life, especially for the survival of farm households. Farmers in doing the farming certainly depends on the nature and weather. Floods certainly have an impact because it can make the crops decline even to the occurrence of crop failure. Facing such circumstances requires farmers' households to determine the livelihood structures undertaken and demand that farm households determine how to conduct livelihood strategies in order to maintain and improve existing livelihoods. A livelihood strategy is a person's or a group's way of meeting their needs or achieving an improvement in life. The livelihood strategies undertaken will affect the vulnerability of a household and have a relationship with the resilience of the farm household in the event of a flood disaster. Livelihood structures and livelihood strategies of farm households living in flooded areas may be different from those in other areas not experiencing crisis or flood disaster. The purpose of this research is to analyze the strategy, vulnerability and resilience of household livelihoods of farmers in flood-prone areas.Keywords : farm household, livelihood strategy, resilience, vulnerability---------------------- ABSTRAK Banjir merupakan suatu bencana alam yang memberikan berbagai dampak terhadap kehidupan, khususnya bagi keberlangsungan hidup rumahtangga petani. Petani dalam melakukan usahataninya tentunya sangat bergantung dengan keadaan alam dan cuaca sekitar. Bencana banjir tentunya memberi dampak karena dapat membuat hasil panen menurun bahkan sampai terjadinya gagal panen. Menghadapi keadaan tersebut menuntut rumahtangga petani untuk menentukan struktur nafkah yang dilakukan dan menuntut rumahtangga petani menentukan bagaimana melakukan strategi nafkah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan sumber nafkah yang ada. Strategi nafkah adalah cara seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan mereka atau mencapai peningkatan hidup. Strategi nafkah yang dilakukan akan berpengaruh terhadap kerentanan suatu rumahtangga dan memiliki hubungan dengan ketahanan (resiliensi) rumahtangga petani dalam menghadapi situasi bencana banjir. Struktur nafkah dan strategi nafkah rumahtangga petani yang tinggal di kawasan terpapar banjir dapat saja berbeda dengan wilayah lain yang tidak mengalami situasi krisis atau bencana banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi, kerentanan dan resiliensi nafkah rumahtangga petani di wilayah rawan bencana banjir.Kata Kunci : kerentanan, resiliensi, rumahtangga petani, strategi nafkah
Peran Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) dengan Strategi Nafkah Rumahtangga Desa Sekitar Hutan Yuliasih Yuliasih; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 6 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.6.717-730

Abstract

Community-Based Forest Management is designed as a livelihood system for participating in CBFM villages. This study aims to analyze the relationship between direct and indirect utilization to livelihood structures, and livelihood structures to livelihood strategies. The research method used is quantitative approach with survey method on 40 respondents and supported by the qualitative approach to obtain qualitative data derived from the role of community-based forest management. Quantitative data analysis was done by Rank Spearman correlation test. Livelihood structures show the utilization of forest from PHBM agriculture sector has an impact for pesanggem who has low-income amount of 47 percent, for pesanggem has high and medium income amount of 35 percent.  The result correlation between the direct and indirect utilization with livelihood structure there are no correlations, while the livelihood structure of the pesanggem household has a relationship to the livelihood strategy. Keywords: livelihood strategy, livelihood structures, PHBM, utilization ABSTRAKPengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat dirancang sebagai sistem nafkah bagi desa peserta PHBM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pemanfaatan langsung dan tidak langsung terhadap struktur nafkah, serta struktur nafkah dengan strategi nafkah.  Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei pada 40 responden dan didukung pendekatan kualitatif sehingga diperoleh data kualitatif yang berasal dari peran PHBM. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman. Struktur nafkah menunjukan pemanfaatan hasil sumberdaya hutan dari sektor pertanian PHBM memiliki pengaruh untuk pesanggem yang bergolongan pendapatan rendah sebesar  47 persen sedangkan golongan tinggi dan sedang sebesar 35 persen. Hasil korelasi hubungan antara pemanfaatan langsung dan tidak langsung dengan struktur nafkah tidak terjadi hubungan, sedangkan struktur nafkah rumahtangga pesanggem memiliki hubungan terhadap strategi nafkah.Kata Kunci : pemanfaatan, PHBM, strategi nafkah, struktur nafkah
English language Angga Prasetyo Adi; Endriatmo Soetarto; Martua Sihaloho
Indonesian Journal of Social and Environmental Issues (IJSEI) Vol. 2 No. 2 (2021): August
Publisher : CV. Literasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.351 KB) | DOI: 10.47540/ijsei.v2i2.210

Abstract

The resistance of the peasants is inseparable from the social class that is intertwined in it so that this resistance is only a tool of the interests of the actors to secure land. The resistance of Wonogoro farmers in opposing social forestry was due to the redistribution of 2 hectares of land. This study uses a theoretical analysis of class dynamics and agrarian change in rural areas. Seeing the social class of farmers who can mobilize farmers to oppose social forestry based on control over land tenure. This research uses a critical paradigm. The research location is in the Wonogoro area, Malang Regency, East Java, Indonesia. This study used purposive sampling with 20 respondents. The results of the research are the mystification of peasant resistance as shown by the mobilization of proletarian farmers by capital farmers. The mystification of peasants 'resistance shows the disparity of the peasants' social class with land management. Unbalanced land management is due to massive privatization. Unequal land tenure forms the social class of farmers. The capital peasant class by controlling the land can control the proletarian peasants as agricultural laborers. The resistance of farmers against social forestry shows that there is the mobilization of resistance by capital farmers to secure land with a 2-hectare land redistribution scheme.
Hubungan Remitan Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pekerja Migran Indonesia : (Kasus: Desa Galak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur) Wahyuni; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 6 No. 2 (2022): April
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v6i2.703

Abstract

Terbatasnya kesempatan bekerja di Indonesia menjadikan sebagian besar masyarakat Indonesia memilih menjadi pekerja migran. Menurut Bank Dunia (2017) dengan menjadi pekerja migran dapat memperoleh penghasilan empat sampai enam kali lebih tinggi di luar negeri. Pendapatan yang diterima oleh pekerja migran, dikirimkan untuk keluarga di kampung halaman yang disebut sebagai remitan. Tujuan pengiriman remitan adalah agar dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pekerja migran. Peningkatan kesejahteraan ini bergantung pada jumlah atau banyaknya remitan yang dikirim atau yang disebut tingkat pengiriman remitan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengiriman remitan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga pekerja migran Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Data kuantitatif diolah menggunakan uji korelasi Rank-Spearman dan uji Chi-square. Hasil penelitian menemukan bahwa adanya hubungan yang kuat antara tingkat pengiriman remitan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga pekerja migran.
Peran Kelembagaan Komunitas Petani Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Lampung Selatan Siti Mariyani; Nurmala K. Pandjaitan; Martua Sihaloho
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 2 No. 2 (2022): Maret
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v2i2.6361

Abstract

Rainfed rice farming communities feel the impact of climate change because they rely on rainfall as the main source of agricultural activities. The uncertain timing of the planting season due to changes in rainfall is one of the causes of the crisis, namely crop failure so that it is difficult for farmers to meet their food needs and poses a threat of food insecurity. One of the efforts that the community can do in facing the threat of a crisis is to preserve the food barn institution. The purpose of this study was to determine the role of food institutions in the community of rainfed rice farmers in Jati Agung District in dealing with the impacts of climate change. The research was conducted by survey method, using quantitative and qualitative data. Respondents and informants were selected by simple random sampling as many as 100 community members. The research location was chosen purposively in Marga Kaya Village, South Lampung. This study found that the institutional granary plays a role in social and economic aspects. The role of the food barn institution for the rainfed rice farming community is as a supporter of food availability, as a delay in selling, providing capital loans and a role in supporting the resilience of the farming community. Kata kunci: food barn, institution, rainfed rice farmer
Hubungan Peran Pemuda Tani Indonesia dalam Pemberdayaan Petani dengan Taraf Hidup Petani : (Studi Kasus: Program on-farm Petani Mandiri di Desa Tahalak) Indah Islami Ritonga; Endriatmo Soetarto; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 6 No. 4 (2022): Agustus
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v6i4.997

Abstract

Pemuda Tani Indonesia (PTI) merupakan organisasi pertanian yang memiliki program pemberdayaan yaitu program on-farm petani mandiri di Desa Tahalak Ujung Gading Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keragaan organisasi PTI, menganalisis peran PTI dalam pemberdayaan petani, dan menganalisis hubungan peran Pemuda Tani Indonesia dalam pemberdayaan petani dengan taraf hidup petani. Metode penelitian yang digunakan adalah tipe exploratory sequential mixed methods dengan pendekatan kualitatif yang diikuti pendekatan kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner, wawancara mendalam, FGD, dan studi literatur. Penentuan responden dan informan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, peran PTI dalam pemberdayaan petani mayoritas berada pada kategori sedang dan tinggi. Taraf hidup petani di Desa Tahalak Ujung Gading mayoritas berada pada kategori sedang. Adapun variabel peran PTI dalam pemberdayaan dengan taraf hidup petani memiliki hubungan yang moderat namun tidak signifikan.
Pengaruh Perubahan Struktur Agraria Akibat Konversi Lahan Pertanian terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Perkotaan Krisalyssa Esna Rehulina Tarigan; Martua Sihaloho
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 6 No. 5 (2022): Oktober
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v6i5.1058

Abstract

Tanah sebagai sumberdaya agraria berperan sangat penting bagi sebagian besar aspek kehidupan manusia selaku subjek agraria. Dewasa kini, pertumbuhan jumlah penduduk perkotaan (urbanisasi) membuat tingginya permintaan pemenuhan akan tanah sehingga mendorong kegiatan konversi lahan yang berkaitan pula dengan struktur agraria yang berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena konversi lahan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, analisis perubahan struktur agraria dan pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan petani perkotaan berdasarkan strategi nafkah yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif pada 30 responden. Perubahan struktur agraria akibat konversi lahan pertanian mencakup tingkat kepemilikan, penguasaan, dan pemanfaatan lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan penurunan luasan lahan yang dimiliki dan dikuasai petani sehingga tingkat pendapatan dan pengeluaran rumahtangga cenderung rendah akibat konversi lahan pertanian. Penelitian ini menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan perubahan struktur agraria terhadap tingkat kesejahteraan petani yang diindikasi tingkat pendapatan dan pengeluaran rumahtangga. Hubungan pengaruh diperkuat dengan adanya strategi nafkah sebagai variabel moderating.
Strategi Nafkah Penduduk Desa Sekitar Hutan Hizbullah, Abdul Wafa; Sihaloho, Martua; Sunito, Satyawan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.3.1.%p

Abstract

Forests become a resource that has more meaning to the forest villagers living in the vicinity. Provision of livelihoods by forest areas becomes an option for the population to meet the needs of life and make a living strategy for their households. Therefore, the purpose of this study is to analyze the role of forests as a source of livelihood and livelihood strategies used by Sukawangi villagers. This research uses quantitative approach supported by qualitative data by taking 45 respondents. The results of this study indicate that the characteristics of households that use the livelihoods of forest areas are the population with the characteristics of middle age, low education level, and land control. People who use livelihoods in forest areas are more dominant in livelihood strategies in livelihood engineering compared to livelihoods and migration strategies. Characteristics of households that use non-forest area livelihoods are those with middle-age characteristics, low education level, and no land ownership. People who use non-forest area livelihoods are more dominant in livelihood strategies in multiple livelihood strategies.Keywords: forest, livelihood strategy, villagersABSTRAKHutan menjadi sebuah sumber daya yang memiliki arti lebih pada penduduk desa hutan yang tinggal di sekitarnya. Penyediaan akan sumber nafkah oleh kawasan hutan menjadi pilihan bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup dan melakukan strategi nafkah bagi rumahtangganya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran hutan sebagai sumber nafkah dan strategi nafkah yang digunakan oleh penduduk Desa Sukawangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif didukung dengan data kualitatif dengan mengambil 45 orang responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik rumahtangga yang menggunakan sumber nafkah kawasan hutan adalah penduduk dengan karakteristik usia menengah, tingkat pendidikan rendah, dan menguasai lahan. Penduduk yang menggunakan sumber nafkah kawasan hutan lebih dominan melakukan strategi nafkah pada rekayasa sumber nafkah dibandingkan dengan strategi pola nafkah dan migrasi. Karakteristik rumahtangga yang menggunakan sumber nafkah kawasan non-hutan adalah penduduk dengan karakteristik usia menengah, tingkat pendidikan rendah, dan tidak menguasai lahan. Penduduk yang menggunakan sumber nafkah kawasan non-hutan lebih dominan melakukan strategi nafkah pada strategi pola nafkah ganda.Kata kunci: hutan, penduduk desa, strategi nafkah