Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PERANAN FARMASI KLINIK Ernawati, Desak Ketut
Medicina Vol 38 No 3 (2007): September 2007
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
DOSE AND SAFETY OF HYPOETES POLYTHYRSA MIQ ETHANOL EXTRACT FOR DISSOLVING RENAL CALCULI: an affordable medication K, Widana; I G. M., Adioka; D. K., Ernawati
INDONESIAN JOURNAL OF BIOMEDICAL SCIENCES Vol 6 No 2 (2012): Indonesian Journal of Biomedical Sciences
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.114 KB)

Abstract

Renal calculi develops when the urine contains more crystal-forming substances, such as calcium, uric acid and a compound called oxalate. Most renal calculis are calcium-based, usually in combination with oxalate. Hypoetes Polythyrsa Miq has been used empirically to prevent or treat renal calculi. This study aims to identify toxicity or side effect of Hypoetes Polythyrsa Miq ethanol extract for dissolving renal calculi, therefore this extract can be applied safely and effective for curing renal calculi. An in vitro research with pre-post control group design was conducted at Pharmacy Department Faculty of Medicine Udayana University. In addition, to determine as to whether the extract is safe orally, LD50 test was also conducted using mice strain BALB/c. The results showed that ethanol extract of Hypoetes Polythyrsa Miq leaves has dissolved renal calculi significantly (? <0.05).  Five percent of the extract was effectively dissolving calcium stone 3.36 times higher than control positive (BE). It was also proven that an acute LD50 was achieved at a dose of 0.694 g extract (139% of usual dose). It can be concluded that the use of ethanol extract  per oral in short term therapy is safe. Keywords: traditional medicine, hypoetes polythyrsa Miq, renal calculi.
The impact of inteprofessional education to health students’ collaborative competencies Desak Ketut Ernawati; Desak Ketut Indrasari Utami
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 9, No 3: September 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v9i3.20489

Abstract

One of the aims of Interprofessional education (IPE) is to foster collaboration amongst healthcare professionals. IPE has been adopted at Udayana University by involving seven health courses at Udayana University, Bali, Indonesia. These students were assigned to 49 groups which composed the seven health course students. They learned working in collaboration from cases identified in the community. The activities spanned for five semesters. At the beginning of their activities the students received interprofessional collaboration competencies attainment survey (ICCAS). The survey has been validated in the population and has two collaborative competencies, namely communication and collaboration. This was a report of ICCAS employment in Semester III dan IV of the first cohort of IPE Program at Udayana University. 138 students completed the survey in both semesters. A paired-sample t-test was conducted to compare the mean score differences of collaboration and communication in the first and second semesters of attending IPE learning. Whilst, there was no significant differences on the mean score for communication, there was a significant difference in the mean score for pre and post collaboration (94.7±9.7) and (91.0±10.8); t(130)=3.379, p=0.001. These results suggest that the collaboration competencies amongst the seven health courses students reduced after one semester attending IPE activities. These findings indicated that the study design and learning tasks should be amended to ensure students gain the most of their learning in collaboration.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Cokorda Istri Dyah Yustika Dewi; Desak Ketut Ernawati; Ida Ayu Alit Widhiartini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i2.P15

Abstract

ABSTRAK Staphylococcus aureus merupakan salah satu patogen yang menjadi penyebab utama infeksi nosokomial. Staphylococcus aureus merupakan ancaman serius dikarenakan resistensinya terhadap antibiotik metichillin sehingga disebut juga sebagai Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Namun obat pilihan saat ini menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, oleh karena itu perlu dikembangkan sumber lain untuk terapi MRSA. Salah satu tanaman yang potensial untuk MRSA adalah daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibaketri esktrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap pertumbuhan MRSA secara in vitro. Penelitian ini adalah True Experimental Post Test Only Group Design dengan metode disc diffusion untuk menilai zona hambat dari ekstrak dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 50% yang dibuat terhadap bakteri MRSA dengan 6 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh konsentrasi 10%, 20%, dan 50% secara berturut-turut yaitu 9,50 ± 0,54 mm, 12,33 ± 0,81 mm, dan 14,66 ± 1,50 mm. berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan peningkatan konsentrasi esktrak etanol daun cengkeh berpengaruh terhadap diameter zona hambat MRSA yang dihasilkan dari percobaan secara in vitro. Kata kunci : Syzygium aromaticum L., zona hambat, MRSA
Profil efek samping kaptopril pada pasien hipertensi di Puskesmas Denpasar Timur I periode Oktober 2017 I Kadek Dwi Putra Diatmika; Gusti Ayu Artini; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.257 KB)

Abstract

Captopril is one of the most commonly prescribed antihypertensive drugs because it is affordable and effective for lowering blood pressure, but captopril also has some side effects. This research was conducted to find out the side effect profile of captopril in Puskesmas Denpasar Timur I. The research method used was descriptive observational with cross sectional design and sample were selected by using consecutive sampling method. Samples were 100 respondents who met the criteria of inclusion and exclusion. The results of the study found that 87% of respondents experienced side effects of captopril, while 13% of respondents did not experience any side effects. Based on the 87%, aged> 60 years (44%) and aged 20-60 years (43%). The majority of side effect occurred in women (63%), while men (24%). The most common side effects of captopril use were dry cough (76%), dizziness (50%), dry mouth (30%), constipation (12%), itchy spots (8%), taste disorder (6%), and redness in the skin (4%). Most respondents experienced more than one type of side-effect from the use of captopril. Keywords: Side effects, hypertension, captopril
KARAKTERISTIK DAN PROPORSI TRAUMA MASA KANAK PADA REMAJA DI KOTA DENPASAR Desak Nyoman Puriani; Ni Ketut Sri Diniari; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i12.P06

Abstract

Trauma masa kanak dikaitkan dengan penganiayaan yang menimbulkan penderitaan bagi yang mengalaminya. Penganiayaan anak merupakan tantangan global yang mendesak. Di seluruh dunia banyak anak yang dihadapkan pada pengalaman yang melecehkan atau pengabaian yang melanggar hak-hak mereka dan konsekuensinya tidak hanya pada aspek biologis juga aspek kesehatan fisik, mental dan perilaku anak yang mengalaminya dan bisa bertahan hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan proporsi trauma masa kanak pada siswa SMA di Denpasar. Sampel data tentang karakteristik demografi dan proporsi trauma masa kanak. Data diambil dengan kuesioner tentang demografi dan trauma masa kanak menggunakan Kuesioner Trauma Masa Kanak(Childhood Traumatic Questionairre). Sebanyak 104 siswa berpartisi dalam penelitian ini dengan usia paling banyak umur 17 tahun (63,5%), jenis kelamin perempuan (75%), tinggal di Denpasar (90,4%), status perkawinan orangtua menikah (85,6%), dan tinggal dengan orang tua utuh (85,6%). Disimpulkan proporsi trauma masa kanak yang dilaporkan yaitu kekerasan fisik 47,1%, sakit/terluka parah 41,3%, pengalaman perubahan tiba-tiba yang merubah kepribadian 36,5%, ditinggal orang terdekat 27,9%, pengabaian 27,9%, perubahan situasi orang tua 15,4%, dan pelecehan seksual 13,5%. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk pencegahan terjadinya trauma yang pada masa kanak sebelum terjadi dampak yang tidak diinginkan bagi generasi masa depan. Kata kunci : trauma masa kanak, remaja, karakteristik, proporsi.
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma longa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP Escherichia coli ATCC 8739 I Gusti Ayu Eka Arirahmayanti; I Gusti Ayu Artini; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.979 KB)

Abstract

ABSTRAKBakteri Escherichia coli merupakan salah satu bakteri patogen yang sering ditemukan pada kasus infeksi terutama pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Kasus resistensi Escherichia coli terhadap beberapaantibiotik dilaporkan telah banyak terjadi oleh karena itu banyak peneliti yang meneliti tanaman herbalagar dapat digunakan untuk menghambat bakteri salah satunya adalah bawang putih dan kunyit.Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Post Test Only Control Group Design. Tujuanpenelitian ini yaitu mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kunyit dan bawang putih sertamembandingkan kedua ekstrak tersebut terhadap Escherichia coli menggunakan metode disc diffusion.Zona hambat tidak terbentuk pada ekstrak etanol bawang putih 25% dan 50% menunjukkan bahwaekstrak etanol kunyit konsentrasi 25% dan 50% tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichiacoli. Diameter zona hambat hanya terbentuk pada ekstrak etanol kunyit konsentrasi 100% dalam 3 kalipengulangan berturut-turut yaitu 7,0 mm, 7,6 mm dan 8,0 mm. Ekstrak etanol bawang putih konsentrasi25%, 50% dan 100% tidak memiliki zona hambat sehingga ekstrak etanol bawang putih tidak memilikiaktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa1) ekstrak etanol bawang putih tidak memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli, 2) ekstraketanol kunyit konsentrasi 100% memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli, 3) aktivitasantibakteri ekstrak etanol bawang putih tidak sama dengan aktivitas antibakteri ekstrak etanol kunyitterhadap Escherichia coli. Kata kunci : Bawang putih, kunyit, Escherichia coli
POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEWASA DENGAN DEMAM TIFOID DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016-2017 Putu Resika Melarosa; Desak Ketut Ernawati; Agung Nova Mahendra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.216 KB)

Abstract

Demam tifoid atau yang dikenal dengan demam enterik merupakan penyakit infeksi sistemik yang berpotensi fatal yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica typhi (S.typhy). Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik adalah demam tifoid. Indonesia memilki insiden yang cukup tinggi dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Diperkirakan mortalitas dari kasus demam tifoid di Indonesia antara 0,6% sampai 2%. Antibiotika merupakan terapi utama untuk penanganan pasien demam tifoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada dewasa dengan demam tifoid di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016-2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Sampel diambil dari rekam medis pasien dewasa dengan demam tifoid yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016-2017. Teknik pemilihan subjek menggunakan total sampling. Subjek merupakan pasien dewasa dengan demam tifoid yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Total sampel yang diperoleh sebanyak 55 pasien dewasa dengan demam tifoid. Golongan antibiotika yang digunakan di RSUP Sanglah adalah ampisilin, sefalosporin generasi ketiga, fluorokuinolon, dan azitromisin. Jenis antibiotika yang digunakan seperti ampisilin, seftriakson, sefiksim, levofloxacin, dan azitromisin. Dapat disimpulkan bahwa antibiotika yang digunakan di RSUP Sanglah Denpasar adalah jenis levofloxacin (45,5%) dari golongan fluorokuinolon dengan rute pemberian di rumah sakit secara intravena dan diberikan selama 3-7 hari. Kata kunci : Demam tifoid, Antibiotika, RSUP
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea IndicaL.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus Pyogenes ATCC 19615 SECARA IN VITRO Dewa Ayu Agung Maya Gayatri; Desak Ketut Ernawati; Ida Ayu Alit Widhiartini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i1.P02

Abstract

Daun beluntas(Plucheaindica L.) dinyatakan mengandung metabolit sekunder yang efektif sebagai antiinfeksi. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcuspyogenes berdampak serius terhadap perkembangan penyakit faringitisakut hingga endocarditis yang mengancam jiwa. Penelitian ini ditunjukkan untuk membuktikan efektivitas ekstraketanol daun beluntas sebagai antibakteri terhadap S.pyogenes. Uji efektivitas antibakteri ekstraketanol daun beluntas pada konsentrasi 25%,50%,dan75%, dengan kontrol positif Amoksisilin 30µg serta kontrolnegatif etanol96% yang dilakukan terhadap bakteri S.pyogenesATCC 19615 dengan metode cakram disk. Uji fitokimia dilakukan untuk membuktikan adanya kelompok senyawa aktifpada ekstrakuji. Diameterzona hambatdiukur pada hari kedua setelah inkubasibakteri. Diameterzona hambat yangterbentuk pada kelompok konsentrasi 25%,50%,dan75%, secara berurutan adalah 8 mm, 10,5 mm, dan 17,5 mm. Untuk mengetahui adanya efekperlakuan, dilakukan analisis terhadap UjiKruskal-Wallis didapatkan nilaip=0,0001, dan untuk mengetahui adanyakorelasi peningkatan dosisterhadap peningkatan efek antibakteri dilakukan Uji Independent SamplesTest dan Mann Whitney.Ekstraketanol daun beluntas (Plucheaindica L.)memiliki daya hambat pada kadar 25%,50%, dan75% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes ATCC 19615. Kata kunci : Daun Beluntas, ZonaHambat Bakteri, Streptococcus pyogenes
Personal Attributes of Pharmacy Graduates From an Indonesian University as Care Providers Desak Ernawati; Ya Ping Lee; Bruce Sunderland; Jeff Hughes
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 1 No. 3 (2017): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.098 KB) | DOI: 10.24123/mpi.v1i3.264

Abstract

Objective: Pharmacists’ roles in providing patient care remain limited in Indonesia, hencethis study aimed to determine the preparedness of pharmacy graduates from one university in Indonesia todeliver patient care. Methods: Pharmacy graduates (both registered pharmacists [104] and recent graduateseligible for registration [45]) were sent a validated self-administered survey. The survey sought theirperceptions about whether they had acquired 16 patient care related attributes. Further, it sought theiropinion on the desirability of having those attributes.Data were analysed using SPSS version 22.0. Results:Sixteen of 104 (15.4%) registered pharmacists and 40 of 45 (88.9%) recent pharmacy graduates participatedin the study. More than 50% of participants in both groups were female and most participants were aged intheir 20s. Of the recent pharmacy graduates the majority perceived they had at least partially acquired fourof 16 list attributes. Male and female recent graduates had significantly different beliefs about their leadershipability (p=0.004). In comparison, most registered pharmacists perceived they had 10 out of the 16 listedattributes. Conclusion: The findings of this study suggested that pharmacy graduates should be better preparedto deliver patient care, and that curriculum redesign with expansion of experiential learnings required.