Claim Missing Document
Check
Articles

Impoliteness On Youtube Comments Towards Yusuf Mansur About Investment Scam Virda Natesya; Sondang Manik; Jubilezer Sihite
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7614

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Perbedaan pengucapan Diphthong antara Joe Biden dan Boris Johnson pada Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang ujaran kebencian di depan umum yang umum digunakan oleh masyarakat. Akibatnya muncul persoalan, yakni mengenali jenis-jenis ketidaksopanan, jenis-jenis yang paling umum digunakan, dan bagaimana hal itu dimanifestasikan dalam komentar yang dibuat kepada Yusuf Mansur di siaran YouTube. Penelitian ini menggunakan teori Culpeper dan metodologi kualitatif. Setelah dilakukan investigasi, ditemukan bahwa Kesantunan Negatif paling banyak terjadi dengan data 52 (52%), Kesantunan Serkas/Mock dengan data 17 (17%), dan Ketidaksantunan Positif dengan data 16 (16%). Ketidaksantunan Botak di Rekam (15%) Komentar dalam penelitian ini cenderung memberikan ketidaksantunan Negatif kepada pendengar dan tidak mempertimbangkan dampak yang diterima pendengar karena ketidaksantunan semacam ini merupakan ketidaksantunan negatif.
Pengabdian Mahasiswa Dalam Program Praktek Lapang Tematik Jubil Ezer Sihite; Mentari Telaumbanua; Monica Sinaga; Gita Simaremare; Agrioky Damanik
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.794 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.338

Abstract

Thematic Field Practice Activities are a learning process as well as a form of real work dedication for HKBP Nommensen students, Faculty of Language and Arts, English Literature and Music Arts Study Programs, especially in the field of education. This activity is aimed at fostering empathy and caring, and is expected to give birth to a strong, superior, noble personality, and can become an extraordinary person when he has entered the community, has a leadership spirit. The purpose of this activity is of course to further improve students' abilities in assessing and assessing any differences between theoretical material and practical material, thereby increasing the quality of students to solve a real problem. This is carried out based on mutual agreement in surveying each of the existing stages, and then based on discussions with the institutions/companies who are willing to make this activity run directly and also in accordance with the Certificate of Assignment that has been determined. Of course, this can be seen in students with real work in the ability to channel and provide good learning applications to every student at the HKBP Hutabaru Binjai Church.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KETRAMPILAN BERNYANYI GENERASI MUDA DI GEREJA HKBP BERASTAGI KABUPATEN KARO Junita Batubara; Jubilezer Sihite; Ken Steven; Ronald Heriko Saragih; Kamaluddin Galingging; Emmi Simangunsong; Ance J. Panggabean; Joseph Sibarani
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12034

Abstract

Huria Kristen Batak Protestan atau yang biasa disebut dengan HKBP, sebagian besar jemaatnya adalah orang Nasrani yang bersuku Batak. Sampai Sekarang gereja HKBP sudah menyebar luas hingga ke luar negeri. Pada Kesempatan ini, Pengabdian Masyarakat dilaksanakan di Gereja HKBP Berastagi, dimana gereja ini berdiri pada tahun 1940, dengan jumlah anggota jemaatnya sekitar 1424 orang (156 KK). Gereja ini melakukan kebaktian ibadah setiap Minggunya sebanyak dua kali yaitu pada pukul 08.00wib dan pukul 10.00wib. Dilihat dari jumlah jemaatnya, lebih banyak orangtua (lansia) sebagai anggota gereja daripada naposobulung atau disebut muda-mudi gereja. Kemampuan bernyanyi muda-mudinya, bisa dikatakan kurang mampu dikarenakan kurangnya pelatihan bernyanyi khususnya nyanyian dari Buku Ende. Dengan adanya fakta tersebut maka dilakukanlah pelatihan bernyanyi untuk menambah ketrampilan muda-mudi gereja sebagao songlieder. Adapun metode yang digunakan adalah dengan melakukan ceramah dan pelatihan langsung terhadap mereka dengan cara pengenalan frasering, artikulasi, vibrasi, dan intonasi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka pelatih menerapkan bagaimana teknik vokal yang benar dari lagu Buku Ende Nomor 716 “Di Na Mamolus Sandok Ngoluon”di gereja HKBP Berastagi khususnya sebagai seorang song lieder, sehingga mereka mampu menyanyikan lagu tersebut ketika saat ibadah di gereja HKBP Berastagi.
Poetic Devices and Rubrics on Luisa Gluck “An Adventure” Sihite, Jubilezer; Simandalahi, Sabam Taruna
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.169 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i1.4737

Abstract

Poetry has a mystery contained in the choice of words a magical touch that can make the reader lulled. Through structures, certain issues can be addressed in a deeper analysis. The researcher focuses on the poetic device of Luisa Gluck's poetry "An Adventure". Poetic approach is used to find out the characteristics of poetry and to find out the values. There are two research problems in this study: what are the poetic tools used in the poetry and how are the results of using rubric. The first is answered by using a poetic device approach. Poetry is analysed based on the type of poetic devices: allegory, alliteration, figure of speech, imagery, assonance etc. The second is answered by calculating scores using rubric. A good poem can be judged by considering several important points to get a rating of whether a poem is bad, fair, good or very good
Analisis Makna Figuratif dan Pergeseran Fungsi Andung “Tangis Ni Tao Toba” dalam Upaya Melestarikan Tradisi Andung Batak Toba Arsen Nahum Pasaribu; Jubil Ezer Sihite; Sondang Manik; Tiara K asaribu
PANGGUNG Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.25 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v33i1.2344

Abstract

Penelitian tentang andung Batak Toba telah banyak dilakukan oleh peneliti dan akademisi yang tertarik dengan topik penelitian ini. Tetapi penelitian andung dari segi makna figuratif andung dan pergeseran dari penampilan andung masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menggungkapkan makna figuratif dari andung “Tangis ni Tao Toba” untuk melihat apakah makna terkandung pada andung tersebut berisikan makna kias yang memberikan warna pada andung tersebut, dan juga dari segi penampilan andung ini apakah ada perbedaan dari penampilan andung pada tradisi kematian Batak Toba. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran suatu kejadian atau fenomena yang diteliti (Sugiono, 2014). Data penelitian ini adalah transkrip andung “Tangis ni Tao Toba” yang diambil dari video andung yang diunduh dari saluran Youtube. Temuan penelitian ini mengkonfirmasi bahwa syair andung “Tangis ni Tao Toba” berisikan makna kias yang didominasi oleh gaya bahasa pesonifikasi, simbol, dan metafor. Bentuk komunikasinya juga memiliki kesamaan dimana si pangandung berkomunikasi dengan MJB melalui tondi (roh) yang disimbolkan dengan alam dan hewan yang ada di sekitar Danau Toba. Sedangkan dari segi penampilan, andung ini berbeda dari penampilan andung pada tradisi kematian masyarakat Batak Toba pada umumnya. Andung ini dalam penyampaianya tidak dilakukan secara spontanitas dan tidak pada acara kematian. Kata kunci: andung, Batak Toba, makna figuratif, pergeseran penampilan
A Study of Students’ Difficulties in Learning Selected Literature Subjects Arsen Nahum Pasaribu; Jubilezer Sihite; Rizky Munthe
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is intended to find, to know and to find out what difficulties that are most often faced by students of the English literature study program in literature courses, especially literary genres and the factors that cause these difficulties in the English Literature study program, Faculty of Languages and Arts, University HKBP Nommensen Medan. In this study a qualitative descriptive research method was applied by describing the findings from the results of the analysis of the data obtained. The subjects of this study were the students of the fifth semester, Academic Year 2020 consisting of 20 students who were selected by using the cluster sampling technique. Data were collected from the results of filling out questionnaires and interviewing each student. The researcher distributed questionnaires to all class members. After that, the researcher selected ten students to be interviewed. The results of this study indicate that the difficulties experienced by students in literature courses can be classified into four sub-learnings namely prose, poetry, drama and folklore based on the semester lecture designs obtained. Apart from that, the factors that cause many students to experience difficulties in literature courses are because they often depend on other people, are not confident in delivering questions to the lecturers about the material, often have experience emotional disturbances when lectures take place, lecturers who teach the course explain the material too much fast, lack of respect and reinforcement for students and some of the students are not focused in lectures for various reasons.
Margareth Truman “Murder Inside the Beltway” Novel: The Structure and Construction of Identity Jubilezer Sihite; Rony Arahta Sembiring; Sabam Simandalahi
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article examines multicultural literature as a significant and strategic object of study in responding to problems. Multicultural literature is focused on multicultural issues that are often found in literary works. The main issues are related to certain identities or characteristics. This article examines the structure and identity construction of the murderous character in the novel Beltway (capital crime #24) by Margaret Truman, with the main focus on identity issues: (1) identity and identity issues; (2) articulation of identity; (3) text representation of identity discourse in the novel. The sociology of literature approach is used to understand reality in multicultural literary texts, especially in novels and their relation to the phenomenon of identity issues in other fields of study. The results of the study show that the process of identity articulation and text representation in identity discourse in multicultural social phenomena as well as identity issues and the process of identity articulation in multicultural societies deserve more serious attention. An identity is not stable but dynamic in the face of development.
Mimpi Sejuta Dolar ; Language Style Analysis Vania Vania; Sondang Manik; Jubilezer Sihite
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2482

Abstract

Penelitian yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa Yang Ditemukan Dalam Film “Mimpi Sejuta Dollar” Karya Merry Riana ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis gaya bahasa dan mencoba menemukan penggunaan gaya bahasa yang paling dominan digunakan dalam film “Mimpi Sejuta Dollar”. Ada banyak orang menonton film, orang menonton film kapan saja. Mereka menonton film karena aktor atau aksi dalam film tersebut. Di sisi lain, orang tidak peduli dengan cara percakapan di film, orang tidak mengerti bagaimana aktor mengatur percakapan di film. Film adalah serangkaian gambar diam yang ditampilkan pada layar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis gaya bahasa yang digunakan dalam film Dialogue Million Dollar Dreams. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis data dengan empat belas gaya bahasa dari gaya Keraf. Hasil dari penelitian ini adalah jenis gaya bahasa yang dominan muncul adalah Gaya Antitesis. Karena film ini mengandung nilai-nilai perjuangan hidup (semangat, pendidikan, keluarga, dan cinta), film ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk memperjuangkan pendidikan di universitas, dan ada tiga bahasa yang digunakan dalam film ini. (Bahasa Indonesia, Melayu, dan Inggris) sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitian. Peneliti menyatakan karena definisi gaya bahasa antitesis yang mengandung gagasan kontradiktif, maka kemungkinan besar dalam film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar banyak mengandung kontradiksi antara mimpi Merry Riana dengan kehidupan nyata yang dijalaninya.
Listening Difficulties of EFL Students on Short Talk of the ITP TOEFL Tiara K. Pasaribu; Jubilezer Sihite; Donna Ria Pasaribu; Dusman Pasaribu; Sabrina Anjelina Siburian
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2692

Abstract

Penelitian ini menganalisa mengenai kesulitan mahasiswa dalam mendengarkan wacana lisan akademik yang biasa ditemukan pada bagian C, Listening Section pada ITP TOEFL. Mahasiswa semester 6 yang mengikuti kelas TOEFL pada prodi Sastra Inggris merupakan subjek dari penelitan ini. Mereka diberikan dua jenis ujian mendengar, pertama, ujian untuk melihat kemampuan mereka dalam memahami wacana topik akademis (listening comprehension). Ujian kedua diberikan untuk menentukan pengetahuan mereka dalam fonologi Bahasa Inggris dalam enam kriteria (short and long vowel, voiced and voiceless sounds, /s/, /z/, /ʃ/, /f/, /p/. and /v/ sounds, diphthong and triphthong, silent letters and reduced form) pada bunyi bunyian Bahasa Inggris (Phonological Knowledge). Kuesioner juga diberikan untuk melihat kesulitan mereka dalam mendengarkan wacana lisan akademis (short talk). Hasil dari penelitian membuktikan bahwa kemampuan mendengar mahasiswa adalah rendah, dimana 71.43% mahasiswa memiliki nilai kurang dari 50% pada pemahaman mendengar (listening comprehension) mereka. Hasil dari ujian ke dua membuktikan bahwa Sebagian mahasiswa belum mampu menuliskan bunyi dari kata yang mereka dengarkan. Sebagian mahasiswa melakukan penambahan bunyi, menukarkan bunyi lain, menuliskan kata kata yang tidak tepat dan lain lain. Hasil dari jawaban-jawaban dari kwesioner mengisyaratkan bahwa sebagian dari mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bunyi-bunyian Bahasa Inggris dalam enam kriteria yang diuji, sehingga menghasilkan miskonsepsi pada jawaban mereka.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA DAN KETERAMPILAN BERNYANYI BAHASA INGGRIS BAGI MUDA MUDI GEREJA HKBP MARTUBUNG: Improving Language Ability And English Singing Skills For Youth Of Hkbp Martubung Church Rony Arahta Sembiring; Kamaluddin Galingging; Jubilezer Sihite; Dewi Sartika Sitompul; Sari Febriyanti Situmorang; Yoan Novri Yanti Japardi
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2023): Agustus 2023
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v2i4.120

Abstract

The ability to speak English in today's digital era has become a must for everyone to be able to survive in global competition. For this reason, the team from the Faculty of Languages and Arts, University of HKBP Nommensen Medan, provided training to the young people of the HKBP Martubung church to develop their English language skills and their application in singing techniques. In this training, the method used is interactive question-and-answer discussions and lectures to increase the motivation and participation of participants in each activity. Based on the results of the learning evaluation obtained by the Language and Arts Faculty team, there was a good change and an increase from the first month of training to the end of this activity. All participants were very enthusiastic about showing their ability to sing in English, although there were still some children who seemed reluctant to show their abilities in singing. Given the limited time available, it is hoped that the intensity of training like this can be carried out regularly so that the motivation and desire to learn among young people can continue to be developed in order to gain better skills.