Anhar Solichin
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

Published : 77 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERTUMBUHAN DAN LAJU MORTALITAS LOBSTER BATU HIJAU (Panulirus homarus) DI PERAIRAN CILACAP JAWA TENGAH Bakhtiar, Nurul Mukhlish; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.985 KB)

Abstract

Lobster merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tingginya intensitas penangkapan yang tidak terkendali menyebabkan ukuran rata - rata lobster yang tertangkap semakin kecil dan nilai ekonomisnya semakin rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan beberapa informasi mengenai aspek biologi lobster. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pertumbuhan, laju mortalitas, dan pola rekrutmen lobster. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September sampai Bulan Januari di Perairan Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan data simple random sampling. Lobster yang didaratkan di TPI Menganti dan Sentolokawat diambil seluruh hasil tangkapan kemudian dilakukan identifikasi, pengukuran panjang, dan penimbangan berat. Data diambil setiap satu bulan sekali selama lima bulan. Data dianalisis ukuran pertama kali tertangkap, faktor kondisi, nisbah kelamin, hubungan panjang-berat, pendugaan parameter pertumbuhan, laju mortalitas, dan pola rekrutmen. Didapatkan hasil ukuran pertama kali tertangkap (L50%=43,5mm) kurang dari setengah panjang asimtotik (½L∞=55,5mm). Hubungan panjang-berat lobster jantan yaitu W = 0,00293 L2,71 dan lobster betina W = 0,00196 L2,83. Faktor kondisi pada lobster jantan (1,02) dan betina (1,01) mempunyai tingkat kemontokan yang sama. Nisbah kelamin yang didapatkan antara lobster jantan dibanding lobster betina yaitu 1,774 : 1. Hasil uji chi square antara jantan dan betina didapatkan berbeda nyata sehingga dapat dinyatakan tidak seimbang. Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy lobster jantan Lt =110(1-e-0,31(t+0,37)) dan lobster betina Lt=94,5(1-e-0,26(t+0,47)), sehingga dapat dinyatakan pertumbuhan lobster jantan lebih cepat daripada lobster betina. Mortalitas total (Z) didapatkan sebesar 1,6 per tahun, mortalitas alaminya (M) sebesar 0,69 per tahun, mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,91 per tahun. Tingkat eksploitasi (E) didapatkan sebesar 0,57 per tahun sehingga dapat dikategorikan termasuk dalam keadaan penangkapan berlebih. Pola penambahan baru lobster di Perairan Cilacap ini memiliki dua puncak yaitu pada bulan Juni dan Oktober. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penangkapan lobster P. homarus sudah dalam keadaan growth overfishing yang dikhawatirkan akan mengarah kepada recruitment overfishing.
KOMPOSISI DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGI SPESIES UDANG PENAEID DI PERAIRAN BATANG DAN KENDAL, JAWA TENGAH (Composition And Several Biological Aspect of Penaeid Shrimp in Batang And Kendal Water, Central Java) Sari, Verina; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.664 KB)

Abstract

Kabupaten Batang dan Kendal merupakan daerah dalam  satu jalur perairan Pantai Utara Jawa yang memiliki potensi  sumberdaya udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan beberapa aspek biologi  udang penaeid yang tertangkap di perairan Batang dan Kendal ditinjau dari pengamatan struktur ukuran, sifat pertumbuhan dan aspek reproduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel udang diambil secara acak sebanyak 10% dari total hasil tangkapan. Pengambilan sampel sebulan sekali dalam 3 bulan. Tempat pengambilan sampel di TPI Roban, TPI Tawang dan TPI Bandengan. Komposisi hasil tangkapan udang pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Oktober 2016 di Perairan Batang ditemukan 5 spesies udang yang dominan tertangkap  yaitu, Metapenaeopsis barbata (69%), Trachypenaeus longipes (16%), Metapenaeus  conjunctus (9%), Penaeus merguiensis (6%), dan Metapenaeus tenuipes (0,001%), sedangkan di Perairan Kendal ditemukan 6 spesies udang yaitu  Penaeus indicus (40%), Metapenaeus  conjunctus (22%), Penaeus merguiensis 17%, Metapenaeopsis barbata (14%), Metapenaeus tenuipes (5%), dan Trachypeneus longipes (2%). Berdasarkan pengamatan hasil tangkapan udang, TPI Tawang terdapat 6 spesies yaitu M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, M. tenuipes dan P. indicus. TPI Roban terdapat 5 spesies yaitu M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, dan M. tenuipes. Dan TPI Bandengan terdapat 4 spesies yaitu M. conjunctus, P. merguiensis, M. tenuipes dan P. indicus. Hasil tangkapan terbanyak untuk spesies udang M. barbata di TPI Roban (70%), M. conjunctus di TPI Bandengan (48%), P. merguiensis di TPI Bandengan (69%), M. tenuipes di TPI Bandengan (93%), T. longipes di TPI Roban (80%), dan P. indicus di TPI Bandengan (78%). Ukuran yang sering tertangkap tiap bulan berbeda-beda, pola pertumbuhan mayoritas allometrik positif, sebagian besar udang yang tertangkap belum matang gonad, Perbandingan nisbah kelamin menunjukkan bahwa jumlah udang betina lebih banyak ditemukan dibandingkan udang jantan. Batang and Kendal regency is an area in one lane waters of North Coast of Java that have the potential of fishery resources, especially shrimp. The purpose of this study is to know the composition and biology aspect of penaeids shrimp in Batang and Kendal waters from observation of size structure, growth characteristic and reproduction aspect. This research method is survey method. 10% of shrimp samples taken at random from the total catch. Sampling once a month in 3 months. Sampling at TPI Roban, TPI Tawang and TPI Bandengan. The composition of the shrimp catches in August 2016 to October 2016 in Batang waters found 5 species, ie Metapenaeopsis barbata (69%), Trachypenaeus longipes (16%), Metapenaeus conjunctus (9%), Penaeus merguiensis (6%), and Metapenaeus tenuipes (0,001%), Kendal waters found 6 species of shrimp that is Penaeus indicus (40%), Metapenaeus conjunctus (22%), Penaeus merguiensis (17%), Metapenaeopsis barbata (14%), Metapenaeus tenuipes (5%), and Trachypeneus longipes (2%). Based on the observation of shrimp catch, there are 6 species in TPI Tawang, they are M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, M. tenuipes and P. indicus. There are 5 species of shrimp  in TPI Roban, they are M. barbata, M. conjunctus, P. merguiensis, T. longipes, and M. tenuipes. There are 4 species of shrimp in TPI bandengan, they are M. conjunctus, P. merguiensis, M. tenuipes and P. indicus. The largest distribution of catches for species M. barbata in TPI Roban (70%), M. conjunctus in TPI Bandengan (48%), P. merguiensis in TPI Bandengan (69%), M. tenuipes in TPI Bandengan (93%) , T. longipes in TPI Roban (80%), and P. indicus in TPI Bandengan (78%). Based on study of biological aspect, the size that is often caught each month is different, most positive allometric growth, Most of the shrimp caught immature gonads, Comparison of sex ratio shows that the number of female shrimp is more common than shrimp. 
RESPON IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) TERHADAP MAKANAN BUATAN PADA SKALA LABORATORIUM Sembiring, Asrika Yupina; Hendrarto, Boedi; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.254 KB)

Abstract

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang mendukung untuk kegiatan budidaya ikan sidat. Salah satu faktor utama dalam budidaya untuk meningkatkan pertumbuhan adalah asupan makanan yang baik dan memiliki kandungan gizi yang cukup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon ikan Sidat yang mendekat dan yang mengkonsumsi pakan buatan yang diberikan; untuk mengetahui berapa lama waktu ikan Sidat mendekati pakan; dan untuk mengetahui nilai FCR pakan buatan yang diberikan kepada ikan Sidat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen laboratoris dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pemberian jenis pakan yang berbeda digunakan sebagai perlakuan A, B dan C yaitu pemberian pakan keong mas, ikan rucah dan udang rebon. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 10,14 gram/ulangan. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Sidat (Anguilla bicolor) pada stadia yellow eel dengan rata-rata bobot awal 7-10 gram. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran (100x30x50) cm3 yang diisi dengan 40 liter air tawar. Lama pemeliharaan selama 30 hari dengan padat tebar 5 ekor/akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan Sidat yang paling banyak mendekat dan mengkonsumsi pakan pada pengamatan pagi hari maupun sore hari terdapat pada perlakuan C, diikuti dengan perlakuan B dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan A. Berdasarkan hasil yang didapat selama penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa respon ikan Sidat berbeda terhadap makanan buatan yang diberikan. Udang rebon merupakan jenis makanan yang paling direspon oleh ikan Sidat baik dari jumlah ikan yang mendekat maupun yang mengkonsumsi pakan. Nilai Rasio Konversi Pakan (FCR) yang paling tinggi adalah pada perlakuan A yaitu 17,82 dan yang paling rendah adalah pada perlakuan C yaitu 15,38. Indonesia has a natural cultivation to increase the growth is good food intake that enough nutrients contains. The purpose of this research were to find out the respond of Eel which approach and consume the artificial food; to know the approaching time to the feed; and to know Food Convertion Ratio (FCR) value of the artificial food given to Eel. The method used in this research was laboratory experimental using a random complete design (RCD) with 3 treatments and 3 replications. The treatments of different kond of food applied as A, B and Ctreatments were golden anails, trash fish and brine shrimp. The amount of feed that given as much as 10,14 grams for each treatments. The experimental fish that used in this research was yellow eel with average body weigth of 7-10 grams. The Eel were kept in 100x30x50 cm3 size aquarium filled with 40 liter fresh water. The Eel stock density was 5/container and be reared for 30 days. The result showed that the highest number of Eels approaching and comsuming the feed in the morning and afternoon observation days was treatment C, followed by treatment B and the last found in treatment A. Based on the results obtained during the research could be inferred that Eel respond was different toward the given artificial food. Brine Shrimp was a kind of feed that are most responded by Eel, both in the number of fish that approach and consume the feed. The highest Food Convertion Ratio (FCR) values was in the treatment A (17,82) and the lowest was in the treatment C (15,38).
PENGARUH SALINITAS BERBEDA TERHADAP RESPON OSMOTIK, REGULASI ION DAN PERTUMBUHAN IKAN SIDAT (Anguilla sp.) FASE ELVER SELAMA MASA AKLIMASI DAN KULTIVASI Yuliani, Tina Anggun; Anggoro, Sutrisno; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.3 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22567

Abstract

Salinitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh ikan diperlukan untuk efisiensi penggunaan energi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon osmotik, regulasi ion dan pertumbuhan elver ikan sidat pada salinitas berbeda. Penelitian dan penulisan dilaksanakan dari Maret-Juli 2018 menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 level salinitas dan 3 kali ulangan. Elver ikan sidat dipelihara pada akuarium dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm yang dilengkapi aerator dan pipa peralon sebagai shelter. Elver ikan sidat dipelihara selama 42 hari dengan pergantian air media dan pemberian pakan setiap 2 hari sekali. Pengukuran panjang dan bobot tubuh  dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Osmolaritas media dan osmolaritas haemolymph di ukur menggunakan osmometer. Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan salinitas yang digunakan pada uji utama. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata osmolaritas media dan haemolymph pada salinitas 0 ‰, 2‰ dan 4 ‰ berturut-turut bernilai 1,7 ‰ mOsm/l H2O, 60,28 mOsm/l H2O, 116,4 mOsm/l H2O dan 47,56 mOsm/l H2O, 62,28 mOsm/l H2O, 68,1 mOsm/l H2O. Rata-rata panjang tubuh dan penurunan bobot tubuh pada salinitas 0 ‰, 2‰ dan 4 ‰ berturut-turut yaitu 1,05 cm, 2,07 cm, 0,84 cm dan 3,55 g, 0,82 g, 2, 65 g. Konsentrasi ion rata-rata pada salinitas 0 ‰, 2‰ dan 4 ‰ berturut-turut bernilai 0,27 g/l, 3,25 g/l dan 0,21 g/l. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa salinitas isoosmotik dan tingkat kerja osmotik terendah pada salinitas 1,97 ‰. Pertumbuhan panjang tertinggi dan penurunan bobot tubuh terendah berada pada salinitas 2 ‰ serta konsentrasi ion tertinggi pada salinitas 2 ‰.  Salinity that suits with the fish needs is necessary for the efficient use of energy in the body. This study aims to determine the osmotic response, ion regulation and elver eel fish growth at different salinity. The research was conducted from March to July 2018 and used a complete randomized design with 3 levels of salinity and 3 replications. Elver eel is kept in aquarium with size 30 x 20 x 20 cm which is equipped with aerator and pipe as shelter. Elver eel is maintained for 42 days with water change media and feeding every 2 days. Measurements of length and body weight were performed at the beginning and end of the study. Media osmolarity and haemolymph osmolarity are measured using an osmometer. The experiment preliminary aims to determine salinity that use at experiment prime.The results obtained were the mean of media osmolarity and haemolymph at salinity of 0 ‰, 2 ‰ and 4 ‰ respectively were 1.7 ‰ mOsm / l H2O, 60.28 mOsm / l H2O, 116.4 mOsm / l H2O and 47,56 mOsm / l H2O, 62.28 mOsm / l H2O, 68.1 mOsm / l H2O. Average of body length and decrease of body weight at salinity of 0 ‰, 2 ‰ and 4 ‰ respectively were 1.05 cm, 2.07 cm, 0.84 cm and 3.55 g, 0.82 g, 2.65 g. The mean ion concentrations in the salinity of 0 ‰, 2 ‰ and 4 ‰ were 0.27 g / l, 3.25 g / l and 0.21 g / l respectively. Based on the research results it can be seen that the isoosmotic salinity and the lowest osmotic work rate are at salinity 1.97 ‰. The highest growth length and the lowest body weight decrease is at 2 ‰ salinity and the highest ion concentration is at 2 ‰ salinity.
ASPEK BIOLOGI IKAN TIGAWAJA (Johnius sp.) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL Anggraeni, Syiva Nur; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.168 KB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Kendal merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir utara Laut Jawa. TPI Tawang merupakan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Kendal. Salah satu jenis ikan demersal yang tertangkap di TPI Tawang adalah ikan Tigawaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi Ikan Tigawaja yang didaratkan di TPI Tawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Metode dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive  sampling. Hasil penelitian yang dilakukan pada Ikan Ikan Tigawaja sebanyak 390 ekor. Ukuran panjang Ikan Tigawaja dengan kisaran 10,5 cm – 20,9 cm. Pertumbuhan bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,8559. Faktor kondisi yang diperoleh sebesar 0,94 yang tergolong dalam ikan pipih. ukuran pertama kali tertangkap (L50%) adalah 16,4 cm. Tingkat kematangan gonad Ikan Tigawaja jantan didominasi oleh TKG II, sedangkan Tingkat Kematangan gonad Ikan Tigawaja betina didominasi oleh TKG III. Indeks kematangan gonad terendah pada Ikan Tigawaja jantan 0,154% dan tertinggi 0,465%, sedangkan nilai IKG terendah pada Ikan Tigawaja betina 0,56% dan tertinggi 8,82%. Ikan Tigawaja jantan dan betina pertama kali matang gonad (Lm) berukuran masing-masing sebesar 18 cm  dan 17,5 cm, artinya Ikan Tigawaja betina lebih cepat matang dari Ikan Tigawaja jantan. Fekunditasnya berkisar antara 15.500 – 44.148 butir dan sebaran nilai diameter telur berkisar dari 0,05 mm – 0,45 mm. Kata Kunci ; Ikan Tigawaja (Johnius sp), Aspek biologi, Perairan Kendal. ABSTRACT Kendal is one area which is on the north coast of Java Sea. The biggest fish auction place in Kendal Regency is Tawang Fish Auction (TPI Tawang). One of kind of demersal fish that caught in TPI Tawang is Croackers Fish. Biological aspect is needed to manage the resources of Croackers Fish. The porpose of this study is to found out the biological aspects of Croackers Fish Landed in Tawang Fish Auction Market. The research did in Juny 2016. The method used in this research is survey method. The sampling was taken by using Purposive sampling. From the research on 390 fish. the length size of Croackers Fish range from 10,5 cm – 20,9 cm. The growth of served was negative allometric with value of b 2,8859. The condition factor of 0,94 are flat fish. size of the first captured fish (L50%) was 16,4 cm. The Gonad Maturity Level of male Croackers Fish was dominated by TKG II, while for female of Croackers was dominate by TKG III. The lowest Gonad Maturity Index  for male of Croackers Fish was 0,154% dan the hightest was 0,456, while foe female fish the lowest Gonad Maturity Index was 0,56% and the highest was 8,82%. For both  male and female fish, first mature gonad was obtained 18 cm and 17,5 cm, it means that the female of Croackers Fish was mature faster than the male. The fecundity ranged from 15.500-44.148 item and variance of diameter value range from 0,05 mm – 0,45 mm.  Key Word; Croackers (Johnius sp), Biological Aspects, Kendal Waters.  
VALUASI EKONOMI KEGIATAN PARIWISATA DI PANTAI CAHAYA DAN PANTAI SENDANG SIKUCING KENDAL Economic Valuation of Tourism Activities in Cahaya Beach and Sendang Sikucing Beach Kendal Marwulandari, Riyani; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 2 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.151 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i2.24228

Abstract

ABSTRAKPantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing terletak di Desa Sendang Sikucing, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Potensi pariwisata dari Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing meningkatkan nilai tambah bagi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut yang menarik minat wisatawan. Nilai ekonomi dari pariwisata dapat diukur dengan banyaknya jumlah pengunjung. Salah satu cara untuk mengetahui nilai ekonomi dari pariwisata adalah dengan valuasi ekonomi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wisatawan dan valuasi ekonomi. Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2018. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data dengan bantuan kuesioner. Teknik sampling menggunakan convenience sampling yang dibagikan kepada 100 responden pengunjung, sedangkan analisis valuasi ekonomi biaya perjalanan menggunakan pendekatan Travel Cost Method. Karakteristik wisatawan Pantai Cahaya dengan persentase berusia 20-40 tahun 47%, pelajar/mahasiswa 34%,banyaknya kunjungan 2-3 kali per tahun, lama wisata 1-5 jam, berasal dari luar Kabupaten Kendal 59%, jarak tempuh dari tempat asal >20 km dan alat transportasi mobil sebesar 38%. Karakteristik wisatawan yang Pantai Sendang Sikucing dengan persentase usia 20-40 tahun 49%, pelajar/mahasiswa 41%, banyaknya kunjungan >8 kali per tahun, lama wisata 1-5 jam, berasal dari Kabupaten Kendal 66%, jarak tempuh >20 km dan menggunakan alat transportasi motor sebesar 55%. Nilai ekonomi pariwisata Pantai Cahaya sebesar Rp 18.606.970.047,00/tahun, sedangkan nilai ekonomi pariwisata Pantai Sendang Sikucing sebesar Rp 3.259.683.684,00/tahun. ABSTRACT Cahaya beach and Sendang Sikucing beach located in Sendang Sikucing village, Rowosari Sub-Regency, Kendal Regency. The tourism potential of Cahaya Beach and SendangSikucing Beach increases the value of these natural and environmental resources and attracts tourists. The economic value of tourism can be measured by the large number of visitors. One way to find out the economic value of tourism is with economic valuation.The purpose of this research are to find out the tourist characteristic and economic valuation. This research was conducted on November-December 2018. It used a descriptive method and collecting data by using questionnaires. Sampling technique used convenience sampling distributed to 100 visitors as the respondents while the economic valuation of travel cost analysis used the Travel Cost Method approach. The visitors’ characteristics of Cahaya beach with a percentage of ages 20-40 years old 47%, students/college students 34%, the number of visits 2-3 times/years, fo 1-5 hours/visit, who come from outside the Kendal regency 59%, with mileage from their home about >20 km and using car transportation 38%. The visitors’ characteristics of Sendang Sikucing beach with a percentage of ages 20-40 years old 49%, students/college students 41%, the number of visits >8 times/years, for 1-5 hours/visit, who come from Kendal regency 66%, with mileage from their home about >20 km and using motorcycle 55%.The economic value of tourism in Cahaya beach is Rp. 18.606.970.047,00/year while Sendang Sikucing beach is Rp. 3.259.683.684,00/year.
HUBUNGAN KERAPATAN LAMUN (SEAGRASS) DENGAN KELIMPAHAN TERIPANG (HOLOTHURIA) DI PANTAI ALANG-ALANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Ristina, Mafi; Sulardiono, Bambang; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.077 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22669

Abstract

Pantai Alang-alang terletak di Taman Nasional Karimunjawa yang memiliki ekosistem lamun dengan cukup baik. Banyak biota yang berasosiasi dengan lamun, salah satunya teripang yang merupakan unsur kekayaan keanekaragaman hayati laut. Tingginya harga pasar dan manfaat yang begitu besar bagi manusia, membuat permintaan komoditas tersebut meningkat dari waktu ke waktu sehingga mengancam kelestarian jenis tersebut di habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan lamun, kelimpahan teripang, dan  mengetahui hubungan antara kerapatan lamun dengan kelimpahan teripang di Pantai Alang-alang, Karimunjawa. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 di perairan Pantai Alang-alang, Karimunjawa. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode observasi dengan metode samplingnya random sampling. Pengambilan sampel teripang dilakukan pada ketiga stasiun lamun dengan kerapatan jarang, sedang, dan padat. Penghitungan pemetaan lamun dan kelimpahan teripang menggunakan kuadran 1m x 1m dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis lamun yaitu Enhallus acoroides, Cymodoceae serulata, Thalasia hemprichii, dan Cymodoceae rotundata. Jumlah tegakan lamun pada kerapatan jarang 5378 tegakkan/80m2, kerapatan sedang 13564 tegakkan/80m2, dan kerapatan padat 28632 tegakkan/80m2. Teripang yang didapatkan di Pantai Alang-alang yaitu sebanyak 1 spesies pada kerapatan padat sejumlah 48 ind/80m2, kerapatan sedang 39 ind/80m2, dan pada kerapatan jarang 16 ind/80m2. Hasil analisa statistika kerapatan lamun dengan kelimpahan teripang terdapat korelasi r = 0,914, menunjukan korelasi erat sehingga semakin tinggi kerapatan lamun akan diikuti oleh melimpahnya teripang.                       Alang-alang Beach is located in Karimunjawa National Park which has good seagrass ecosystem. Many biota associated with seagrass, one of them is Holothuria which is an element of marine biodiversity richness. The high market price and the enormous benefits for humans, make the demand for these commodities increase over time, thus threatening the sustainability of the species in their habitat. This study aims to determine the density of seagrass, to know the abundance of Holothuria, and to know the relationship between the density of sea grass with the abundance of Holothuria in Alang-alang Beach, Karimunjawa. The research was conducted in May 2018 in the waters of Alang-Alang Beach, Karimunjawa. The method used in the research is the method of observation by the method of sampling random sampling. Sampling of sea cucumbers was done on three seagrass stations with rare density, medium, and solid. Calculation of seagrass mapping and abundance of Holothuria using quadrant 1m x 1m and done as much as 3 times repetition. The results showed that there were 4 types of seagrass: Enhallus acoroides, Cymodoceae serulata, Thalasia hemprichii, and Cymodoceae rotundata. The amount of seagrass standing at rare density 5378 stands / 80m2, medium density 13564 stands / 80m2, and solid density 28632 stands / 80m2. Holothuria are obtained in Alang-alang Beach that is 1 species in solid density of 48 ind / 80m2, medium density 39 ind / 80m2, and at rare density 16 ind / 80m2. The result of statistical analysis of seagrass density with the abundance of Holothuria is correlation r = 0,914, showing the correlation closely so that the higher density of sea grass will be followed by abundance of sea cucumber.
VALUASI EKONOMI MANFAAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG KAWASAN WADUK MALAHAYU, KABUPATEN BREBES Sofiana, Sofiana; Solichin, Anhar; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 3, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.593 KB)

Abstract

ABSTRAK Waduk Malahayu merupakan waduk yang mempunyai peranan penting baik bagi warga masyarakat sekitar maupun bagi pemerintah Kabupaten Brebes. Hal ini dikarenakan warga masyrakat memanfaatkan Waduk Malahayu sebagai alat pemenuh kebutuhan mereka seperti kegiatan perikanan tangkap, kegiatan pariwisata, kegiatan penggunaan air bersih, kegiatan transportasi waduk dan kegiatan irigasi sawah. Oleh karena itu Waduk Malahayu menjadi waduk yang perlu dilestarikan keberadaannya untuk menjaga sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016 di Waduk Malahayu yang bertujuan untuk mengetahui secara ekonomi nilai manfaat langsung kawasan Waduk Malahayu dan secara ekonomi manfaat tidak langsung kawasan Waduk Malahayu. Metode yang digunakan yaitu metode penilaian harga pasar untuk sektor perikanan tangkap, metode biaya perjalanan untuk sektor pariwisata, metode Effect on Production Approach(EOP) untuk sektor air bersih dan metode Contingent Valuation Method(CVM) untuk sektor irigasi. Metode penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling untuk perikanan tangkap, convenience sampling untuk pariwisata, cluster sampling untuk air bersih, sensus dan convenience sampling untuk transportasi serta purposive sampling untuk irigasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi manfaat langsung sektor perikanan tangkap yaitu sebesar Rp. 1.369.180.000/tahun, sektor pariwisata yaitu Rp. 3.542.398.400/tahun, sektor air bersih sebesar Rp. 210.360.000/tahun dan sektor transportasi sebesar Rp. 375.407.002/tahun. total nilai ekonomi manfaat langsung yaitu Rp. 5.497.345.402/tahun. Nilai ekonomi manfaat tidak langsung yaitu dari sektor irigasi mempunyai Nilai ekonomi sebesar Rp. 1.101.500.000/tahun. Kata Kunci : Valuasi Ekonomi; Manfaat Langsung; Manfaat Tidak Langsung; Waduk  ABSTRACT Malahayu reservoir is a reservoir that has an important role both for the citizens and the government around Brebes. This is because citizens of the community utilizing Malahayu Reservoir as a means of fulfilling their needs as the activities of fisheries, tourism, fresh water, transportation reservoirs and irrigated rice fields plantation. Therefore Reservoir Malahayu into reservoirs that need to be preserved its existence to keep the resources which have economic values. The study was conducted in January-February 2016 in Reservoir Malahayu which aims to determine the economic values of the direct and indirect economic benefits of Malahayu Reservoir area. The method used are the market price valuation method for the fisheries sector, method of travel costs for the tourism sector, the method Effect on Production Approach (EOP) for the water sector and the methods of Contingent Valuation Method (CVM) for the irrigation sector. The method to determine the respondents used purposive sampling techniques for capture fisheries, convenience sampling for tourism, cluster sampling for clean water, census and convenience sampling for transporationt as well as purposive sampling for irrigation. The results showed the economic values of direct benefit fisheries sector is IDR 1,369,180,000 per year , the tourism sector is IDR 3,542,398,400/year, water sector amounting to IDR 210,360,000 per year and the transportation sector amounted to IDR 375,407,002 per year. The total values of the direct economic benefits of IDR 5,497, 345, 402 per year. The economic values of the indirect benefits of the irrigation sector that has economic values of IDR 1,101,500,000per year. Keywords: Economic Valuation, Benefits Direct, Indirect Benefits, Malahayu Reservoirs
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) YANG DIDARATKAN DI PPP TAWANG KABUPATEN KENDAL Agustiari, Arinta Maulidina; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 1 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.721 KB)

Abstract

ABSTRAK Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang merupakan pelabuhan yang cukup besar di Kabupaten Kendal. Salah satu hasil tangkapan yang didaratkan yaitu ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) merupakan jenis ikan demersal dengan karakteristik khusus berwarna merah muda, memiliki mata besar dan pada sirip perutnya terdapat bintik berwarna kehitam-hitaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi ikan Swanggi meliputi struktur ukuran, hubungan panjang berat, faktor kondisi (Kn), ukuran pertama kali tertangkap (Lc50%), ukuran pertama kali matang gonad (Lm50%), tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), diameter telur, fekunditas dan upaya pengelolaan sumberdaya ikan Swanggi (Priacanthus tayenus). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016. Metode penelitian adalah survei. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling atau acak. Hasil penelitian dilakukan pada ikan Swanggi sebanyak 625 ekor, pertumbuhan ikan Swanggi bersifat allometrik negatif dengan persamaan W = 0,00045L2,30701. Panjang ikan yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 105 – 324 mm dan  berat berkisar antara 22 – 205,2 gram. Nilai faktor kondisi adalah 1,106. Nilai Ukuran pertama kali tertangkap (Lc50%) adalah 152 mm.Ukuran pertama kali matang gonad (Lm50%) yaitu 153 mm. Ikan Swanggi jantan maupun betina sebagian besar belum matang gonad. Nilai TKG yang semakin tinggi akan diikuti dengan tingginya nilai IKG dan diameter telur juga semakin besar. Fekunditas tertinggi sebesar 245303 butir. Hubungan fekunditas terhadap panjang dan berat ikan Swanggi menunjukkan koefisien korelasi lemah. Kata Kunci : Ikan Swanggi  (Priacanthus tayenus), Aspek Biologi, PPP Tawang  ABSTRACT Tawang Coastal Fishing Port is a huge port in Kendal Regency. One of its hauls which was landed is Red Bigeye fish (Priacanthus tayenus). Which include in demersal fish with special characters; they have pink color, big eyes, and black spots around their pelvic fins. The purpose of this research is to find out the biological aspect of Red Bigeye fish from several aspects, i.e. size of the structure, relation of length and weight, the conditions factor (Kn), the size of the first caught (Lc50% ), the first time size of gonad maturity (Lm50%), gonad maturity level (TKG), index of gonad maturity (IKG), diameter of egg, fecundity, and management effort of Red Bigeye fish (Priacanthus tayenus) resources. The research was conducted in March – April 2016. The method used in this research is survey. In taking sample, this research use random sampling method. The result was done on 625 Swanggi fish. The growth of Red Bigeye fish is negative allometric with equation W = 0,00045L2,30701. The length of caught fish for the research are around 105 - 324 mm and weight around 22 – 205,2 gram. The value of condition factor is 1,106. The value of first time caught is 152 mm. The value of first time mature gonad (Lm50%) is 153 mm. Most male and female Red Bigeye fish are immature gonads. The higher TKG value will be followed by the higher IKG and egg diameter will be bigger. The highest fecundity is 245303 grain. The fecundity relation toward the weight of Red Bigeye fish shows weak correlation coefficient. Keywords : Swanggi Fish (Priacanthus tayenus), Biological Aspect, Tawang Coastal Fishing Port 
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26554

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
Co-Authors A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar, Abdul Adi, Faiz Prasetya Afifatul Isroliyah Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agustiari, Arinta Maulidina Agustin, Arninda Dwi aliffyana, firanika Amalia Nur Istigfarin, Amalia Nur Andani, Yustutik Angga Yan Prayudha Aninditia Sabdaningsih Anjayanti, Lulu Anthonius Hot Arios Arif Rahman Asrika Yupina Sembiring Astari, Findiani Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta A’in, Churun Bambang Argo Wibowo Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Churun Ain Delahoya, Christian DIAH AYUNINGRUM Dian Wijayanto Dimas Rahmat Ramadhian, Dimas Rahmat Dimas Surya Mahendra Wijayanto Djoko Suprapto Ethan Yapanani Farida, Latiful Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Gustilah, Lillah Haeruddin Haeruddin Hanggoro, Adnan Lintang Hanifah, Diah Helfiana Tiuriska Perangin-angin Huda, Anisa Arifatul Iin Ika Wahyuni Kartika Widya Iswara Katon, Muhammad Rajes Kharisma Ayu Zeina Halisah Kurnia, Rahanti Kusumaningtyas, Nurul Fadhilah Laksana, Mahalani Jati Leni Barokah, Leni Marbun, April Yani Marwulandari, Riyani Maulana Dhimas Kuncoro Max Rudolf Muskananfola Merantika Puspaningdiah Monica, Soraya Chandra Niniek Widyorini Nisak, Yuyun Khoirun Norma Afiati Novrizal Soni Riswandha, Novrizal Soni Nugraha, Muhammad Rizky nurul latifah Nurul Mukhlish Bakhtiar Oktavianto Eko Jati Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pujiono Wahyu Purnomo Putri Nur Arifah, Putri Nur Qonitah, Afifah Ririn Vianita Ristina, Mafi Rosa Anggraeni, Rosa Sakina, Kurnia Sakti, Akbar Parasukma Sarah Az Zahra Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Setiani, Heny Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Sofiana Sofiana, Sofiana Sri Lestari Subiyanto - Sulistiawan, Rudi Suradi Wijaya Saputra Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Anggoro Syiva Nur Anggraeni, Syiva Nur Taufani, Wiwiet Teguh Tyas, Diani Estining Viyoga, Handika Wahyu Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wicaksono, Anangga Rifqi Wiwiet Teguh Taufani Yasintia Aryanov Soekiswo Yuliani, Tina Anggun Yulianti, Aida Tri Ziana, Silvia Mei Zuleca, Maulidina Ziva