Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penggunaan Eudragit L 100 Dalam Formulasi Mikrokapsul Natrium Diklofenak Dengan Teknik Emulsifikasi-Penguapan Pelarut Rahmadevi, Rahmadevi; Zaini, Erizal; Halim, Auzal
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Farmasi Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It has been research about formulation diclofenac sodium that used Eudragit L100. To prepare, using emulsification-solvent evaporation technique, diclofenac sodium-Eudragit L100 microparticles with modified drug sustained release properties and span 80 is emulgator. Methode research is microcapsules were prepared by solvent evaporation method with ratio diclofenac sodium-Eudragit L100 (1:1,125;1:1,25;1:1,5;1:1,75) and characterized by micromeritics, Scanning Electron Microscopy (SEM), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dissolution test using USP apparatus 1 and drug Embadment Efficiency. The result is the microparticle were whitish, irregular, aggregated, and in the size range of 100 – 160 µm size. Drug embedment efficiency was 53,7% - 66,3 %. Characterisation studies indicate that there was no chemical interaction between the drug and the polymer in the microparticles. In Dissolution profile ratio diclofenac sodium and Eudragit L100 can slowly drug release were after 450 minute released diclofenac sodium > 50%. Conclusion: Emulsification-solvent evaporation technique is a suitable method for preparing diclofenac sodium-Eudragit L100 multi-unit controlled release drug delivery system.
FORMULASI SEDIAAN NANOEMULSI DARI MINYAK IKAN (OLEUM IECORIS*) MENGGUNAKAN METODE SONIKASI Rahmadevi, Rahmadevi; Hartesi, Barmi; Wulandari, Konita
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi  nano populer dalam  pengembangan system penghantaran zat aktif pada sediaan obat. Pembentukan teknologi nano pada sediaan farmasi salah satunya adalah nanoemulsi minyak ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sediaan emulsi dengan ukuran nano menggunakan metode sonikasi selama 3 jam. Hasil percobaan dapat diketahui sediaan emulsi minyak ikan kombinasi tween 20 dan span 60 (10:1) memiliki bentuk cair, merah mudah transparan, beraroma khas tween 20, ukuran partikel 1,172 µm waktu 40 menit, transmitan 97%, viskositas 160.0 cPs dan pH 6,3. Hasil penelitian ini sediaan tidak terbentuk nanoemulsi karena proses sonikasi tidak maksimal, maka penelitian ini tidak termasuk sediaan nanoemulsi. 
PENGARUH WAKTU PENGADUKAN TERHADAP UKURAN PARTIKEL EMULSI MINYAK IKAN (OLEUM IECORIS ASELLI) Alfiana, Dessinta; Rahmadevi, Rahmadevi; Sagita, Desi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediaan farmasi menggunakan minyak ikan yang cocok adalah emulsi. Emulsi merupakan sediaan cair, terdiri dari dua fase yang tidak bercampur, tidak stabil secara termodinamika, sehingga dikembangkan menjadi mikro emulsi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan ukuran partikel yang kecil, menggunakan metoda variasi waktu pengadukan selama 20 menit, 40 menit dan 60 menit. Dilakukan evaluasi organoleptis, tipe emulsi, persen transmitan, viskositas dan pH. Emulsi dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 60 (10 : 1) memiliki bentuk cair transparan, beraroma khas tween 80, ukuran partikel yaitu 0,376 µm dengan waktu pengadukan 60 menit, dengan transmitan 98%, viskositas 1,59 cPs dan memiliki pH 4,8.  
Pemanfaatan Tanaman Tradisional Sebagai Penunjang Kesehatan di Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Perawati, Santi; Anggresani, Lia; Andriani, Yuni; Andriani, Lili; Hartesi, Barmi; Rahmadevi, Rahmadevi; Sagita, Desi; Sutrisno, Deny; Medina, Fhatia; Randa, Muhammad; Astridawati, Indah
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v2i1.371

Abstract

Latar Belakang:Survei dan sosialisasi tentang pemanfaatan tanaman tradisional, penggunaan obat sintetis yang baik dan benar, bahaya kosmetik ilegal dan kanker serviks dilakukan atas dasar menyadarkan kembali kepada masyarakat akan pentingnya pengobatan yang berasal dari alam, bahaya penggunaan kosmetik yang tidak terdaftar serta cara mendeteksi kanker serviks khususnya pada wanita. Penggunaan obat sintetis dipilih jika suatu penyakit tidak dapat diatasi oleh obat-obatan tradisional. Selain itu, perlu diimbau kembali kepada masyarakat khususnya para wanita agar mewaspadai kosmetik ilegal yang masih beredar karena bahaya yang ditimbulkan akan sangat serius di kemudian hari. Adapun pengenalan tentang kanker serviks dimana penyakit ini masih menjadi ancaman yang mematikan bagi kaum wanita dikarenakan sulitnya untuk mendeteksi penyakit ini. Metode:Data survei dikumpulkan melalui pemberian kuesioner ke masing-masing rumah warga.Menindaklanjuti hasil survei, maka diadakan sosialisasi yang disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab seputar tema yang dibicarakan Hasil: Hasil survei didapatkan bahwa pertama, warga belum banyak mengetahui kegunaan atau cara memanfaatkan tanaman di sekitar rumah mereka untuk tujuan pengobatan. Kedua, warga sebagian besar tidak mengetahui cara membuang obat yang benar, ketiga para wanita atau ibu-ibu di RT.06 masih ada memakai kosmetik yang ternyata mengandung zat berbahaya dan keempat para wanita atau ibu di RT.06 belum mengetahui apa itu kanker serviks dan bagaimana cara mendeteksi penyakit ini. Kesimpulan:setelah diadakannya sosialisasi masyarakat telah mengetahui manfaat tanaman tradisional, informasi seputar penggunaan obat, bahaya kosmetik ilegal, dan cara mendeteksi sejak dini kanker serviks.
Penggunaan Antibiotik Restriksi Pada Pasien Apendiks Akut, Batu Ginjal dan Cedera Kepala Ringan (CKR) di Bangsal Bedah RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Periode 2017-2019 Andriani, Yuni; Rahmadevi; Fauziah, Wiwin
Journal of Pharmacy and Science Vol. 6 No. 1 (2021): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v6i1.194

Abstract

Tingginya prevalensi penyakit infeksi di Indonesia menyebabkan penggunaan antibiotik meningkat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resiko terhadap resistensi antibotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan antibiotik restriksi pada pasien apendiks akut, batu ginjal dan cedera kepala ringan (CKR) di bangsal bedah Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi periode 2017 – 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang di analisa secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif pada rekam medis pasien apendiks akut, batu ginjal dan CKR yang mendapat terapi antibiotik sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 117 pasien didapatkan sebanyak 36 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Persentase penggunaan antibiotik restriksi terbanyak adalah ciprofloxacin (21,3%) sedangkan levofloxacin (9,4 %). Persentase antibiotik restriksi pada diagnosa apendiks akut yaitu (29%) di tahun 2017, (28%) tahun 2018 dan (31%) tahun 2019 pasien, untuk diagnosa batu ginjal (42%) tahun 2017, (54%) tahun 2018 dan (50%) tahun 2019, sedangkan diagnosa CKR (22%) tahun 2017, (16%) tahun 2018 dan (18%) tahun 2020. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penggunaan antibiotik terbanyak adalah ciprofloxacin 21,3%, persentase penggunaan antibiotik restriksi pada diagnosa apendiks akut, batu ginjal dan CKR terjadi peningkatan dan penurunan.
Hydroxyapatite (HAp) From Tenggiri Fish Bones As Abrasive Material In Toothpaste Formula Lia Anggresani; Yoli Nopita Sari; Rahmadevi Rahmadevi
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 7, No. 1, May 2021
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v7i1.19165

Abstract

Cavities are one of the factors of dental and oral health problems that can be prevented by brushing teeth using toothpaste. Toothpaste can be made from a variety of chemicals, one of which is hydroxyapatite (HAp) which has good biocompatible properties. Hydroxyapatite can be obtained by utilizing tenggiri fish bone waste which has the main element of calcium. Fish bones soaked with NaOH and acetone are then calcined at 800 °C for 3 hours to obtain CaO powder and characterized its elemental content using X-Ray Fluorescence (XRF). CaO obtained was then reacted with (NH4)2HPO4 with a mole ratio of Ca/P 1.67 then heated at 90 °C, added NaOH up to pH 12, then the obtained deposits are filtered and calcined at 900 °C.  The solids obtained from the calcination are then characterized using X-Ray Diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscope (SEM). Hydroxyapatite (HAp) was formulated into toothpaste with the concentrations of 0% (F0), 45% (F1), 50% (F2), and 55% (F3). Toothpaste was evaluated using organoleptic tests, homogeneity tests, foam height tests, dispersability tests, pH and hedonic tests. XRD analysis shows that the resulting hydroxyapatite (HAp) has a crystal structure in accordance with ICSD standard No. 96-900-3549. SEM analysis showed that granular particles measuring 0.1 μm–0.3 μm in size. All formulated toothpastes (F0, F1, F2, and F3) meet the requirements of a good toothpaste.  Hydroxyapatite (HAp) can be formulated into a good toothpaste with a concentration of 45%.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RESTRIKSI PADA PASIEN GEA, ISK DAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI PERIODE 2017-2019 Bunga Debi Lestari; Yuni andriani; Rahmadevi Rahmadevi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.987

Abstract

ABSTRAKTingginya penggunaan antibiotik dapat menyebabkan tingginya kejadian resistensi antibiotik. Semua pihak yang berkaitan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan antibiotik restriksi atau pembatasan jenis antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Persentase Penggunaan antibiotik restriksi pada pasien GEA, ISK dan demam tifoid di bangsal penyakit dalam RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi periode 2017-2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif yang didasarkan pada data rekam medik dan diperoleh 47 pasien yang sesui dengan kriteria inklusi. Dari hasil penelitian penggunaan antibiotik restriksi lebih banyak ditemukan pasien perempuan dari pada laki-laki serta pada kategori usia remaja akhir ( 17-25 tahun ). Jenis antibiotik restriksi yang digunakan di bangsal penyakit dalam RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi periode 2017-2019 adalah ciprofloxacin 20%, levofloxacin 8% dan meropenem 1%. Presentase penggunaan antibiotik restriksi periode 2017-2019 pada diagnosis GEA mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 22% dan meningkat menjadi 44% ditahun 2018 dan 2019. Pada diagnosis ISK mengalami penurunan dan peningkatan, yaitu ditahun 2017 sebesar 16%, mengalami peningkatanan menjadi 43% ditahun 2018. Kemudian ditahun 2019 menurun kembali menjadi 29%. Pada diagnosis demam tifoid mengalami penurunan dan peninkatan yaitu pada tahun 2017 sebesar 19%, mengalami penurunan sebesar 12% ditahun 2018. Kemudian ditahun 2019 meningkat menjadi 25%. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah Presentase penggunaan antibiotik restriksi periode 2017-2019 Pada diagnosis GEA sebesar 22%, 44%, dan 44%. Pada diagnosis ISK sebesar 16%, 43%, dan 29%. Pada diagnosis demam tifoid sebesar 19%, 12%, dan 25%.Kata Kunci : Antibiotik Restriksi, Demam Tifoid, ISK, GEA, Resistensi.
MIKROENKAPSULASI ASETOSAL MENGGUNAKAN EUDRAGIT L 100 DENGAN METODE EMULSIFIKASI PENGUAPAN PELARUT Ali Nofriyaldi; Masril Malik; Rahmadevi Rahmadevi
Pharmacoscript Vol. 1 No. 2 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i2.101

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang mikrokapsul Asetosal dengan cara Mikroenkapsulasi menggunakan metode Emulsifikasi Penguapan Pelarut. Bahan polimer yang digunakan untuk membentuk dinding mikrokapsul ialah Eudragit L 100 ® dengan berbagai perbandingan (1:1,5 ; 1:2 ; 1:2,5 ; 1:3). Sediaan mikrokapsul yang terbentuk dievaluasi dengan distribusi ukuran partikel, foto mikroskopis, penetapan kadar, uji disolusi, dan analisa FTIR. Formula 1 mikrokapsul Asetosal memberikan hasil yang baik. Distribusi rata-rata ukuran partikel formulasi 1 yaitu 78,7805 μm dan yang paling merata diantara keempat formula. Penetapan kadar Asetosal dalam mikrokapsul dengan pelarut etanol dengan perolehan sebesar 103,8429 % pada formula 1 (1:1,5). Uji disolusi mikrokapsul Asetosal menggunakan metode II (Metode Keranjang) dengan medium Aquadest memenuhi persyaratan untuk sediaan lepas lambat dimana pada waktu 8 jam persentase obat terdisolusi sebesar 31,0385 %. Analisa FTIR untuk formula 1,2,3, dan 4 tidak menunjukkan interaksi kimia tetapi terjadi interaksi fisika
VIDEO-BASED LEARNING MEDIA DESIGN AS A GUIDE TO USING TENSIOMETER DUNOY Deny Sutrisno; Rahmadevi Rahmadevi; Barmi Hartesi
Jurnal Teladan: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Teladan Vol.4 No.1 Mei 2019
Publisher : FKIP Unirow Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.993 KB)

Abstract

Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi telah memiliki berbagai fasilitas yang diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran. Diantaranya adalah laboratorium beserta fasilitas di dalamnya. Oleh karena itu perlu adanya media pembelajaran yang agar penggunaan fasilitas yang ada dapat lebih maksimal lagi. Penggunaan alat laboratorium dengan benar dapat membantu dalam menjaga terawatnya alat tersebut. Oleh karena itu, adanya media pembelajaran yang menerangkan tentang cara penggunaan alat laboratorium merupakan hal yang sangat penting. Maka perlu untuk mendesain media pembelajaran untuk untuk menjadi tutorial penggunaan alat laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat media pembelajaran berbasis video sebagai petunjuk penggunaan Tensiometer Dunoy dan mengetahui hasil uji media pembelajaran berbasis video tersebut. Metode pengembangan media pembelajaran melalui 6 tahap kegiatan yakni: (1) menganalisa kebutuhan mahasiswa; (2) merumuskan tujuan perkuliahan; (3) merumuskan butir-butir materi; (4) menyusun instrumen evaluasi; (5) menulis naskah media; (6) melakukan tes/evaluasi. Di samping enam langkah tersebut, tahap validasai ahli sebainya dilakukan terhadap naskah media/ prototipe yang sudah disusun, yaitu sebelum uji coba lapangan. Penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar berbentuk video pembelajaran penggunaan Tensiometer Dunoy.
Jelly Candy Hydroxyapatite from Mackerel Fish Bone Lia Anggresani; Santi Perawati; Ryan Afandi; Rahmadevi
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 9 No. 3 (2022): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v9i32022.279-289

Abstract

Background: Calcium is a mineral that is needed by bones and teeth. Calcium needs have not been achieved evenly among children, about 1000mg/day. Hydroxyapatite contains Ca and apatite which is good for the maintenance of bones and teeth. Hydroxyapatite is made from the bones of mackerel, where the bones of mackerel have a high source of calcium. For easy being consumed for children, the hydroxyapatite made in the form of jelly candy. Objective: The aim of this research was Hydroxyapatite Mackerel Fish Bone can be made as Jelly Candy. Methods: Hydroxyapatite from mackerel bones is made by the precipitation method. Then, hydroxyapatite was formulated into jelly candy with concentrations of hydroxyapatite was 18%, 19% and 20% respectively for Formula I, II and III. Jelly candy evaluation includes organoleptic test, gel strength, khamir and ALT ochre, weight uniformity, pH, hedonics, homogeneity and storage. Results: The evaluation showed that all jelly candy formulas are safe for consumption according to SNI 3547.2-2008. Conclusion: In conclusion, hydroxyapatite mackerel fish bone can be made as Jelly Candy with the best concentration in Formula 1.