Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Simulasi Pengaruh Excess Air terhadap Kinerja PLTU Kapasitas 12,5 MW pada Beban Bervariasi Simanjuntak, Melvin Emil
Rekayasa Mesin Vol 10, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2019.010.03.9

Abstract

The excess air is required to complete the combustion of fuel in the boiler. The amount of excess air differs from each power plant. It depends on the characteristic of the fuel such as the type and size of the fuel particle, the type of boiler and the type of combustion. Excess air that is too little will increase the unburnt fuel and while too much will reduce the power plant’s performance. This study uses CycleTempo version 5.0 software to investigate the effect of excess air on the performance of a 12.5 MW steam power plant.  The fuel used is low-rank coal. The lower heating value of 16960.15 kcal. The composition of coal used is Carbon 45.74%, Hydrogen 2.68%, Moisture 20%, Nitrogen 0.46%, Oxygen 14.94%, Sulphur 0.19% and Ash 15.99%. The load on the turbine was varied by 70%, 80%, 90% and 100% from its design capacity. The excess air used starts from 0% to 50%, where the interval 10%. This study finds that the optimum excess air is approximated at 20%. The excess air over 20% will increase boiler ratings, net heat rate, air and fuel consumption. In reverse will reduce boiler efficiency and thermal efficiency. The changes of excess air did not affect the heat removed by the condenser and the power used by the pump.
KARAKTERISTIK PENGERINGAN ANDALIMAN (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) DENGAN PENGERING SWIRL FLUIDIZED BED Simanjutak, Melvin Emil; Widyawati, Paini Sri
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.224 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v19i1.2449

Abstract

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) yang sering dikenal sebagai merica Batak, sering digunakan sebagai bahan bumbu dalam masakan tradisional. Andaliman sulit dikonsumsi di daerah lain karena cepat busuk dan mudah ditumbuhi jamur. Untuk mencegah tumbuhnya jamur, andaliman perlu dikeringkan. Standar kadar air yang sesuai sebagaimana tanaman rempah lain adalah sekitar 10%. Andaliman mengandung berbagai senyawa volatil yang mudah menguap pada temperatur tinggi sehingga akan mengurangi aromanya yang khas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengeringan terhadap karakteristik andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)dengan metode swirl fluidized bed. Pada penelitian ini, andaliman dikeringkan dengan metode swirl fluidized bed pada suhu cukup rendah yaitu 40, 45, dan 500C. Massa sampel untuk setiap percobaan adalah 200, 250, dan 300 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan pada temperatur 500C dapat mengurangi kadar air dari 70% menjadi 6% selama 240 menit. Persamaan regresi untuk laju pengeringan mendekati model persamaan logaritmik normal.
OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMBUATAN BIOETANOL SORGUM DAN PENGARUH TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN Sutrisno, Teng; Anggono, Willyanto; Lay, Kurniawaan; Simanjuntak, Melvin Emil
Otopro Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v16n2.p39-43

Abstract

Bioethanol is a renewable fuel that resembles gasoline, bioethanol is produced from fermentation and distillation processes. One of the raw materials that produce bioethanol is Sorghum. Sorghum was chosen because it is superior to other plants. This study aims to analyze fermentation longtime and enzyme composition for the best composition to produce bioethanol from sorghum, and determine the quality of sorghum bioethanol. This research Sorghum  bioethanol produced with an alcohol content of 94%. The test and analysis variables used were 31 samples. The results of this study are as follows : The best fermentation time is 4 days, the enzyme and yeast variable for the most volume of alcohol is 7% yeast 5% enzyme, the enzyme and yeast variable for the highest alcohol content is 7% yeast 7% enzyme. Laboratory test results when compared with PERTAMINA's standard regulations, especially Pertalite RON 90, Several parameters have rejected the regulations. Therefore sorghum bioethanol is used as an additive for Gasoline. Sorghum bioethanol is made addictive to gasoline RON 90, namely B10 (bioethanol sorghum 10%) and B20 (bioethanol sorghum 20%). It would cause an increase in the performance of gasoline engines.
Model matematika pengeringan daun bunga kecombrang (etlingera elatior jack) pada pengering rotary skala laboratorium Melvin Emil Simanjuntak; Paini Sri Widyawati
AGROINTEK Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v16i1.10625

Abstract

Ginger torch (Etlingera elatior Jack) is an herbaceous plant that is used as a flavoring, deodorizing, anti-oxidant, and antimicrobial. The fresh ginger torch has a high moisture content so that it can’t be stored for a long time because it will rot quickly. Drying is needed to preserve the ginger torch so that it can last longer. The research was aimed to determine the mathematical model, effective moisture diffusion, and activation energy for drying the leaves of Etlingera elatior Jack on a rotary dryer. The method used in this research was an experiment with three times repeated then followed by data analysis with curve expert 2.3.0 and MS-excel software. This research was performed by using a rotary dryer at temperatures of 60 oC, 70 oC, 80 oC, and 90 oC. The ginger torch was chopped about 1 cm, with a mass of 400 grams for each sample. Measurement of moisture content was carried out every 20 minutes. The results showed that the most suitable drying model was the Rational model with the general form of
SIMULASI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PENGHEMATAN KONSUMSI SERAT KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR BOILER Melvin Emil Simanjuntak
Jurnal Teknika Vol 7, No 1 (2011): Edisi Juni 2011
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v8i1.6700

Abstract

Pada suatu Pabrik Kelapa Sawit, serat merupakan bahan bakar utama pada boiler selain cangkang. Pada kondisi saat ini serat yang merupakan hasil langsung dari screw press dengan kadar air sekitar 40 - 50 % dibakar di dalam boiler. Pembakaran pada kadar air ini akan memboroskan penggunaan serat karena selama pembakaran, air yang ada di dalam bahan bakar akan dipanaskan sampai uapnya mencapai temperatur ruang bakar boiler. Perhitungan konsumsi bahan bakar dilakukan dengan perangkat lunak firecad. Demikian juga ukuran geometri boiler yang mendukung proses pembakaran pada berbagai kondisi. Proses pengeringan diasumsikan tidak menggunakan tambahan bahan bakar. Sedangkan nilai kalor terendah bahan bakar atau LHV diperoleh dengan prediksi untuk  berbagai kadar air berdasarkan data yang sudah ada. Bila dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar yang ada saat ini dimana kadar airnya 40 – 50% maka dari hasil simulasi dapat diperoleh nilai penghematan yang cukup signifikan apabila kadar air yang digunakan sebesar 10%.
Pengaruh Penambahan Minyak Kulit Pisang Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Ninuk Jonoadji; Sutrisno Sutrisno; Willyanto Anggono; Amelia Sugondo; Ezra Septhian; Melvin Emil Simanjuntak
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 17 No. 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/jtm.17.1.17-22

Abstract

Di dalam penggunaan berbagai sumber daya alam yang utama, pemakaian bahan bakar minyak bumi pada mesin diesel terus bertambah secara signifikan sehingga ketersediaan dari bahan bakar minyak tersebut yang bersifat non renewable dikhawatirkan. Pemanfaatan biodiesel dari minyak nabati saat ini sangat popular sebagaimana kebijakan pemerintah Indonesia saat ini telah diberlakukan untuk mengurangi kelangkaan bahan bakar minyak. Kulit pisang yang seringkali menjadi sampah rumah tangga dipertimbangkan dapat dijadikan minyak nabati sehingga minyak nabati tersebut dapat dicampur dengan minyak diesel untuk menghasilkan biodiesel. Di dalam penelitian ini, minyak nabati kulit pisang dicampur dengan minyak diesel dengan menggunakan kenaikan 5% minyak nabati tersebut. Biodiesel B10 dan B15 dari minyak nabati kulit pisang tersebut harus memenuhi spesifikasi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas PERTAMINA untuk digunakan secara luas sebagai biodiesel alternatif untuk mesin diesel. Hasil uji kinerja dari mesin diesel menunjukkan bahwa biodiesel B15 dapat digunakan untuk mesin diesel
Bioethanol Limbah Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis L. Osbeck) Sebagai Peningkatan Nilai Oktan Teng Sutrisno; Muhammad Robby Falito; Willyanto Anggono; Melvin Emil Simanjuntak
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 18 No. 2 (2021): OCTOBER 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/jtm.18.2.60-64

Abstract

Bioetanol merupakan biofuel yang dapat mengantikan  bahan bakar bensin. Selain itu bioetanol dihasilkan oleh proses fermentasi glukosa kemudian dilanjutkan dengan proses destilasi. Limbah kulit jeruk yang cenderung menjadi sampah organik yang tidak memiliki nilai ekonomis, mengandung kadar glukosa yang cukup tinggi. Oleh karena itu limbah kulit jeruk ini diprediksi dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol. Fermentasi dari limbah kulit jeruk ini dapat menghasilkan alkohol dengan kadar 94%. Bioethanol ini digunakan sebagai pencampur bahan bakar bensin dengan RON 90 agar dapat meningkatkan kualitas bahan bakar. Pengujian karaketerisik bioethanol dilakukan dengan pengujian parameter gum konten, kandungan sulfur, distilasi volume penguapan, dan berat jenis. Kemudian campuran bensin dengan bioethanol dengan konfigurasi E20 (20 % ethanol) dan E27 (27% ethanol). Hasil pengujian dinamometer bahan bakar E20 menunjukkan peningkatan daya 2.90% dan 3.18 % dibandingkan dengan bahan bakar bensin 100% RON 90.
PERANCANGAN GEOMETRI BOILER DAN KONFIGURASI PLTU DENGAN DAYA 7,3 MW BERBAHAN BAKAR CANGKANG SAWIT Melvin Emil Simanjuntak
Jurnal Dinamis No 7 (2010)
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.18 KB)

Abstract

AbstrakDari semua limbah padat yang dihasilkan pada suatu Pabrik Kelapa Sawit, cangkang memiliki nilaikalor yang paling tinggi sekalipun jumlahnya tidak sebanyak TKKS. Dengan nilai kalor yangdimilikinya, sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan bakar pada suatu pembangkit listrik.Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh rancangan awal boiler dan konfigurasi pembangkit listrikbertenaga uap dengan bahan bakar cangkang kelapa sawit untuk menghasilkan daya sebesar 7,3MW. Konfigurasi rancangan diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak CycleTempo,perancangan geometri boiler dilakukan dengan perangkat lunak Firecad. Desain boiler didasarkanpada komposisi cangkang dengan kadar air 9% dan excess air 30%. Prediksi komposisi bahanbakar adalah 43,05% karbon, 5,60% hidrogen, 39,21% oksigen, 0,63% nitrogen, 0,00% sulfur danditetapkan 2,5% abu, kandungan air 9% dan diperoleh LHVVondracek sebesar 15441,67 kJ/kg. Gasbuang pada boiler dimanfaatkan dengan penggunaan ekonomiser dan air heater. Dengan duapemanas air umpan diperoleh listrik sebesar 7290 kW dengan input cangkang sebesar 6392,05kg/jam.Kata kunci: cangkang, boiler, siklus pembangkit, daya.
METODE FOTOELASTIS DENGAN PERBESARAN OPTIK DAN PENAJAMAN IMAGE UNTUK MENINGKATKAN KEPRESISIAN Melvin Bismark H.S; Melvin Emil Simanjuntak
Jurnal Dinamis No 10 (2012)
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenggunaan metode fotoelastis dalam menentukan medan regangan dan tegangan padazona pembebanan diperhadapkan pada masalah kepresisian. Pembesaran optik terhadapmedan frinji isokromatis yang terbentuk di zona pembebanan pada material transparanberbentuk disk pejal yang dikenai beban kompresi dilakukan untuk menambah kepresisianpenghitungan orde frinji. Pengolahan citra hasil perekaman dilakukan untuk mempertajam polafrinji isokromatik. Selisih tegangan prinsipal hasil eksperimen dikomparasi denganmenggunakan software Finite Element. Hasil komparasi terbaik ditunjukkan pada pembesaranoptik 20x.Kata kunci: fotoelastis, orde frinji, zona pembebanan
Simulasi Numerik Pengaruh Kecepatan Fluidisasi Terhadap Kerakteristik Pengeringan Batubara Pada Pengering Swirl Fluidized Bed Tanpa Cone dengan Kemiringan Sudu Pengarah 10 derajat Melvin Emil Simanjuntak
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume V Nomor 2, Oktober 2019
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.6418

Abstract

Saat ini batubara batubara kalori rendah paling banyak digunakan sebagai bahan bakar di PLTU. Kadar air pada batubara jenis ini 25 – 70 % dengan nilai kalor kurang dari 5100 kkal/kg. Untuk menaikkan nilai kalornya maka batubara dikeringkan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan metode swirl fluidized bed. Pengeringan batubara pada penelitian  ini dilakukan dengan model 3D, transien, disrete phase dan injeksi. Batubara yang digunakan sebanyak 600 gr dan diameter yang diasumsikan 6 mm untuk setiap percobaan.  Laju aliran divariasikan untuk melihat karakteristik pengeringan dan kondisi udara di dalam chamber. Dengan laju aliran udara sebesar 0,0746, 01064 dan 0,133 kg/s diperoleh kadar air berubah masing-masing dari sebesar 31,23%; 30,77% dan 30,77% menjadi sebesar 22,5%; 18,14% dan 16,22%. Semakin ke arah outlet, sudut kemiringan aliran semakin kecil dan mengarah vertikal. Udara dengan temperatur lebih rendah dan fraksi massa uap air lebih tinggi terkonsentrasi di bagian tengah chamber. Temperatur udara paling rendah pada kisaran 306-308 K pada laju aliran 0,0746 dan 01064 kg/s. Dengan ketiga laju aliran partikel dapat terfluidisasi dengan baik.