Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Urban sediment in infiltration wells: A lesson from the northern area of greater Yogyakarta city Slamet Suprayogi; Sudarmadji Sudarmadji; Muhammad Ngainul Malawani
Indonesian Journal of Geography Vol 51, No 3 (2019): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5890.254 KB) | DOI: 10.22146/ijg.33721

Abstract

The development of housing in Yogyakarta eventually led to increased levels of runoff. To mitigate runoff increases, infiltration wells were constructed in a specific network. The northern part of Yogyakarta is now facing urbanization, and there are many housing blocks that are being constructed complete with the runoff drainage system. This study aims to reveal the role of the infiltration wells network about runoff and its effectiveness concerning the sediment load in the urban area. The drainage networks in the research area function as a watershed, but not with a single outlet. The runoff flow was spreading through the drainage system and did not accumulate on the single outlet. It can be seen that some infiltration wells supposed as a well, which is a place of accumulation of runoff and sediment.  Most of the infiltration wells have been filled with sediment up to over a quarter, or even more than half, of their carrying volume. Granulometry measurement shows that the percentage of clay, loam, sand, and gravel in each well tend to differ for every sample. The differences between filled wells and their sediment grain depend on the location of those wells. Maintenance of the wells is required, such as sediment dredging, to rejuvenate them and improve their efficiency.
EVALUATION OF WATER QUALITY USING POLLUTION INDEX IN CIMANUK WATERSHED, INDONESIA Andy Wibawa Nurrohman; M. Widyastuti; Slamet Suprayogi
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) Vol 13 No 1 (2019)
Publisher : Master Program of Environmental Science, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.395 KB) | DOI: 10.24843/EJES.2019.v13.i01.p08

Abstract

Land use is one of the macro parameters that affects water quality in a watershed. The Cimanuk watershed which is dominated by agricultural land use and settlements has encountered a decline in water quality. There are eight parameters including pH, TDS, TSS, Nitrate, Phosphate, Sulphate, BOD, and COD analyzed to evaluate water quality utilizing the Pollution Index (IP) method. This research has provided a clear understanding of the status of water quality in the Cimanuk watershed based on six monitoring points carried out at the start of the 2018 rainy season. Overall, the IP values obtained ranged from 2.05 to 5.96 with the lightly polluted category at points A, B, C, D, and E, while for point F it was in the moderately polluted category. The key parameters that have the most influence on water quality pollution are Nitrate, Phosphate, Sulphate from fertilization activities in agricultural land, while runoff from settlements contribute to increasing parameters of BOD and COD. These results can be beneficial for sustainable management of water and land resources in the Cimanuk watershed.
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Limpasan Menggunakan Multidata Iklim Satelit di Sub DAS Samin Endi Ramadhani; Slamet Suprayogi; Mohammad Pramono Hadi
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.30589

Abstract

Sub DAS Samin sebagai bagian dari DAS Bengawan Solo, termasuk dalam 15 DAS kritis prioritas nasional. Banyak kajian hidrologi yang telah menunjukkan adanya perubahan respon hidrologi akibat perubahan penggunaan lahan. Salah satu pendekatan dalam menilai tingkat kekritisan dan respon hidrologi DAS adalah dengan mengkaji kondisi limpasan dengan pemodelan hidrologi SWAT. Namun di sisi lain, dari banyak kajian pemodelan hidrologi yang ada, masih terbatas pada penggunaan data iklim observasi; sedangkan pemanfaatan multidata iklim satelit dengan model hidrologi SWAT, telah menunjukkan potensi akurasi kajian hidrologi DAS yang baik. Tiga dasar tujuan penelitian di Sub DAS Samin antara tahun 2004 dan 2013 yaitu menganalisis persebaran dan perubahan penggunaan lahan, menganalisis akurasi hasil simulasi limpasan menggunakan data grid iklim satelit dan menganalisis pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap limpasan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pemodelan SWAT, identifikasi kondisi lapangan, serta analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe penggunaan lahan di Sub DAS Samin antara tahun 2004 dan 2013, memiliki persebaran yang beragam dan bersifat heterogen, dengan hasil interpretasi menunjukkan tren perubahan vegetasi rapat berukuran besar ke vegetasi rendah berukuran sedang, yang dipicu oleh adanya pemanfaatan lahan intensif. Dari lima jenis dataset curah hujan satelit, data TRMM memiliki akurasi terbaik, karena kecocokan spesifikasi data dengan tipologi Sub DAS Samin sebagai kawasan DAS beriklim tropis. Tidak signifikannya pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap limpasan di Sub DAS Samin, secara teknis pemodelan disebabkan oleh adanya ketidakpastian hasil analisis model dan secara teoritis hidrologi disebabkan oleh perbedaan tata perlakuan/sistem manajemen pada masing-masing tipe penggunaan lahan dalam satuan lahan yang sama.
Kajian Tipologi Pesisir Di Muara Sungai Pemali Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Eko Ali Saputro; Totok Gunawan; Slamet Suprayogi
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.32645

Abstract

Terjadinya Abrasi dan Akresi di Muara Sungai Pemali Menandakan Pesisir Kabupaten Brebes sangat dinamis, Dimana penggunaan lahan menjadi sangat kompleks terkait dengan dinamika perubahan pesisir. Aktivitas di daratan dan lautan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu akan membentuk jenis pesisir yang berbeda-beda tergantung pada proses genetik dan material penyusunnya. Sehingga tiap tipologi pesisir akan memberikan ciri-ciri pada bentanglahan dan berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Bentuk pengelolaan dan pemanfaatannya pun akan berbeda disesuaikan dengan bentuk tipologi wilayah kepesisiran yang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi wilayah pesisir, menganalisis potensi dan permasalahan hingga merumuskan alternatif pemecahan permasalahan di Muara Sungai Pemali Kabupaten Brebes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, deskriptif-kuantitatif, deskriptif-komparatif dan metode analisis korelatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tipologi fisik pesisir daerah penelitian merupakan area pesisir pengendapan laut dan pesisir pengendapan darat. Tipologi yang terbentuk memiliki potensi dan permasalahan sehingga dirumuskan alternatif pengelolaan berdasarkan permasalahan. Rumusan alternatif pengelolaannya antara lain melakukan rehabilitasi Mangrove, membangun struktur pelindung pantai, membuat peraturan daerah tentang sepadan pantai, melakukan inventarisasi kepemilikan lahan, penetapan kawasan lindung dan konservasi, serta melakukan pengelolaan lahan secara menyeluruh di wilayah pesisir pantai.
ANALISIS KERENTANAN DAN KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI KOTA MATARAM (Analysis of Vulnerability and Quality of Unconfined Groundwater in The City of Mataram) La Musa; Ig. I. Setiawan Purnama; Slamet Suprayogi
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 2, No 1 (2019): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jsig.v2i1.223

Abstract

Kerentanan airtanah merupakan suatu kondisi yang menggambarkan mudahnya zat pencemar dalam mempengaruhi airtanah. beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kerentanan airtanah bebas diantaranya kedalaman muka airtanah, jenis akuifer dan jenis litologi diatas akuifer. Kelas mutu air merupakan peringkat kualitas air yang di nilai masih layak untuk dimanfaatkan berdasarkan hasil uji parameter kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Menganalisis persebaran dan tingkat kerentanan airtanah bebas terhadap pencemaran dengan menggunakan metode GOD di Kota Mataram.2). Menganalisis kualitas airtanah bebas menurut parameter fisika, kimia dan biologi di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukan bahwa airtanah bebas di Kota Mataram memiliki potensi kerentanan sedang terhadap pencemaran, berdasarkan hasil uji laboratorium sampel airtanah, ditemukan beberapa sampel yang telah melampaui batas maksimum seperti 1). .Daya Hantar Listrik terdapat pada sampel 1, sampel 3, sampel 4, sampel 14 dan sampel 16 yang terletak di Kelurahan Ampenan Utara, Keluran Dayan Peken, dan kelurahan Ampenan Tengah. 2). Total dissolved solid (TDS) yang terdapat pada hamper seluruh sampel, kecuali sampel 13.3). Bakteri Colliform yang terdapat pada sampel 3, sampel 4, sampel 9, sampel 15, sampel 24 dan sampel 33. Kata Kunci : Kerentanan airtanah bebas, Metode GOD, Kualitas airtanah bebas
Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model for hydrological response analysis in the Gajahwong subwatershed, Yogyakarta, Indonesia Hermawan, Sekar Gading; Suprayogi, Slamet; Fadlillah, Lintang Nur
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 12 No. 2 (2025)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2025.122.7287

Abstract

Hydrological response is a specific reaction of a watershed to rainfall, and one form is surface runoff, which can be influenced by climatic and physiographic factors. These factors are represented by various parameters that have their own impact on surface runoff, otherwise known as parameter sensitivity. The purpose of this study was to identify the hydrological response in the form of flow discharge based on the application of the Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model and to identify the sensitivity of parameters that affect the hydrological response in the Gajahwong subwatershed. The data used in this study came from secondary data obtained from relevant agencies and primary data collected through sampling and laboratory testing. Flow discharge modeling was carried out using SWAT+ software, and the modeling results were automatically calibrated and validated using statistical tests. Meanwhile, sensitivity analysis was conducted by calculating the relative sensitivity values. The results showed that the flow discharge modeling of the Gajahwong subwatershed exhibited a pattern that is similar to the observed discharge. Based on this finding and the validation results with statistical tests, it can be said that the SWAT model can model and predict the flow discharge in the watershed quite well. The input parameter that is very sensitive and has a significant influence on the hydrological response in the subwatershed is the curve number (cn2), with a relative sensitivity value of 1.12.
Upaya Peningkatan Produksi Rumput Laut Melalui Budidaya Metode Rakit Apung di Dusun Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Faris, Muhammad; Hajar, St.; Alvia, Sakila; Iman, Atifatul; Cokrowati, Nunik; Musafir; Suhendri, Salwa; Agustina, Dwi; Soliyanti; Rafif, M. Roid Al; Izzati, Amaeliya; Sa’ban, M. Iman Nichfu; Suryanto, Agung; Zohri, M.; Suhdi, Suhdi; Ningsih, Shinta Wahyu; Irfani, Febriana; Oktaviani, Tannia Rosali; Suprayogi, Slamet; Hendriawan, Rizki; Hanan, Nasril
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 6 Vol. 1 Oktober, 2024
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v6i1.168

Abstract

Gerupuk merupakan daerah penghasil rumput laut di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Mayoritas masyarakat Gerupuk menekuni kegiatan budidaya rumput laut dan menjadi penggerak perekonomian masyarakat. Budidaya rumput laut merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Gerupuk. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan upaya peningkatan ekonomi melalui pendampingan budidaya rumput laut dengan metode rakit apung. Kegiatan dilakukan di Dusun Gerupuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sasaran kegiatan ini adalah pembudidaya rumput laut di Gerupuk. Kegiatan ini menggunakan metode pendampingan yang memiliki beberapa tahapan yaitu: Persiapan Rakit Apung, Persiapan Tali Ris, Pengikatan Bibit, Pengangkutan Rakit Apung, Penanaman Bibit, Monitoring Rakit Apung, Pemanenan dan Pasca Panen. Hasil dari kegiatan ini adalah budidaya rumput laut dengan metode rakit apung dapat dilaksanakan oleh tim kegiatan bersama pembudidaya rumput laut dan mampu meningkatkan produksi rumput laut. Kesimpulan kegiatan ini adalah kondisi perairan Gerupuk mendukung untuk untuk dilakukannya budidaya rumput laut metode rakit apung dan dapat meningkatkan produksi rumput laut
PENGARUH HIDROLOGI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI DAS OPAK-OYO Setiawan, Bagus Arif; Suprayogi, Slamet; Purnama, Ig. L. Setyawan
Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v10i1.12434

Abstract

The average productivity of ricefield at subdistricts in the Opak-Oyo watershed was fluctuated between 54.5 - 64.5 quintals/hectare in 2005-2017. This causes food insecurity considering that the food demand is always increasing between years. Crop productivity is generally effected by hydrological condition, application of technology, pests, and quality of seed. This research aims to study the effect of changes in land hidrology on rice productivity for each sub-district in the Opak-Oyo watershed. Hidrological analysis is carried out by calculating the water balance each year. The variables such as evapotranspiration, rainfall, water storage and it changes are compared with rice productivity in multiple linear regression analyisis. The results showed that the hydrological variables simultaneously impact on rice productivity with a regression value between 0.39 - 0.97 and above 0.7 in majority. Based on the coefficient value comparasion between variables in resulted equation, evapotranspiration tends to have a dominant impact in 57% of sub-districts, rainfall has a dominant impact in 9% of sub-districts, while water storage and it changes have a dominant impact in 34% of the subdistricts