Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Relasi Islam dan Politik di Berbagai Negara Muslim Rizwan, M.; Abdullah, Taufik; Mulyadi, Mulyadi; Faisal, Naidi
Jurnal Transparansi Publik (JTP) Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Transparansi Publik (JTP) - November 2023
Publisher : Program Magister Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtp.v3i2.15132

Abstract

Studi tentang relasi Islam dan politik berusaha untuk memahami peran agama dalam politik dan peran politik dalam agama, terutama dalam konteks negara bangsa. Implementasi relasi Islam dan negara terbagi dalam paradigma. Ketiga paradigma tersebut meliputi relasi integralistik, sekuleristik dan simbiotik. Dalam pelaksanaannya, ketiga paradigma ini dijalankan secara berbeda oleh banyak negara muslim. Hasil tinjauan terhadap berbagai literatur studi Islam dan politik di berbagai negara menunjukkan adanya keberbagaian varian dalam setiap paradigma. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor sejarah, dampak kolonialisme, sistem politik, budaya dan konfigurasi politik di negara-negara tersebut. Tidak mudah bagi negara berpenduduk muslim untuk menetapkan satu varian secara murni karena faktor-faktor tersebut. Bentuk implementasi setiap paradigma menunjukkan bahwa relasi Islam dan negara terus akan berkembang sesuai dengan perkembangan dinamika politik. Negara muslim sekuler bisa membuka ruang bagi munculnya peran agama karena desakan warganya yang semakin religius. Demikian juga negara Islam bisa membatasi aktivitas Islam politik jika mengarah pada radikalisme.
PERGESERAN NILAI TRADISI BEDAPUR PASCA PERSALINAN PADA PEREMPUAN GAYO LUES Meliza, Richa; Harinawati, Harinawati; Ameliany, Nanda; Faisal, Naidi
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v5i1.12094

Abstract

Culture or tradition can survive if there are people who preserve and practice it. Traditions will live and develop according to the times if people still maintain these habits. However, the tradition is weakened and eroded by the masses due to the increasing knowledge and understanding of the community about the tradition, especially the "Bedapur" tradition values after giving birth to Gayo Lues women. The purpose of this paper is to describe the "Bedapur" tradition in the Gayo Lues community by using a qualitative approach and data collection techniques as well as reviewing literature related to the "Bedapur" tradition as treatment or healing after childbirth. After giving birth, Gayo Lues women have experienced a cultural shift by turning to modern medicine for their healing. This is due to several factors from developments and changing times such as the problem of globalization which allows the exchange of information, ideas, products and values between cultures more quickly and broadly. So that it can adopt elements of other cultures that change traditions and previous values. Such as the policy of using LPG gas, scarcity of kerosene and fuel. Other factors are related to people's lifestyles that influence cultural values and practices that are considered important to fade away slowly and will disappear and follow environmental conditions and health patterns as well as actions that are contaminated by women in today's millennial generation.Budaya ataupun tradisi bisa bertahan jika masih ada yang melestarikan dan mempraktekkan. Tradisi akan hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman jika masyarakat masih mempertahankan kebiasaan tersebut. Tetapi tradisi menjadi lemah dan tergerus oleh masa karena bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap tradisi khususnya pada nilai tradisi Bedapur pasca persalinan pada perempuan gayo lues. Tujuan dalam tulisan ini adalah untuk mengambarkan tradisi Bedapur pada masyarakat Gayo Lues dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data serta literatur review yang terkait dengan tradisi Bedapur sebagai pengobatan atau penyembuhan pasca persalinan. Perempuan Gayo Lues setelah lahiran sudah mengalami pergeseran budaya dengan beralih ke pengobatan modren dalam penyembuhannya. Hal ini disebabkan beberapa faktor dari perkembangan dan perubahan zaman  seperti permasalahan globalisasi yang memungkinkan pertukarang informasi, ide, produk dan nilai-nilai antar budaya secara lebih cepat  dan luas. Sehingga dapat mengadopsi unsur-unsur budaya lain yang mengubah tradisi dan nilai-nilai sebelumnya. Seperti kebijakan penggunaan Gas LPG, kelangkaan minyak tanah dan bahan bakar. Faktaor lainnya terkait dengan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi nilai-nilai dan praktik budaya yang dianggap penting menjadi memudar secara perlahan akan menghilang dan mengikuti kondisi lingkungan dan pola kesehatan maupun tindakan yang terkontamidasi para perempuan pada generasi milenial sekarang ini.
The Divergence of the Influence of Ulama and Dayah in the Dynamics of Electoral Politics in East Aceh Regency Rahma, Alya; Rizwan, M; Muzaffarsyah, Teuku; Faisal, Naidi; Sarifa, Sarifa
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 7 No 1 (2024): JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/juss.v7i1.11663

Abstract

This research discusses the dlvergence of influence of ulama and dayah in electoral politics in East Aceh Regency. Use of electoral political theory (elections), using qualitative research methods. Findings from the results of research in the fileld regarding "Divergence of influence of ulama and dayah in the electoral political constellation in East Aceh Regelcy", can be concluded that: 1) The divergence of political influence that ulama and dayah have in the implementation of the electoral political constellation is very large, many people folllow or make ulama as a reference in determining their choice of politilal partiles in the general election in East Aceh Regency. 2) In providing support to political parties or election participants, ulama and dayah have causes or driving factors that cause divergence in poliltical support from ulama and dayah towards political parties in the implementation of elelctoral politilcs in East Aceh Regency.
Pendampingan Melalui Sosialisasi Tentang Bahaya Perundungan atau Bullying Pada Anak di Desa Bangka Jaya Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara A. Rahman, Dahlan; Abubakar, Muhammad Bin; Zulhilmi, Zulhilmi; Abdullah, Taufik; Mulyadi, Mulyadi; Rizwan, Muhammad; Faisal, Naidi; Muchlis, Muchlis
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v2i1.17408

Abstract

Fenomena perundungan atau bullying memberikan sebuah fakta bahwa hal tersebut terjadi di kalangan orang dewasa, remaja dan anak. Karena berawal dari candaan menjadi hal yang serius dan berujung kepada hilangnya kepercayaan diri korban oleh pelaku perundungan atau bullying. Maka tidak mengherankan fenomena tersebut membuat hal yang dianggap lumrah namun membawa dampak yang besar bagi perkembangan mental korban perundungan. Hal ini yang sering membuat terjadinya ganguan mental dan traumatik sehingga perlu adanya penanganan yang lebih intens dilakukan oleh semua pihak termasuk peran dari orang tua. Jadi perundungan bukan hal yang biasa namun perlu adanya penanganan serius dari semua pihak sehingga tidak banyaknya korban dari anak-anak tersebut. Kegiatan Pkm ini dilaksanakan di desa Bangka Jaya terkait dengan sosialisasi terkait bahaya perundungan atau bullying pada anak. Maka pelaksanaan kegiatan PkM ini diharapkan mampu meningkatkan karakter anak-anak yang berbudi luhur dan memiliki rasa empati dan humanis. Sehingga perilaku perundungan atau bullying dapat dihindari yang paling penting dukungan dari semua pihak sehingga permasalahan ini bisa dihindari dan dimasa yang akan dating tidak ada lagi kasus perundungan atau bullying pada anak di desa Bangka Jaya Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara dan dapat menjadi percontohan sebagai wilayah yang bebas dari perilaku perundungan pada anak secara nasional.
PELATIHAN DIGITAL MARKETING UNTUK PENGUSAHA MUDA DI DI GAMPONG UTEUNKOT KOTA LHOKSEUMAWE Faisal, Naidi; Rahman, Bobby; Fasya, Teuku Kemal; Muchlis, Muchlis; Muzaffarsyah, Teuku
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol. 5 No. 1 (2024): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/icomse.v5i1.13966

Abstract

Keterampilan dan pengetahuan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran sangat penting di era ekonomi digital, keberadaan online dan strategi pemasaran digital yang efektif sangat penting bagi pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang berbagai aspek digital marketing perlu diketahui. Pengenalan konsep dasar digital marketing, seperti pentingnya keberadaan online dan strategi untuk membangun brand yang kuat. Penggunaan berbagai platform digital seperti media sosial (Facebook, Instagram, Twitter), website, dan e-commerce diajarkan untuk membantu peserta memanfaatkan alat-alat ini secara efektif. Teknik Search Engine Optimization (SEO) dan Search Engine Marketing (SEM) juga dibahas untuk meningkatkan visibilitas bisnis di mesin pencari. Selain itu, peserta pelatihan diberikan keterampilan dalam desain grafis dan copywriting untuk membuat konten pemasaran yang menarik. Mereka juga belajar tentang fotografi dan videografi produk untuk meningkatkan daya tarik visual di platform digital. Pemanfaatan alat analitik seperti Google Analytics dan Facebook Ads Manager diajarkan untuk membantu peserta mengukur efektivitas kampanye mereka dan membuat keputusan berbasis data. Metode pelatihan meliputi workshop, hands-on training, dan sesi mentoring. Workshop dan hands-on training memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari, sementara mentoring dan pendampingan dari ahli digital marketing membantu peserta mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi dalam bisnis mereka. Evaluasi dan feedback dilakukan setelah pelatihan untuk mengukur pemahaman dan kemampuan peserta, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut. Dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam pelatihan ini, diharapkan pengusaha muda di Gampong Uteunkot dapat meningkatkan penjualan, brand awareness, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
From Identity to Evaluation: Political Reorientation among Generation Z Voters in Post-Conflict Aceh Faisal, Naidi; Abdullah, Taufik; Mulyadi, Mulyadi; Abubakar, Muhammad bin; Muzaffarsyah, T.
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v6i1.7662

Abstract

This article examines the political reorientation of Generation Z voters in Aceh, Indonesia, between the 2019 and 2024 presidential elections. In Aceh—a post-conflict region where Islamic values and inherited political affiliations continue to shape civic life—young voters have traditionally aligned with electoral choices informed by family ties, clerical influence, and communal expectations. Using a sequential explanatory research design, this study combines survey data from two election cycles (n=73 in 2019; n=267 in 2024) with 30 in-depth interviews across three public universities. Findings reveal a notable shift from identity-based loyalty toward a more evaluative form of political reasoning. By 2024, many respondents reported prioritizing leadership credibility, programmatic vision, and policy clarity over ethnic and religious affiliation. This transformation was catalyzed by increased exposure to diverse information via social media, peer deliberation, and civic engagement in academic settings. However, the shift unfolded amid significant tension, particularly from family members and educators who framed political choice as a moral imperative. Respondents navigated these pressures through selective compliance, quiet dissent, and emerging political autonomy. This behavioral shift is understood here as a form of selective identity politics, in which inherited affiliations remain relevant but are increasingly subjected to rational and ethical scrutiny. The study contributes to broader discussions on youth political agency, identity negotiation, and democratic participation in culturally embedded and post-conflict contexts.
Pendampingan Sosial Melalui Edukasi Bahaya Gadget pada Anak di Bangka Jaya Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Rahman, Dahlan A.; Zulhilmi; Bin Abubakar, Muhammad; Faisal, Naidi; Abdullah, Taufik; M. Rizwan
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v3i2.22943

Abstract

Gadgets are digitally multifunctional communication tools in helping us provide information that is global in nature. So gadgets themselves have also become a trend in the world of children because of the various game facilities offered. Gadgets also make children get carried away by the impact and influence on their behavior so that many problems occur in the aspect of bad behavior. Children's souls are playing, of course, with the presence of gadgets, it has a huge impact on their growth and development. The majority of people spend a lot of time using gadgets every day. This is what happened to children in Bangka Jaya Village where the influence of gedget was very large. This is also inseparable from the role of parents towards their children. The implementation of community service in Bangka Jaya village, Dewantara district, North Aceh Regency is related to these problems. Therefore, the implementation of this PkM activity is expected to be able to improve the character of children who are virtuous and have good intelligence and mentality. This needs to be built in providing room for actualization for children but under parental control, including in the use of gadgets. In addition, the role of teachers and also the community is needed to support externally or positive support from outside the home. So Bangka Jaya village, Dewantara district, North Aceh Regency is expected to be able to implement this PkM application in the midst of its community.
FROM PEACE AGREEMENT TO POLITICAL ARENA: WOMEN’S PARTICIPATION IN POLITICS AFTER 15 YEARS OF THE MOU HELSINKI IN ACEH Teuku Muzaffarsyah; Bobby Rahman; Naidi Faisal; Fidhia Aruni; Rifki Elindawati
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol. 10 No. 1 (2025): General Issues
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpi.v10i1.3170

Abstract

The Helsinki MoU is the peace agreement signed on August 15, 2005, between the Government of the Republic of Indonesia and the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka, GAM) in Helsinki, Finland. In the context of political participation, the MoU urges Acehnese to increase women's participation in politics through affirmative action, particularly a 30% quota in legislative bodies. However, after 15 years of the MoU, Acehnese women’s participation in politics is still yet far from the quota. Thus, this study aims to examines the effectiveness affirmative action policy through the landscape of gender and the persistent gaps between policy intent and outcomes. This study used a qualitative reseach method with post-positivist approach. The data were collected through in-depth interviews with members of the Aceh People’s Representative Council (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, DPRA), political party representatives, and women's empowerment officials. The secondary sources were derived from legislation, reports, and media. Findings reveal persistent structural, cultural, and institutional barriers, such as patriarchal norms, limited political support, insufficient resources, and weak institutional enforcement—that hinder the effectiveness of affirmative action policies. As the result we found that while legal frameworks exist, the actual empowerment of women in Aceh’s political sphere remains constrained and symbolic. 
Peran Pemerintah Daerah Dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Asahan Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada Pemilu Serentak Tahun 2024 Najla Rihadatul Aisy; Muntasir; Naidi Faisal; M. Rizwan; Mulyadi
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran Pemerintah Daerah melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) serta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Asahan dalam mendorong partisipasi masyarakat pada Pemilu Serentak 2024. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada meningkatnya angka partisipasi pemilih di Kabupaten Asahan yang mencapai 74% dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) berjumlah 556.475 orang. Meski demikian, kenaikan partisipasi tersebut masih menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan transparansi data pemilu pada situs resmi KPU Asahan, akses informasi yang belum merata, serta kepercayaan publik yang belum sepenuhnya terbangun kembali.Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi. Informan penelitian meliputi pihak KPU Asahan, Kesbangpol, tokoh masyarakat, serta pemilih. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa KPU Asahan berperan aktif dalam melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media dan pendekatan partisipatif. Sementara itu, Kesbangpol berfungsi sebagai mitra strategis yang memperkuat pendidikan politik berbasis komunitas sekaligus menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Adapun hambatan utama partisipasi pemilih antara lain keterbatasan akses terhadap informasi pemilu yang terpercaya, rendahnya literasi politik, serta kurang transparannya kanal digital resmi KPU. Di sisi lain, kerja sama antara KPU dan Kesbangpol menjadi faktor pendukung penting dalam mengedukasi pemilih serta membangun kesadaran politik, khususnya melalui pendekatan komunikasi politik yang adaptif dan berbasis lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan peningkatan partisipasi pemilih tidak hanya diukur secara kuantitatif, tetapi juga ditentukan oleh kualitas strategi komunikasi serta keterbukaan informasi yang disediakan oleh lembaga terkait
Family resilience factors in conflict region Mawarpury, Marty; Naidi Faisal, Naidi
Jurnal Psikologi Islam Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Psikologi Islam
Publisher : Asosiasi Psikologi Islam (API) Himpsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.455 KB) | DOI: 10.47399/jpi.v4i1.33

Abstract

Aceh is one of provinces in Indonesia exposed to traumatic events such as armed and politic conflict for decades until the Tsunami disaster in 2004. The impact is structural damage to the socio-culturaland society wellbeing. Most studies of the conflict are reviewed from pathological life experience perspective which managed individually, however some studies showed that experience in life may produce positive effect called resilience. Family resilience can occur in various contexts, but in the conflict context are still understudy, especially in Indonesia. The aim of this research was to identify determinant of family reselience in Aceh. The research used qualitative approach with case study method. Depth interview was conducted on three families with elligibility criteria i.e. had violence both personally and family member during conflict period 1998-2005, aged over 25 years, staying together with family and living in North Aceh. The result showed that factors affecting family resilience in conflict region consisted of religiosity, coping flexibility, social support, optimism and family structure. Furthermore, individual resilience in family contributed to family resilience in facing challenges and difficulties due to conflict. Keywords : Family Resilience, Conflict, Aceh