Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI KOMPARASI BASE SHEAR PADA GEDUNG MENGGUNAKAN BASE ISOLATOR DAN NON BASE ISOLATOR ahmad ridho siagian; Wesli Wesli; Yovi Chandra; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 7, No 2 (2017): Vol. 7 Nomor 2, September 2017
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.057 KB) | DOI: 10.29103/tj.v7i2.134

Abstract

Perencanaan struktur gedung di Indonesia masih minim dalam penggunaan base isolator pada wilayah gempa kuat seperti Aceh. Penelitian ini mengkombinasikan antara base isolator dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) sebagai sistem penahan gaya gempa di wilayah gempa kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbandingan respon gempa struktur fixed base SRPMK dan struktur SRPMK base isolator pada bangunan tingkat 10. Kedua struktur di analisis dengan spectrum respon dan data gempa yang digunakan adalah data gempa kota Banda Aceh dengan bantuan program Extended Three Dimensional Analysis of Buliding Systems (ETABS) 2016. Respon struktur yang ditinjau adalah gaya geser dasar (base shear), waktu getar alami, perpindahan (displacement), simpangan antar lantai (interstory drift) dan kapasitas penampang kolom tepi dan tengah pada struktur base isolator SRPMK. Dari hasil penelitian diperoleh gaya geser dasar struktur fixed base sebesar 9677,44 kN arah x dan 9649,26 kN arah y sedangkan struktur base isolator 5871,16 kN arah x dan 5854,27 kN arah y, kemudian hasil waktu getar alami struktur fixed base sebesar 1,178 detik dan struktur base isolator 2,277 detik, dan hasil simpangan antar lantai paling besar terletak di lantai 2 struktur base isolator yaitu 18,948% mereduksi simpangan antar lantai fixed base dan struktur memenuhi peraturan SNI 03-1726-2012 untuk penggunaan isolasi yaitu 46,51 mm. Kapasitas penampang kolom struktur fixed base pada lokasi pinggir yaitu 0,292 dan 0,427 pada lokasi tengah sedangkan nilai kapasitas penampang kolom struktur base isolator pada lokasi pinggir yaitu 0284 dan 0,374  pada lokasi tengah. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa penggunaan base isolator dapat mereduksi gaya geser arah x mencapai 40% dan arah y mencapai 39%, kemudian dapat memperpanjang waktu getar alami struktur bangunan dua kali. Hal ini menyebabkan gaya gempa yang bekerja semakin kecil dan dimensi kolom dapat diperkecil. Kata Kunci  : SRPMK Base isolator, Analisis respon spektrum, ETABS 2016
STABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI Said Jalalul Akbar; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 2, No 4 (2012): Teras Jurnal, Vol 2, No 4, Desember 2012
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.195 KB) | DOI: 10.29103/tj.v2i4.57

Abstract

AC-WC (Asphal Concrete-Wearing Course) merupakan lapis aspal beton (laston) yang berfungsi sebagai lapisan aus pada sebuah konstruksi perkerasan jalan. Sebagai bahan pengisi pada lapis ini biasanya digunakan abu batu. Pada penelitian ini dilakukan alternatif pengganti bahan pengisi yaitu dengan menggunakan abu sekam padi yang diambil dari limbah hasil pembakaran pada kilang padi. Tujuan penelitian ingin mengetahui seberapa besar perbedaan nilai para meter marshall antara abu batu dengan abu sekam padi sebagai pengganti filler pada campuran aspal panas AC-WC. Metode yang digunakan adalah metode bina marga, dengan membuat benda uji dari kedua campuran sesuai syarat Depkimpraswil (2002) dengan beberapa variasi tertentu, selanjutnya dilakukan pengujian Marshall dilaboratorium. Penelitian ini hanya melihat perbedaan nilai parameter Marshall antara abu batu dengan abu sekam padi.Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium diporeh nilai parameter marshall sebagai berikut: nilai Density, Stabilitas, Flow dan Marshall Quotient meningkat (lebih besar) pada campuran yang menggunakan abu sekam padi. Kenaikan nilai Density, Stabilitas, Flow dan Marshall Quotient secara merata (optimum) terjadi pada campuran yang menggunakan abu sekam padi 6%. Sedangkan pada campuran abu sekam padi 8% terjadi penurunan nilai stabilitas.Kata kunci: Stabilitas, Laston, Abu Sekam Padi
RELIABILITY-BASED APPROACH FOR RESIDUAL LIFE PREDICTION OF BRIDGES SUBJECTED TO EARTHQUAKE SHOCKS DEGRADATION Maizuar Maizuar; said jalalul akbar; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 9, No 1 (2019): Volume 9, Nomor 1, Maret 2019
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.729 KB) | DOI: 10.29103/tj.v9i1.189

Abstract

Structural degradation caused by sudden damaging extreme events (e.g. earthquake) has significant impact on residual life of bridges and ultimately the collapse of bridges. This paper presents a reliability-based approach of a bridge subjected to shock degradation caused by earthquake events. In particular, this study develops a numerical procedure for assessing time dependent probability of failure to estimate the residual life a bridge. Key factors that govern the residual life of a bridge (e.g., damage size caused by earthquake shocks and loss of initial structural capacity) were investigated. The results of study show that both damage size caused by earthquake shocks and loss of initial structural capacity are key factors that govern residual life of a bridge. Keywords: residual life, earthquake, shock degradation, bridge.
Studi Penempatan Dinding Geser Terhadap Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung Fadlan Effendi; Wesli Wesli; Yovi Chandra; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 7, No 2 (2017): Vol. 7 Nomor 2, September 2017
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.87 KB) | DOI: 10.29103/tj.v7i2.133

Abstract

Dinding geser adalah slab beton bertulang yang dipasang pada posisi vertikal pada sisi gedung tertentu yang berfungsi menambah kekakuan struktur dan menyerap gaya geser yang besar seiring dengan semakin tingginya struktur. Ketika dinding geser ditempatkan pada lokasi tertentu yang cocok dan strategis, dinding tersebut dapat digunakan secara ekonomis untuk menyediakan tahanan beban horisontal yang diperlukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tata letak dinding geser terhadap waktu getar alami fundamental struktur gedung serta gaya geser dasar dan simpangan antar lantai yang terjadi dan gaya-gaya dalam pada bangunan akibat adanya beban gempa. Semua variasi dinding geser di analisis dengan bantuan program Extended Three-dimensional Analysis Building System (ETABS). Hasil penelitian ini waktu getar alami fundamanetal yang paling kecil terdapat pada model 5 dengan nilai sebesar 0,957 detik sedangkan yang paling besar terdapat pada model 3 sebesar 1,264 detik. Untuk nilai drift yang paling besar terdapat pada model 6 sebesar 30,322 mm sedangkan nilai yang paling kecil terdapat pada model 3 sebesar 12,128 mm. Untuk nilai geser dasar hanya model 6 yang memenuhi syarat SNI 03-1726-2012 sedangkan yang lain tidak memenuhi sehingga harus dilakukan pembesaran gaya geser. Pemodelan simetris pada model 4, model 5, model 6 memiliki nilai gaya dalam yang kecil. Sehingga dari semua pemodelan dinding geser pada pemodelan simetris yang memenuhi semua syarat SNI 03-1726-2012 dan memiliki gaya-gaya dalam yang kecil. Kata kunci: Dinding geser, waktu getar alami fundamental struktur
EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR Said Jalalul Akbar; Wesli Wesli; Burhanuddin Burhanuddin; Muammar Khadafi
TERAS JURNAL Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Maret 2017
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.585 KB) | DOI: 10.29103/tj.v7i1.125

Abstract

Jalan Banda Aceh-Medan Simpang Jalan Elak-Jembatan Alue Awe saat ini sangat padat arus lalulintas yang melintasi. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah pada lokasi tersebut telah didirikan beberapa gedung/bangunan penting sebagai fasilitas umum seperti Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Rumah Sakit Umum kota Lhokseumawe, Politeknik Negeri dan pertokoan serta tempat-tempat usaha lainnya milik masyarakat. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui apakah jalan tersebut masih mampu melayani lalulintas sehubungan dengan kondisi pada lokasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode MKJI 1997. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai LHR pada hari Rabu 930,71 smp/jam, hari Kamis 865 smp/jam dan hari Minggu 578,02 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan rata-rata 0,44 dan tingkat pelayanan termasuk pada katagori C yang bermakna bahwa Sp. Jalan Elak-Jembatan Alue Awe arus lalulintasnya masih stabil dan kecepatan makin terbatas. Hasil pengamatan langsug di lapangan mendekati dengan hasil penelitian yang berarti rencana pembangunan jalan dua jalur dua arah sudak layak untuk dilaksanakan.
ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa) Fachrizal Fachrizal; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 5, No 1 (2015): TERAS JURNAL, Vol. 5, No. 1, Maret 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.697 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i1.9

Abstract

Banjir dan genangan air seringkali terjadi di beberapa wilayah di Kota Langsa, hal ini sering menimbulkan kerugian berupa terganggunya aktivitas masyarakat, terganggunya arus lalu lintas (kemacetan) dan kerugian material. Kawasan permukiman Sungai Paoh Kecamatan Langsa Barat dengan luas area 19.532 Ha, sering terjadi banjir genangan khususnya pada musim penghujan. Hal ini disebabkan oleh kondisi saluran drainase eksisting yang ada saat ini tidak dapat menampung atau mengalirkan debit limpasan air hujan. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis kapasitas saluran eksisting sehingga nantinya diperoleh kesesuaian kapasitas saluran drainase dengan debit banjir rencana. Metode perhitungan analisis curah hujan rencana menggunakan metode Gumbel, Log Person Type III, dan Log Normal dimana curah hujan tahunan maksimum rata-rata menggunakan data dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Langsa. Intensitas curah hujan dihitung menggunakan metode Mononobe, sedangkan debit banjir rencana dihitung menggunakan metode Rasional, dari hasil perhitungan debit banjir rencana dapat ditentukan kemampuan saluran drainase eksisting dalam mengalirkan debit banjir. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kapasitas saluran drainase eksisting sudah tidak mampu menampung atau mangalirkan debit banjir rencana, oleh karena itu perlu dilakukan pembesaran dimensi saluran sesuai dengan debit banjir rencana periode ulang sepuluh tahunan. Berdasarkan debit banjir rencana saluran drainase pias-I sebesar (QT) 4.314 m3/detik, dan saluran drainase pias-II sebesar (QT) 5.318 m3/detik, maka diperoleh dimensi saluran drainase pias-I dengan lebar saluran 3.50 m, kedalaman air 1.48 m, dengan kemiringan saluran 0.000347, sedangkan dimensi saluran drainase pias-II dengan lebar saluran 3.50 m, kedalaman air 1.73 m, dengan kemiringan saluran 0.000347.Kata Kunci : Banjir, Kapasitas Saluran, Dimensi Saluran
KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA Wesli Wesli; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.439 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.25

Abstract

Komparasi Metode AASHTO 1993 dengan Metode Bina Marga berdasarkan data pada jalan Beureughang-Sido Mulyo. Penelitian ini membandingkan parameter tebal perkerasan, sehingga akan diketahui perbedaan dan persamaan parameter tersebut. Perencanaan tebal perkerasan dengan kedua metode tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang terdapat dari kedua metode tersebut dalam merencanakan tebal perkerasan lentur jalan raya. Dari hasil analisa Metode AASHTO 1993 didapat tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 17 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis batu pecah (kelas A) sebesar 10 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis Laston sebesar 5 cm. Sedangkan untuk Metode Bina Marga didapatkan tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 12 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis bahan batu pecah (kelas A) sebesar 15 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis bahan Laston sebesar 5 cm.Kata Kunci: Komparasi, Metode AASHTO 1993, Metode Bina Marga
KAJIAN SPASIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN BANJIR DI KABUPATEN ACEH UTARA Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 1, No 1 (2011): Teras Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2011
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.625 KB) | DOI: 10.29103/tj.v1i1.58

Abstract

Setiap tahun sungai Krueng Keureuto menimbulkan bencana banjir di daerah pengalirannya terutama di kecamatan Matangkuli, Lhoksukon, Baktiya, Tanah Pasir dengan lama genangan 7 hari sampai 15 hari serta tinggi genangan 60 cm sampai 100 cm. Kontradiksi antara kebutuhan lahan untuk pengembangan pembangunan wilayah dengan kebutuhan lahan yang mampu menjadi penyangga air perlu diatasi melalui suatu kajian optimasi spasial agar kedua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi namun juga dapat mereduksi kelebihan air yang akan berakibat banjir. Disamping itu perlu dilakukan upaya partisipasi masyarakat sebagai salah satu stake holders dalam melakukan tindakan preventiv maupun mitigasi bencana banjir. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa partisipasi masyarakat masih rendah dan kurangnya peluang yang diberikan oleh pemerintah daerah pada keikutsertaan masyarakat. Untuk penanggulangan banjir dengan pendekatan struktural (structural approach) mempunyai kecenderuangan terhadap tingginya biaya yang diperlukan sementara keterbatasan anggaran pada pemerintah daerah merupakan konstrain pada aspek tersebut sehingga perlu dilakukan strategi non structural approach dengan melibatkan masyarakat dan mengandalkan konsep modal sosial yaitu trust (kepercayaan),Kata Kunci : Spasial, Partisipasi Masyarakat, Banjir
OPERASIONAL WADUK Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 3, No 2 (2013): Teras Jurnal, Vol 3, No 2, September 2013
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.058 KB) | DOI: 10.29103/tj.v3i2.34

Abstract

Waduk Keuliling mempunyai Luas Daerah Aliran Sungai 38,20 km2, luas genangan pada muka air normal (MAN) sebesar 259,94 ha, tampungan total muka air normal (MAN, EL. 45,80 m) sebesar 18.359.078 m3 dan tampungan efektif sebesar 12.992.080 m3 dan berfungsi sebagai penyediaan air baku, pengembangan perikanan darat, peternakan, persawahan dan lainnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan dilakukan pengoperasian waduk yaitu dengan mengoptimalkan volume tampungan air pada akhir bulan melalui optimasi penggunaan data debit inflow dan data debit outflow dapat dimaksimalkan. Optimasi dilakukan dengan model optimasi Linier Programming dan hasil yang diperoleh yaitu Volume tampungan air pada bulan Oktober adalah 37.115.930 m3, bulan November sebesar 91.678.820 m3 dan di bulan Januari sebesar 144.589.300 m3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari bulan ke bulan tidak pernah terjadi pada level tampungan mati, sehingga masalah untuk segala kebutuhan air dapat teratasi.
KONTRIBUSI WADUK PEUDADA TERHADAP KEBUTUHAN AIR KABUPATEN BIREUEN wesli mt
TERAS JURNAL Vol 6, No 1 (2016): Volume 6 Nomor 1 (2016), Teras Jurnal, Vol 6 No 1, Maret 2016
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.203 KB) | DOI: 10.29103/tj.v6i1.87

Abstract

Kebutuhan air di Kabupaten Bireuen semakin hari semakin meningkat, kebutuhan tersebut digunakan untuk rumah tangga, peternakan dan kebutuhan air persawahan. Salah satu sumber untuk kebutuhan tersebut adalah waduk Peudada yang terletak di kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Rumusan masalah adalah seberapa besar kontribusi waduk Peudada dalam memenuhi kebutuhan air di kabupaten Bireuen. Sumber air Waduk Peudada adalah curah hujan dan debit andalan Krueng Peudada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya konstribusi Waduk Peudada dalam memenuhi kebutuhan air di kabupaten Bireuen. Metode penelitian dilakukan dengan analisis hidrologi dan analisis debit andalan sungai Krueng Peudada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  ketersediaan air pada Waduk Peudada berdasarkan analisis hidrologi dan debit andalan sungai untuk kondidi eksisting sebesar 0,97 m3/det, pada periode ulang 5 tahunan sebesar 11,242 m3/det, pada periode ulang 10 tahunan sebesar 15,402 m3/det, pada periode ulang 25 tahunan sebesar 20,662 m3/det dan pada periode ulang 50 tahunan sebesar 11,242 m3/det. Kebutuhan air berdasarkan kebutuhan rumah tangga, kebutuhan peternakan dan kebutuhan air persawahan untuk kondidi eksisting sebesar 24,557 m3/det, pada periode ulang 5 tahunan sebesar 24,562 m3/det, pada periode ulang 10 tahunan sebesar 24,568 m3/det, pada periode ulang 25 tahunan sebesar 24,600 m3/det dan pada periode ulang 50 tahunan sebesar 24,800 m3/det. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konstribusi Waduk Peudada dalam memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Bireuen Pada periode ulang 25 tahunan kontribusi sebesar 83,99% dan pada periode ulang 50 tahunan dapat berkondtribusi 99,02%. Gambaran di atas menunjukkan bahwa untuk perencanaan infrastruktur ketersediaan air jika ingin memanfaatkan Waduk Peudada sebagai sumber penyediaan air harus pada periode ulang 25 tahunan atau 50 tahunan dan secara signifikan akan membutuhkan anggaran yang besar.