Anhar Solichin
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

Published : 77 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ASPEK BIOLOGI UDANG BERAS MERAH (Metapenaeopsis barbata) di PERAIRAN UTARA KABUPATEN BATANG DAN PEMALANG, JAWA TENGAH (Biological Aspect of Whiskered Velvet Shrimp (Metapenaeopsis barbata) in North of Batang and Pemalang Disctrict Seas) Hanggoro, Adnan Lintang; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.474 KB)

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan di Pantai utara Provinsi Jawa Tengah yang terus meningkat dan penggunaan alat tangkap yang tidak selektif oleh nelayan akan mempengaruhi jumlah stok udang di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membandingkan aspek-aspek biologi Udang Beras Merah (Metapenaeopsis barbata) yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi menurut perbedaan waktu pengambilan sampel (temporal) dan perbedaan perairan daerah penangkapan (spasial). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2017 di Kabupaten Batang dan Pemalang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Hasil sampling yang dilakukan di Kabupaten Batang dan Pemalang menunjukkan panjang total udang M. barbata yang tertangkap berkisar pada ukuran 40 – 106 mm dan 52 – 118 mm. Pola pertumbuhan M. barbata yang tertangkap di Kabupaten Batang bersifat allometrik negatif, sedangkan udang yang didaratkan di Kabupaten Pemalang bersifat allometrik positif. Nilai faktor kondisi pada udang M. barbata yang didaratkan di Kabupaten Batang dan Pemalang selama penelitian adalah 1,908 dan 1, 584. Ukuran udang M. barbata yang pertama kali tertangkap di Kabupaten Batang dan Pemalang adalah 63 mm dan 88 mm. Rasio perbandingan nisbah kelamin Udang M. barbata jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian sebesar 1 : 2,11. Udang M. barbata yang didaratkan di Kabupaten Pemalang pertama kali mengalami matang gonad pada ukuran panjang total 94,2 mm. Upaya untuk mempertahankan tersedianya stok spesies M. Barbata adalah dengan mengatur intensitas eksploitasi sumberdayanya dan ukuran mata jaring alat tangkap arad agar diperbesar menjadi ukuran 1,75 inchi. Pendataan jumlah produksi dan trip alat tangkap udang M. barbata penting untuk dilakukan, dengan tujuan pemerintah daerah tetap bisa memantau intensitas eksploitasi yang dilakukan nelayan. Fishing activities on the North Coast of Central Java Province are increasing and the using of fishing gear which is not selective by fishermen will affect the amount of shrimp stock in the waters. The purpose of this research was to examine and compare the biological aspects of Whiskered Velvet Shrimp (M. barbata) which are growth and reproduction aspects according to differences in timing of sampling (temporal) and different fishing ground (spatial). The research was conducted on February to April 2017 in Batang and Pemalang districts. The method used systematic random sampling. The results of the sampling carried out in Batang and Pemalang shows the total length caught M. barbata range in size of 40-106 mm and 52-118 mm. The growth pattern M. barbata caught in Batang is allometric negative, while the shrimp landed in Pemalang are positive allometric. The value of the condition factor on M. barbata landed in Batang and Pemalang District during the study was 1.1688 and 1.0618. The average size of M. barbata  first caught in Batang and Pemalang District is 63 mm and 88 mm. The ratio of sex ratio of male and female M. barbata caught during the study was 1: 2,11. Red Rice Prawns are landed in Pemalang District first experience mature gonads at a total length of 94.2 mm. The effort to maintain the availability of stock of the species M. barbata is to adjust the intensity of exploitation of resources and setting the mesh size of fishing gear in order arad (small bottom trawl) enlarged to a size of 1.75 inches. Documenting the amount of production and the number of trips M. barbata fishing tools necessary to do, with the aim is the local government can still monitor the intensity of exploitation of fishermen.
PERBEDAAN JUMLAH BAKTERI DALAM SEDIMEN PADA KAWASAN BERMANGROVE DAN TIDAK BERMANGROVE DI PERAIRAN DESA BEDONO, DEMAK Tyas, Diani Estining; WIdyorini, Niniek; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.687 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22541

Abstract

Mangrove adalah salah satu ekosistem pesisir yang unik dan rawan serta termasuk tempat terjadinya proses dekomposisi. Bakteri sebagai dekomposer memiliki peran yang besar terhadap proses dekomposisi bahan – bahan organik sedimen. Oleh sebab itu total bakteri pada sedimen dapat dijadikan indikator kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total bakteri dalam sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove dan untuk mengetahui perbedaan total bakteri sedimen pada kedua kawasan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 – 22 November 2017 untuk pengambilan sampel sedimen di Perairan Desa Bedono, Demak dan analisis total bakteri sedimen dilaksanakan di Laboratorium Tropical Marine Biotechnology, Universitas Diponegoro selama November hingga Desember 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, isolasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate dan metode yang digunakan dalam perhitungan total bakteri adalah Total Plate Count (TPC). Jumlah bakteri yang didapat pada kawasan bermangrove sebesar 0,26 x 104 hingga  0,80 x 104 CFU/gr. Pada area tidak bermagrove total bakteri yang didapat sebesar 0,84 x 104 hingga 1,35 x 104 CFU/gr. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan uji Mann – Whitney diketahui adanya perbedaan jumlah bakteri sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. Mangrove is one of the unique prone coastal ecosystems and it belongs to the place of the decomposition process. Bacteria as decomposers have a major role in the decomposition process of sedimentary organic materials. Therefore, the total bacteria in sediment can be used as an indicator of environmental quality. The purposes of this research are to know the total sedimentary bacteria  in mangrove and non-mangrove area and to know the differences of total sedimentary bacteria in both areas. The research was conducted from 8 to 22 November 2017 for the sampling of sediments in the waters of Bedono Village, Demak and total analysis of sediment bacteria was conducted in the Tropical Marine Biotechnology Laboratory, Diponegoro University during November to December 2017. The method used in this research was survey method, bacterial isolation was done by pour plate method and the method used in total calculation of bacteria was Total Plate Count (TPC). The total bacteria which gained in the mangrove area are 0.26 x 104 to 0.80 x 104 CFU / gr. While in the non-mangrove area the total bacteria which gained are 0.84 x 104 to 1.35 x 104 CFU / g. The conclusion of this research, by Mann - Whitney test, is known there are the differences of total sedimentary bacteria in the mangrove area and non-mangrove area.
ANALISIS MORFOMETRI, JENIS DAN SEBARAN TANGKAPAN IKAN MANYUNG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN (Morphometric Analysis, Species and Catch Distribution of Manyung Fish in Pekalongan Domestic Fishing Port Pekalongan) Marbun, April Yani; Ghofar, Abdul; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.014 KB)

Abstract

Ikan Manyung merupakan salah satu jenis ikan pantai di Laut Jawa yang termasuk dalam kelompok ikan demersal dan jenis ikan lepas pantai. Pada tahun 2011, produksi Ikan Manyung di Indonesia mencapai 90.980 ton dan merupakan produksi terbesar untuk golongan ikan demersal. Sebagai tindak lanjut dan menjaga keseimbangan ekosistem, maka diperlukan monitoring. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis morfometri, jenis, serta sebaran tangkapan Ikan Manyung. Penelitian dilaksanakan pada bulan 21 April-13 Mei 2017 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Dari hasil penelitian terdapat 2 jenis Ikan Manyung yang didaratkan yaitu Manyung Utik (Arius thalasinus) dan Manyung Pidada (Arius maculatus). Sebaran titik koordinat penangkapan berada pada kisaran lintang 05048’74.8” sampai 06056’10” dan bujur 109054’49.3” sampai 110045’39.6”. Daerah sebaran titik tangkap berada di daerah Kota Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Semarang dan Jepara. Manyung fish is one of java island species includes as demersal and off shore fish. In 2011, total fish production in Indonesia reached 90,980 tons and is the largest production for demersal fish group. As a follow up of this and maintain the balance of the ecosystem, it is necessary monitoring. The study was aimed to determine the morphometric analysis, species and catch distribution of manyung fish.  The study was conducted in 21 April-13 May 2016 at the Pekalongan Domestic Fishing Port, Central Java This research used survey method and sampling was done by a purposive sampling. There were 2 species of manyung were landed, there are Manyung Utik (Arius thalasinus) and Manyung Pidada (Arius maculatus). Distribution of fishing coordinate point was in the range of latitude 05048'74.8 until 06056'10" and the longitude 109054'49.3" until 110045'39.6". The catch distribution is located in Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Semarang and Jepara.
Analisis Pendugaan Bakteri Escherichia Coli pada Kerang Hijau (Perna Viridis) di Morosari, Demak Analysis of Estimated Abundance of Escherichia coli Bacteria in Green Mussels (Perna viridis) in Morosari, Demak Katon, Muhammad Rajes; Solichin, Anhar; Jati, Oktavianto Eko
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 9, No 1 (2020): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.233 KB)

Abstract

ABSTRAK Kerang hijau merupakan jenis hewan bertubuh lunak yang hidup menetap (sessile) dan mendapatkan makanan dengan menyaring (filter feeder). Hal ini mengakibatkan banyak mikroorganisme yang terakumulasi ke dalam tubuh kerang hijau, salah satunya yaitu kelompok bakteri Coliform. Bakteri Coliform dibagi menjadi dua yaitu fecal Coliform dan non fecal Coliform. Fecal Coliform berasal dari limbah kotoran hewan dan manusia contoh bakteri E. coli. Keberadaan bakteri E. coli di luar tubuh digunakan sebagai indikator sanitasi makanan dan minuman apakah tercemar atau tidak. Kondisi perairan Morosari mengalami penurunan kualitas air, hal tersebut disebabkan oleh limbah domestik penduduk yang langsung dibuang ke bantaran sungai. Hal ini memungkinkan adanya cemaran mikroba yang dapat membahayakan kesehatan seperti bakteri. Menurut SNI 01 7388 2009 nilai MPN bakteri E. coli untuk Mollusca, Crustacea, dan Echinodermata segar adalah <3/g. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kelimpahan  bakteri E. coli pada kerang hijau dan untuk membandingkan kelimpahan bakteri E. coli dengan baku mutu SNI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Pengambilan sampel terdiri 9 sampel kerang hijau (kecil <60 mm, sedang 61-70 mm dan besar >70 mm) dengan 3 ekor kerang pada masing masing ukuran. Metode MPN merupakan  metode digunakan untuk analisis bakteri Coliform dan E. coli. Hasil Uji MPN yang didapat yaitu > 1100 MPN/g pada semua sampel. Kesimpulannya berdasarkan hasil uji MPN diperoleh nilai MPN yaitu >1100 MPN/g, hasil tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri E. coli pada kerang hijau melebihi baku mutu yang ditetapkan berdasarkan SNI 01-7388 2009. ABSTRACTGreen mussels are the type of mollusk that live permanently (sessile) and gets food by filtering (filter feeder). It causes many microorganisms accumulating into the body of green mussels, one of them is a group of Coliform bacteria. Coliform bacteria are divided into two, namely fecal and non-fecal Coliform.Coliform is derived from the waste of animal and human i.e. E. coli bacteria. The existence of E. coli bacteria outside the body is used as an indicator of sanitation for food and drink.The condition of Morosari waters has decreased, it’s caused by the domestic waste of resident which is discharge into the riverbank directly.This allows microbial contamination that can endanger health such as bacteria. According to SNI 01-7388-2009 MPN value from E. coli bacteria for Mollusks, Crustaceans, and Echinoderms is <3/g.. The purpose of this study was to determined the abundance of E. coli bacteria in green mussels and to compared the abundance of E. coli bacteria with the quality standards of SNI. The research was conducted in July 2019. The samples were consisted of 3 types size of green mussels,  small (<60 mm), medium (61-70 mm) and large (>70 mm) and 3 mussels selcted from the each size. MPN method was used for the analysis of Coliform and E. coli bacteria. MPN test result was > 1100 MPN/g on all samples.The result showed,that the abundance of E. coli bacteria in green mussels exceed the quality standard based on SNI 01-7388 2009.  
Aspek Reproduksi Udang Metapenaeus di Perairan Kabupaten Batang dan Kendal Wiwiet Teguh Taufani; Anhar Solichin; Suradi Wijaya Saputra; Abdul Ghofar
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 2 (2019): JFMR VOL 3 NO 2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.993 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai aspek reproduksi udang Metapenaeus di perairan Kabupaten Batang dan Kendal. Kabupaten Batang dan Kendal merupakan salah satu pusat penangkapan udang yang ada di perairan pantai utara. Harapannya sampel dari kedua kabupaten tersebut dapat mewakili gambaran aspek reproduksi udang metapenaeus yang ada di perairan tersebut. Metapenaeus merupakan salah satu genus pada udang ekonomis penting dimana persebarannya hampir di seluruh perairan pantai utara. Tingkat eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan menipisnya sumberdaya yang ada. Oleh karenaitu, perlu dilakukannya penelitian mengenai aspek reproduksi udang agar memberikan informasi lebih mengenai gambaran kondisi sumberdaya udang metapenaeus yang ada di perairan tersebut. Adapun variabel penelitian antara lain: komposisi spesies dari genus Metapenaeus, struktur ukuran, ukuran pertama kali tertangkap (LC50%), nisbah kelamin dan tingkat kematangan gonad. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Juni – September 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis Metapenaues yang tertangkap antara lain: M. ensis, M. tenuipes, M. moyebi, M. conjunctus dan M. affinis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mayoritas Metapenaeus yang tertangkap masih dalam kondisi belum matang gonad sehingga perlu diadakannya sosialisasi mengenai penangkapan yang lestari
Growth, Mortality, and Exploitation Rate of Penaeus merguensis in the North Coast of Central Java, Indonesia Suradi Wijaya Saputra; Anhar Solichin; Wiwiet Teguh Taufani
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 23, No 4 (2018): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.025 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.23.4.207-214

Abstract

One of the most-caught shrimp in north coast of Central Java is Penaeus merguiensis. However, little is known on the population biology of the organisms. This study was aimed to investigate length-weight relationship, growth, length at first capture (Lc50), mortality rate, and exploitation rate of P. merguiensis in Western part of Central Java’s northern coastal waters. The study was conducted from May 2016 to July 2017 using survey method. Samples were taken for 15 times (month) from 9 coastal fishing ports. The result shows that the relationship of the carapace length and weight is negative allometry. The growth parameters of CL∞ and K were 52.5mm and 1.3 y-1 (male) and 57.25mm and 1.2 y-1 (female). Total mortality rate (Z), natural mortality rate (M), and fishing mortality rate (F) were 4.51 y-1, 1.86 y-1 and 2.65 y-1 (male), and 5.36 y-1, 1.72 y-1, and 3.64 y-1 (female), respectively. The exploitation rate (E) of male banana shrimp was 0.59, and for female shrimp was 0.68. The result shows that the exploitation level has exceeded the optimum level (E>0.5). Recruitment of P. merguiensis may occur the whole year, but it peaks were in March and August (male), April and August (female). Carapace length of first captured (CLc50) was 20.63mm (male) and 18.28mm (female). It means that the sized of captured P. merguiensis is less than the size of first mature (CLm50) or growth overfishing and as a result, disrupting the availability of adult shrimp. The condition occurs due to the size of cod-end mesh measured 0.75inc.
Kualitas Habitat Rekruitmen Juvenil Karang Di Perairan Pulau Kemujan, Karimunjawa Kharisma Ayu Zeina Halisah; Anhar Solichin; Aninditia Sabdaningsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.31038

Abstract

Pulau Kemujan merupakan salah satu pulau terbesar di Kepulauan Karimunjawa yang memiliki kerapatan terumbu karang yang beragam. Ekosistem terumbu karang memiliki peranan penting namun juga merupakan ekosistem yang rentan akan terjadinya kerusakan. Akibat penurunan kondisi kualitas lingkungan dapat memungkinkan untuk memberikan pengaruh terhadap habitat rekruitmen juvenil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan juvenil karang berdasarkan perbedaan kedalaman, kesesuaian faktor fisika, kimia dan biologi yang mempengaruhi proses penempelan juvenil karang, kondisi terumbu karang berdasarkan perbedaan kedalaman serta hubungan antara kelimpahan juvenil karang dengan tutupan karang dan bahan organik di perairan Pulau Kemujan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif, sedangkan metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu Line Intercept Transect (LIT) sepanjang 50 meter. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu kelimpahan juvenil karang tertinggi berada di daerah reef flat sisi barat perairan Pulau Kemujan sebanyak 47 koloni, sedangkan kelimpahan terendah berada di daerah reef slope sisi timur sebanyak 7 koloni. Parameter perairan fisika, kimia dan biologi pada penelitian masih berada pada batas kisaran nilai optimum. Kondisi tutupan karang hidup pada sisi barat perairan Pulau Kemujan berkisar dari 46,60% hingga 53,62% sedangkan pada sisi timur yaitu berkisar dari 44,10% hingga 71,38%. Kelimpahan juvenil karang dengan tutupan karang hidup, pecahan karang serta bahan organik menunjukkan pola hubungan yang berbanding terbalik sedangkan dengan tutupan karang mati berbanding lurus. Berdasarkan peneltian ini dapat diketahui bahwa juvenil karang memiliki kecenderungan ditemukan lebih banyak pada tutupan karang mati dalam kondisi lingkungan yang optimum.   Kemujan Island is one of the largest islands in the Karimunjawa which has a varying density of coral reefs. The coral reef ecosystem has an important role however it is vulnerable to damage. The purpose of this study is to determine the decline of coral juvenile based on the depth difference, the compatibility of chemical, physical and biological factors that enhance the resilience of coral juvenile, and the correlation of coral juvenile with the coral covers and the organic material in the waters of Kemujan Island. The method used in this research is a descriptive analysis method. The method used in data collection is Line Intercept Transect (LIT) 50 meter .  The results from this study obtained that the highest abundance of juvenile corals was in the reef flat area of the west side from the waters of the Kemujan Island as many as 47 colonies while the lowest abundance was in the reef slope area of the eastern side as many as 7 colonies. The physical, chemical, and biological water parameters in the study were still in the optimum range. The condition of live coral cover on the west side of Kemujan Island waters ranged from 46.60% to 53.62% while on the east side it ranged from 44.10% to 71.38%. The abundance of juveniles coral with live coral cover, coral fragments, and organic matter showed inversed pattern relationship whereas with dead coral cover was directly proportional. Based on this study it can be known that corals juvenile have a tendency to be found more at dead coral in optimum environmental conditions.
ASPEK DINAMIKA POPULASI IKAN PETEK (Leiognathus equulus) DI PERAIRAN TELUK SEMARANG JAWA TENGAH Anhar Solichin; Suradi Wijaya Saputra; Aninditia Sabdaningsih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.4.234-239

Abstract

Ikan Petek (Leiognathus equulus, Forsskal 1775) hidup di dasar perairan sampai dengan permukaan pada perairan pantai yang dangkal, sering tertangkap dengan alat tangkap arad, cantrang atau tarik lainnya yang beroperasi di dasar perairan. Nilai ekonomis ikan Petek relatif rendah dan umum dikonsumsi sebagai ikan asin. Petek merupakan hasil tangkap sampingan yang dominan tertangkap di perairan Teluk Semarang. Kondisi ini menjadi rawan jika laju penangkapannya di suatu perairan cukup tinggi dan terus meningkat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji dinamika populasi ikan Petek di perairan Teluk Semarang Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel ikan diambil dari PPI yang menjadi pangkalan pendaratan bagi alat tangkap arad di perairan Teluk Semarang, yaitu PPI Tanggulmalang dan Bandengan di Kabupaten Kendal dan PPI Tambaklorok Kota Semarang. Penelitian dilaksanakan mulai bulam April sampai dengan Agustus 2021. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ikan Petek yang tertangkap di perairan Teluk Semarang memiliki panjang total berkisar antara 100– 245 mm. Musim rekrutmen terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan September. Hubungan panjang – bobot ikan Petek mengikuti persamaan W = 0,00002 L3,05, dengan pola pertumbuhan isomatrik. Ikan Petek mengikuti persamaan pertumbuhan von Bertalanffy Lt = 170(1-exp-0,66(t+0,08528)). Laju mortalitas total (Z) ikan Petek sebesar 1,64/tahun, F sebesar 0,79/tahun, lebih kecil dari mortalitas alaminya (M) yaitu 0,85/tahun. Tingkat eksploitasi (E) adalah 0,48, masih sedikit di bawah optimum (Eopt = 0,5). Ukuran yang tertangkap didominasi ikan berukuran kecil/belum dewasa (Lc<Lm), sehingga cenderung terjadi growth overfishing, dan dapat mengarah terjadinya kelangkaan induk (recruitment overfishing).
STUDI MOLEKULAR UDANG Pennaeus (Fenneropenaeus) merguiensis DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA (MOLECULAR STUDY OF SHRIMP Pennaeus (Fenneropenaeus) merguiensis ON THE NORTH COAST OF JAVA SEA) Anhar Solichin; Suradi Wijaya Saputra; Wiwiet Teguh Taufani; Diah Ayuningrum
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 4 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.4.294-299

Abstract

Wilayah pesisir merupakan ekosistem unik bagian dari habitat vital bagi biota pesisir, laut, dan darat. Lokasi penelitian di pantai utara Jawa Tengah mencakup Tegal hingga Kendal. Investigasi terbaru menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati laut mungkin jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya termasuk udang yang penting secara ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman genetik spesies udang di perairan pantai utara Jawa yang meliputi daerah Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Brebes. Metode yang digunakan yaitu deskriptif eksploratif, dengan teknik sampling yaitu simple random sampling. Identifikasi molekuler udang menggunakan marga molekuler gen Cytochrome Oxydase I (COI).  Hasil sampling diperoleh masing-masing satu sampel udang yang diidentifikasi secara molekuler dari masing-masing daerah, yakni MT1, MB3, MR7, MP9, MB11 dan MLT13. Berdasarkan hasil amplifikasi gen COI diperoleh data panjang basepair dari keenam sampel udang yakni sekar 400-500 bp. Hasil sekuensing dan penyejajaran di fitur BLAST (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/) menunjukkan bahwa keenam sampel udang termasuk ke jenis Fenneropenaeus merguiensis KP637168.1 dengan tingkat kesamaan bervariasi dari 91-95%. Tingkat kesamaan terendah diperoleh dari sampel udang asal Pekalongan dan Tegal, sementara yang tertinggi berasal dari Brebes. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah kelima sampel udang dari daerah yang berbeda-beda terkait filogenetiknya.   The coastal area of the ecosystem is a unique part of the vital habitat for coastal, marine and terrestrial biota. Research locations on the north coast of Central Java include Brebes to Kendal. Recent investigations suggest that marine biodiversity may be much higher than previously estimated including economically important shrimp. The purpose of this study was to see the diversity of species in the northern coastal waters of Java, including the Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal and Brebes areas. The method used is descriptive exploratory, with the sampling technique is simple random sampling. Molecular identification of shrimp using the molecular genus Cytochrome Oxydase I (COI). In this paper, we examine the biodiversity of shrimp species using the COI gene molecular channel. Sampling results obtained from one sample determined molecularly from each area, namely MT1, MB3, MR7, MP9, MB11 and MLT13. Based on the results of COI gene amplification, base pair length data obtained from the six shrimp samples, namely around 400-500 bp. The sequencing and alignment regard in the BLAST feature (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/) shows that the six shrimp samples belong to the type. Results show that Fenneropenaeus merguiensis KP637168.1 with 92% is found in Kendal, and Batang; Pekalongan, Pemalang, Tegal, and Brebes with a difference level of 91-95%. Levels can be obtained from shrimp samples from Pekalongan and Tegal, while the highest comes from Brebes. Thus, it is necessary to carry out further research whether the five shrimp samples from different areas are related to their phylogenetics.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG PUTIH (Penaeus indicus) DI PERAIRAN SEBELAH UTARA BREBES DAN TEGAL, JAWA TENGAH (Biological Aspects of White Shrimp (Penaeus Indicus) In the North Brebes and Tegal Waters, Central Java) Iin Ika Wahyuni; Anhar Solichin; Suradi Wijaya Saputra
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 1 (2017): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1127.515 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.1.38-44

Abstract

 Salah satu potensi perikanan di perairan Brebes dan Tegal adalah Udang Putih yang terancam kelestariannya akibat meningkatnya penangkapan dengan Jaring Arad. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek biologi udang P. indicus dan status sumberdayanya, seperti komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Sampel udang diambil 100% dari total hasil tangkapan tiap perahu karena hasil tangkapan kurang dari 100 ekor. Pengambilan sampel enam kali dari Juli-Desember 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Kluwut, Kaliwlingi, Larangan dan Surodadi. Hasil penelitian nilai L50%P. indicus di sebelah utara Brebes dan Tegal memiliki panjang total 84 mm dan 85 mm, nilai ½ L∞ yaitu 97 mm (jantan) dan 121 mm (betina). L50% < ½ L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap masih kecil sehingga dikhawatirkan terjadinya growth overfishing. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina di Brebes yaitu isometrik (b=2,98) dan alometrik negatif (b=2,86), di Tegal yaitu alometrik positif (b= 3,43) dan isometrik (b= 3,02). Nilai faktor kondisi P. indicus di Brebes 1,63 (jantan) dan 1,59 (betina), sedangkan di Tegal 1,81 (jantan) dan 1,57 (betina). Perbandingan nisbah kelamin P. indicus di Brebes 1: 4,4 dan di Tegal 1: 2,9. Status tingkat pemanfaatan sumberdaya udang P. indicus di sebelah utara Brebes dan Tegal perlu penyempurnaan untuk memenuhi syarat perikanan yang berkelanjutan. One of the potential fishery in the Brebes and Tegal waters is P. Indicus shrimp that has been threatened by increasing fishing effort of Arad net. The purpose of this research to know biological aspects of P. indicus and resources status, such as composition of catch, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is survey method. Shrimp samples were taken at random 10% of the total catch per boat. Sampling six times from July to December 2016. The sampling at TPI Kluwut, TPI Kaliwlingi, TPI Larangan and TPI Surodadi. The results of research L50% value of P. indicus in north Brebes and Tegal has 84 mm and 85 mm TL, ½ L∞ are 97 mm (males) and 121 mm (females). L50% <½ L∞ mean size of shrimp caught are ssmall to worry about the occurrence of growth overfishing. The growth of males and females shrimp in Brebes are isometric (b = 2.98) and negative allometric (b = 2.86), in Tegal growth of males and females are positive allometrik (b = 3.43) and isometric (b = 3.02). Condition factor P. indicus in Brebes are 1.63 (males) and 1.59 (females), whereas in Tegal are 1.81 (males) and 1.57 (females). Sex ratio P. indicus in Brebes 1: 4.4 and in Tegal 1: 2.9. Status of the level of resource P. indicus need improvement to qualify sustainable fisheries.  
Co-Authors A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar, Abdul Adi, Faiz Prasetya Afifatul Isroliyah Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agustiari, Arinta Maulidina Agustin, Arninda Dwi aliffyana, firanika Amalia Nur Istigfarin, Amalia Nur Andani, Yustutik Angga Yan Prayudha Aninditia Sabdaningsih Anjayanti, Lulu Anthonius Hot Arios Arif Rahman Asrika Yupina Sembiring Astari, Findiani Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta A’in, Churun Bambang Argo Wibowo Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Churun Ain Delahoya, Christian DIAH AYUNINGRUM Dian Wijayanto Dimas Rahmat Ramadhian, Dimas Rahmat Dimas Surya Mahendra Wijayanto Djoko Suprapto Ethan Yapanani Farida, Latiful Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Gustilah, Lillah Haeruddin Haeruddin Hanggoro, Adnan Lintang Hanifah, Diah Helfiana Tiuriska Perangin-angin Huda, Anisa Arifatul Iin Ika Wahyuni Kartika Widya Iswara Katon, Muhammad Rajes Kharisma Ayu Zeina Halisah Kurnia, Rahanti Kusumaningtyas, Nurul Fadhilah Laksana, Mahalani Jati Leni Barokah, Leni Marbun, April Yani Marwulandari, Riyani Maulana Dhimas Kuncoro Max Rudolf Muskananfola Merantika Puspaningdiah Monica, Soraya Chandra Niniek Widyorini Nisak, Yuyun Khoirun Norma Afiati Novrizal Soni Riswandha, Novrizal Soni Nugraha, Muhammad Rizky nurul latifah Nurul Mukhlish Bakhtiar Oktavianto Eko Jati Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pujiono Wahyu Purnomo Putri Nur Arifah, Putri Nur Qonitah, Afifah Ririn Vianita Ristina, Mafi Rosa Anggraeni, Rosa Sakina, Kurnia Sakti, Akbar Parasukma Sarah Az Zahra Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Setiani, Heny Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Sofiana Sofiana, Sofiana Sri Lestari Subiyanto - Sulistiawan, Rudi Suradi Wijaya Saputra Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Anggoro Syiva Nur Anggraeni, Syiva Nur Taufani, Wiwiet Teguh Tyas, Diani Estining Viyoga, Handika Wahyu Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wicaksono, Anangga Rifqi Wiwiet Teguh Taufani Yasintia Aryanov Soekiswo Yuliani, Tina Anggun Yulianti, Aida Tri Ziana, Silvia Mei Zuleca, Maulidina Ziva