Claim Missing Document
Check
Articles

KINERJA BUNDARAN BERSINYAL DIGULIS KOTA PONTIANAK ., Said; Mayuni, Siti; Sulandari, Eti
Jurnal Transportasi Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.313 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i1.2151.%p

Abstract

Abstract Fully signalized roundabout must meet design criteria which are very different compared to the recommended design for unsignalized roundabout. When traffic flow increases, there is greater probability that traffic queue to occure, that will decrease the operation level of the roundabout and reduce the intersection capacity. In the case of the Digulis Signalized Roundabout, in Pontianak City, the high traffic volume causes problems, at the roundabout and particularly at the signalized intersection. At the roundabout, in C-D weaving direction, the degree of saturation reaches 0,933, while at signalized intersection, at leg A, major traffic direction, Ahmad Yani street, the degree saturation reaches 0,841, which causes long queues, with the length of 148 meters for leg A and 128 meters for leg B. The delay occured is 13.73 pcu.sec 10,64 pcu.sec, at directions A and B, respectively. Keywords: signalized roundabout, degree of saturation, delay, queue  Abstrak Bundaran dengan pengaturan sinyal penuh harus memenuhi desain yang akan sangat berbeda dibandingkan dengan desain yang direkomendasikan untuk bundaran tanpa sinyal. Ketika arus lalulintas meningkat, semakin besar kemungkinan terjadinya antrean kendaraan yang akan menurunkan tingkat operasi bundaran dan akan menurunkan kapasitas persimpangan. Pada kasus Bundaran Bersinyal Digulis, tingginya volume lalulintas menyebabkan terjadinya permasalahan, baik pada bundaran dan pada simpang bersinyalnya. Pada bundaran, pada arah weaving C-D, derajat kejenuhan mencapai 0,933, sedangkan pada simpang bersinyal, pada lengan A, lengan mayor, Jalan Ahmad Yani, derajat kejenuhan mencapai 0,841, yang mengakibatkan antrean sepanjang 148 meter untuk lengan A dan 128 meter untuk lengan B. Tundaan yang terjadi sebesar 13,73 smp.detik pada arah A dan 10,64 smp.detik pada arah B. Kata-kata kunci: bundaran bersinyal, derajat kejenuhan, tundaan, antrean
PENANGANAN JALAN DESA BERDASARKAN NILAI MANFAAT JALAN DI KECAMATAN KALIS KABUPATEN KAPUAS HULU Adariu, -; Azwansyah, Heri; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i1.40223

Abstract

The method needed for searching of data is using combination with interview, observation, and filling some IRAP questioannaire contains  value indicator and weight indicator. This analys is to get the benefits value of road which basically average of multiplication value indicator and weight indicator. This is very important because road is a vital infrastructure of accessibility for villagers. So that, the priority of road handling must make sure to give big benefits for villagers. Research shows that Nanga Raun street has higher benefits for number of road users as big as 20. Sepan Padang street has higher benefits in health sector as big as 17,75. Bahenap street has higher benefits in helath sector as big as 22,5. Beberuk street has higher benefits in health sector as big as 19,25. Kendualan street has higher benefits in health sector as big as 19,25. Landau Belaban street has higher benefits in health as big as 19. Riam Selimbau street has higher benefits in health as big as 19. In Nanga Raun Village, the first priority of road improvement is Arong street with higher benefits as big as 13,33. Then, the level of improvement priority in Nanga Raun Village is Tilung street.  In Bahenap Village, the level of road improvement is Bahenap street with benefits value as big as 14,2. The next priorities are  Sepan Padang street and Beberuk street. In Kensurai Village, the main level priority of road improvement is Riam Selimbau street with benefit value as big as 14,12. Next are Landau Belaban street and Kendualan street . Of all, the main priority of road improvement is Jalan Bahenap with benefit value as big as 14,2. The next priority is Riam Selimbau street with benefit value as big as 14,12,  Landau Belaban street with benefit value as big as 14,11, Sepan Padang street with benefit value as big as 14,03, Kendualan street with benefit value as big as 13,7, Beberuk street with benefit value as big as 13,65, Arong street with benefit value as big as 13,33. Meanwhile, the last priority is Tilung street with benefit value as big as 12,66.
ANALISIS EFEKTIVITAS LAJUR KHUSUS SEPEDA PADA KAWASAN PERKOTAAN PONTIANAK STUDI KASUS (JALAN GUSTI SULUNG LELANANG –KH . AHMAD DAHLAN – JOHAR – HOS COKROAMINOTO) Fadly, Galih; Widodo, Slamet; Mayuni, Siti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.74 KB)

Abstract

Kemacetan dan polusi udara merupakan masalah yang dihadapi kota besar, tak terkecuali kota Pontianak. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi kemacetan.  Salah satunya dengan menggiatkan kegiatan bersepeda saat berpergian. Persentase pengunaan sepeda kecil dibandingtotal arus lalu lintas lainya. Dalam menunjang kegiatan bersepeda, kota menyediakan fasilitas pendukung lalu lintas seperti tertuang dalam UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi lajur khusus sepeda yang telah ada di pontianak, dengan menggunakan metode BLOS ( Bicycle Level Of Service). Hasil analisa dipengaruhi beberapa faktor diantaranya  lebar jalan, lebar jalur sepeda , volume lalu lintas , kondisi perkerasan dan kecepatan kendaraan serta volume kendraan berat dimana faktor-faktor inilah yang akan di perhatikan dalam mendesain jalur khusus sepeda untuk mendapatkan nilai BLOS yang lebih baik dimana para pengguna nya merasa aman saat berkendara tanpa merasa khawatir terganggu oleh pengguna transportasi lainnya. Keimpulan yang diperoleh, nilai BLOS pada ruas jalan KH.Amad Dahlan , Johar , HOS Cokroaminoto dan Gusti Sulung Lelanang bervariasi. Jalan Kh.Ahmad Dahlan dan Gusti Sulung Lelanang mendapatkan nilai E. Jalan Johar dan HOS Cokroaminoto mendapatkan nilai D. Lingkungan pada keempat ruas jalan tersebut kurang baik untuk pengguna sepeda.
URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK Khafizan, -; Widodo, Slamet; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.422 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.21887

Abstract

Jaringan jalan cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan jalan. Program pemeliharaan jalan harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan banyaknya kendala dan permasalahan, seperti keterbatasan anggaran, usulan masyarakat yang terus masuk pada Dinas Pekerjaan Umum, maka diperlukan perencanaan program pemeliharaan jaringan jalan dengan menentukan urutan prioritas pemeliharaanPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mendapatkan urutan prioritas pemeliharaan jalan. Dalam penelitian ini dilakukan pada 4 ruas jalan yang ada di Kota Pontianak yaitu ruas jalan Parit H.Husin II, ruas jalan Sepakat II, ruas jalan Nur Cahaya / Cahaya Baru dan ruas jalan Dr.Sudarso dengan menggunakan berbagai kriteria. Untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Proses Hirarki Analitik adalah suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka pikiran yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Kriteria- kriteria yang berpengaruh dalam penentuan urutan prioritas jalan adalah jenis kerusakan, beban kendaraan, kebijakan dan tata guna lahan.Dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik maka urutan prioritas pemeliharaan jalan di Kota Pontianak berdasarkan nilai bobot tertinggi sampai dengan bobot terendah adalah ruas jalan Parit H.Husin II dengan bobot 98,2% merupakan prioritas pertama karena memiliki nilai bobot tertinggi. Selanjutnya ruas jalan Dr.Sudarso dengan bobot 53,2%, kemudian ruas jalan Sepakat II dengan bobot 52,1% dan urutan terakhir adalah ruas jalan Nur Cahaya / Cahaya Baru dengan bobot 26,0%. Kata Kunci    : Prioritas Pemeliharaan Jalan, Proses Hirarki Analitik.
PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR TERHADAP KEKESATAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR Aprizaldy, Fitra; Sulandari, Eti; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.475 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22888

Abstract

Road is an important infrastructure to support transportation activities. Roads are the most commonly used transportation facilities by most people. Traffic problems that impact on the weakening of some sectors, especially the economy, so the road also affects the safety, comfort, and safety of driving. Good road planning affects the level of road performance, where the plan has the highest pavement of flexible pavement or asphalt, where the asphalt has skid resistance value. The purpose of the researcher is to find the influence of temperature against the aggression on ther road which affect the safety, comfort, and safety of the rider.In this study, the data obtained by conducting a survey on the road using a tool called BPT (Bristish Pendulum Tester) is a pendulum with a rubber under it that touches to the surface of the pavement. The appointed time is in the morning, afternoon, and evening. The road used is a road that has the same pavement that is Jl. Ahmad Yani and Jl. Tanjungpura. From the results of the survey will be calculated and analyzed so that will get the effect of temperature against the road aggression.The road aggression value is indicated by BPN (British Pendulum Number) which is the value indicated by the gauge on the BPT device when the rubber touches the frictionless surface of the pavement. Based on previous research BPN values are influenced by temperature, if the temperature is low which makes the surface of pavement also low, makes BPN value tend to be higher, and vice versa. Keywords : Road Aggression Test , Skid Resistance
STUDI PEMANFAATAN AGREGAT SUNGAI DAN DEBU BATU SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HRS-WC Alfian, Ifan; Sulandari, Eti; Mayuni, Siti
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 2, No 2 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.699 KB)

Abstract

The purpose of this study is to find the effect of characteristics Marshall test that use of two different aggregate in asphalt mixture HRS-WC and comparing both types of smooth aggregate on the strength of asphalt mixture. For the composition of the mixture of four types of smooth aggregate used to use the same proportions that uses as much as 55% coarse aggregate, fine aggregate by 40% and the use of filler as much as 5%.It can be seen from the results of the testing we did for smooth aggregate stone dust has the highest stability values of all types of smooth aggregate used is equal to 1440 Kg. In the asphalt content of 6%, but with consideration of the overall results of the test obtained Marshall KAO value of 7.71% with the value of 1340.10 Kg stability, flow value of 4.96 mm, MQ value of 271.10 Kg / mm, VFB the value amounted to 94.30%, the value of VIM 4.85% and for the VMA value amounted to 18.10%.For the use of smooth aggregate that comes from sand, just being grained sand that meets the general specifications of public works by KAO obtained amounted to 7.43% with a value of 1220.00 Kg stability, flow value of 4.10 mm, a value of 297 MQ , 50 Kg / mm, VFB value of 73.60%, VIM value of 5.58%, and the VMA value of21.28%. Keywords: Smooth Aggregate, Mixture composition, Marshall Test
EVALUASI FAKTOR PENGARUH TINGKAT PELAYANAN JALAN SUNGAI RAYA DALAM KOTA PONTIANAK Sukamto, -; Erwan, Komala; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.419 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.19822

Abstract

River road segment in the highway is one of the main streets stronghold district highway, the airport traffic by road functions as a local road. The function of the local roads are public roads that function to serve local transportation with the characteristic travel a short distance, average speed is low, and the number of driveways is not restricted. The main objective of this study was to determine the level of service on the road river highway in order to give a solution would be to assist in improving the level of service. The method used in the analysis level of service on the river highway in 1997. The location is MKJI research conducted on roads in the river highway. The research activities carried out from 03 until December 9, 2016. The research data in the can at the time of the survey on this road is the traffic volume and speed of travel. While the survey side constraints and geomtri road starting from 15 July 2016-18 July 2016.waktu mileage vehicles, as well as the population of the river and city highway in Pontianak. From the analysis of the level of service roads in the river highway found the average level of service B is a steady flow, the speed is slightly limited by traffic, drivers can still freely in choosing speed. Keywords: Volume, Velocity, Capacity, splitters direction and density (density).
EVALUASI PANJANG ANTRIAN PADA LENGAN SIMPANGBERSINYAL DENGAN METODE PKJI 2014 (Studi Kasus : Jl.Daya Nasional - Jl.Prof.H.Hadari Nawawi - Jl.Ahmad Yani, Pontianak) Nugroho, Leonardus Lini; AS, Syafaruddin; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.969 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22265

Abstract

Simpang bersinyal Bundaran Digulis merupakan simpang yang sering mengalami kemacetan. Simpang tersebut merupakan simpang yang sangat sibuk karena merupakan jalan utama dengan akses menuju pusat komersil, pendidikan dan perkantoran. Penelitian ini memfokuskan pada perhitungan besar panjang antrian pada setiap lengan Bundaran Digulis dan mencari alternatif solusi untuk mengurangi panjang antrian tersebut. Perhitungan panjang antrian dilakukan melalui dua cara yaitu, panjang antrian yang didapat  dari teori dan pengukuran panjang antrian di lapangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 (PKJI 2014) dengan menghitung manual jumlah kendaraan yang melintasi simpang pada jam puncak pagi, siang dan sore hari, kemudian didapatkan kapasitas, derajat kejenuhan serta  panjang antrian.Sebagai contoh diambil perhitungan panjang antrian untuk jam puncak pagi. Dari hasil analisis perhitungan, panjang antrian eksisting dengan pengaturan dua fase adalah sebagai berikut ; pada puncak pagi untuk lengan Ahmad Yani (Polnep) adalah 253 meter,  Daya Nasional 91 meter, Ahmad Yani (Al-Azhar) 245 meter dan Prof. DR. Hadari Nawawi 45 meter. Hasil pengukuran panjang antrian di lapangan adalah berikut ; pada puncak pagi untuk lengan Ahmad Yani (Polnep) adalah 268 meter,  Daya Nasional 84 meter, Ahmad Yani (Al-Azhar) 263 meter dan Prof. DR. Hadari Nawawi 40 meter.Alternatif solusi pengaturan tiga fase dengan metode turbin diperoleh panjang antrian sebagai berikut ; pada puncak pagi untuk lengan Ahmad Yani (Polnep) adalah 455 meter, Daya Nasional 371 meter, Ahmad Yani (Al-Azhar) 421 meter dan Prof. DR. Hadari Nawawi 90 meter. Alternatif solusi pengaturan empat fase dengan metode turbin diperoleh panjang antrian sebagai berikut ; pada puncak pagi untuk lengan Ahmad Yani (Polnep) adalah 495 meter,  Daya Nasional 104 meter, Ahmad Yani (Al-Azhar) 459 meter dan Prof. DR. Hadari Nawawi 75 meter. Dari hasil analisis perhitungan dapat disimpulkan bahwa pengaturan 2 fase (eksisting) pada bundaran Digulis lebih efektif dibandingkan dengan alternatif pengaturan 3 fase dan 4 fase dengan metode turbin. Dilihat dari nilai panjang antrian (PA) yang lebih kecil. Kata kunci :Evaluasi, Panjang Antrian, Bundaran Digulis, Simpang Bersinyal
ANALISIS EFEKTIVITAS LAJUR KHUSUS SEPEDA PADA KAWASAN PERKOTAAN PONTIANAK (STUDI KASUS JALAN SUTAN SYAHRIR - JALAN JENDRAL URIP - JALAN K. H. W. HASYIM - JALAN MERDEKA) Sugasta, Hervian Handika; Widodo, Slamet; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.035 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.19197

Abstract

Perwujudan kota yang berwawasan lingkungan menjadi konsep penyeimbang aktivitas pembangunan yang kian pesat. Salah satu caranya adalah dengan memilih sarana transportasi yang lebih ramah lingkungan, dengan memilih kendaraan tidak bermotor. Sepeda merupakan moda alternatif yang ramah lingkungan sebagai alat transportasi yang dapat menggantikan kendaraan bermotor dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global. Dimensi sepeda yang cukup mempengaruhi pengguna jalan lainnya, adapun jaringan jalan yang sangat perlu di tinjau dikarenakan mempunyai lajur khusus oleh sepeda adalah Jalan Sutan Syahrir – Jalan Jendral Urip – Jalan KHW. Hasyim – Jalan Merdeka, jalan tersebut adalah jalur penting di Kota Pontianak, sehingga perlu  dilakukan peninjauan analisis efektivitas lajur khusus sepeda. Pada penelitian ini pengambilan data primer berupa survey volume lalu lintas (LHR),survey kecepatan kendaraan bermotor, survey geometrik jalan, survey dokumentasi perkerasan jalan. Selanjutnya, data pertama yang dianalisis adalah jumlah arus lalu lintas kendaran per jam, di lanjutkan persentase kendaraan perjam, lalu kecepetan kendaraan bermotor,  kemudian dilakukan penilaian peringkat perkerasan di masing-masing jalan lokasi studi tersebut, setelahnya dilakukan analisis efektivitas dengan metode Bicycle Level Of Service (BLOS), sehingga dapat diketahui tingkat pelayanan sepeda pada masing-masing jalan lokasi studi. Sedangkan, Bicycle Level Of Service adalah metode yang paling akurat untuk menghitung tingkat pelayanan sepeda. Menggunakan lalu lintas dan jalan faktor terukur yang sama bahwa para perencana transportasi dan insinyur gunakan untuk mode wisata lainnya. Dengan presisi statistik, Model jelas mencerminkan efek pada bersepeda yang berkesesuaian atau "kompatibilitas" karena faktor-faktor seperti lebar jalan, lebar jalur sepeda dan kombinasi striping volume lalu lintas, kondisi permukaan perkerasan, kecepatan jenis kendaraan bermotor, dan parkir on street. Berdasarkan hasil analisa BLOS diketahui di jalan Jendral Urip arah Jalan Jendral Urip – Jend. Sudirman nilai BLOS “F”, arah Jendral Urip – Johar nilai BLOS “F”, di jalan KHW. Hasyim arah KHW. Hasyim – H. Rais A. Rahman nilai BLOS “F”, arah  KHW. Hasyim – KHA. Dahlan nilai BLOS “E”, di jalan Merdeka arah Merdeka – Hasanuddin nilai BLOS “F”, arah Merdeka – HOS. Cokroaminoto nilai BLOS “F”, sedangkan di jalan Sutan Syahrir arah Sutan Syahrir – Prof. M. Yamin nilai BLOS “F”, dan yang terakhir arah Sutan Syahrir – Sultan Abdurahman juga didapat nilai BLOS “F”. Dengan demikian, berdasarkan nilai BLOS perlu diadakan rekayasa lalu lintas di masing-masing jalan tinjauan lokasi studi.   Kata Kunci :     Lajur Khusus Sepeda, Persentase Kendaraan Berat, Peringkat Perkerasan.
URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK Katmoko, Desi Susilo; Widodo, Slamet; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.126 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.21663

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mendapatkan urutan prioritas pemeliharaan jalan. Dalam penelitian ini dilakukan pada 10 (sepuluh) ruas jalan yang ada di Kabupaten Kubu Raya yaitu ruas jalan Air Putih, ruas jalan Kuala Dua, ruas jalan Sp. IV.S.Raya Dalam, ruas jalan Rasau jaya, ruas jalan Telok Pakedai, ruas jalan Sungai Kakap, ruas jalan Kota Baru, ruas jalan Sungai Deras, ruas jalan Kampung Baru, dan Ruas jalan Kapurdengan menggunakan berbagai kriteria. Untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).Cara penggunaan persamaan ini adalah dengan melakukan perkalian bobot pada kriteria, bobot pada sub kriteria yang didapat dari hasil analisa melalui kuisioner dan data sub kriteria yang didapat melalui data sekunder yang telah dianalisa dan didapatkan nilai pembobotanya. Dari hasil persamaan matematis ini didapat hasil akhir berupa urutan prioritas jalan yang di tinjau menurut lokasi tinjauan. Urutan tersebuat adalah ruas jalan Sp. IV.S.Raya Dalam mendapatkan nilai prioritas paling penting dengan nilai 0,144. Pada peringkat kedua terdapat ruas jalan Kapur dengan nilai bobot 0,141. Pringkat ke tiga terdapat ruas jalan Kuala Dua dengan nilai bobot 0,113 selanjutnya ruas jalan Rasau Jaya dengan bobot 0,111, ruas jalan Sungai Kakap dengan bobot 0,095, ruas jalan Air Putih dengan bobot 0,089, ruas jalan Telok Pakedai dengan bobot 0,088, ruas jalan Kampung Baru dengan bobot 0,081, ruas jalan Kota Baru dengan bobot 0,070 dan yang terakhir atau pringkat kesepuluh adalah ruas jalan Sungai Deras dengan nilai bobot 0,068. Kata kunci :Proses Hirarki Analitik, Urutan Prioritas Pemeliharaan Jalan