Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Rural Poverty, Population Mobility, And Agrarian Change: A Historical Overview Sihaloho, Martua; Sri Wahyuni, Ekawati; A. Kinseng, Rilus
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 1 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.756 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v4i1.14406

Abstract

ABSTRACTTo overcome some economic difficulties, especially poverty, most poor people in the rural area decide to adopt a migration strategy (especially going to foreign countries). The decision to become international migrants contributes to the national economy (foreign exchange) at the macro level and their nuclear family (remittance) at the micro level. The remittance or cash money, in turn, enables them to meet their needs and even accumulate some assets (e.g. land and house) to be used as capital, resulting in a transformation of local agrarian structure. Some studies showed that the welfare of migrants’ families has increased significantly. Such an improved welfare of poor rural families has made rural community more dynamic in the vertical social mobility, including the efforts to extend their contract and motivate family members and the community to become international migrants (theory of cumulative causes, poverty-agrarian proposition, and poverty-migration proposition). This study has four initial hypotheses, namely: (1) change in agrarian structure affects poverty condition, (2) poverty (agrarian) affects population mobility, (3) population mobility (resulted remittance) affects agrarian structure, and (4) structural change in agraria causes new poverty. The diverse management and utilization of agrarian resources (poverty condition and the choice of population mobility —international migration) imply changes in the local agrarian structure which in turn produces new poverty and new agrarian classes.Keywords: agrarian structure, poverty, population mobility, persistenceABSTRAKMasyarakat miskin pedesaan pada akhirnya memilih menjadi pelaku migran dalam upaya mengatasi sejumlah kesulitan ekonomi (mengatasi masalah kemiskinan) yang dihadapinya. Pelaku migrasi mengambil keputusan dan berangkat menjadi migran pada akhirnya berkontribusi secara nasional (devisa negara) di aras makro dan terlebih di aras mikro (keluarga inti) pelaku migran-berupa remiten. Hasil remiten (khususnya ekonomi-uang) pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan bahkan mampu mengakumulasi asset (misal lahan dan rumah) untuk dijadikan modal bahkan ke arah perubahan struktur agraria lokal. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kesejahteraan keluarga pelaku migrasi. Perubahan kesejahteraan masyarakat miskin ini menjadi makin baik pada akhirnya mendinamisasi masyarakat pedesaan misalnya mobilitas sosial vertikal naik, termasuk upaya-upaya untuk melanjutkan kontrak menjadi pelaku migran, mendorong anggota keluarga dan komunitas menjadi pelaku migran (teori penyebab kumulatif, proposisi kemiskinan-agraria, proposisi kemiskinan-migrasi).Tiga hipotesis pengarah sebagai gagasan awal adalah (1) perubahan struktur agraria mempengaruhi kondisi kemiskinan; (2) kemiskinan (agraria) mempengaruhi laju gerak penduduk; (3) gerak penduduk (menghasilkan remiten) mempengaruhi perubahan struktur agraria, dan (3) perubahan struktur agraria menghasilkan kemiskinan baru. Ragam implikasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya agraria (kondisi kemiskinan dan pilihan gerak penduduk-migrasi internasional) berimplikasi pada perubahan struktur agraria dan selanjutnya menghasilkan kemiskinan baru dan golongan kelas baru.Kata Kunci: stuktur agraria, kemiskinan, gerak penduduk, persisten
Resilience of Rainfed Lowland Farming Communities on the Threat of Food Insecurity due to Climate Change (A Case in South Lampung) Mariyani, Siti; Pandjaitan, Nurmala K; Sihaloho, Martua
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 3 (2019): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.865 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v7i3.27390

Abstract

Rain-fed lowland has a risk of drought, flooding, nutrient imbalance, and increasing pest and weed disturbance. These conditions will get worse when experiencing climate change. This can cause a decrease in production, so the community needs to develop strategies to survive in facing the threat of food insecurity. The purpose of this study was to analyze the resilience of rain-fed farming communities against the threat of food insecurity due to climate change. The study was conducted in the Marga Kaya Village, Lampung Province. Data was collected using a survey method by taking 100 respondents with simple random sampling. The results showed that the rain-fed farming community has been resilient to face the threat of food insecurity due to climate change. Rain-fed farming community through a network of adaptive capacity, especially social capital and manage available resources can maintain the existence of institutional barns to face the threat of food insecurity.
Moderasi Beragama dan Pencegahan Stunting dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Berkualitas di Desa Hutagurgur, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Gultom, Rogate Artaida Tiarasi; Sihaloho, Martua; Gea, Ibelala; Saragih, Ratna; Nenobais, Mesakh; Sihombing, Warseto Freddy
IHSAN : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 7, No 1 (2025): Ihsan: Jurnal Pengabdian Masyarakat (April)
Publisher : University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/ihsan.v7i1.23686

Abstract

Salah satu indikator kinerja perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama tahun 2024 adalah terlaksananya program kerja tentang implementasi moderasi beragama.  Program Studi S3 Teologi juga berkontribusi dalam mencapai indikator kinerja tersebut melalui kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di Desa Hutagurgur, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2024 dengan menghadirkan dua orang narasumber.  Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Masyarakat Desa, Dosen dan Mahasiswa. Hasil kegiatan PKM adalah (1) Masyarakat telah melaksanakan praktek-praktek moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari; (2) Masyarakat yang mengadopsi moderasi beragama relatif lebih stabil dan harmonis untuk mendukung pengembangan kebijakan publik yang efektif dalam menangani masalah kesehatan anak; (3) Stabilitas sosial-politik yang dihasilkan dari moderasi beragama juga memungkinkan distribusi sumber daya yang lebih merata, termasuk akses ke makanan bergizi dan layanan kesehatan, yang semuanya berkontribusi dalam pencegahan stunting; dan (4) Masing-masing stakeholders menyadari pentingnya dan selanjutnya berkomitmen untuk berpartisipasi dalam mewujudkan moderasi beragama, pencegahan stunting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
KONSTRUKSI INTERAKSI ANTAR BUDAYA DALAM MEWUJUDKAN HARMONI SOSIAL (STUDI FENOMENOLOGIS TENTANG RELASI SOSIAL MASYARAKAT BATAK DAN NIAS DI KECAMATAN GAROGA, KABUPATEN TAPANULI UTARA) Pasaribu, Hartamuti; Simbolon, Elvri Teresia; Firmando, Harisan Boni; Sihaloho, Martua; Sembiring, Feriel Amelia
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 8 No. 2 (2025): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 8 No 2 Juli 2025
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Konstruksi Interaksi Antar Budaya Dalam MewujudkanHarmoni Sosial (Studi Fenomenologis Tentang Relasi Sosial Masyarakat BatakDan Nias Di Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara). Penelitian inibertujuan untuk menganalisis : 1). bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi antaramasyarakat Batak dan Nias. 2). konstruksi interaksi antarbudaya masyarakat Batakdan Nias dalam mewujudkan harmoni sosial. 3). faktor apa saja yang menghambatdan mendukung proses konstruksi interaksi antarbudaya dalam masyarakat Batakdan Nias. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodefenomenologi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial terjadi secara aktifdalam berbagai aspek kehidupan seperti kegiatan ekonomi, pendidikan, keagamaan,dan acara adat. Proses konstruksi interaksi antarbudaya berlangsung melalui limafaktor utama dalam teori konstruksi sosial, yaitu: interaksi sosial, pengalamanindividu, kepentingan tertentu, wacana sosial, dan kebudayaan. Keberhasilan dalammenciptakan harmoni sosial bergantung pada kemampuan masyarakat dalammengelola perbedaan dan membentuk kesadaran kolektif bahwa keberagamanadalah kekuatan yang memperkaya kehidupan bersama. Penelitian ini memberikankontribusi dalam memperkuat pemahaman teoretis tentang bagaimana konstruksiinteraksi antarbudaya dapat mewujudkan tatanan sosial yang damai danberkelanjutan
PERSEPSI MASYARAKAT BATAK TOBA TENTANG PERKAWINAN SEMARGA DI DESA POHAN TONGA KECAMATAN SIBORONG BORONG KABUPATEN TANULI UTARA Siahaan, Betaria; Sihaloho, Martua; Simbolon, Rusmauli; Simbolon, Jupalman Welly; Lumbantobing, Roida
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 8 No. 2 (2025): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 8 No 2 Juli 2025
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Batak Toba Tentang Perkawinan Semarga(studi kasus di desa pohan tonga kecamatan siborong-borong kabupaten tapanuli utara)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam bagaimana persepsi masyarakatbatak toba tentang perkawinan semarga, yang sebelumnya dianggap tabu dan tidak sesuaidengan norma adat. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif denganteknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada tokoh adat, pemukamasyarakat, dan pasangan yang menikah dalam lingkup semarga. Hasil analisis yangmengungkapkan bahwa sebagian masyarakat mulai menerima bentuk perkawinan inisebagai bentuk adaptasi terhadap realitas sosial dan kebutuhan zaman, meskipun sebagiantokoh adat tetap menolak praktik tersebut karena dianggap melanggar tatanan kekerabatanBatak Toba. Transformasi ini menunjukkan perubahan nilai sosial dalam masyarakat yangberimplikasi terhadap konstruksi identitas kultural Batak di Era modern.
Integration of Toba Batak Local Wisdom as Character and Multicultural Education Values in the Curriculum Sitorus, Masniar H.; Barasa, Tiurma; Sihaloho, Martua; Manik, Sonia Shindy A.; Halawa, Intinilaiyana
EDUKASIA Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 2 (2024): Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62775/edukasia.v5i2.1454

Abstract

This research is motivated by the importance of preserving and integrating the local wisdom of the Toba Batak community in the national education system which is increasingly affected by the flow of globalization. Cultural values such as Dalihan Na Tolu, Hamoraon, Hagabeon, and Hasangapon have great potential in shaping students' character and identity. This study aims to identify, classify, and analyze the forms of local wisdom of Batak Toba and their relevance in the context of formal and non-formal education. This study analyzed in depth as many as 40 literature sources consisting of 35 journal articles (35 reputable international journals and 5 accredited national journals). These sources were selected based on inclusion criteria such as topic relevance, novelty (published in the last 10 years), The sources were selected based on inclusion criteria such as topic relevance, novelty (published in the last 10 years), and publisher credibility. The data collection technique is carried out through systematic searches using keywords in databases such as Google Scholar, Garuda, and DOAJ. Data analysis is carried out through the stages of identification, selection, classification, and thematic synthesis. The results of the study show that the local wisdom of Batak Toba includes life philosophy, oral traditions, traditional values, social systems, and environmental ethics that can be integrated in contextual learning and character education. These values are very relevant to support the implementation of the Independent Curriculum and Pancasila Student Profile. In addition to being a means of cultural preservation, this integration also strengthens inclusive and civilized multicultural education. Thus, the local wisdom of Batak Toba is a strategic source of educational value in the development of the Indonesian education system.
The Influence of Principal Leadership and Teacher Teaching Performance on Student Learning Motivation at SD Negeri Gugus VII, Doloksanggul District, Humbang Hasundutan Regency Simamora, Reli Rita; Gultom, Rogate Artaida Tiarasi; Sihaloho, Martua; Samosir, Lustani; Tarigan, Iwan Setiawan
Journal of Educational Analytics Vol. 3 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jeda.v3i2.8920

Abstract

This research aims to determine the influence of Principal Leadership and Teacher Teaching Performance on Student Learning Motivation individually and together. This research used quantitative descriptive inferential methods, with a population of all students at SD Negeri Gugus VII, Doloksanggul District, totaling 177 people, a sample of 45 people. The questionnaire was tested on 30 students outside the research sample, and was tested using validity and reliability tests. The research results show: 1). There is a positive and significant influence of Principal Leadership on Student Learning Motivation of 35.9% with rcount > rtable (0.599 > 0.294) and tcount > ttable (4.912 > 2.021). 2). There is a positive and significant influence of Teacher Teaching Performance on Student Learning Motivation of 38.1% with rcount > rtable (0.617 > 0.294) and tcount > ttable (5.148 > 2.021), 3). There is a positive and significant influence of Principal Leadership and Teacher Teaching Performance together on Student Learning Motivation of 42.1% with Fcount > Ftable (28.874 > 3.23), thus H0 is rejected and Ha is accepted, meaning there is a positive influence and Principal Leadership and Teacher Teaching Performance are significant on Student Learning Motivation at Gugus VII Public Elementary School, Doloksanggul District, Humbang Hasundutan Regency, individually or together because it has been empirically tested. together because it has been empirically tested.