Claim Missing Document
Check
Articles

TERAPI BRIDGES SELF MANAGEMENT (BSM) TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN GOUT ARTRITIS DI WILAYAH POSYANDU LANSIA BUGAR SURABAYA Sari, Ethyca; Siagian, Martha Lowrani; Sulistyowati, Heny
Bahasa Indonesia Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v13i2.667

Abstract

Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. penurunan kualitas hidup penderita Gout artritis yang meliputi aktivitas sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas sosial, pekerjaan, istirahat. Kualitas hidup yang menurun dapat mempengaruhi semangat hidup penderita. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi terapi Bridges Self Management (BSM), kualitas hidup dan menganalisa pengaruh terapi bridges self management dengan kualias hidup lansia dengan gout artritis. Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimental dengan pendekatan per – post test dengan sampel 35 responden lansia dengan gout artritis di Posyandu Lansia Bugar RW 08 Jojoran Kecamatan Gubeng Kota Surabaya diambil menggunakan tehnik sampling simple random sampling. Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREFF (Who Quality of Life). Terapi Bridges Self Management menggunakan TAK (sistem terapi aktivitas kelompok). Data dianalisis dengan program SPSS 27.0 menggunakan uji T-test Wilcoxon Rank Test di dapatkan Hal ini berarti terdapat pengaruh antara terapi Bridges Self Management dengan Kualitas Hidup lansia dengan gout artritis (H0 ditolak, H1 diterima). Implikasi hasil penelitian adalah kualitas hidup lansia dengan gout artritis mengalami penuunan yang disebabkan oleh perubahan anggota gerak yang iakibatkan oleh penyakit, melalui terapi bridges self management mampu untuk memberikan perubahan terhadap kualitas hidup lansia meski tidak signifikan.
Peduli Ibu Rumah Tangga Melalui ‘Gesini” (Gerakan Deteksi Dini) Tb Anak Di Wilayah Surabaya Berbasis Kearifan Lokal Sari, Ethyca; Aristina Halawa; Dewi Perwita Sari; Dianita Primi Hastuti
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 1 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v6i1.1905

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease, childhood TB occurs due to attacks by Mycobacterium Tuberculosis bacteria in the lungs and is a disease that can be cured and is not a hereditary disease. However, currently TB cases in Indonesia are still relatively high and Indonesia is ranked second after India. Children are an age that is very vulnerable to the transmission of Tuberculosis. The transmission rate and danger of transmission are high in the 0 - 6 year age group and the 7 - 14 year age group. The aim of this Community Service is to increase the knowledge and abilities of housewives through "GESINI" as an effort to assist in preventing the increase in pulmonary TB through activities for early detection of TB in children. The method of implementing this activity includes preparation, data analysis, planning, implementation and evaluation of activities. The results of the implementation showed that the knowledge of housewives when the pretest knowledge was carried out was at a poor level, after being given the training material, a post test was carried out showing that the majority had a good level of knowledge. When housewives carry out direct implementation in the community, most of the results show that they are correct in carrying out both data studies and assessing TB scoring in children, so it can be said that the implementation of Caring for Housewives training through "GESINI" (Early Detection Movement) for Children's TB In the Surabaya area based on local wisdom, it can be implemented well and run smoothly. It is hoped that this activity can be carried out continuously and made into a program in the Putat Jaya Subdistrict RW, so that the knowledge of all communities in the area will be better about this TB disease.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER TENTANG KELAINAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA PADA MASA PANDEMI Sari, Ethyca
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.502

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kader Posyandu tentang tumbuh kembang anak melakukan peningkatan pengetahuan deteksi dini kelainan tumbuh kembang anak pada masa pandemi . Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan adalah ceramah, diskusi melalui zoom . Materi yang disampaikan mencakup deteksi kelainan tumbuh kembangan anak tinjauan psikologis – linguistik ( Psikolinguistik ) dan edukatif, gizi anak dalam masa pertumbuhan, serta pencegahan dan penanggulangan kelainan tumbuh kembang anak pada masa pandemi . Peserta 20 kader kesehatan Posyandu Kelurahan Gundih , Kecamatan Bubutan . Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 20 Juli 2020 . Hasil yang diperoleh adalah seluruh peserta menyatakan penyelenggaaran ini sangat bermanfaat uentuk mengenali secara kelainan tumbuh kembang anak di Posyandu 80% peserta menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang 100 % dilihat dari hasil kuisioner post test yang disi melalui google form yang dibandingkan dengan pre testnya
PERAN SATGAS TB MELALUI EDUKASI PENCEGAHAN TB DI MASYARAKAT WILAYAH KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA Sari, Ethyca; Aprilia, Devi
Jurnal Booth Dharma Medika Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Booth Dharma Medika
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i2.554

Abstract

Satgas Penanggulangan Tuberkulosis (Tb) mempunyai peran antara lain mendampingi pasien mengakses pengobatan serta mengatasi segala permasalahan sosial yang dihadapi pasien. Termasuk pula memberikan intervensi terhadap lingkungan tempat tinggal pasien apabila rumahnya tidak layak huni serta memberikan edulkasi secara berkesianmbungan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam merubah perilaku pencegahan Tb. Tujuan pengabdian masayakat ini adalah untuk membantu masyarakat lebih menyadari pentingnya mencegah penularan Tb yang ada di sekitar lingkungannya. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah penyuluhan kesehatan dengan media leaflet dan Pre Test dan Post Test dengan jumlah warga masayarakat 50 orang. Hasil dari pre test dan post test di dapat adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam penularan serta pencegahan penyakit TB Paru. Yang mana tingkat pemahaman sebelumnya sebesar 64 % setelah dilakukan penyuluhan tingkat pemahaman masyarakat naik menjadi 80% terhadap penularan dan pencegahan Tb.
PENGALAMAN IBU DALAM MERAWAT ANAK DENGAN STUNTING DAN TUBERKULOSIS : STUDI FENOMENOLOGI DI SURABAYA Sari, Ethyca; Dinarsih, Herisa
Bahasa Indonesia Vol 14 No 1 (2025): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v14i1.695

Abstract

Pendahuluan : Stunting dan tuberkulosis (TB) merupakan dua masalah kesehatan anak yang saling berkaitan dan berdampak pada tumbuh kembang anak secara jangka panjang. Peran ibu sebagai pengasuh utama sangat penting dalam proses perawatan anak dengan kondisi ganda ini. Namun, pengalaman subjektif ibu dalam menghadapi tantangan tersebut masih jarang diteliti secara mendalam.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu dalam merawat anak dengan stunting dan tuberkulosis di Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Partisipan terdiri dari delapan ibu yang memiliki anak usia 1–5 tahun dengan diagnosis stunting dan TB, yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil: Hasil analisis menghasilkan lima tema utama, yaitu: (1) reaksi emosional ibu saat menerima diagnosis, (2) strategi perawatan anak, (3) dukungan sosial yang diterima, (4) hambatan dalam proses perawatan, dan (5) makna serta harapan ibu terhadap kondisi anak. Ibu mengalami berbagai tekanan emosional dan sosial, namun tetap berusaha menjalankan perawatan dengan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan. Kesimpulan:Pengalaman ibu dalam merawat anak dengan stunting dan tuberkulosis merupakan proses yang kompleks dan emosional. Diperlukan dukungan menyeluruh dari tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keberhasilan perawatan anak.
Hubungan sikap dengan kepatuhan diet diabetes melitus pada lansia di posyandu lansia Siagian, Martha; Ethyca Sari; Pradesty, Citra Nawang
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 4 No. 2 (2025): July Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v4i2.1113

Abstract

Background: Attitude can be defined as a person's assessment (opinion) of a stimulus or object (in this case a health problem). Diabetes Mellitus or diabetes is a metabolic disorder that arises due to an increase and decrease in blood sugar levels from the normal value of random blood sugar levels >> 200mg / dl or fasting blood sugar levels >> 120 mg / dl, which occurs acutely or chronically. Diabetes can occur in anyone, but this condition is more common in the elderly. In the elderly, there are physical and biological changes so that the performance of each organ function decreases. Elderly compliance with the DM diet is how the elderly regulate their food which is known as 3J, namely the number of calories needed, the meal schedule that must be followed, and the types of food that must be considered. Purpose: To determine the relationship between attitudes and DM diet compliance in the elderly. Method: Cross Sectional research design. The sampling method used is Total Sampling. The sample taken was 40 respondents, namely Elderly people with Diabetes Mellitus at the Elderly Posyandu, Pagerwojo Village, RW 06 Buduran Sidoarjo, in the 4th week of October. The data for this study were taken using a questionnaire. After being tabulated, the existing data was analyzed using the Chi Square test with a significance level of 0.05, p value = 0.000 (<0.05) indicating a relationship between attitudes and DM diet compliance in the elderly. Results: It was found that 30 people (75%) had poor attitudes and diet compliance in the non-compliant category, so the suggestion for this research location is to hold regular DM diet counseling. Conclusion: The attitudes of DM sufferers are mostly in the poor category. The compliance of DM sufferers' diet is mostly in the non-compliant category. There is a relationship between attitudes and DM diet compliance in the elderly. Keywords: Attitude; Compliance; Diabetes Mellitus Diet; Elderly. Pendahuluan: Sikap bisa didefinisikan sebagai penilaian (pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan). Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis merupakan gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan dan penurunan kadar gula darah dari nilai normal kadar gula darah sewaktu >> 200mg/dl atau kadar gula darah puasa >> 120 mg/dl, yang berlangsung secara akut maupun kronis. Diabetes dapat terjadi pada siapa saja, tetapi kondisi ini lebih sering dialami oleh lansia. Pada lansia mengalami perubahan fisik dan biologis sehingga kinerja fungsi setiap organ menurun. Kepatuhan lansia menjalankan diet DM adalah bagaimana lansia mengatur makanannya yang dikenal dengan 3J yaitu jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makanan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang harus diperhatikan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan diet DM pada lansia. Metode: Desain penelitian Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Sampel yang diambil 40 responden yaitu Lansia penderita Diabetes Melitus di Posyandu Lansia Desa Pagerwojo RW 06 Buduran Sidoarjo, pada bulan oktober minggu ke 4. Data penelitian ini diambil menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0.05, p value = 0.000 ( < 0.05 ) menunjukan ada hubungan sikap dan kepatuhan diet DM pada lansia. Hasil: Didapatkan 30 orang (75%) memiliki sikap kurang dan kepatuhan diet kategori tidak patuh, sehingga saran bagi tempat penelitian ini sebaiknya diadakan penyuluhan diet DM secara berkala. Simpulan: Sikap penderita DM sebagian besar kategori kurang. Kepatuhan diet penderita DM  sebagian besar kategori tidak patuh. Terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan diet DM pada lansia. Kata Kunci: Diet Diabetes Melitus; Kepatuhan; Lanjut Usia; Sikap.
Peduli Ibu Rumah Tangga Melalui ‘Gesini” (Gerakan Deteksi Dini) Tb Anak Di Wilayah Surabaya Berbasis Kearifan Lokal Sari, Ethyca; Aristina Halawa; Dewi Perwita Sari; Dianita Primi Hastuti
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 1 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v6i1.1905

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease, childhood TB occurs due to attacks by Mycobacterium Tuberculosis bacteria in the lungs and is a disease that can be cured and is not a hereditary disease. However, currently TB cases in Indonesia are still relatively high and Indonesia is ranked second after India. Children are an age that is very vulnerable to the transmission of Tuberculosis. The transmission rate and danger of transmission are high in the 0 - 6 year age group and the 7 - 14 year age group. The aim of this Community Service is to increase the knowledge and abilities of housewives through "GESINI" as an effort to assist in preventing the increase in pulmonary TB through activities for early detection of TB in children. The method of implementing this activity includes preparation, data analysis, planning, implementation and evaluation of activities. The results of the implementation showed that the knowledge of housewives when the pretest knowledge was carried out was at a poor level, after being given the training material, a post test was carried out showing that the majority had a good level of knowledge. When housewives carry out direct implementation in the community, most of the results show that they are correct in carrying out both data studies and assessing TB scoring in children, so it can be said that the implementation of Caring for Housewives training through "GESINI" (Early Detection Movement) for Children's TB In the Surabaya area based on local wisdom, it can be implemented well and run smoothly. It is hoped that this activity can be carried out continuously and made into a program in the Putat Jaya Subdistrict RW, so that the knowledge of all communities in the area will be better about this TB disease.
Remaja Peduli Bencana : Implementasi “ Gesana “ ( Gerakan Sadar Bencana) Di Wilayah Surabaya Berbasis Kearifan Lokal Sari, Ethyca; Nurul Imam; Fikria Marfuatin Nur
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 3 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian ini berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan remaja terhadap bencana melalui program “GESANA” (Gerakan Sadar Bencana) di RW 2 Kelurahan Putat Jaya, Surabaya. Permasalahan utama adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan remaja terkait mitigasi bencana serta belum terintegrasinya kearifan lokal dalam edukasi kebencanaan. Kegiatan dilakukan melalui pelatihan, simulasi evakuasi, pembentukan relawan, dan penyuluhan berbasis kearifan lokal. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan (kategori baik meningkat dari 10% menjadi 68%) dan keterampilan remaja (kategori baik meningkat dari 10% menjadi 62%) dengan p-value < 0,001. Kegiatan ini sejalan dengan SDGs dan Asta Cita, memperkuat peran remaja sebagai agen perubahan dalam menciptakan komunitas tangguh bencana berbasis budaya lokal. Keywords: GESANA, remaja, kearifan local, Banjir, Kebakaran
Remaja Peduli Bencana : Implementasi “ Gesana “ ( Gerakan Sadar Bencana) Di Wilayah Surabaya Berbasis Kearifan Lokal Sari, Ethyca; Nurul Imam; Fikria Marfuatin Nur
JURNAL PENGABDIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Vol 6 No 3 (2025): Teknologi Tepat Guna (TTG)
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47942/jpttg.v6i3.2085

Abstract

Kegiatan pengabdian ini berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan remaja terhadap bencana melalui program “GESANA” (Gerakan Sadar Bencana) di RW 2 Kelurahan Putat Jaya, Surabaya. Permasalahan utama adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan remaja terkait mitigasi bencana serta belum terintegrasinya kearifan lokal dalam edukasi kebencanaan. Kegiatan dilakukan melalui pelatihan, simulasi evakuasi, pembentukan relawan, dan penyuluhan berbasis kearifan lokal. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan (kategori baik meningkat dari 10% menjadi 68%) dan keterampilan remaja (kategori baik meningkat dari 10% menjadi 62%) dengan p-value < 0,001. Kegiatan ini sejalan dengan SDGs dan Asta Cita, memperkuat peran remaja sebagai agen perubahan dalam menciptakan komunitas tangguh bencana berbasis budaya lokal. Keywords: GESANA, remaja, kearifan local, Banjir, Kebakaran
Interactive Counseling Skills Method to Improve Parental Compliance and Self-Efficacy in Child Tuberculosis Prevention Therapy: A Mixed Methods Study Sari, Ethyca; Siagian, Martha Lowarni; Aprilia, Devi
Journal of Applied Nursing and Health Vol. 7 No. 3 (2025): Journal of Applied Nursing and Health
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/janh.v7i3.417

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is transmitted through saliva droplets containing Mycobacterium tuberculosis. TB Preventive Therapy (TPT) is provided to individuals infected with M. tuberculosis who do not show symptoms of active disease, particularly as part of a child contact investigation. The success of TPT largely depends on parental self-efficacy and adherence in supporting their children throughout therapy. The Interactive Counseling Skills (ICS) strategy is proposed to strengthen these factors. The aim is to examine the effect of ICS on parents’ self-efficacy and adherence in accompanying their children during TPT.. Methods: This study used a mixed-methods approach with quantitative and qualitative data, applying a sequential explanatory design. Sampling was conducted using a quasi-experimental method with a total of 60 participants divided into intervention and control groups. Instruments used included questionnaires and interview guides, with validity tested through Cronbach’s Alpha and triangulation. Data analysis was conducted using the Paired T-Test/Wilcoxon test and thematic analysis. Results: The findings showed a significant increase in parental self-efficacy (p = 0.001) and treatment adherence (p = 0.002) in the intervention group compared to the control group. Qualitative findings supported the quantitative results, with parents in the intervention group stating that the interactive counseling sessions provided them with a better understanding of TB, increased their confidence in supporting the therapy process, and helped them understand the importance of regular TPT administration after attending the ICS sessions. Conclusion: This study demonstrates strong convergence, where the parents’ experiential narratives reinforce significant statistical data. The intervention not only increased self-efficacy and adherence rates but also fostered changes in attitude, understanding, and confidence. It is necessary to develop ICS training modules for healthcare workers so that this intervention can be implemented sustainably and consistently within family-based health services