Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

HUBUNGAN PEER SUPPORT DENGAN SCHOOL ENGAGEMENT PADA SISWA SD Firda Amalia Gunawan; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.967

Abstract

School engagement sangat berperan dalam prestasi akademis siswa. Oleh sebab itu, penelitian selanjutnya perlu mendalami konstruk ini dengan memeriksa faktor-faktor apa yang dapat memengaruhi school engagement. Salah satu faktor yang memengaruhi school engagement adalah peer support. Berdasarkan observasi peneliti, setidaknya terdapat hampir 25% siswa di kelas tidak mau terlibat dalam kegiatan sekolah. Namun penelitian terdahulu mengenai kedua konstruk ini menunjukkan hasil yang inkonsisten. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali hubungan yang terdapat antara peer support dengan school engagement pada siswa SD. Sebelum mencari korelasi antar kedua variabel, terlebih dahulu peneliti menguji reliabilitas dan validitas dari alat ukur kedua variabel dan menguji normalitas data. Setelah alat ukur dinyatakan valid dan reliabel serta data dinyatakan tersebar secara normal, peneliti menggunakan metode korelasi Pearson untuk mencari hubungan antar kedua variabel yang menunjukkan r = 0,496; P < 0,05. Hasil korelasi Pearson tersebut menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antar kedua variabel. Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi peer support yang diperoleh dari teman sebaya, maka siswa juga akan semakin terlibat dalam kegiatan sekolah. Selain itu, peneliti menguji perbedaan dengan metode Independent Sample T-test yang terdapat pada siswa laki-laki dan perempuan, yang menunjukkan hasil t = 0,023 < 0,005 untuk variabel school engagement, yang berarti terdapat perbedaan signifikan hasil school engagement pada siswa laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk peer support, didapatkan hasil t = 0,061 > 0,005, yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan dari hasil peer support antara siswa laki-laki dan perempuan.
DAMPAK IMPLEMENTASI MBKM PADA KOGNITIF MAHASISWA UNIVERSITAS X: REKOMENDASI PENINGKATAN MBKM DI PTS Jap Tji Beng; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Rita Markus Idulfilastri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mira Bella; Nina Perlita; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16077.2022

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sejak tahun 2020. Universitas Tarumanagara telah berkomitmen dalam menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari kurikulum sejak tahun 2020. Sejalan dengan kebijakan MBKM, upaya Kemendikbudristek menjaga mutu Perguruan Tinggi adalah dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Salah satu sub indikator yang keberhasilan terdapat pada IKU-7, yaitu mahasiswa terlibat dalam kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Penelitian ini bertujuan melihat dampak implementasi kelas kolaboratif dan partisipatif pada mahasiswa yang teribat dalam MBKM, khususnya dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu qualitative descriptive dengan pendekatan participatory ethnography. Peneliti terdiri atas 7 dosen dan 6 mahasiswa pelaksana 3 PKM di Kabupaten Belitung. Partisipan yang menjadi sasaran  penelitian ini adalah  6 Mahasiswa MBKM yang terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan acara PKM di Kabupaten Belitung. Penelitian menghasilkan tiga temuan dalam aspek kognitif yaitu: (a) kegiatan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif meningkatkan pengetahuan mahasiswa MKBM mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (b) meningkatkan kemampuan analisis pada mahasiswa; dan (c) meningkatkan kemampuan dalam hal problem solving pada mahasiswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dampak pelaksanaan MBKM, dan selanjutnya dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan MBKM di perguruan tinggi swasta.
PERAN EMPATI DAN SELF-EFFICACY GURU TK TERHADAP GAYA PENGATURAN KELAS DALAM KONTEKS UNJUSTIFIED AGGRESSION Carolyne Sutradjaja; Riana Sahrani; Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i1.5677

Abstract

Penelitian sebelumnya mengaitkan empati dan self-efficacy dengan kemungkinan guru TK merespon situasi bullying. Akan tetapi belum ada penelitian yang mengaitkan empati dan self-efficacy dengan actual behaviour guru TK di dalam kelas. Maka penelitian ini dilakukan untuk melihat peran empati dan self-efficacy terhadap gaya pengaturan kelas guru TK dalam konteks unjustified aggression. Hal ini dipertimbangkan karena gaya pengaturan kelas kerap dikaitkan dengan perilaku konkrit yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Partisipan dalam penelitian ini adalah 124 guru TK dan preschool, teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability dan snowball sampling. Analisis data dilakukan menggunakan regresi berganda (multiple regression) dan didapatkan bahwa tingkat empati dan self-efficacy guru TK memiliki peran signifikan terhadap gaya pengaturan kelas sebesar 17.5% (F = 14.045, p = 0.00 < 0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat empati dan self-efficacy guru TK dapat memprediksi bagaimana mereka mengelola kelas, yang terlihat dalam perilaku saat mereka menetapkan kontrol serta membangun interaksi dengan siswa. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk melihat peran empati dan self-efficacy terhadap masing-masing dimensi dalam gaya pengaturan kelas, yaitu kontrol dan keterlibatan guru. Dari analisis tersebut ditemukan bahwa konstruk empati memiliki peran signifikan terhadap keterlibatan guru, sedangkan konstruk self-efficacy memiliki peran signifikan terhadap disiplin. Previous research linked empathy and self-efficacy to the possibility of kindergarten teachers responding to bullying situations. However, there are no studies that relate empathy and self-efficacy with the actual kindergarten teacher behaviour in the classroom. Therefore this study was conducted to examine the role of empathy and self-efficacy towards the classroom management style of kindergarten teachers in the context of unjustified aggression. This is considered because the style of classroom management is often associated with concrete behaviour that is applied by the teacher in the classroom. Participants were 124 kindergarten and preschool teachers, the sampling technique was non-probability and snowball sampling. Data analysis was performed using multiple regression (multiple regression) and it was found that the level of empathy and self-efficacy of kindergarten teachers had a significant role in the style of classroom management by 17.5% (F = 14,045, p = 0.00 <0.05). This indicates that the level of empathy and self-efficacy of kindergarten teachers can predict how they manage the classroom, which is seen in behavior when they establish controls and build interactions with students. Further analysis was carried out to see the role of empathy and self-efficacy towards each dimension in the style of classroom management, namely teacher control and involvement. From the analysis it was found that the construct of empathy has a significant role on teacher involvement, while the construct of self-efficacy has a significant role on discipline.
DAMPAK IMPLEMENTASI MBKM PADA KOGNITIF MAHASISWA UNIVERSITAS X: REKOMENDASI PENINGKATAN MBKM DI PTS Jap Tji Beng; Keni Keni; Nafiah Solikhah; Rita Markus Idulfilastri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Mira Bella; Nina Perlita; Sri Tiatri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.16077.2022

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah suatu program yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sejak tahun 2020. Universitas Tarumanagara telah berkomitmen dalam menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai bagian dari kurikulum sejak tahun 2020. Sejalan dengan kebijakan MBKM, upaya Kemendikbudristek menjaga mutu Perguruan Tinggi adalah dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Salah satu sub indikator yang keberhasilan terdapat pada IKU-7, yaitu mahasiswa terlibat dalam kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Penelitian ini bertujuan melihat dampak implementasi kelas kolaboratif dan partisipatif pada mahasiswa yang teribat dalam MBKM, khususnya dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu qualitative descriptive dengan pendekatan participatory ethnography. Peneliti terdiri atas 7 dosen dan 6 mahasiswa pelaksana 3 PKM di Kabupaten Belitung. Partisipan yang menjadi sasaran  penelitian ini adalah  6 Mahasiswa MBKM yang terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan acara PKM di Kabupaten Belitung. Penelitian menghasilkan tiga temuan dalam aspek kognitif yaitu: (a) kegiatan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif meningkatkan pengetahuan mahasiswa MKBM mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (b) meningkatkan kemampuan analisis pada mahasiswa; dan (c) meningkatkan kemampuan dalam hal problem solving pada mahasiswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran dampak pelaksanaan MBKM, dan selanjutnya dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan MBKM di perguruan tinggi swasta.
PENGASUHAN ORANGTUA TUNGGAL DAN KARAKTER HARDINESS REMAJA AKHIR Christine, Audreya; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Astri Anggraini
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27796.2024

Abstract

Orangtua tunggal (single parent) merupakan fenomena yang terus meningkat pada masyarakat modern ini. Data Badan Pusat Statistik (BPs) tahun 2022, menunjukan jumlah ibu tunggal di Indonesia mencapai 7,9 juta orang dan jumlah ayah tunggal sebanyak 2,7 juta, dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa. Anak yang hanya diasuh oleh orangtua Tunggal akan merasakan efek dari hilangnya salah satu orangtuanya yang berpengaruh pada aspek kehidupan anak. Oleh karena itu hardiness penting dimiliki oleh individu yang hidup diasuh oleh orangtua tunggal, karena mereka dituntut untuk menghadapi keadaan keluarga yang tidak utuh. Sikap hardiness yang dimiliki remaja, akan membuat remaja mampu meminimalisir dampak dari pengasuhan orang tua tunggal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang membentuk karakter hardiness pada remaja akhir yang diasuh oleh orangtua tunggal. Penelitian ini menunjukkan cara pengasuhan orangtua tunggal, masalah yang dihadapi remaja setelah hilangnya salah satu orangtua, alasan dan motivasi remaja untuk hardiness. Faktor yang mendukung pembentukan karakter hardiness, dan karakter hardiness yang ada pada remaja akhir. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuisoner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasilnya, individu dengan orangtua tunggal mampu mengatasi dan mengendalikan setiap permasalahan yang terjadi secara bertanggungjawab. Individu dengan hardiness yang baik juga memiliki tekad yang besar untuk bisa mengubah kehidupannya yang kurang baik, yang ditunjukkan dari sikapnya yang terus mau belajar dan aktif disetiap kesempatan.
PERANAN KESEPIAN TERHADAP KEKERASAN SIBER PADA REMAJA PEREMPUAN YANG AKTIF MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL Basel, Wiwin Charolina Putri; Fransisca Iriani Roesmala Dewi; Riana Sahrani
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.31872.2024

Abstract

Kekerasan siber dalam media sosial pada kalangan remaja menjadi fenomena yang serius dan perlu diperhatikan. Berbagai kasus kekerasan siber merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat yang terus meningkat. Kesepian memiliki peran dalam terjadinya kekerasan siber di kalangan remaja perempuan yang aktif menggunakan media sosial. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kesepian dapat menjadi faktor resiko terjadinya kekerasan siber. Kekerasan siber merupakan penyerangan terhadap kesejahteraan fisik, psikologis dan emosional individu maupun kelompok. Kesepian adalah kondisi negatif yang dialami individu dan mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik. Tujuan penelitian untuk menguji peranan kesepian terhadap kekerasan siber pada remaja perempuan yang aktif menggunakan media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional non-eksperimental. Teknik analisis data penelitian berdasarkan regresi. Partisipan penelitian merupakan 200 remaja perempuan berusia 17-24 tahun, aktif menggunakan media sosial dan pernah menjadi korban kekerasan siber selama kurang dari satu tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Loneliness scale yang terdiri dari 20 pertanyaan dan Experiencing cyber violence scale yang terdiri dari 34 pertanyaan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesepian dan kekerasan siber. Penelitian ini dapat menjadi edukasi untuk remaja perempuan korban kekerasan siber maupun masyarakat dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari kekerasan siber.