Claim Missing Document
Check
Articles

EKSTRAKSI PIGMEN KAROTENOID LABU KABOCHA MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK (KAJIAN RASIO BAHAN: PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI) [IN PRESS JULI 2015] Arina Manasika; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabocha termasuk varietas labu Jepang yang sudah marak dibudidayakan petani Indonesia. Selain cita rasanya yang lebih enak, Kabocha mengandung senyawa karotenoid tinggi mencapai 285.91 mg/100g. Karotenoid memiliki sifat fungsional sebagai antioksidan. Karotenoid dapat diambil melalui proses ekstraksi. Ekstraksi konvensional umumnya memakan waktu lama dan melibatkan proses termal yang dapat merusak karotenoid. sehingga diperlukan metode yang lebih efisien, yaitu menggunakan metode ultrasonik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio bahan:pelarut dan lama ekstraksi menggunakan metode ultrasonik sehingga dihasilkan ekstrak pigmen karotenoid Kabocha yang terbaik. Penelitian disusun menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu rasio bahan:pelarut (1:5, 1:7, 1:9) dan lama ekstraksi (5, 15, 25 menit). Perlakuan terbaik diperoleh dari rasio bahan:pelarut 1:9 dan lama ekstraksi 25 menit dengan total karoten 254.77 mg/100g, nilai IC50 84.28 ppm, pH 6.45, rendemen 30.25%, kecerahan (L*) 19.30, kemerahan (a*) 13.40 dan kekuningan (b*) 15.   Kata Kunci: Kabocha, Karotenoid, Metode Ultrasonik
PENENTUAN NILAI MAKSIMUM RESPON TEKSTUR DAN DAYA KELARUTAN BREM PADAT (UBI KAYU: KETAN) [IN PRESS JULI 2015] Agnes Christy Margaretha; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Brem adalah makanan tradisional hasil fermentasi beras ketan dengan mempunyai karateristik bewarna putih, tidak lembek, kering dan mudah hancur di mulut. Hal ini akan meningkatkan permintaan beras ketan, sedangkan persedian terbatas. Untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu jenis bahan pangan, maka perlu dicari alternatif dengan bahan baku lain. Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat dicari alternatif untuk mensubstitusikan sebagian beras ketan yaitu ubi kayu. Ubi kayu merupakan salah satu bahan baku yang sangat potensial sebagai bahan pengganti, karena ubi kayu mempunyai kandungan pati yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis umbi-umbian lainnya. Penelitian ini menggunakan metode dakian tercuram dengan respon yang diamati adalah tekstur dan daya kelarutan. Hasil penelitian ini adalah nilai maksimum respon tekstur yang dihasilkan sebesar (70.6 N) dari rasio air tape (ubi kayu:ketan) 60%:40% dan lama pengadukan 44.4 menit, sedangkan nilai maksimum daya kelarutan yang dihasilkan sebesar (13.88 mg/detik) dari rasio air tape (ubi kayu:ketan) 60%:40% dan lama pengadukan 31 menit.   Kata kunci: Brem, Dakian Tercuram, Ubi Kayu
PEMBUATAN SOSIS AYAM MENGGUNAKAN GEL PORANG (Amorphophallus mueleri Blume) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK SOSIS [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Army Ika Prastini; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas sosis ditentukan oleh bahan pengikatnya untuk mempertahankan tekstur yang tetap kompak. Tepung porang merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada sosis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proporsi terbaik antara daging ayam dengan gel porang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor, terdiri dari 6 level yaitu proporsi daging ayam : gel porang (95:5; 90:10; 85:15; 80:20; 75:25; 70:30) serta diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi daging ayam : gel porang berpengaruh nyata terhadap parameter pada taraf α=0.05. Perlakuan terbaik diperoleh proposi 85 : 15 dengan kadar air 75,27 %, kadar lemak 3.33 %, kadar protein 17.35 %, kadar pati 0.86 %, kadar oksalat 0.59 %, rendemen 98.16 %, nilai kekenyalan 7.83 N serta nilai WHC 60.40 %.   Kata kunci: Kualitas Sosis, Sosis Ayam, Tepung Porang
PENGARUH PENAMBAHAN GEL PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) PADA PEMBUATAN KERUPUK PULI [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Elliza Rachma Dwiyanti; Simon Bambang Widjanarko; Indria Purwantiningrum
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambahan boraks atau “garam bleng” masih banyak digunakan dalam pembuatan kerupuk puli dan perkembangan selanjutnya STPP (Sodium tripholyphosphate) ditambahkan sebagai pengganti boraks. Kandungan glukomanan yang tinggi pada gel porang akan tetap stabil dengan adanya pemanasan. Gel porang juga dapat digunakan sebagai binding agent (pengikat) dalam adonan kerupuk. Tujuan penelitian ini menginformasikan penambahan gel porang sebagai pengganti boraks atau garam bleng dan STPP pada pembuatan kerupuk puli. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu penambahan gel porang dengan 5 level diulang 3 kali sehingga didapat 15 satuan percobaan. Data dianalisis metode ANOVA dan dilanjutkan Uji Bonferroni. Perlakuan terbaik dianalisis metode De Garmo dan perbandingan kontrol dengan metode One Way ANOVA Single Factor. Perlakuan terbaik kerupuk puli goreng penambahan gel porang 15g dengan kadar air 5.77%, kadar pati 42.48%, kadar lemak 10.51%, kadar protein 7.92%, kadar abu 3.03%, kadar oksalat 0.41% dan daya kembang 144.68%.   Kata kunci: Beras, Gel Porang, Kerupuk Puli
ANALISIS METODE KOLORIMETRI DAN GRAVIMETRI PENGUKURAN KADAR GLUKOMANAN PADA KONJAK (Amorphophallus Konjac) [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Simon Bambang Widjanarko; Johana Megawati
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemurnian glukomanan adalah indikator utama dalam mengevaluasi kualitas tepung glukomanan komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode yang lebih akurat dan presisi antara gravimetri dan kolorimetri dalam menentukan kadar glukomanan yang hingga saat ini belum disepakati secara internasional. Sampel yang diujikan adalah Konjac  glukomanan komersial yang merupakan ekstrak glukomanan dari umbi Amorphophallus Konjac. Glukomanan komersial diuji dengan kedua metode sebanyak 10 kali ulangan lalu dibandingkan akurasi dan presisinya. Metode kolorimetri dengan reagen 3,5-DNS menunjukkan akurasi yang lebih tinggi (93.21%) dibandingkan dengan metode gravimetri (63.49%) terhadap literatur (90%). RSD kolorimetri (1.36%) lebih kecil dibandingkan gravimetri (4.92%), menunjukkan bahwa kolorimetri lebih presisi dibandingkan gravimetri.   Kata kunci: Akurasi, DNS, Presisi
PENGARUH PROPORSI NATRIUM BIKARBONAT DAN AMMONIUM BIKARBONAT SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG TERHADAP KARAKTERISTIK KUE BAGIAK [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Setyo Pambudi; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi natrium bikarbonat dan ammonium bikarbonat yang tepat untuk menghasilkan kue bagiak perlakuan terbaik, mengetahui pengaruh yang ditimbulkan terhadap karakteristik kue bagiak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dan 7 kombinasi proporsi natrium bikarbonat dan ammonium bikarbonat (0 : 0%; 1 : 1%; 2 : 1.50%; 3 : 2%; 4 : 2.50%; 5 : 3%; 6 : 3.50%). Setiap kombinasi perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Nilai perlakuan terbaik menurut parameter fisik dan kimia kue bagiak dengan kecerahan (80.55), kemerahan (2.03) kekuningan (18.84), daya patah (13.80N), kadar air (4.38%), kadar abu (1%), kadar protein (1.36%), kadar lemak (12.39%), kadar pati (49.52%), serat kasar (1.56%) dan kadar karbohidrat (80.87%).   Kata Kunci: Ammonium Bikarbonat, Kue Bagiak, Natrium Bikarbonat, Tekstur, Volume.
TOKSISITAS SUBAKUT TEPUNG GLUKOMANAN (A. muelleri Blume) TERHADAP SGOT DAN NATRIUM TIKUS WISTAR SECARA IN VIVO [IN PRESS JANUARI 2014] Amanda Krysanti; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porang (A.muelleri Blume) merupakan jenis talas-talasan yang tumbuh liar di hutan Indonesia. Umbi porang spesies muelleri Blume dapat dijadikan tepung dan memiliki kadar glukomanan yang cukup tinggi (37.27%). Pengolahan umbi porang menjadi tepung tepat dijadikan sebagai bahan pengganti tepung konjac. Tepung porang memiliki kekurangan, yaitu adanya kalsium oksalat yang bersifat toksik. Dengan menguji toksisitas subakut tepung A.muelleri Blume secara in-vivo diharapkan dapat mengetahui kadar tepung yang aman dikonsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Postest dengan Kelompok Kontrol. 12 tikus wistar jantan dan betina dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, pemberian tepung glukomanan dosis 250; 1000; 4000 mg/kg BB tikus selama 28 hari. Karakteristik yang diamati adalah SGOT dan natrium. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung glukomanan 250 dan 1000 mg/kg BB selama 28 hari belum memberikan efek toksik, pemberian dosis 4000 mg/kg BB selama 28 hari menunjukkan efek toksik yang ditandai dengan tingginya SGOT dan natrium.   Kata kunci: In Vivo, Kalsium Oksalat, Subakut, Toksisitas, Umbi Porang A. muelleri Blume
PENGARUH LAMA PENGGILINGAN DENGAN METODE BALL MILL TERHADAP RENDEMEN DAN KEMAMPUAN HIDRASI TEPUNG PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) [IN PRESS JANUARI 2014] Simon Bambang Widjanarko; Thabah Sigit Suwasito
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umbi porang (Amorphophallus muelleri Blume) mengandung glukomanan yang tinggi. Glukomanan merupakan serat pangan larut air yang bersifat hidrokoloid kuat dan rendah kalori sehingga berpotensi tinggi untuk dikembangkan pada industri pangan. Saat ini masalah yang dihadapi dalam pengembangan porang di Indonesia adalah metode penepungannya yang masih menghasilkan rendemen tepung yang masih rendah dan ukuran granula yang relatif besar, sehingga kemampuan hidrasi tepungnya masih rendah. Untuk itu, diperlukan suatu metode penepungan baru yang dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan metode “ball mill”. Penelitian penggilingan dengan metode ball mill ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lama penggilingan. Faktor ini terdiri dari 5 level yaitu 40 menit, 60 menit, 80 menit, 100 menit, dan 120 menit dengan 4 kali pengulangan, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Tepung porang perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan lama penggilingan 120 menit yang memiliki rerata kadar rendemen (83.34%) dan kemampuan hidrasi (47.96%). Kata kunci : Ball mill, Glukomanan, Hidrasi, Rendemen
PENGARUH RASIO CHIPS DENGAN BOLA PENUMBUK BALL MILL TERHADAP RENDEMEN DAN KEMAMPUAN HIDRASI TEPUNG PORANG [IN PRESS JANUARI 2014] Novan Nandiwilastio; Simon Bambang Widjanarko
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan produk setengah jadi dari umbi porang yang lebih ekonomis dan memiliki kandungan glukomanan cukup tinggi. Glukomanan merupakan serat pangan larut air bersifat hidrokoloid kuat dan mampu mengembang dalam air hingga dua kali lipat sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan tambahan produk pangan. Salah satu metode penepungan dengan prinsip menghaluskan secara merata dan efisien adalah dengan menggunakan mesin ball mill. Metode ini diharapkan menghasilkan tepung porang dengan rendemen dan kemampuan hidrasi yang tidak jauh berbeda dari tepung porang komersial dan standar mutu tepung porang. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang digunakan adalah rasio berat chips porang dengan bola penumbuk dimana terdapat 5 variasi perlakuan (rasio 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, dan 1:10). Setiap perlakuan dilakukan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Perlakuan terbaik berdasarkan parameter fisik menghasilkan rendemen 81.67 % dan kemampuan hidrasi 44.32 %.   Kata kunci: Ball Mill, Kemampuan Hidrasi, Tepung Porang, Rendemen
UJI TOKSISITAS AKUT TEPUNG GLUKOMANAN (A. muelleri Blume) TERHADAP NILAI KALIUM TIKUS WISTAR [IN PRESS JANUARI 2014] Eka Dessy Natalia; Simon Bambang Widjanarko; Dian Widya Ningtyas
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porang (A.muelleri Blume) merupakan tumbuhan dari golongan araceae yang mengandung serat larut glukomanan cukup tinggi (15–64%) basis kering. Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tepung porang adalah adanya kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal dan iritasi saat dikonsumsi serta memicu terbentuknya batu ginjal. Pengujian toksisitas akut diperlukan untuk mengetahui potensi toksik akut dari tepung porang murni (tepung glukomanan). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor. 30 ekor tikus wistar terdiri atas tikus jantan dan betina dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, pemberian tepung glukomanan dosis 40; 400; 4000; 5000 mg/kg BB tikus selama 72 jam. Parameter yang diamati adalah nilai Lethal Dose 50 (LD50) dan kalium. Hasil penelitian selama 72 jam menunjukkan pemberian tepung glukomanan tidak menunjukkkan potensi toksik akut pada seluruh kelompok, namun berpengaruh nyata terhadap nilai kalium.   Kata kunci: A. muelleri Blume, Glukomanan, Kalsium Oksalat, Toksisitas Akut
Co-Authors A Aulanni'am A. Harijono Aan Muzaky Kusuma Achmad Subagio Adinda Ayu Dyahnugra Adinda Ayu Dyahnugra Agnes Christy Margaretha Agnes Christy Margaretha Ahmad Dhiaul Khuluq Ahmad Zaki Mubarok Aji Sutrisno AJI SUTRISNO Amanda Krysanti Amanda Krysanti Ambrosia Adela Merry Christianita Ambrosia Adela Merry Christianita Amira Hasnanuha Ulayya Andina Rahma Safitri Andina Rahma Safitri, Andina Rahma Anna Nur Hidayati Anna Nur Hidayati, Anna Nur Anni Faridah Arina Manasika Arina Manasika Army Ika Prastini Army Ika Prastini Aulanni'am, Aulanni'am Aulanni’am . Aulanni’am Aulanni’am Bambang Dwi Argo Bambang Susilo BAMBANG SUSILO Chilyatul Mustafidah Chilyatul Mustafidah Christovorus Gusung Saputra Deara Gita K Dego Yusa Ali Delima, Meita Putri Devy Ulandari Dewi Liesnoor Setyowati Dian Widya Ningtyas Djoko, Dionysius Joseph Dr.Ir. Yunianta, DEA Dyah Ayu Anggraeni Dyah Ayu Anggraeni Dyah Tri Wahyuni Dyah Tri Wahyuni Eka Dessy Natalia Eka Dessy Natalia Elfi Anis Saati Elfira Rosyadi Elfira Rosyadi Elliza Rachma Dwiyanti Elliza Rachma Dwiyanti Elok Zubaidah Endrika Widyastuti Engganeyski Jana Claudia Engganeyski Jana Claudia, Engganeyski Jana Erni Sofia Murtini Etis Finallika Etis Finallika Eva Nur W Fath Isandy Rozaq Feronika Heppy Sriherfyna Grace Maria Ulfa H., Nunuk Hanif, Muhamad Ibnu Harni Ayu Sari Harni Ayu Sari Hidayat Sujuti Hutasoit, Hostalige Ikke Ayu Sulistyaningrum Indria Purwantiningrum Indria Purwantiningrum Indria Purwantiningrum Irma Nopriyani Ivy Dian Puspitasari Prabowo Jatmiko Eko Witoyo Jaya Mahar Maligan Johana Megawati Julio Kurniawan Julio Kurniawan Karina Kristanti Ekarani Rahardjo Karina Kristanti Ekarani Rahardjo Karina Pradipta Ananda Karina Pradipta Ananda, Karina Pradipta KIKI FIBRIANTO Kurnia Wulandari Latifa Putri Aulia Marlita Eklesia Masruri Masruri Masruri Meilani Anugrah Gusti Meilani Anugrah Gusti, Meilani Anugrah Mimin Suryani Mochamad Affandi Montanus Barep Hiovenaguna Muhammad Irsan K Muhammad Kharis Abdullah Affandy Nela Agustin Kusuma Wardani Nelsy Dian Permatasari Ni'maturohmah, Eva Nilta Shabrina Itsnani Nimas Ratu Kali Dewi Nimas Ratu Kali Dewi Novan Nandiwilastio Novan Nandiwilastio Nur Ida Panca Nugrahini Okky Meidiana Prameswari Okky Meidiana Prameswari Pamungkas, Bangkit Puji Putra Patrick Pantang W Rahmah Utami Budiandari Rifa'i, Muhaimin Rista Fitria Anggraini Rizka Aulia Rahma Rizki Tika Mawarni Rizki Tika Mawarni Rofiq Sunaryanto Sabathani, Anniversary Saiin Mustafa Saiin Mustafa Saleh, Nuriyya Sandymas Satria Irawan Sandymas Satria Irawan SARASWATI, Ayu Rahayu Setyo Pambudi Setyo Pambudi Siti Aisyah Nurfiliyah Siti Aisyah Nurfiliyah Siti Narsito Wulan Sudarminto Setyo Yuwono Supriyanto Supriyanto Susilo, Donor Utomo M. Susinggih Wijana Sutiman B. Sumitro Taufik Boby Wisesa Taufik Boby Wisesa Thabah Sigit Suwasito Theovilla RRD THEOVILLA RRD, THEOVILLA Tri Wahono Tunjung Mahatmanto Veronica Lydia Violetta Prisca Effendi Violetta Prisca Effendi Vivien Fathuroya Widodo Widodo Widya Dwi Rukmi Putri Willy Yanuar Wiwit Mariana Yuli Witono Yumna Khoirunnisa Zamnia Wahyuli