Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PERKERASAN KAKU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT BATU PECAH MANUAL DAN AGREGAT BATU PECAH MESIN Bani, -; Widodo, Slamet; Sulandari, Eti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.509 KB)

Abstract

Terjadinya krisis bahan baku yang berkepanjangan terutama bahan baku utama pembuat beton jalan yaitu batu mengakibatkan harga batu meningkat. Maka perlu dicari bahan baku alternatif pengganti yang lebih ekonomis. Berdasar hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton maksimum, kuat lentur balok beton maksimum yang menggunakan campuran berbeda agregat pengelolaanny sebagai campuran dengan memiliki nilai mutu tekan 30MPa dan mutu lentur 45Kg/cm2 pada umur 28 hari. Metodelogi penulisan penelitian ini adalah kuat tekan dan kuat lentur, dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan untuk kuat lentur menggunakan benda uji balok beton dengan ukuran lebar 15 cm, tebal 15 cm, dan panjang 60 cm. Metode perencanaan campuran beton menggunakan metode SNI. Setelah dilakukan pengujian dan penelitian, maka didapat hasil pengujian kuat tekan silinder pada beton dengan menggunakan batu pecah mesin menghasilkan kuat tekan sebesar 34,53 MPa dan untuk beton dengan menggunakan batu pecah manual 30,70 MPa. Kuat tekan beton maksimal tercapai pada variasi penggunaan kedua agregat tersebut dengan rencana awal 30 MPa, untuk penggunaan agregat batu pecah mesin  mengalami peningkatan sebesar 11% dari penggunaan agregat batu pecah manual. Hasil pengujian kuat lentur balok pada beton dengan menggunakan batu pecah mesin menghasilkan kuat lentur sebesar 46,77 Kg/cm2 dan untuk beton dengan menggunakan batu pecah manual 45,46 Kg/cm2. Kuat lentur beton maksimal tercapai pada variasi penggunaan kedua agregat tersebut dengan rencana awal 45 Kg/cm2, untuk penggunaan agregat batu pecah mesin  mengalami peningkatan sebesar 2,8% dari penggunaan agregat batu pecah manual. Nilai stabilitas pada penggunaan agregat batu pecah mesin memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi di bandingkan secara manual. Hal ini dapat diartikan bahwa batu yang terbentuk secara pecah mesin memiliki ukuran agregat yang standar ukurannya sehingga dalam pembentukan terhadap beton tidak membuat rongga-rongga lebih besar dan memiliki kepadataan yang lebih baik dibadingkan batu pecah manual, sedangkan untuk batu yang diolah secara manual pembentukan dengan alat seadanya tidak dapat di pastikan memiliki nilai standar.   Kata kunci : kuat tekan beton, kuat lentur, agregat batu pecah mesin, agregat batu pecah manual
KOORDINASI LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JL. ALIANYANG – JL. PUTRI DARANANTE – JL. PUTRI DARAHITAM DENGAN PERSIMPANGAN JL. ALIANYANG – JL. GUSTI HAMZAH – JL. PUTRI CANDRAMIDI DI KOTA PONTIANAK Khardiansyah, Ardi; ., Akhmadali; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.367 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v2i2.16119

Abstract

Kemacetan lalu lintas umumnya terjadi akibat antrian di simpang-simpang jalan, terlebih lagi pada simpang-simpang yang berdekatan. Hal ini karena simpang merupakan tempat konflik antar kendaraan yang terkonsentrasi, yang secara umum berfungsi pada kapasitas dengan tingkat pelayanan atau kinerja yang lebih rendah dari persimpangan jalan yang dilayani. Saat volume lalu lintas tinggi, misalnya pada jam-jam sibuk umumnya persimpangan menjadi prasarana transportasi yang secara nyata terlihat tidak mampu menampung arus lalu lintas. Koordinasi sinyal antar simpang diperlukan untuk mengoptimalkan kapasitas jaringan jalan karena dengan adanya koordinasi sinyal ini diharapkan tundaan (delay) yang dialami kendaraan dapat berkurang. Lokasi penelitian ini diambil pada lengan simpang Jl. Alianyang I – Jl. Putri Daranante – Jl. Putri Dara Hitam dan lengan simpang JL. Gusti Hamzah – Jl. Alianyang III – Jl. Putri Candramidi. Dipilihnya kedua persimpangan tersebut karena jarak kedua simpang yang hanya 500 m sehingga memungkinkan untuk diterapkan pengaturan lalu lintas terkoordinasi. Penelitian ini dilakukan selama 3 hari, yaitu pada hari Sabtu, Minggu dan Senin. Survey dimulai pukul 06.00-18.00 WIB dengan interval waktu per 1 jam. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian jumlah kendaraan yang lewat pada persimpangan tersebut. Dari jumlah kendaraan yang lewat pada tiap simpang akan didapat Volume Jam Puncak dan lama sinyal hijau untuk tiap simpang yang diteliti. Dengan adanya koordinasi lampu lalu lintas antar simpang, maka tundaan dan kemacetan dapat dikurangi, terutama yang biasa terjadi pada jam-jam puncak. Dari hasil penelitian didapat Volume Jam Puncak pada pukul 16.00-17.00 WIB untuk simpang 1 sebesar 1656 smp/jam dan untuk simpang 2 sebesar 2249 smp/jam serta didapat juga waktu tempuh kendaraan sebesar 40 km/jam. Sedangkan waktu siklus tiap simpang pada jam puncak untuk simpang 1 lama waktu siklusnya 69 detik, dengan masing-masing sinyal hijau pada tiap kaki simpang Jl. Alianyang I = 13 detik, Jl. Putri Daranante = 12 detik, Jl. Alianyang II = 17 detik, Jl. Putri Dara Hitam = 11 detik dan pada simpang 2 didapat waktu siklusnya 96 detik dengan sinyal hijau pada tiap kaki simpang Jl. Putri Candramidi = 18 detik, Jl. Alianyang III = 18, Jl. Gusti Hamzah = 22 detik, Jl. Alianyang II = 22 detik. Dengan dikoordinasikannya kedua simpang tersebut sesuai pola lama sinyal hijau, merah dan kuning yang telah didapat, maka kendaraan yang lewat dari simpang 1 menuju ke simpang 2 atau sebaliknya akan selalu mendapat sinyal hijau. Kata kunci: Koordinasi simpang, traffic light, Arus (Q),  Sinyalhijau (g), Waktu siklus (c), Waktu Tempuh (t).
PENGARUH PEMBANGUNAN KAWASAN PERDAGANGAN TERHADAP LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK (RUKO ANGGREK PONTIANAK JL. SULTAN HAMID II) Siswanto, Budi; AS, Syafaruddin; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.803 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.14725

Abstract

Dengan adanya pembangunan kawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak otomatis akan memberikan dampak lalu lintas yang baru dan akan mempengaruhi ruas jalan di sekitarnya seperti ruas jalan pada Jembatan Landak, baik untuk kondisi saat ini dan kondisi beberapa tahun kedepan. Jembatan Landak merupakan akses darat satu-satunya yang menjadi penghubung antara Pontianak Utara, Pontianak Timur, ke pusat Kota Pontianak dan sebaliknya. Saat ini kondisi lalu lintas di Jembatan Landak sudah sangat memprihatinkan dimana arus lalu lintas telah melampaui kapasitas akibat dari bertambahnya jumlah kendaraan dan aktivitas yang tinggi pada pengaksesan sehingga ruas jalan pada Jembatan Landak sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melintas yang dikarenakan lebar ruas jalan tidak seimbang sehingga membuat antrian kendaraan mengakibatkan kendaraan menjadi lamban.Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu diadakan studi untuk mengetahui kinerja Jembatan Landak yang mungkin akan dipengaruhi oleh aktivitas dikawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak, sehingga didapatkan perencanaan arus lalu lintas yang sangat baik pada masa yang akan datang dan diharapkan dapat tergambar pola perjalanan kendaraan yang teratur pada lalu lintas di Jembatan Landak.Dari hasil perhitungan dapat diketahui perubahan-perubahan kinerja yang terjadi pada Jembatan Landak akibat adanya pengaruh dari kawasan perdagangan Ruko Anggrek pontianak pada kondisi yang diasumsikan tanpa kawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak (kondisi 0%), saat kondisi sekarang (kondisi eksisting), dan pada kondisi yang diasumsikan sudah sepenuhnya beroperasi (kondisi 100%). Kondisi lalu lintas pada Jembatan Landak yang diasumsikan sebelum beroprasinya kawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak (kondisi 0%) dengan kapasitas (C) jembatanya 3007 smp/jam dan volume (Q) 2685 smp/jam tingkat derajat kejenuhan (DS) sebesar 1,161 termasuk dalam tingkat pelayanan F, Setelah dipengaruhi kawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak disaat sekarang (kondisi eksisting) volume (Q) puncaknya bertambah menjadi 3018 smp/jam dan tingkat derajat kejenuhan (DS) menjadi 1,165 termasuk pada tingkat pelayanan F, dan pada saat kawasan perdagangan Ruko Anggrek Pontianak diasumsikan sudah sepenuhnya beroperasi (kondisi 100%) volume (Q) puncaknya bertambah menjadi 3090 smp/jam dan tingkat derajat kejenuhan (DS) menjadi 1,193 termasuk pada tingkat pelayanan F.   Kata Kunci: Jembatan Landak, Ruko Anggrek Pontianak, Pengaruh, Kinerja, Tingkat Pelayanan
PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA SIMPANG JALAN BUDI UTOMO – JALAN KHATULISTIWA PONTIANAK Anam, Chairul; Sulandari, Eti; Kadarini, S. Nurlaily
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.096 KB)

Abstract

Jalan memegang peranan penting dalam kegiatan transportasi dan mobilitas penduduk. Jalan Khatulistiwa merupakan salah satu jalan di Kota Pontianak yang menuju pusat-pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri, pendidikan dan pusat pelayanan masyarakat yang memiliki arus lalu lintas yang cukup tinggi. Tingginya aktivitas di simpang Jalan Khatulistiwa – Jalan Budi Utomo yang menyebabkan terjadinya konflik arus lalu lintas. Sehingga diperlukan analisa kinerja simpang Jalan Khatulistiwa – Jalan Budi Utomo sebagai dasar untuk melakukan penataan dan memberikan perbaikan pada masalah simpang yang ada saat ini maupun yang akan datang.Pada penelitian ini pengambilan data primer berupa survei volume lalu lintas simpang dan geometrik simpang pada hari sabtu, minggu, dan senin jam 06.00 – 18.00 serta data sekunder yaitu peta lokasi, jumlah penduduk dan kendaraan Kota Pontianak. Selanjutnya data dianalisis dengan  menghitung volume lalu lintas simpang, kapasitas simpang dan derajat kejenuhan untuk simpang tak bersinyal dan bersinyal. Bedasarkan  hasil  penelitian  yang  telah dilakukan, di dapat Kinerja simpang Jalan Khatulistiwa – Jalan Budi Utomo volumenya sudah melebihi kapasitas dengan  derajat kejenuhan  (DS) = 0,86 > 0,75 (derajat kejenuhan untuk simpang tak bersinyal harus < 0,75). Sehingga untuk simpang Jalan Khatulistiwa – Jalan Budi Utomo dibutuhkan  penanganan ataupun alternatif perbaikan terhadap simpang tersebut guna memberikan kenyamanan sebagai prasarana transportasi. Alternatif pertama, dicoba dengan  pengaturan menggunakan lampu lalu lintas dan didapat derajat kejenuhan (DS) = 1,06 > 0,85 (derajat kejenuhan untuk simpang bersinyal harus <0,85). Alternatif kedua, dilakukan pemasangan lampu lalu lintas disertai perubahan geometrik simpang dan didapat derajat kejenuhan (DS) =  0,84. Alternatif ketiga, alternatif yang dilakukan yaitu mengatur pola pergerakan arus lalu lintas, dimana Jalan Budi Utomo yang awalnya dua arah diubah menjadi satu arah diperoleh derajat kejenuhannya (DS) = 0,60 < 0,85 dengan tundaan selama 6,8 det/smp, sehingga alternatif ketiga dinyatakan memenuhi persyaratan (< 0,85) . Setelah dilakukan pengujian kelayakan simpang untuk 5 tahun yang akan datang, ternyata simpang yang direncanakan  pada alternatif ketiga masih memenuhi persyaratan dengan DS = 0.65 < 0,85  dan tundaan selama 7,37 det/smp dan tingkat kinerja simpang (B) dan arus lalu lintas cukup baik. Kata Kunci : Jalan Khatulistiwa, Derajat Kejenuhan, Kinerja Simpang, Lampu Lalu Lintas
STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU Maulana, M Azmi; Erwan, Komala; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.214 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v2i2.16418

Abstract

Jalan raya adalah salah satu prasarana transportasi yang paling banyak dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari. Jalan raya berfungsi untuk melewatkan lalu lintas diatasnya dengan cepat, aman dan nyaman. Untuk mendapatkan jalan yang baik dan nyaman, sesuai dengan kelas jalan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Bina Marga maka perlu ditinjau aspek geometriknya sebagai dasar perencanaan untuk menentukan kecepatan rencana yang layak untuk jalan tersebut. untuk mengetahui Jalan tersebut telah memenuhi Standar perencanaan perlu adanya tijauan pada geometrik jalan tersebut, salah satunya adalah meninjau geometrik horizontal Apakah geometrik tersebut telah memenuhi standar perencanaan geometrik menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.38/1997 Direktorat Bina Marga, dan memberikan solusi perbaikan Geometrik ,jalan tersebut. Tinjauan dilakukan berdasarkan data  primer  yang diporleh dari survei langsung ke lapangan seperti tracking dan marking lokasi diambil 10 sampel tikungan kemudian dipilih 4 tikungan yang dianggap paling ekstrim dibandingkan tikungan lain mengacu pada sudut tangen terbesar dan korrdinasi antar tikungan terpendek dan dilanjutkan dengan pengkukuran kerangka horizontal dan titik detail pada tikungan tersebut  untuk memperoleh data jenis lengkung horizontal, jari jari tikungan  dan superelevasi eksisting. Hasil tinjauan geometrik  ruas jalan nasional Sanggau – Sekadau Kalimantan Barat terdapat 4 (empat) tikungan yang diangap ekstrim yaitu tikungan 6,8,9 dan 10. Berdasarkan hasil analisa dapat  dilihat bahwa kondisi eksisting desain tikungan masih belum memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Kondisi eksisting lebar lajur 5,00 m sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan dengan lebar 7,2 m. Kondisi eksisting kemiringan superelevasi tikungan 6 sebesar 2,13 %, tikungan 8 sebesar 3,61%,, tikungan 9 sebesar 3,28% ,dan tikungan 10 sebesar 2.00% sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan superelevasi minimal berdasarkan kecepatan dan jari jari rencana adalah 6.00 %, sedangkan untuk solusi perbaikan kecepatan dari kondisi existing 30km/jam menjadi 40 km.jam dengan jarak pandang untuk tikungan 6,8,9dan 10 44,60m kebebasan samping tikungan 6 = 54,812 m, tikungan 8 = 84,812 m, tikungan 9 = 54,812 m, tikungan 10 = 144,812 m, dan pelebaran perkerasan untuk tikungan 6 = 2,32 m, tikungan 8 = 1,58 m, tikungan 9 = 2,32 m, tikungan 10 = 1,43 m, Untuk tikungan gabungan 8-9 dan 9 – 10 memiliki jarak antar tikungan yang melebihi jarak minimal (20m)yaitu 20.322 m.dan 20.041 Untuk evaluasi tikungan maka dilakukan dengan meningkatkan  kecepatan rancana yang berpengaruh pada jari jari,superelevasi, jarak pandang henti,kebebasan samping dan jenis tikungan. Kata Kunci : Kecepatan Rencana (Vr),Jari-Jari (R), Kebebasan Samping (e), Jarak pandang henti (Jh),Superelevasi, Jarak antar tikungan, Alinyemen Horizontal
STUDI KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU TERHADAP VARIASI SARINGAN AGREGAT KASAR Riduan, -; Sulandari, Eti; Sumiyatinnah, -
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.218 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20493

Abstract

Rigid pavement construction is widely used in underlying soil conditions that hasa low bearing capacity, or on a soil with a conditions that has a non-uniform bearing capacity.However, in the fieldsometimes the work implementers had an issue with the limited materials that not meet the specifications that has been planned, so the use of the new materials or the existed materials in the location around are being chosen as an alternative. The methodology of this study is about the study of a compressive strength and flexural strength, with concrete cylinder testand theconcrete beam. The concrete mixtureis planned by using SNI 2002 method with two variations of the filter arrangements whichare a normal filter arrangement and a filter arrangement withoutthe filter with size 9,5 mm. After the test and the study being conducted, the result of the cylinder compressive strength test on concrete using normal filter arrangement yielded an average compressive strength of 41,84 MPa while for concrete using filter arrangement withoutfilter with size of 9,5 mm has an average around 45,11 MPa. The maximum compressive strength is achieved on the variation using both aggregates with an initial plan of 30 MPa. For the use of the filter arrangement without the filterwith size of 9.5 mm isincreased by 7.24%. The result of bending strength test on concrete using normal filter arrangement is around 4.32 MPa and while for the concrete without filter with size 9.5 mm has an average of 4.71 MPa. The maximum flexural strength of the concrete were achieved on the variation using the granules from the aggregate fraction of the sieve with an initial plan of 4 MPa, and while without the filter with size 9.5 mm stretched by 8.28% from the normal aggregate fraction. The stability value on the aggregate fraction of the filter strain without the filter with size of 9.5 mm has a higher compressive strength value than the aggregate fraction of the normal filter arrangement. Hence that the coarse aggregate fraction without 9.5 mm filter are more subtle, so the concrete pores are less formed and have a better density than the normal filter arrangement.   Keyword :compressive strength, flexural strength, variation of  the aggregate filter
PEMANFAATAN LIMBAH ABU BATU BARA SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON Sugeha, Alif Lam Ra; Sulandari, Eti; Suyono, Rudi Sugiono
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1143.134 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.29406

Abstract

Perencanaan campuran dilakukan dalam dua tahap pembuatan. Pembuatan benda uji tahap pertama dengan menggunakan bahan pengisi (filler) normal yaitu Semen Pertland. Tahap kedua pembuatan benda uji dengan menggunakan bahan pengisi Abu Batu Bara (bottom ash).Penelitian ini dilakukan dengan meninjau dampak dari perbandingan antara kedua campuran dengan menggunakan filler Abu Batu Bara dan Semen Portland dalam campuran lapisan AC-WC. Untuk kedua bahan pengisi tersebut masing-masing dibuat benda uji sebanyak 15 buah, dengan kadar aspal rentang 5-7% dan benda uji direndam selama 30 s/d 40 menit dengan suhu air 60 oC bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar Aspal optimum dari kedua campuran tersebut. Dari hasil pengujian kedua campuran dengan filler yang berbeda, ternyata hasil yang di dapat memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh.Ternyata dari hasil kedua campuran dengan filler berbeda menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda namun dari hasil tersebut  semuanya masih memenuhi standar spesifikasi umum 2010 dinas pekerjaan umum direktorat jendral bina marga. Hasil akhir menunjukan bahwa dengan menggunakan filler Abu Batu Bara ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kekuatan campuran. Dan dari hasil kadar Aspal optimum yang didapat dengan menggunakan filler Abu Batu Bara memiliki hasil yg lebih rendah 6,55% dari filler pembanding yaitu 6,85%. Kata kunci: filler Abu Batu Bara, Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC)
PENGUJIAN NILAI KEKESATAN PERMUKAAN JALAN PADA JALAN UTAMA AHMAD YANI 1 PONTIANAK Novianto, Verry; Widodo, Slamet; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1429.288 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.25710

Abstract

Road is an important vehicle in transportation.Traffic density in the city of Pontianak increased due to rapid population growth, so the road affects the safety and comfort of the riders. Good road planning has an effect on the level of road performance, where the road surface has a rigid value. The purpose of the researcher is to find the influence of temperature on road surface roughness and to know the value of road surface crawl on the surrounding area of red light of UNTAN roundabout and before the red light.   In this research, the value of aggravation using BPT tool (Bristish Pendulum Tester). Research location is done on Ahmad Yani road 1 Pontianak roundabout UNTAN Pontianak. The time specified in the data collection is morning, noon and afternoon with sunny weather conditions.               From the survey results show that the temperature affect the value of road surface crunchiness, if the low temperature of high road surface aggravation value and vice versa if the high temperature then the value of road surface crashes decreased. On the left side (motorcycle) station 0 + 150 in the morning with a surface temperature of 250c obtained BPN 44.8 value, during the day the surface temperature increased to 420c with the value of BPN 30, in the afternoon the temperature dropped back to 300c showed the value of BPN 39 , 6. Keywords: BPT (British Pendulum Tester), BPN (British Pendulum Number)
TINJAUAN GEOMETRIK JALAN NASIONAL PADA KM 215 + 000 SAMPAI 259+500, KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT Sutrisno, Ady; Widodo, Slamet; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.275 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v2i2.16113

Abstract

perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan. Ruas jalan nasional Simpang Tanjung - Sangau Kalimantan Barat merupakan jalan akses utama yang menghubungkan antar kabupaten di provinsi Kalimantan Barat dan sekaligus merupakan salah satu prasarana dasar yang penting bagi  usaha meningkatkan taraf  hidup masyarakat daerah khususnya Kalimantan Barat. Tinjauan dilakukan berdasarkan data  primer  yang diperleh dari survei langsung ke lapangan seperti tracking dan marking lokasi diambil 10 sample tikungan kemudian dipilih 2 tikungan yang dianggap paling eksisting dibandingkan tikungan lain dan dilanjutkan dengan pengkukuran kerangka horizontal dan titik detail pada tikungan tersebut  untuk memperoleh data jenis lengkung horizontal, jari jari tikungan  dan superelevasi eksisting. Hasil tinjauan geometrik  ruas jalan nasional Simpang Tanjung - Sanggau  Kalimantan Barat terdapat dua tikungan ekstrim yaitu tikungan 3 dan 4. Berdasarkan hasil analisa dapat  dilihat bahwa kondisi eksisting desain tikungan masih belum memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Kondisi eksisting lebar lajur 6,47 m sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan dengan lebar 7,2 m. Kondisi eksisting kemiringan superelevasi tikungan 3 sebesar 2 % dan tikungan 4 sebesar 4% sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan superelevasi minimal berdasarkan kecepatan dan jari jari rencana adalah 4,7 % - 5,6 % . Kondisi eksisting perbandingan jari jari pada tikungan 3 dan 4 sebesar 0,92 sedangkan syarat ketentuan menurut standar RSNI tahun 2004 merekomendasikan perbandingan jari jari < 0,67 . selain itu Kondisi Fasilitas jalan yang kurang terawat dan diperlukan perawatan / penambahan fasilitas tambahan guna meningkatkan keamanan bagi para pengguna jalan.  Hasil tinjauan juga menunjukan kondisi kebebasan samping masih di anggap kurang dari standar karena kondisi dan topografi terhalang oleh semak belukar .Berdasarkan hasil identifikasi tikungan 3 dan 4 dapat digunakan  dengan bentuk tikungan S-C-S dengan kecepatan rencana 30 km/jam ,  R3= 45 m , R4= 70 m , lebar lajur 7,2 m , superelevasi e 3 = 5,6 % , e 4 = 4,7 %  , Jh = 29,7 m , E3 = 10,61 m , E4 = 19,66  m dengan penambahan pelebaran perkerasan tikungan 3 sebesar 2,64 m ,1,75 m pada tikungan 4 , dan  bentuk tikungan S - S dengan kecepatan rencana 30 km/jam ,  R3= 45 m , R4= 70 m , lebar lajur 7,2 m , superelevasi e 3 = 5,6 % , e 4 = 4,7 %  , Jh = 29,7 m , E3 = 14,13 m , E4 = 26,90  m. Berdasarkan hasil tinjauan data menunjukan bahwa bentuk tikungan S-C-S merupakan bentuk tikungan yang cocok digunakan sebagai alternatif bentuk perbaikan pada tikungan 3 dan 4.
ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN (Studi Kasus : Jalan Raya Desa Kapur, Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat) A. Sirait, Ray Bernad; A.S, Syafaruddin; Sulandari, Eti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.072 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20123

Abstract

Secara umum jalan dibangun sebagai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi, pertanian serta sektor lainnya. Mengingat manfaatnya yang begitu penting maka dari itulah sektor pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi prioritas untuk dapat diteliti dan dikembangkan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemeliharaannya. Ruas jalan Raya Desa kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya  sepanjang sekitar 3,00 km mengalami kerusakan yang cukup signifikan, baik kerusakan ringan maupun kerusakan berat pada beberapa ruas jalan dan hampir sepanjang ruas jalan tersebut. Kerusakan jalan ini cukup mengganggu kelancaran arus lalu lintas yang ada, baik  menuju Kumpai,Kubu Raya maupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan pada permukaan jalan dan mengetahui nilai kondisi kerusakan perkerasan jalan. Serta memberikan rekomendasi perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode PCI (Pavement Condition Index). PCI (Pavement Condition Index) adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Setelah melakukan analisa kondisi permukaan perkerasan jalan menggunakan  metode PCI (Pavement Condition Index), maka didapat nilai PCI tiap-tiap unit sampel yang menunjukkan hasil kondisi perkerasan jalan yang terjadi pada ruas jalan Raya Desa Kapur mulai dari STA 0 + 000 s/d STA 3 + 000, setelah dirata – ratakan didapat nilai PCI sebesar 37,47 dan tergolong dalam tingkat kerusakan buruk (Poor). Alternatif perbaikan yang sesuai adalah program tambalan (patching), dilapisi ulang (overlay) dan selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin.Kata kunci : Analisa kerusakan jalan raya, Jalan Raya Desa Kapur, Pavement Condition Index