Claim Missing Document
Check
Articles

Anchovies (Stolephorus sp.) By-product Material as a Fish-feed Ingredient of Seurukan Fish (Osteochilus vittatus): Effect on Growth Performance and Gut Morphology Ilham Zulfahmi; Anggi Audila; Ayu Nirmala Sari; Firman M Nur; Rudy Agung Nugroho; Iwan Hasri
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 11 No. 2 (2022): JAFH Vol. 11 No. 2 June 2022
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v11i2.33189

Abstract

Fish meal is an important part of raw material for fish feed. However, the use of fish meal is considered unsustainable, compete with human being and expensive. By product of Anchovy (Stolephorus sp.) which contains high protein is potential to be used to replace fish meal. Present study aimed to determine the utilization of anchovy by-products raw materials as feed ingredient for seurukan fish (Osteochilus vittatus) and evaluate its effect on the growth performance and intestinal morphology. In total 250 seurukan fish (initial weight 0.67 ± 0.01 g) was randomly divided into four triplicates groups: control group, and experimental diets which had different inclusion level of anchovy by-products meal: 50%, 35%, and 20%. Fish were fed with different diet at level of 8% of body weight three times a day for 28 days. Present results showed that the inclusion of anchovy by-product meal in the feed by 50% can produce a higher value of weight gain (0.47±0.02 g), length gain (0.69±0.09 cm), SGR (2.20±0.51%) and feed efficiency (77.89±3.71%) compared to control feed (p<0.05). There was no significant difference in the survival rate and gut length ratio among groups of seurukan fish. Meanwhile, the average villi length and villi width of the seurukan fish fed experimental groups increased significantly compared to the control group (p<0.05). In conclusion, the 50% anchovy by-products meal inclusion in the diet of seurukan fish is beneficial to enhance growth, feed efficiency and improved feed absorption as indicated by histological analysis.
MORFOLOGI SEL DARAH PADA APUSAN DARAH TEPI (SADT) MENGGUNAKAN PEWARNAAN ALTERNATIF EKSTRAK KOL UNGU (Brassica oleracea L) Ayu Nirmala Sari; Masrillah Masrillah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.598 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11660

Abstract

Pewarnaan Giemsa adalah pewarnaan sintetis yang terdiri dari eosin dan metilen biru yang biasa digunakan dalam pewarnaan sediaan apus darah. Namun penggunaan pewarnaan sintetis ternyata memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak ramah lingkungan, cukup mahal dan berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu, dibutuhkan pewarnaan alternatif alami yang lebih ramah lingkungan, murah dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam penelitian ini digunakan pewarna alternatif ekstrak etanol kol ungu (Brassica oleracea L) yang mengandung zat antosianin. Antosianin merupakan golongan senyawa kimia organik yang dapat larut dalam pelarut polar, serta bertanggung jawab dalam memberikan warna orange, merah, ungu, biru, hingga hitam pada tumbuhan tingkat tinggi seperti: bunga, buah-buahan, biji-bijian, sayuran dan umbi-umbian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa preparat yang diberi pewarnaan Giemsa dapat menampilkan eritrosit, leukosit dan trombosit yang penampakan nya itu jelas di bawah mikroskop, sementara pada pewarnaan ekstrak etanol kol ungu yang mengandung zat antosianin yang bersifat asam menunjukkan bahwa pewarnaan ini hanya dapat mewarnai eritrosit, namun tidak untuk leukosit dan trombosit karena zat warna pada ekstrak kol ungu tidak mampu mewarnai inti sel. Maka dapat disimpulkan bahwa namun ekstrak kol ungu dapat dijadikan pewarnaan alternatif untuk sediaan apus darah yang tujuannya untuk melihat morfologi eritrosit.
EKSTRAK AIR BUNGA KENCANA UNGU (Ruellia simplex) SEBAGAI PEWARNAAN ALTERNATIF PREPARAT SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI (SADT) Ayu Nirmala Sari; Alifa Tazkiya; Yudi Mafira
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.168 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11662

Abstract

Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) merupakan apusan yang dibuat dari sel darah manusia dan kemudian diwarnai dalam pemeriksaan hematologi. Hal ini bertujuan untuk mengamati berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit. Salah satu yang menjamin hasil dari pemeriksaan SADT antara lain yaitu dari kualitas pewarnaan yang digunakan. Pewarnaan yang biasa digunakan dalam pembuatan preparat apusan darah yaitu dengan menggunakan pewarnaan Giemsa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak dari bunga kencana ungu sebagai pewarnaan alternatif, karena bunga ini mengandung antosianin dalam jumlah yang cukup banyak. Pembuatan zat warna dari bunga kencana ungu dilakukan dengan metode ekstraksi air. Hasil pengamatan preparat SADT di bawah mikroskop menunjukkan bahwa zat warna dari ekstrak air kencana ungu hanya diserap oleh eritrosit, sedangkan untuk leukosit dan trombosit tidak menyerap warna dengan baik, sehingga kurang terlihat jelas saat diamati. SADT yang menggunakan pewarnaan Giemsa menunjukkan hasil gambar dimana leukosit, eritrosit dan trombositnya terlihat dengan begitu jelas. Hal ini dikarenakan pewarna Giemsa memiliki sifat pewarna kation (basa) azure B, yang mana ini berfungsi untuk mewarnai trombosit dan memberikan warna biru-ungu pada nukleoprotein, granula basofil dan granula neutrophil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak air bunga kencana ungu hanya dapat digunakan sebagai pewarnaan alternatif untuk pengamatan sel darah merah (eritrosit).
UJI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KOTA BANDA ACEH Ayu Nirmala Sari; Diana Anggraeyani; Fitria Nelda Fautama; Mazaya Dirayathi; Misdal Misdal; Nur Amalina Marfani; Nurfadhillah Nurfadhillah; Ulva Usliana
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 5, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK V 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.556 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v5i1.2173

Abstract

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat dikarenakan mudah didapat dan harganya murah. Ikan asin berformalin diduga banyak beredar di pasaran, termasuk pasar tradisional. Padahal kandungan formalin dalam makanan dapat menjadi racun bagi tubuh. Penelitian kualitatif ini bertujuan menguji kadar formalin pada ikan asin yang terdapat di pasar tradisional kota Banda Aceh yaitu pasar Rukoh, pasar Peunayong, dan Pasar Ulee Kareng. Identifikasi ini dapat diketahui dengan adanya perubahan warna pada filtrat sampel semula berwarna ungu menjadi tidak berwarna setelah bereaksi dengan sampel ikan asin dengan menggunakan kalium permanganat. Hasil penelitian menunjukkan 8 sampel ikan asin dari beberapa tempat berbeda di pasar Rukoh dan Peunayong terbukti mengandung formalin, sedangkan 5 dari 6 sampel yang diambil dari pasar Ulee Kareng terbukti bebas dari formalin. Data ini dapat digunakan oleh pihak terkait sebagai landasan untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran ikan asin berformalin. Kandungan formalin yang terdapat pada ikan asin jika masuk ke tubuh akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan akan menyebabkan kematian sel yang tinggi dalam tubuh
FRUIT PEEL EXTRACT OF Sygyzium cumini AS AN ALTERNATIVE STAINING FOR PERIPHERAL BLOOD SMEAR PREPARATIONS Ayu Nirmala Sari; Rizky Ardila; Zahara Afnita
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.7 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11663

Abstract

Peripheral Blood Smear is preparations of human blood cells made by smear method and through a staining process in hematological examination to see the elements of peripheral blood cells, namely erythrocytes, leukocytes and platelets. The result of the Peripheral Blood Smear examination is the quality of the staining. This study was conducted with the aim of observing blood cells in blood smear preparations using aqueous extract from the skin of the jamblang fruit (Sygyzium cumini) as an alternative dye to replace Giemsa dye. This research was conducted by comparing the results of erythrocytes, leukocytes and platelets with Giemsa staining and using an alternative staining of fruit peel extract. The sample in this study used blood, and then it was made as a thin blood smear. The results of this study showed that only erythrocytes had a slightly good staining quality while platelets and leukocytes were not good because the acid content in Sygyzium cumini extract could not bind the cell nucleus in platelets and leukocytes. The morphology of normal erythrocyte cells obtained was round and oval disc-like (biconcave) with a purple center and pale edges.
ISOLASI SENYAWA BIOINSEKTISIDA PADA EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN BUASBUAS (Premna pubescens Blume) DENGAN METODE GCMS Diky Setya Diningrat; Sonya Adelina Sipayung; Martina Restuati; Erly Marwani; Ayu Nirmala Sari; Kusdianti Kusdianti
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 6, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VI 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.492 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v6i1.4312

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada bagian tumbuhan buasbuas (Premna pubescens Blume) manakah senyawa insektisida terakumulasi dan membandingkan jenis senyawa insektisida yang terdapat di daun muda, daun tua, tangkai daun, dan buah dengan teknik Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS). Ekstrak buasbuas dibuat menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan di angin-anginkan hingga menjadi pasta. Pasta yang didapatkan kemudian dianalisis dengan GC-MS. Data yang diperoleh dari hasil GC-MS yang diidentifikasi dengan software PubChem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov). Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa 7-methyl-1-benzofuran yang merupakan insektisida terakumulasi pada daun muda sebanyak 0,011% dari total 87 senyawa bioaktif. Pada bagian tumbuhan buasbuas lainya tidak ditemukan senyawa insektisida. Pada daun muda dan daun tua ditemukan herbisida yaitu kelompok senyawa yang sama dengan insektisida tergolong kedalam senyawa “cydal”. Kesimpulan penelitian ini adalah senyawa insektisida terdapat pada tanaman buasbuas, meskipun hanya satu jenis senyawa insektisida yang ditemukan dari keseluruhan senyawa bioaktif tanaman buasbuas yang diidentifikasi.
Analisis Kualitatif Kandungan Merkuri pada Krim PemutihWajah Mahasiswa Biologi Ayu Nirmala Sari; Sanasti Marwah; Syarifah Ira Mefrina
KENANGA : Journal of Biological Sciences and Applied Biology Vol 2 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.909 KB) | DOI: 10.22373/kenanga.v2i1.1922

Abstract

Krim pemutih adalah campuran bahan kimia atau bahan lainnya dengan khasiat bisa memutihkan atau memucatkan noda hitam pada kulit (wajah). Namun sayangnya telah banyak beredar di masyarakat khususnya wajah yangmengandung zat atau bahan kimia berbahaya seperti merkuri. Merkuridisebut juga dengan air raksa atau hydrargyrum yang merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan termasuk dalam golongan logam berat dengan bentuk cair dan berwarna keperakan. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, yaitu mulai dari perubahan warna pada kulit wajah dan pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitampada kulit, iritasi, alergi, serta pada pemakaian dengan dosis yang tinggi dapat menimbulkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeteksikeberadaan kandungan merkuri pada krim pemutih wajah yang dipakaimahasiswa. Sampel krim pemutih wajah yang diteliti sebanyak 30 sampel.Identifikasi merkuri dengan mengunakan kit uji merkuri merek Labstestdilakukan pada 38 sampel krim pemutih wajah. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa 32 sampel krim wajah negatif mengandung merkuri dan terdapat 6 sampel krim wajah yang terdeteksi mengandung merkuri dengan adanya perubahan warna menjadi abu-abu tua dan hitam kehijauan, yaitu sampel dengan kode M.WG, M.Cit, M.He, M.CK, M.P dan M.Clgn.
IDENTIFIKASI METHANIL YELLOW PADA JAJANAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SYIAH KUALA, DARUSSALAM, KOTA BANDA ACEH Ayu Nirmala Sari; Ridwan Sahputra; Dhiyaul Falah
KENANGA : Journal of Biological Sciences and Applied Biology Vol 2 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.19 KB) | DOI: 10.22373/kenanga.v2i1.1967

Abstract

Methaniyl yellow merupakan zat pewarna sintetis berwarna kuning kecoklatan, bentuknya berupa serbuk, dapat menimbulkan keracunan, merusak sistem jaringan hati, kanker dan kandung kemih. Zat pewarna ini banyak digunakan dalam makanan dan minuman karena membuat tampilan makanan dan minuman menjadi lebih menarik sehingga lebih menarik minat pembeli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat kandungan methanyl yellow pada jajanan yang dijual di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan spot test yaitu analisa kimia dengan menggunakan reagen kit. Sebanyak 30 sampel jajanan dengan jenis berbeda dari Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Syiah Kuala, Darussalam Kota Banda Aceh, yang diuji tidak menunjukkan hasil perubahan warna menjadi warna merah, merah tua atau merah keunguan sehingga sampel tersebut negatif mengandung Methanyl yellow dan aman untuk dikonsumsi oleh siswa-siswi.
ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO DI WARUNG BAKSO KOTA BANDA ACEH Ayu Nirmala Sari; Farisa Sabilla; Umi Mai Sarah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 10, No 2 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK X 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.415 KB) | DOI: 10.22373/pbio.v10i2.15210

Abstract

Bakso merupakan salah satu makanan jajanan yang banyak digemari oleh masyarakat Kota Banda Aceh. Banyak penelitian yang telah menunjukkam hasil yang menyatakan bahwa bakso mengandung formalin yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan yang mengonsumsinya. Formalin terkandung formaldehid dan methanol yang merupakan racun bagi tubuh manusia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeteksi kandungan formalin pada bakso yang dijual warung bakso di Kota Banda Aceh. Pengujian dilakukan dengan mengunakan kit uji formalin merek LABTEST terhadap sampel bakso yang diperoleh dari 30 warung bakso di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 warung bakso (50%) yang positif mengandung formalin dan 15 warung bakso (50%) lainnya negatif mengandung  menggunakan formalin.
ANALISIS KANDUNGAN HIDROKUINON DALAM KRIM WAJAH MAHASISWI BIOLOGI Ayu Nirmala Sari; Ridwan Saputra; Dhiyaul Falah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 10, No 2 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK X 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.466 KB) | DOI: 10.22373/pbio.v10i2.15253

Abstract

Hidrokuinon adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin pada kulit. Melanin adalah pigmen kulit yang memberikan warna gelap kecokelatan, sehingga muncul semacam bercak atau bintik cokelat atau hitam pada kulit. Banyaknya produksi melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Hidrokuinon digunakan untuk mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma, dan titik-titik penuaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan kandungan hidrokuinon pada krim wajah yang digunakan oleh mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar Raniry Banda Aceh. Pengujian ini bersifat kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan kit uji hidrokuinon merk LABSTEST pada 37 sampel krim wajah yang diperoleh dari mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 20 sampel positif hidrokuinon yaitu sampel dengan kode W12, E11, C13, C14, L13, G12, dan C15 dimana krim tersebut mengalami perubahan warna menjadi kehitaman pada saat proses pengujian. Sedangkan krim dengan kode J11, P12, H11, L12, W11, H11, S11, N11, P13, F11, G13, E12, dan J14 juga termasuk positif hidrokuinon meskipun dalam pengujian perubahan warna yang terjadi tidak terlalu hitam. Sedangkan sampel krim wajah lain sebanyak 17 sampel dinyatakan negatif hidrokuinon yaitu krim dengan kode sampel D11, T11, G11, P11, C11, L11, Y11, C12, R11, N12, L14, T12, V12, G11, K14, O13, R11.