Kabupaten Landak sebagai salah satu daerah tertinggal dari 122 Kabupaten di Indonesia berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak adalah sebesar 5,5%, artinya 0,1% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan regional provinsi Kalimantan Barat. Selain faktor fisik, ketertinggalan Kabupaten Landak juga dipengaruhi oleh aspek non fisik. Oleh karena itu, dalam rangka mengurangi ketertinggalan daerah, selain kajian faktor fisik, juga diperlukan adanya analisis faktor non fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor non fisik yang mempengaruhi daerah tertinggal di Kabupaten Landak melalui analisis faktor. Berdasarkan analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa faktor non fisik yang berpengaruh terhadap ketertinggalan daerah di Kabupaten Landak terdiri dari 3 faktor, yaitu kondisi ekonomi, pemanfaatan teknologi dan kondisi sosial kelembagaan. Faktor kondisi ekonomi diantaranya adalah mata pencaharian yang bertumpu pada pertanian, lemahnya sturktur dan akses terhadap sumber permodalan, keterbatasan pasar dan gangguan ekonomi regional. Keempat sub faktor tersebut tergolong tinggi mempengaruhi tumbuhnya daerah tertinggal. Pada faktor pemanfaatan teknologi terdiri dari kemampuan teknologi rendah yang berpengaruh tinggi sedangkan pengelolaan tanah konvensional berpengaruh sedang. Sementara faktor sosial kelembagaan meliputi kesadaran masyarakat dan organisasi manajemen ekonomi yang rendah dengan kategori pengaruh tinggi sedangkan adat istiadat mengikat dan kebiasaan buruk masyarakat berpengaruh sedang.