Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Stok Karbon Organik dalam Sedimen di Area Vegetasi Mangrove Karimunjawa Nurul Hickmah; Lilik Maslukah; Sri Yulina Wulandari; Denny Nugroho Sugianto; Anindya Wirasatriya
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.199 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i4.12494

Abstract

Ekosistem mangrove termasuk ekosistem yang sangat produktif dan dapat berkontribusi sebagai penyimpan karbon organik pada sedimen. Lepasan serasah yang jatuh ke dasar akan menjadi bagian Sedimen. Serasah yang berguguran akan mengalami dekomposisi dan membentuk karbon organik. Jenis mangrove yang tumbuh dalam suatu ekosistem dipengaruhi oleh distribusi ukuran butir. Setiap jenis mangrove memiliki karakteristik pertumbuhan spesifik. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan penyimpanan bahan organik dan secara langsung dapat mempengaruhi kontribusi konsentrasi bahan organik dalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon organik total dalam sedimen di daerah vegetasi mangrove Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada 29 September – 3 Oktober 2020. Analisis data meliputi analisis karbon organik total dengan metode LOI (Lost of Ignition), densitas sedimen (Bulk Density), pH sedimen dan ukuran butir sedimen menggunakan metode granulometri. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata simpanan karbon organik secara vertikal di dekat aliran sebesar 172,72 ton/ha, sedangkan yang jauh dari aliran yaitu 76,17 ton/ha. Simpanan karbon organik ditentukan oleh variabel terikat yaitu bulk density, kandungan karbon dan kedalaman sampel. Faktor lain yang mempengaruhi simpanan karbon organik yaitu pH sedimen, ukuran dan jenis partikel. 
The Modeling of Tsunami Wave Run-Up and Vulnerability Zone Analysis In Cipatujah, Tasikmalaya District Tamara Centong Mandey; Aris Ismanto; Denny Nugroho Sugianto; Purwanto Purwanto; Rikha Widiaratih; Gentio Harsono
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.92 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i4.12491

Abstract

Cipatujah is a sub-district in Tasikmalaya Regency, West Java Province, Indonesia, which is one of the areas affected by significant damage due to tectonic activity in the southern region of Java, namely an earthquake with a magnitude of 7.7 magnitude and West Java tsunami in 2006 after Nusa Kambangan and PangandaranThe purpose of this study is to estimate the tsunami travel time, wave heights distribution, coverage areas, and vulnerability zone based on the Java 17 July 2006 earthquake scenario in Cipatujah, Tasikmalaya Regency. The method used in this study is quantitative and requires bathymetry data, high points, earthquake parameters of July 17, 2006, tidal data, RBI maps, and land use data. Tsunami modeling with numerical simulations using COMCOT v 1.7 and MATLAB software, also Arc Map for mapping tsunami coverage and vulnerability zone areas. Based on data processing, it was found that the maximum wave speed of 3.92 m/s. In the 27th minute, the waves had reached the Cipatujah region, with a maximum run-up height of 6.115 meters and a maximum tsunami range on the land of 1.891 meters. The area affected by the tsunami based on the processing of tsunami coverage data in Cipatujah totals 11.64 km2. Whereas for tsunami vulnerability zone in Cipatujah, it is divided into 3 categories, namely low hazard zone, medium hazard zone, and high hazard zone. This indicates that the Cipatujah region is included in a high tsunami-prone zone. Based on the results of verification and validation with an RSR value of 0,073, then it is assumed that the height of the run-up model is sufficient by the run-up data that occurred during the event.  
Analisis Genangan Akibat Pasang Air Laut di Kabupaten Brebes Putranto Kondang Wijaya; Denny Nugroho Sugianto; Muslim Muslim; Aris Ismanto; Warsito Atmodjo; Rikha Widiaratih; Hariyadi Hariyadi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 1, No 1 (2019): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.585 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v1i1.6252

Abstract

 Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes merupakan daerah potensial di bidang pertanian dan perikanan. Sebagian besar wilayah pesisir Kecamatan Brebes digunakan untuk tambak. Namun wilayah ini memiliki masalah yaitu banjir pasang yang menggenangi lahan tambak dan merusak fasilitas umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut, elevasi muka air laut, laju kenaikan muka air laut, dan luas wilayah genangan banjir pasang. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membuat model genangan banjir pasang dalam bentuk peta. Data yang digunakan berupa data pasang surut, DEM (Digital Elevation Model), data titik genangan banjir pasang, Peta Rupabumi Indonesia tahun 2001, dan citra GeoEye1 perekaman tahun 2017. Diketahui bahwa tipe pasang surut di perairan Kecamatan Brebes adalah campuran condong ke harian ganda dengan elevasi muka air laut yang terukur sebesar 84,2 cm untuk nilai muka air laut rerata (MSL), 146,44 cm saat pasang tertinggi (HHWL), 21,85 cm saat surut terendah (LLWL). Serta nilai laju kenaikan muka air laut sebesar 3,87 cm/tahun. Sehingga luas wilayah genangan banjir pasang pada tahun 2017 sebesar 4502,23 Ha. Kemudian diprediksi pada tahun 2018 – 2022 luas wilayah genangan akan meluas berurutan tiap tahun sebesar 4690,33 Ha, 4825,11 Ha, 4966,17 Ha, 5049,19 Ha, dan 5114,74 Ha.  Brebes District, Brebes Regency is a potential area in agriculture and fisheries. Most of the coastal areas of Brebes District are used for ponds. But this area has a problem is tidal flood, that flooding the ponds and damaging public facilities. This study aims to determine the characteristics of tidal, sea water elevation, sea level rise, and the tidal flood inundation area. The method used is a quantitative method using the Geographic Information System (GIS) approach to create a model of tidal flood inundation area into a maps. The data used to make the model are tides, DEM (Digital Elevation Model), Indonesia Rupabumi maps published in 2001, GeoEye1 satellite images recorded in 2017. It is known the tidal type in Brebes District coastal water is mixed tide prevailing semidiurnal with sea level measurements of 84,2 cm for mean sea level (MSL), 146,44 cm during high highest water level (HHWL), and 21,85 cm at low lowest water level (LLWL). Rate of sea level rise is calculated at 3,87 cm/year. Inundation area by tidal flood in Brebes District in 2017 is 4502,23 Ha. Then it is predicted that in 2018 – 2022 the area of inundation will extend each year by 4690,33 Ha, 4825,11 Ha, 4966,17 Ha, 5049,19 Ha, and 5114,74 Ha respectively.
Studi Pengaruh Longshore Current terhadap Abrasi di Pantai Moro, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Wita Melisa; Hariyadi Hariyadi; Sugeng Widada; Elis Indrayanti; Denny Nugroho Sugianto; Dwi Haryo Ismunarti; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2597.128 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8530

Abstract

Gelombang yang berasal dari laut dalam akan merambat menuju perairan dangkal dan mengalami perubahan, salah satunya membentuk gelombang pecah yang dipengaruhi oleh berkurangnya kedalaman. Gelombang pecah yang membentuk sudut terhadap garis pantai akan menimbulkan longshore current (arus sejajar pantai). Longshore current akan mengakibatkan tertranspornya sedimen di sepanjang pantai yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi atau sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pengaruh longshore current terhadap  abrasi yang terjadi di Pantai Moro. Materi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan yaitu tinggi dan periode gelombang lapangan dan sedimen dasar. Sedangkan data sekunder menggunakan data angin ECMWF selama 10 tahun, Citra Landsat 7 dan 8, data debit sungai dan data pasang surut. Penentuan pengukuran gelombang lapangan dan lokasi sampel sedimen menggunakan metode purposive sampling. Untuk meramalkan tinggi dan periode gelombang pada setiap musimnya menggunkan metode SMB (Svendrup Munk Metode Bretchheider), dan untuk menghitung laju abrasi menggunakan metode DSAS. (Digital Shoreline Analysis System). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan  kecepatan longshore current pada musim barat sebesar 1,25038 m/s, pada musim peralihan 1 sebesar 0.71639 m/s, pada musim timur sebesar 1,08519 m/s, dan pada musim peralihan 2 sebesar 1,00732 m/s, yang menyebabkan abrasi dari tahun 2015-2016 seluas 7,29 ha. The waves which moves from deep sea into shallow water then changed into breaking waves that affected by decrease of the depth. The angel made from breaking waves towards coastline will be formed into longshore current. Longshore current caused sediment transported along the coast, this situation caused abration or sedimentation. The aim of this research was to determine the effect of longshore current towards abration in Pantai Moro. This research using both of primary and secondary data. In primary data, using wave height, period weight, and bed sediment. In secondary data, using ECMWF for wind data among 10 years, Landsat Imagery 7 and 8, river discharged, also tidal data. This research using purpose sampling method. Svendrup Munk Metode Bretchheider (SMB) method used to predict wave height and waves periode in every season, and Digital Shoreline Analysis System (DSAS) used to calculate the abration rate. The result showed the speed of longshore current in the west season was 1,25038 m/s, in the transition season 1 was 0.71639 m/s, in the east season was 1,08519 m/s, and in the transition season 2 was 1,00732 m/s, which causes abrasion from 2015-2016 an area of 7,92 ha. 
Pola Arus Di Perairan Kabupaten Jepara Abdillah Ranadipura; Denny Nugroho Sugianto; Warsito Atmodjo; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Petrus Subardjo; Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 1, No 1 (2019): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3101.433 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v1i1.6247

Abstract

Pantai Kartini adalah salah satu pantai yang berada di Kabupaten Jepara. Kabupaten jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di Timur, serta Kabupaten Demak di Selatan. Sarana transportasi Pantai kartini menuju pulau sekitar seperti pulau jepara dapat dijangkau melalui perahu - perahu wisata yang dapat dipengaruhi oleh kondisi hidro – oseanografi, termasuk arus penelitian ini adalah untuk mengetahui pola arus laut Perairan Kartini, Kabupaten Jepara. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan dan dapat memberi informasi adanya pola arus laut di Perairan Pantai Kartini, Kabupaten Jepara dengan menggunakan perangkat lunak MIKE 21. Arus model diverifikasi dengan arus yang diperoleh dari hasil survey lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, sedangkan metode pengambilan sampel dengan metode purposif. Pemodelan yang digunakan menggunakan data primer arus ADCP serta data sekunder pasang – surut, angin dan bathimetri yang didapat dari instansi terkait guna sebagai parameter yang dapat mempengaruhi arus model. Arus pasang surut yang diperoleh mempunyai arah dominan menuju barat daya dengan kecepatan berkisar 0.1 - 0.358 m/s. Kecepatan minimum perairan adalah 0.1 m/s  dan kecepatan maksimum perairan adalah 0.358 m/s.   Kartini Beach is one of the beaches located in Jepara. Jepara is one of the districts in Central Java Province.it have borders the Java Sea in the west and north, Pati and Kudus in the East, and Demak in the South. Kartini Beach have transportation facilities to the surrounding islands such as panjang Island that can be reached by tourist boats which can be influenced by hydro-oceanographic conditions, including the current.this research to determine the ocean current patterns in Kartini Beach, Jepara. This research is expected to be useful as a reference and can inform the existence of patterns of ocean currents in the waters of Kartini Beach, Jepara,using a current model created by MIKE 21 software. Current models are verified by currents obtained from the results of field surveys. The research method used is a quantitative method, while the sampling method with a purposive method. The model primary data uses field current data using ADCP and secondary data such as tidal, wind and bathymetry obtained from relevant government company as parameters that can influence the flow of the model. The tidal currents obtained have the dominant direction to the southwest with speeds ranging from 0.1 - 0.358 m/s. The minimum water velocity is 0.1 m / s and the maximum speed of the waters is 0.358 m/s. 
Efektifitas Struktur Kerapatan terhadap Laju Sedimentasi dan Jenis Sedimen pada Hybrid Engineering di Desa Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah Ginnia Julianti Utomo; Warsito Atmodjo; Denny Nugroho Sugianto; Rikha Widiaratih; Aris Ismanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.13160

Abstract

Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah yang mengalami berbagai permasalahan pesisir yang cukup parah. Erosi dan abrasi pantai menjadi fenomena yang terus terjadi selama 20 tahun terakhir. Perairan Sayung merupakan salah satu daerah yang mengalami erosi dan abrasi pantai dengan wilayah yang dilintasi banyak nelayan. Perubahan wilayah pesisir akibat permasalahan tersebut memicu berbagai dampak buruk bagi wilayah tersebut, seperti, kehilangan daerah pesisir, tambak, bahkan mangrove. Aktivitas penebangan hutan mangrove, penambangan pasir, tingginya fenomena gelombang dan pasang surut air laut yang juga memicu adanya erosi dan abrasi pantai. Akibat hal tersebut, angkutan sedimen yang berpindah akan membuat berubahnya garis pantai dan pengikisan wilayah daratan pantai. Penurunan kualitas pesisir akan berpengaruh signifikan jika erosi pantai dalam jangka panjang tidak segera diatasi dan akan membuat masukan sedimen dari sungai juga tidak seimbang akan berpotensi kerugian yang lebih besar. Penerapan hybrid engineering dengan metode ramah lingkungan menjadi solusi berbasis ekosistem, karena mampu mengembalikan substrat lumpur sebagai tempat tumbuhnya mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur hybrid engineering permeable yang dapat meningkatkan laju sedimentasi di Perairan Sayung. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 10 bulan dengan metode purposive sampling. Analisis laju sedimentasi yang dihasilkan yakni berkisar antara 0,64 – 3,61 cm/bulan. Meningkatnya laju sedimentasi menunjukkan adanya struktur hybrid engineering yang bekerja secara efektif yang didukung dengan adanya hubungan faktor oseanografi yaitu gelombang dan pasang surut.
Analisis Daya Gelombang (Wave Power) di Perairan Semarang Dian Lestari Anggraini; Indra Budi Prasetyawan; Gentur Handoyo; Denny Nugroho Sugianto; Purwanto Purwanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.626 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.7446

Abstract

Perairan Semarang merupakan salah satu perairan yang sangat penting keberadaannya bagi daerah disekitarnya sebagai pusat perkembangan dari Provinsi Jawa Tengah. Analisis daya gelombang bertujuan untuk mengetahui potensi energi gelombang flux yang dapat terbentuk, hasilnya kemudian menentukan daya tertinggi dan terendah yang berkemampuan untuk membentuk energi gelombang yang baik. Pada penelitian ini menggunakan pemodelan daya gelombang dengan menggunakan aplikasi pemodelan untuk mengetahui besaran daya gelombang pada daerah kajian. Kecepatan dan arah dominan angin ditampilkan dengan mawar angin yang diolah dengan WRPlot View. Arah angin dominan tenggara. Nilai dari daya gelombang yang terbentuk pada sepanjang musim mengalami fluktuasi antara 0,0 – 9 kW/m. Secara umum daya gelombang paling besar terjadi pada musim peralihan 1.  Semarang waters is one of the important territorial waters for the development of Central Java Province. Analysis of wave power in Semarang Waters is for knowing the potential of wave energy flux that can be generated. The results of the analysis is to determine the highest and lowest power, which is reffering the ability to generate wave energy is good. Modelling application is used for wave power modelling, provides the value of wave power that occurred in Semarang Waters. Velocity and direction of wind shown by wind rose. Wind direction dominant is southeast. Based on the result, values of wave power in all seasons are fluctuating between 0,0 to 9 kW/m.  In general, the highest wave power occurred in first transition. 
Kajian Fluktuasi Muka Air Laut Sebagai Dampak dari Perubahan Iklim di Perairan Semarang Annisa Shalsabilla; Heryoso Setiyono; Denny Nugroho Sugianto; Dwi Haryo Ismunarti; Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.13183

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota metropolitan yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang 13 km. Perairan Kota Semarang sendiri merupakan perairan terbuka yang berhubungan dengan Laut Jawa, dan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti angin, musim, cuaca, dan pasang surut yang berasal dari luar laut terbuka dan dipastikan akan selalu terkena dampak dari kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut merupakan salah satu ancaman terbesar yang diakibatkan oleh pemanasan global. Dengan adanya penurunan muka tanah di wilayah pantai Kota Semarang semakin memperparah dampak yang diakibatkan oleh kenaikan muka laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut di Perairan Semarang dan besar fluktuasi muka air lautnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis perhitungan laju kenaikan muka air laut menggunakan statistika regresi sederhana dengan Software Microsoft Excell. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat pola hubungan antara perubahan iklim dengan kenaikan muka laut, yaitu berupa naiknya suhu udara sebesar 0,003oC setiap tahunnya yang berbanding lurus dengan muka air laut yang naik sebesar 0,022 cm/tahun pada periode tahun 2011-2019.
Kualitas Air dan Sedimen di Pusat Informasi Mangrove (PIM), Pekalongan Fransiska Krisna Wahyu Nanda Pratiwi; Lilik Maslukah; Denny Nugroho Sugianto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 3 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i3.14141

Abstract

Kualitas perairan berkaitan dengan kondisi lingkungan setempat ditambah adanya peranan dari ekosistem mangrove di Pusat Informasi Mangrove (PIM), Pekalongan yang mampu menyimpan karbon lebih tinggi, sehingga perlu dilakukan uji parameter kualitas perairan dan uji sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai dari kualitas perairan berupa salinitas, suhu, pH, DO, TSS, total fosfat, dan nitrat dengan nilai baku mutu, serta menghitung kandungan Karbon Organik Total (KOT) dan ukuran butir sedimennya. Titik sampel ditentukan secara purposive. Pengujian total fosfat menggunakan metode SNI 06.6989.31.2005, nitrat menggunakan metode SNI 06.2480.1991, TSS menggunakan metode SNI 06.6989.3.2004, dan parameter lainnya merupakan parameter sedangkan KOT sedimen menggunakan metode %LOI dan ukuran butir sedimen menggunakan metode dry sieving dan wet sieving. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai-nilai dari kualitas perairan masih batas aman untuk kawasan mangrove, sedangkan untuk KOT berkisar antara 2,8% - 10,5% dengan ukuran butir sedimen dominan berupa pasir dan lanau. Kata kunci : Kualitas air; Sedimen, Karbon Organik Total, Pusat Informasi Mangrove, Pekalongan AbstractWater quality is related to the surrounding environmental condition. The role of the mangrove ecosystem in Pusat Informasi Mangrove (PIM), Pekalongan, is to store carbon in high numbers. Thus, a water quality parameter and sediment examination are necessary.This research aims to compare  water quality values in terms of salinity, temperature, pH, DO, TSS, total phosphate, nitrate, with existing quality standards and calculate Total Organic Carbon (TOC) content and grain size of the sedimentThe sample point was determined purposively. The total phosphate examination applied SNI 06.6989.31.2005 method, nitrate examination applied SNI 06.2480.1991 method, and TSS examination applied SNI 06.6989.3.2004 method.  The other parameters are located in-site, while TOC used the %LOI method and grain size of sediment used dry sieving and wet sieving method. The result confirmed that the water quality values in the mangrove area are still within the safe limits, while the TOC ranged from 2,8% to 10,5%, with the dominant sediment grain size in the form of sand and silt.Keywords : Water quality; sediment, Total Organic Carbon, Mangrove Information Center, Pekalongan
Dampak Variabilitas Iklim Inter-Annual (El Niño, La Niña) Terhadap Curah Hujan dan Anomali Tinggi Muka Laut di Pantai Utara Jawa Tengah Meida Yustiana; Muhammad Zainuri; Denny Nugroho Sugianto; Mahardiani Putri Naulia Batubara; Anistia Malinda Hidayat
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i1.48377

Abstract

El Niño dan La Niña memiliki pengaruh signifikan terhadap dinamika cuaca di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak fenomena tersebut terhadap curah hujan (CH) dan anomali tinggi muka laut (TML) di Pantai Utara Jawa Tengah meliputi wilayah Brebes, Pemalang, Pekalongan dan Semarang menggunakan analisis kuantitatif deskriptif selama  1993 – 2020. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah anomali TML, anomali suhu permukaan laut, dan data observasi CH bulanan dari pos hujan Pusdataru dan BMKG. Data tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik anomali CH dan grafik overlay indeks Nino 3.4 dan anomali TML yang dikelompokkan berdasarkan data komposit 3 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada periode pengamatan terjadi 2 kali El Niño sangat kuat pada November 1997 dan November 2015 dan juga 2 kali La Niña kuat pada Januari 2000 dan Januari 2008 dengan periode perulangan rerata setiap 8 tahun. Hubungan signifikan antara El Niño dan La Niña yang diwakili oleh indeks Nino 3.4 terhadap CH di Indonesia terjadi pada periode September-Oktober-November (SON), dengan nilai koefisien korelasi -0.53692 – (-0.7304). Masih dalam periode yang sama, hubungan anomali CH dan anomali TML juga menunjukkan nilai koefisien korelasi tertinggi di Semarang, Pekalongan dan Pemalang sebesar 0.546202 - 0.676914.  El Niño and La Niña are two of several components of climate variability which has significant influence toward weather dynamics over Indonesia, including on the North Coast of Central Java. For this reason, this research aims to determine the impact of these two phenomena on rainfall and sea level anomaly (SLA) on the North Coast of Central Java covering Brebes, Pemalang, Pekalongan, and Semarang Regions using descriptive quantitative analysis using data from 1993 – 2020. The data used in this study were SLA, sea surface temperature anomaly in the Nino 3.4 region, and monthly rainfall observation data from the Pusdataru and BMKG rain posts, displayed in the form of a rainfall anomaly graph and an overlay graph of the Nino 3.4 index and SLA and grouped based on 3 months composite data. The analysis result showed that during the observation period there were two strong El Niño, in November 1997 and 2015, and also two strong La Niña in January 2000 and 2008 with a repeating period every eight years. The significant relationship between El Niño and La Niña represented by the Nino index 3.4 on rainfall in Indonesia occurred in September-October-November (SON), with a correlation coefficient of -0.53692 – (-0.7304). Still in the same period, the relationship between rainfall anomaly and SLA also showed that the highest correlation coefficient value occurs in the SON month in Semarang, Pekalongan, and Pemalang at 0.546202 - 0.676914.
Co-Authors A Aziz Alfani Abdillah Ranadipura Agitta Raras Putri Agus ADS Agus Sabdono Ahmad Bayhaqi Ahmad Fadlan Ahsan Habib Ai Yuningsih Aida Astuti Cahyaningwidi Rahayu Sutopo Aldion Adin Nugroho Alfi Satriadi Ambariyanto , Ambariyanto Ambariyanto Andika B Candra Anindya Wirasatriya Anistia Malinda Hidayat Anjani, Gemala Annisa Shalsabilla Argian Nisyar Amirullah Arifiyana Arifiyana, Arifiyana Aris Ismanto Arraya Eritha Barcelona Awaludin, Aji Azis Rifai Aziz Rifai Bakhri, Syaeful Baskoro Rochaddi Baskoro Rochaddi Bayu Munandar Benni Leo Simanjuntak Benny Tyson Siagian Dessy Ariyanti Dewangi, Chandra Leveraeni Dewi, Amalia Dian Lestari Anggraini Diana Nur Afifah, Diana Nur Dimas Nopriansyah Dinda Yulvia Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Yuliasari Dwi Yuliasari Dwinawaty, Aziza Maulida Egi Febriansyah Elinna Putri Handayani Elis Indrayanti Erlangga, Lucki Erni Setyowati Etika Ratna Noer Eunike Dorothea Hutapea Fadhly Ilhami Fadhly Ilhami, Fadhly Ferancha Retika Fransiska Krisna Wahyu Nanda Pratiwi Fridholin Hatoguan Pasaribu Fuad Muhammad Galuh Hardaningsih, Galuh Galuh Permatasari Geby Ayunda Gentio Harsono Gentur Handoyo Ginnia Julianti Utomo H., Muhammad Ikhsanudin Handayani, Elinna Putri Hanna Noen Aunillah Hapsari, Farida Diyah Hariadi Hariadi Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Hariyadi Harryando, Dicky Hastuti, Vivilia Niken Hendana Pristiwan Hendry Syahputra Ropinus Siagian Heriyoso Setyono Hermin Pancasakti Kusumaningrum Heryoso Setiyono Huiwu Wang I Wayan Eka Darma Ibnu Pratikto Imam Mishbach Indah Susilowati Indra Budi Prasetyawan Intan Meilistya R. R Jarot Marwoto Johannes Hutabarat Julita Budi Prasetyo Kunarso Kunarso Kurnianto, Anang Lilik Maslukah Luh Putu Ratna Sundari Lukman, Annisa Aulia Maemonah, Maemonah Mahardiani Putri Naulia Batubara Marisa, Agnia MARTHA ARDIARIA May Trio Vimeris Meida Yustiana Mira Yosi Moch. Reza Fahlevi Mochamad Arief Budihardjo Muh Yusuf Muh. Yusuf Muhammad Ali Agus Masrukhin Muhammad Fadli Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Helmi Muhammad Helmi Muhammad Irfan Muhammad Zainuri Muslim Muslim Nabilah Rizki Nico Tri Wibowo Niken Dwi Prasetyarini Nugroho Agus D Nur Taufiq-Spj Nurul Hickmah Okky Muda Hardani Parichat Wetchayont Parichat Wetchayount Petrus Subardjo Pinardo Sidauruk, Pinardo Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Putranto Kondang Wijaya Putri, Agitta Raras R. Dwi Susanto Raden Ario Resti, Nina Retno Hartati Ricky Daniel Aror Rikha Widiaratih Rima Melina F. Napitupulu Rizkiyah Rizkiyah Robin Sirait Rudhi Pribadi S. Suripin Sabilu, Kadir Saiful Hadi Sam Wouthuyzen Sri Yulina Wulandari Sugeng Widada Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Suharyanto Suharyanto Sunaryo Sunaryo Suradi Widjaya Saputra Suryono Suryono Syahrial Varrel Canavaro Tamara Centong Mandey Tiara Anggita Tri Widya Laksana Putra Wahyu Budi S Warsito Atmodjo Widianingsih Widianingsih Widodo S Pranowo Widodo S. Pranowo Wita Melisa Yoga Yuniadi Yos Johan Utama