Claim Missing Document
Check
Articles

The Association of Food Insecurity and Chronic Diarrhea on the Prevalence of Stunting in Children under 2-5 Years of Age Marisa, Agnia; Hastuti, Vivilia Niken; Resti, Nina; Hardaningsih, Galuh; Ardiaria, Martha; Sugianto, Denny Nugroho; Afifah, Diana Nur
Journal of Sustainability Perspectives Vol 5, No 1: June 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jsp.2025.28638

Abstract

Stunting is associated with food insecurity and diarrheal infections. Age under five years is a golden age, which is very important for optimizing growth and development in the future. This study aimed to investigate the association between food insecurity and diarrhea and the prevalence of stunting in toddlers aged 2-5 years. Analytical observations using cross-sectional design. The study sample comprised 140 children aged 2-5 years. The sample was selected by simple random sampling. Data analysis was performed using univariate, chi-squared, Kruskal-Wallis, and multivariate tests. A total of 18.6% of the toddlers were stunted, 66 families were food insecure, and 31 toddlers had diarrhea. There was a relationship between chronic diarrhea and short nutritional status (p<0.001), and there was a significant relationship between food insecurity and the incidence of stunting (p=0.001). Results of the multivariate analysis using logistic regression. The final modal formula was log p (stunting) = -2.549 + 1.808 (parental income < minimum wage) + 6.098 (history of diarrhea) + 1.396 (food insecurity). Diarrhea is the dominant factor that most influences the incidence of stunting.
Analisis Hubungan Environmental Sound Noise Terhadap Kondisi Lingkungan Perairan di Perairan Selat Lombok, Nusa Tenggara Barat Rabbani, Mochamad Rafif; Sugianto, Denny Nugroho; Pianto, Teguh Arif; Handoyo, Gentio
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 4 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i4.15689

Abstract

Perairan Selat Lombok merupakan salah satu perairan di Indonesia yang memiliki manfaat yang penting bagi masyarakat sekitar dan dinamika Oseanografi yang komplek seperti noise. Akustik Tomografi Pantai merupakan salah satu teknologi yang mampu merekam gangguan lingkungan sekitar atau noise. Alat ini telah dipasang di 3 lokasi di Perairan Selat Lombok dengan keluaran data berupa data Read After Write (RAW) dan Environmental Sound Nois (ESN). Data ESN digunakan untuk monitoring kondisi lingkungan di sekitar tranduser dengan hanya melakukan proses receive tanpa adanya proses transmit. Data dari stasiun akustik tomografi kemudian dikonversikan menggunakan softwere MATLAB dengan satuan Standar Deviasi ESN. Perbandingan nilai ESN dilakukan untuk mengamati bentuk lingkungan di sekitar alat tranduser dengan menggunakan 3 variabel pembanding yaitu kecepatan angin, curah hujan, dan tinggi gelombang signifikan. Pengolahan menggunakan analisis regresi polinomial dan Principal Components Analysis (PCA). Hasil menunjukkan bahwa nilai regresi pada bulan Desember jauh lebih besar dibandingkan pada bulan Januari di ketiga stasiun. serta verifikasi model terhadap tinggi gelombang menunjukkan nilai Root Mean Square Error (RMSE) sekitar 0.75 m hingga 0.78 m. Adanya banyak faktor yang sangat kompleks mempengaruhi nilai ESN diperlukan studi lebih lanjut.
Analisis Terjadinya Gelombang Tinggi Akibat Pola Pergerakan Angin Terkait Keselamatan Pelayaran di Perairan Utara Jawa Tengah Retika, Ferancha; Sugianto, Denny Nugroho; Widiaratih, Rikha
Indonesian Journal of Oceanography Vol 6, No 4 (2024): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v6i4.24678

Abstract

Laut Jawa Utara merupakan jalur pelayaran yang penting untuk perekonomian, dan gelombang tinggi menimbulkan ancaman terhadap keselamatan pelayaran. Studi ini menganalisis hubungan antara pergerakan pola angin dan kejadian gelombang tinggi di Laut Jawa Utara, dengan fokus pada keselamatan navigasi. Penelitian ini menggunakan data angin dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). Data ini digunakan untuk mengidentifikasi pola angin dominan yang berkontribusi terhadap kejadian gelombang tinggi. Metode yang digunakan adalah metode DNS untuk peramalan gelombang, metode Weibull dan Gumbel untuk peramalan gelombang tinggi 2-100 tahun yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola angin dari arah tenggara dan barat laut merupakan penyebab utama gelombang tinggi di Laut Jawa Utara. Gelombang tertinggi terjadi selama musim muson barat daya, dengan tinggi gelombang mencapai 2 meter. Peramalan gelombang periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun menggunakan perhitungan Weibull lebih sesuai di Lokasi laut lepas dan pesisir seperti pada stasiun 4 didapatkan hasil berturut-turut adalah 2.11 m, 2.31 m, 2.5 m, 2.77 m, 3 m, dan 3.24 m. Sedangkan peramalan gelombang periode ulang  Gumbel lebih sesuai digunakan di daerah pesisir seperti pada stasiun 3 didapatkan hasil secara berturut-turut adalah 1.51 m, 1.73 m, 1.87 m, 2.06 m, 2.20 m dan 2.33 m.
Konsentrasi dan Sebaran Klorofil-A Sebagai Indikator Kesuburan Perairan di Perairan Muara Sungai Bedahan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Karima, Zalfa; Sugianto, Denny Nugroho; Zainuri, Muhammad
Indonesian Journal of Oceanography Vol 6, No 1 (2024): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v6i1.21633

Abstract

Sungai Bedahan merupakan salah satu sungai yang bermuara di Perairan Pekalongan, dan digunakan sebagai tembat pembuangan limbah berbagai kegiatan antropogenik dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kondisi tersebut mempengaruhi tingkat kesuburan perairan, dan membutuhkan pengamatan berdasarkan beberapa parameter, diantaranya klorofil-a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi klorofil-a sebagai indikator kesuburan perairan serta sebarannya di Muara Sungai Bedahan, Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekaan secara kuantitatif, di Sungai Bedahan dan Perairan Pekalongan pada Perioda Juni 2023. Sampling dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2023 untuk pengambilan data secara in situ, pada 33 titik stasiun. Sampel air digunakan untuk menganalisis kandungan klorofil-a. Sedangkan parameter sekunder meliputi arah dan kekuatan angin, pasang surut, serta arus. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Pemodelan Hidrodinamika 2D untuk memperoleh persebarannya. Selanjutnya validasi dilakukan dengan menggunakan Mean Relative Error (MRE). Kandungan klorofil-a di Muara Sungai Bedahan, Pekalongan, Jawa Tengah menunjukkan kisaran di antara 0,153-9,3714 mg/m3. Dalam hal ini sejumlah titik stasiun membentuk pola persebaran berbentuk konvergen. Beberapa pusat pola konvergen pada sejumlah stasiun terbentuk terkait erat dengan pengaruh pasang menuju surut, arus sejajar dengan pantai dan angin yang mempengaruhi terjadinya arus. Persebaran klorofil-a tersebut menunjukkan pola dengan kandungan menurun ke konsentrasi lebih kecil dari wilayah muara ke laut lepas dengan arah pergerakan angin yang berasal dari timur menuju barat. Selanjutnya perbandingan antara interpolasi data lapangan dengan hasil dari metode spline menunjukkan perbedaan nilai yang tidak signifikan, yaitu akurasi datanyag baik (mendekati 0).
Efektivitas Jetty sebagai Pengendali Sedimentasi di Muara Sungai Bogowonto, Daerah Istimewa Yogyakarta Pradipta, Zulfa Abkar; Sugianto, Denny Nugroho; Zainuri, Muhammad
Indonesian Journal of Oceanography Vol 7, No 4 (2025): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v7i4.28331

Abstract

Muara Sungai Bogowonto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan kawasan pesisir yang rawan sedimentasi akibat influks sedimen melalui aliran sungai dan transport sejajar pantai, sehingga memicu pendangkalan muara. Kondisi ini kerap menimbulkan banjir, terutama di sekitar Bandara Internasional Yogyakarta. Untuk mengatasinya, sejak 2021 hingga 2023 dibangun jetty sepanjang 300 meter di kedua sisi muara. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas jetty dalam mengendalikan sedimentasi melalui analisis perubahan laju sedimentasi setelah pembangunan. Hasil menunjukkan laju sedimentasi menurun signifikan, dari 0,0032821 cm/tahun menjadi 0,00006023 cm/tahun di Stasiun 3, serta dari 0,0000201 cm/tahun menjadi 0,00000657 cm/tahun di Stasiun 4 yang terletak di belakang jetty. Kecepatan arus sejajar pantai meningkat dari 0,89 m/s (2019) menjadi 1,52 m/s (2023), sedangkan tinggi gelombang signifikan (Hs) menurun di setiap musim. Pada musim Barat, Hs turun dari 1,86 meter menjadi 1,22 meter. Volume angkutan sedimen tertinggi tercatat pada musim Barat sebesar 2.729.015 m3/tahun, dan terendah pada musim Peralihan II sebesar 780.311,4 m3/tahun. Arah distribusi sedimen bergeser serta terkonsentrasi di luar mulut muara, menjaga alur tetap terbuka. Dengan demikian, jetty dinilai efektif menahan sedimen dan memperlancar aliran air, meski pemantauan dan pemeliharaan tetap diperlukan.
Marine Heatwaves in Eastern Tropical Indian Ocean Basin: Long-Term Trend and Climate Variability Mukti Trenggono; Sugianto, Denny Nugroho; Wirastriya , Anindya; Ismail , Muhammad Furqon Aziz; Yang , Yingyi; Wang , Dingqi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 2025: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2025)
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Graphical Abstract Highlight Research The basin has warmed consistently since the 1980s, with rising frequency, duration, and extent of events, most severe south of Java. Seasonal weakening of wind mixing during the Southeast Monsoon and transition months prolongs events, though daily intensity remains relatively stable. El Niño and positive Indian Ocean Dipole phases trigger basin-wide thermal anomalies, underscoring large-scale climatic control over event occurrence and strength. Reduced latent heat loss, enhanced surface thermal radiation, and weaker winds limit ocean cooling, reinforcing persistent surface warming and prolonged heatwaves.   Abstract Marine heatwaves in the Eastern Tropical Indian Ocean occur when sea surface temperature remains above its historical average for several consecutive days or weeks, disrupting marine ecosystems, affecting primary productivity, and reducing fishery yields through habitat degradation and altered species distribution. Despite their growing frequency and impact, the spatial and temporal variability of these events in the region remains poorly understood. This study examined their distribution, intensity, and long-term evolution, along with their relationship to regional climate variability, using high-resolution sea surface temperature data. Detection was performed at each grid point following the method of Hobday and key metrics were calculated to describe event duration and intensity. Empirical Orthogonal Function analysis was applied to identify dominant spatial patterns and temporal modes of variability. Results showed that these marine heatwaves occur about three times annually, with more frequent and prolonged events south of Java than west of Sumatra. Most were moderate in duration and intensity, peaking at around 3.25 days per month during the monsoonal transition, while the strongest intensities appeared in the Southeast Monsoon. Over the past decade, cumulative annual intensity increased significantly, showing a positive trend of 18.88 ± 8.33 °C days per decade. The dominant spatial mode revealed intensified events south of Java, while a secondary mode indicated an increase after the early 2000s. These findings demonstrate a growing intensification of marine heatwaves in the Eastern Tropical Indian Ocean, driven by reduced ocean heat loss and enhanced surface net thermal radiation, highlighting their potential to exacerbate thermal stress on regional fisheries and marine ecosystems under ongoing climate change.  
Co-Authors A Aziz Alfani Abdillah Ranadipura Agitta Raras Putri Agus ADS Agus Sabdono Ahmad Bayhaqi Ahmad Fadlan Ahsan Habib Ai Yuningsih Aida Astuti Cahyaningwidi Rahayu Sutopo Aldion Adin Nugroho Alfi Satriadi Ambariyanto , Ambariyanto Ambariyanto Andika B Candra Anindya Wirasatriya Anistia Malinda Hidayat Anjani, Gemala Annisa Shalsabilla Argian Nisyar Amirullah Arifiyana Arifiyana, Arifiyana Aris Ismanto Arraya Eritha Barcelona Awaludin, Aji Azis Rifai Aziz Rifai Bakhri, Syaeful Baskoro Rochaddi Baskoro Rochaddi Bayu Munandar Benni Leo Simanjuntak Benny Tyson Siagian Dessy Ariyanti Dewangi, Chandra Leveraeni Dewi, Amalia Dian Lestari Anggraini Diana Nur Afifah, Diana Nur Dimas Nopriansyah Dinda Yulvia Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Yuliasari Dwi Yuliasari Dwinawaty, Aziza Maulida Egi Febriansyah Elinna Putri Handayani Elis Indrayanti Erlangga, Lucki Erni Setyowati Etika Ratna Noer Eunike Dorothea Hutapea Fadhly Ilhami Fadhly Ilhami, Fadhly Fransiska Krisna Wahyu Nanda Pratiwi Fridholin Hatoguan Pasaribu Fuad Muhammad Galuh Hardaningsih, Galuh Galuh Permatasari Geby Ayunda Gentio Harsono Gentur Handoyo Ginnia Julianti Utomo H., Muhammad Ikhsanudin Handayani, Elinna Putri Handoyo, Gentio Hanna Noen Aunillah Hapsari, Farida Diyah Hariadi Hariadi Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Hariyadi Harryando, Dicky Hastuti, Vivilia Niken Hendana Pristiwan Hendry Syahputra Ropinus Siagian Heriyoso Setyono Hermin Pancasakti Kusumaningrum Heryoso Setiyono Huiwu Wang I Wayan Eka Darma Ibnu Pratikto Imam Mishbach Indah Susilowati Indra Budi Prasetyawan Intan Meilistya R. R Ismail , Muhammad Furqon Aziz Jarot Marwoto Johannes Hutabarat Julita Budi Prasetyo Karima, Zalfa Kunarso Kunarso Kurnianto, Anang Lilik Maslukah Luh Putu Ratna Sundari Lukman, Annisa Aulia Maemonah, Maemonah Mahardiani Putri Naulia Batubara Marisa, Agnia MARTHA ARDIARIA May Trio Vimeris Meida Yustiana Mira Yosi Moch. Reza Fahlevi Mochamad Arief Budihardjo Muh Yusuf Muh. Yusuf Muhammad Ali Agus Masrukhin Muhammad Fadli Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Helmi Muhammad Helmi Muhammad Irfan Muhammad Zainuri Mukti Trenggono Muslim Muslim Nabilah Rizki Nico Tri Wibowo Niken Dwi Prasetyarini Nugroho Agus D Nur Taufiq-Spj Nurul Hickmah Okky Muda Hardani Parichat Wetchayont Parichat Wetchayount Petrus Subardjo Pianto, Teguh Arif Pinardo Sidauruk, Pinardo Pradipta, Zulfa Abkar Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Putranto Kondang Wijaya Putri, Agitta Raras R. Dwi Susanto Rabbani, Mochamad Rafif Raden Ario Resti, Nina Retika, Ferancha Retno Hartati Ricky Daniel Aror Rikha Widiaratih Rima Melina F. Napitupulu Rizkiyah Rizkiyah Robin Sirait Rudhi Pribadi S. Suripin Sabilu, Kadir Saiful Hadi Sam Wouthuyzen Sri Yulina Wulandari Sugeng Widada Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Suharyanto Suharyanto Sunaryo Sunaryo Suradi Widjaya Saputra Suryono Suryono Syahrial Varrel Canavaro Tamara Centong Mandey Tiara Anggita Tri Widya Laksana Putra Wahyu Budi S Wang , Dingqi Warsito Atmodjo Widianingsih Widianingsih Widiaratih, Rikha Widodo S Pranowo Widodo S. Pranowo Wirastriya , Anindya Wita Melisa Yang , Yingyi Yoga Yuniadi Yos Johan Utama