Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Etnoekologi tentang Nelayan dan Jaring Cantrang di Kabupaten Rembang Sari, Hesti Rofika; Brata, Nugroho Trisnu
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2017.1.2.1983

Abstract

The article discuss about ecology among fisherman community who use cantrang nets in Tasik Agung village, Rembang Regency. The purpose in this research is to know the local wisdom in Utilizing cantrang nets and the impact of banning the use of cantrang nets. This research uses qualitative method. The result of this research in analized by using determinisme theory from Julian Steawerd and concept of adaptation and environment form Kaplan. The result of this study indicate that the cultural system and local knowledge in the community Tasik Agung village is a prcess of understanding the environtment. And the prohibition of the use of nets cantrang overall impact not only the fisherman who feel but the wider community also impact.
Struktur Organisasi Kerja Di Kalangan Penambang Pasir Dan Dampak Terhadap Lingkungan, Ekonomi Dan Sosial Di Segitiga Pertambangan Pasir Maulidah, Siti; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas bekerja selalu melekat dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini membahas tentang struktur organisasi kerja di kalangan masyarakat yang bekerja menambang pasir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang menjadi alasan masyarakat menambang pasir, mengetahui struktur organisasi kerja pertambangan pasir, dan mengetahui dampak struktur organisasi kerja terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat sekitar area pertambangan. Lokasi penelitian di daerah “segitiga pertambangan pasir” Kecamatan Boja yang berada di tiga dusun yang salin berbatasan yaitu Dusun Klesem, Teseh dan Kedungdowo. Peneliti menggunakan metode kualitatif dalam melakukan penelitian ini. Analisis atas data menggunakan teori struktur agrarian ala Gunawan Wiradi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan yang menyebabkan masyarakat melakukan penambangan pasir adalah faktor ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sempitnya lapangan pekerjaan, faktor usia yang sudah tidak produktif lagi, dan faktor aturan yang tidak mengikat ketat. Struktur organisasi kerja terbentuk dengan adanya aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi dalam pertambangan pasir. Dalam struktur organisasi kerja ini terdapat relasi antara satu agensi dengan agensi lain. Dampak struktur organisasi kerja pertambangan pasir menimbulkan beberapa dampak yaitu dampak lingkungan,  dampa kekonomi dan dampak sosial. This research explained about the work organizational structure among sand miners. The purpose of this study is to determine the causes of sand mining, to know the organizational structure of sand mining work, and to know the impact of the work organizational structure on the environment, economy and social community around the mine. The location of the study was in the Sand Mining Triangle in the District of Boja in three hamlets namely Klesem Hamlet, Teseh Hamlet and Kedungdowo Hamlet. Researchers used qualitative methods in this study. Data analysis uses Gunawan Wiradi agrarian structure theory. The results showed that the causes of sand mining were caused by economic factors because to meet the needs of life and economic limitations, the age factor was no longer productive and the rules were not bound. The organizational structure of work is formed by the activities of production, distribution and consumption in sand mining in the structure of this work organization has a relationship between one party and another. The impact of the organizational structure of sand mining work caused some impact are environmental impact, economic impact and social impacts.
MAKNA SIMBOLIK RITUAL BUANG ANAK DI DESA PONCOHARJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK Suliyah, Suliyah; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ritual “buang anak” adalah ritual di mana anak “harus dibuang” karena memiliki hari kelahiran atau weton sama dengan salah satu anggota keluarganya. Fenomena ini terjadi pada masyarakat di Desa Poncoharjo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pelaksanaan ritual “buang anak” di Desa Poncoharjo, (2) tata cara pengembalian hak asuh secara simbolik, dan (3) fungsi ritual “buang anak”. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, validasi data, dan triangulasi data. Analisis data memakai metode analisis data kualitatif yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) di dalam kehidupan masyarakat terdapat pelaksanaan ritual “buang anak” yang didasarkan dengan hari kelahiran atau weton yang dimiliki sama dengan anggota keluarga yang lain, (2) Pengembalian hak asuh anak secara simbolik akan dilaksanakan jika anak yang bersangkutan laki-laki yaitu ketika dikhitan. Sedangkan untuk anak perempuan yaitu ketika melangsungkan pernikahan, (3) Fungsi dilaksanakanya ritual “buang anak” sebagai upaya mencari keselamatan atau tolak balak bagi seluruh anggota keluarga yang bersangkutan, dan menjadi ritual yang dipercaya oleh masyarakat.
Gibek: Aktivitas Ilegal Pertambagan Batu Kapur dan Dampak Ekologi di Kabupaten Blora Agustin, Diana Nur; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gibek merupakan aktivitas pemanfaatan sumber daya alam batu kapur sebagai proses adaptasi masyarakat. Aktivitas gibek merupakan aktivitas pertambangan ilegal yang sudah berjalan kurang lebih sejak tahun 1980-an. Aktivitas yang berlangsung secar turun temurun, dilalukan masyarakat sebagai pekerjaan sampingan di samping pekerjaan utama bertani. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui cara masyarakat Desa Kajengan memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal, untuk kelangsungan hidup, 2) untuk mengetahui pola-pola aktivitas masyarakat Desa Kajengan dalam memanfaatkan area pertambangan batu kapur, 3) untuk mengatahui pengaruh aktivitas pertambangan batu kapur terhadap kondisi lingkungan ekologi sekitar area pertambangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Kajengan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologi budaya oleh Julian H. Steward. Hasil penelitian menunjukan:  1) pemanfaatan sumber daya alam batu kapur yang ada di Desa kajengan merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungan untuk bertahan hidup, 2) disisi lain pemanfaatan sumber daya ini merupakan aktivitas ilegal yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat, dengan alasan aktivitas tersebut berada di tanah milik masyarakat dan dalam prakteknya, pekerja pertambangan hanya menggunakan peralatan sederhana dan manual, 3) dengan adanya aktivitas tersebut kini berdampak pada sumber Mata Air Kajengan yang dari tahun ke tahun debit airnya berkurang.
PERMASALAHAN ANAK-ANAK TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI KAMPUNG BURUH MIGRAN SEBAGAI AKIBAT AKTIVITAS MIGRAN Fajar, Fajar; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji permasalahan anak yang timbul akibat aktivitas migran. Salah satu persoalan Tenaga Kerja Wanita (TKW) mengenai salah asuh anak yang mendapat perhatian Serikat Buruh Migran Wanita (SBMW) cabang Wonosobo. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengamatan. Analisis data akan disajikan dengan kualitatif model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak anak yang ditinggal ibunya bekerja keluar negeri. Anak yang ditinggal ke luar negeri ada yang berusia di bawah 5 tahun, ada juga anak yang berusia SD hingga remaja. Permasalahan yang muncul dari fenomena tersebut adalah berupa: kesulitan berkomunikasi, minder dan murung, kapiran (tidak diperhatikan), dan hyperaktif. Permasalahan itu muncul pada anak-anak yang usianya dibawah 5 tahun. Permasalahan lainnya yaitu anak remaja hingga dewasa mulai berani memaksa dan mengancam ibunya untuk memenuhi segala permintaannya, sering tidak masuk sekolah bahkan sampai tidak naik kelas dan dropout dari sekolah. kongko-kongko, mabuk, menunjukan sikap malas, tidak mau bekerja karena mengandalkan remiten dari ibunya, bahkan ada pula yang mencuri dan melakukan pergaulan bebas.
Exploiting of Natural Resources as Livelihoods of The Border Citizens in The Sebatik Island, North Kalimantan Brata, Nugroho Trisnu; Wicaksono, Harto; Pramono, Didi
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 12, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v12i2.24392

Abstract

This study aims to discuss social values of political-economic activities in the community that lives in a village located on the state border and to study the narration of the community toward the existence of the state. This research uses a qualitative method, and the data is collected through observation and interview. The research location is in Sungai Limau Village, Sebatik Tengah District, Nunukan Regency, North Kalimantan Province. This paper shows that in Sebatik Island, especially in Sungai Limau Village, there is a change in the environment . There are many banana trees in that village. In the beginning, bananas are considered to have low economic value. But then, there is a creative idea from one of the local people, which is initiating a processed banana. After being processed, bananas turn out to have higher economic value. They see a marketing opportunity in Tawau City, Sabah, Malaysia, across the state border, and it is hard for them to go through the border. For the local people, the state border is no longer considered a ‘sacred area’ and forbidden to enter. Based on the research, it can be concluded that the environment may seem to have limitations in fulfilling people's needs, but then, there is actually hidden potential of natural resources that can be processed to meet their needs.
Authority and Budget for Education Services in the Border Area: Case Study in Sebatik Island, North Kalimantan Brata, Nugroho Trisnu
Forum Ilmu Sosial Vol 47, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v47i1.24269

Abstract

One of the Indonesia’s land border areas is Sebatik Island, Nunukan Regency, North Borneo Province, which borders on Malaysia. This article aims to examine the gap between the expectation of the improvement of educational services and the reality that the quality of educational services is still lagging behind, in Sebatik Island. The point is highlighted by the question, “Why is there gap between expectation and the reality of educational development in Sebatik?” The research method used in this study is qualitative method. Data is collected through observation, interview, and media study. Result and discussion show that border area is seen as “the backyard” of the Republic of Indonesia. Thus, no wonder if the educational development in the border areas, which is still far from the center of power becomes marginal and left behind. In overcoming the backwardness of the border area of the Republic of Indonesia, a new regional government bureaucracy is formed, which is in the form of a district government and provincial government, namely the establishment of the North Borneo Province. Educational sector is still lack of classroom, teachers, and learning facilities, which become the problems in education in the border area between Indonesia and Malaysia, in Sebatik Island. It can be concluded that regional autonomy should be followed by giving the authority to the regional government in the border area in order to improve educational sector and sufficient fund for educational facilities as well as teacher and educational staff according to the need in the border area.
BUDAYA TEKNOLOGI PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL DI SULAWESI SELATAN Brata, Nugroho Trisnu; Romadi, Romadi
Forum Ilmu Sosial Vol 38, No 1 (2011): June 2011
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v38i1.1737

Abstract

This study is an attempt to understand and explain cultural phenomena in the tradition of boat building that became a part of life of most people in South Sulawesi. Siri’ value system ‘ can motivate people to dare to do high risk jobs such as sailing on the ocean, or motivate people to excel in mastering the science of the sea, and motivate people to master technology in boat building. The problems posed here are: (1) How the process of making traditional boats were cultivated by the people in South Sulawesi?; (2) Who were the actors in the process of acculturation of technology in making the boat?The purpose of this research is to try to understand and explain how the traditional boat-making process by the people of South Sulawesi. The study also sought to understand and explain any actor in the process of making the boat. The method used here is a qualitative research method, while the data collection techniques is done by observation and in-depth interviews. Research sites are in District Takalar and Bulukumba in South Sulawesi Province. The results of this study indicate that, in the process of boat building,people still pay attention to the tradition, where the boat launch begins with prayers. This ritual is usually at the time of installation of the wooden keel boat that serves as the foundation of the ship. At the time of the launch of the ship into the water, it is usually preceded by a specifc ritual and barzanji. In addition, an infuential actor in the acculturation of traditional boat technology is the Ponggawa and the buyer who will buy the ship. Konjo tribe which is a sub-tribe of the famous Bugis is society as a maker of traditional boats in South Sulawesi. 
Studi Etnoekologi tentang Nelayan dan Jaring Cantrang di Kabupaten Rembang Sari, Hesti Rofika; Brata, Nugroho Trisnu
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2017.1.2.1983

Abstract

The article discuss about ecology among fisherman community who use cantrang nets in Tasik Agung village, Rembang Regency. The purpose in this research is to know the local wisdom in Utilizing cantrang nets and the impact of banning the use of cantrang nets. This research uses qualitative method. The result of this research in analized by using determinisme theory from Julian Steawerd and concept of adaptation and environment form Kaplan. The result of this study indicate that the cultural system and local knowledge in the community Tasik Agung village is a prcess of understanding the environtment. And the prohibition of the use of nets cantrang overall impact not only the fisherman who feel but the wider community also impact.
Relasi Patron-Klien di antara Tengkulak dan Petani Salak dengan Dampak Sosialnya di Banjarnegara Imaniar, Afwina; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sigaluh adalah salah satu desa di Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara dengan lahan dijadikan sebagai perkebunan salak oleh para petani salak. Fenomena yang terjadi petani lebih mengutamakan untuk menjual hasil panennya kepada tengkulak desa. Hal ini tidak lepas dengan adanya pengaruh seorang tengkulak yang sangat dipercayai oleh masyarakat sehingga petani salak sangat bergantung untuk menjual hasil panen kepada seorang tengkulak tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Petani salak menjual salak hanya kepada satu tengkulak di Desa Sigaluh dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama faktor ekonomi, ke-dua faktor kebiasaan, ke-tiga faktor dan ke-empat faktor permainan harga. 2) Relasi patron-klien petani salak dan tengkulak di Desa Sigaluh hingga saat ini berjalan dengan baik karena hubungan yang terjalin tidak hanya hubungan kerja namun terdapat hubungan kerabat yang sudah terjalin lama dari rasa kepercayaan secara turun-temurun oleh orang tua petani yang juga mempercayakan hasil panen kepada keluarga tengkulak pada masanya. 3) Dampak sosial dari relasi patron-klien petani salak dengan tengkulak adalah hubungan yang harmonis antara masyarakat, petani salak dan tengkulak dengan saling tolong menolong dan menghargai.
Co-Authors Adi Sutanto Afifah, Nor Afifah, Nor Afrida, Lutfiana Afrijal, Muhamad Afif Agustin, Diana Nur Ahmad Tohri Anggiarini, Sukma Aprilia Widiastuti Aprilia, Silvi Ayu Aprilia, Silvi Ayu Arin Kholisna Asma Luthfi Dewi Liesnoor S Dewi Liesnoor Setyowati Dzaky, Ammar Fuad Edwin Mirzachaerulsyah Ekasari, Melyani Eko Handoyo Elly Kismini Endri Apriliana Adi Wahyu Eni Kumalasari Eni Winarti Ety Sundari, Ety Ezra Sriadelia Br Pelawi Farha, Fina Nayla Habibah Nuraini Hamdan Tri Atmaja Hamdan Tri Atmaja Hamdan Tri Atmaja Hana Cahyaningtyas Harto Wicaksono, Harto Hendratna Hendratna Heri Tjahjono Hesti Rofika Sari Huwaida, Shania Nur Imaniar, Afwina Juhadi Juhadi Juhadi Khasan Setiaji Kholifah, Listyana Nur Kuncoro Bayu Prasetya, Kuncoro Bayu Kuncoro Bayu Prasetyo Madjid, Winka Silviana Martanti, Nadia Luki Maulidah, Siti MAULIDAH, SITI Maulina Indah Fauziah, Maulina Indah Moh Yasir Alimi Moh Yasir Alimi Moh. Solehatul Mustofa Mohammad Rifky Mufti Riyani Mufti Riyani Musrifah, Siti Musrifah, Siti Muzakki Muzakki, Muzakki Nasukha, Reza Adi Nasukha, Reza Adi Ninuk Sholikhah Akhiroh nurhayati, ika nofita nurhayati, ika nofita Nurul Anita Nurul Fatimah Oktav N, Saka Mahardika Pramono, Didi Pratiwi, Megawati Vika Prayogo, Bagas Puji Hardati Ratri, Indraswari Kumolo Retno Wulan Ayu Saputri Rini Iswari Romadi Romadi Saiya, Susana Fadhara Saka Mahardika Oktav N. Saka Mahardika Oktav Nugraha Saputra, Gandung Surya Sari, Herlina Kartika Sari, Hesti Rofika Sari, Hesti Rofika Septiani, Riska Sri Sukamti, Sri Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti Suliyah Suliyah Suyahmo Suyahmo Syarifah Yuningsih Totok Rochana Tri Marhaeni Pudji Astuti Triyaka, Triyaka Wasino Wasino Wasino Wulandari, Siti Nur Zayyaan, Ghinna Al