Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Dampak Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Yogyakarta Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Hendry Edy; Tantin Pristyawati
MoDuluS: Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/modulus.v3i1.1770

Abstract

Di Pulau Jawa, daerah yang pembangunan dan pertumbuhan ekonominya baik pada umumnya berada di sepanjang pantai utara seperti kota Semarang, Pati, Rembang dan Jepara. Sedangkan di bagian selatan pertumbuhan ekonominya cenderung lebih lambat. Sehingga untuk memacu perkembangan wilayah selatan, pemerintah meningkatkan tersedianya infrastruktur berupa Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Oleh karena itu dilskuksn penelitian yng bertujuan untuk menganalisis perubahan tata guna lahan yang terjadi di Desa Jetis, dengan adanya pembangunan JJLS. Metode dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif, dimana data awal penelitian ini diambil dengan  menggunakan observasi langsung di lapangan dan juga wawancara dengan aparat desa dan masyarakat sekitar. Dengan model Miles and Huberman. Analisis dilakukan pada saat pengumpulan  data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data pada periode waktu tertentu sampai diperoleh data yang kredibel dan sesuai dengan data yang dibutuhkan. Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) , dan confirmability (obyektivitas). Hasil penelitian yang dilakukan melalui pendekatan analisis peta digital (sistem informasi geografis) dengan cara tumpang susun peta penggunaan lahan hasil interpretasi citra sebelum dan sesudah pembangunan JJLS, diperoleh  bahwa belukar/ semak sebesar 1.68 %, sawah tadah hujan  1 % dan tegalan mengalami pengurangan hampir 10,16%. Sedangkan penambahan terjadi pada lahan pemukiman  kurang lebih 13%. Pola perubahan penggunaan lahan yang terjadi adalah pola tersebar. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi dari lahan belukar, sawah tadah hujan dan tegalan menjadi pemukiman.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Dan Pemasaran Pada Kb -Tk IT Insan Madina Tantin Pristyawati; Hendramawat Aski Safarizki; Putri Pramudya Wardani
UN PENMAS (Jurnal Pengabdian Masyarakat untuk Negeri) Vol 2 No 2 (2022): UN PENMAS Vol 2 No 2
Publisher : LPPM Universitas Narotama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/un-penmas.v2i2.2031

Abstract

KB-TK IT Insan Madina merupakan sekolah islam terpadu satu – satunya di desa Dukuh. Meskipun baru berdiri pada 13 Juli 2020 tetapi dalam perkembangannya cukup bagus, hal ini terlihat dari jumlah murid yang saat ini untuk KB ada 7 murid, PAUD 10 murid dan TK 10 muri. Tenaga pengajar saat ini terdiri dari 4 pengajat tetap dan dibantu dengan 2 pegawai magang yang merupakan calon guru. Selama hampir 2 tahun berjalan ada beberapa permasalahan yang belum menemukan solusi. Permasalahan tersebut antara lain adalah untuk pembelajaran daring belum maksimal, media digital yang dimiliki belum berperan optimal sebagai salah satu media promosi sekolah termasuk belum adanya web sekolah. Oleh karena itu salah satu tim dari Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo akan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan pendampingan kepada bpk/ibu guru, komite sekolah dan wali murid dalam penggunaan salah satu media pembelajaran jarak jauh, transfer ilmu tentang pemanfaatan dan pengisian konten pada media digital yang sudah dimilki sekolah dan pembuatan web sekolah. Tujuan khususnya adalah meningkatkan mutu Pendidikan dan meningkatkan pemasaran KB – TK IT Insan Madina. Kata kunci: web desain, mutu Pendidikan, KB – TK IT Insan Madina, pengabdian, teknologi pendidikan
Perencanaan Tebal Rigid Pavement Jalan Sugihan - Paluhombo Novianto Setiawan; Tantin Pristyawati; Iwan Ristanto
Surakarta Civil Engineering Review Vol 2 No 2 (2022): Surakarta Civil Engineering Review
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.869 KB)

Abstract

Kualitas sarana prasarana jalan yang baik mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas, yang mana memegang peranan sangat penting dalam menunjang perkembangan ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan baik distribusi barang maupun jasa. Lonjakan lalu lintas dari pembangunan ekonomi dapat menimbulkan masalah serius jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas jaringan dan infrastruktur jalan yang ada. Untuk mendukung hal tersebut maka dibangunlah Jalan Sugihan – Paluhombo sebagai sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang segala aktivitas ekonomi di Sukoharjo. Jalan ini merupakan penopang Jalur Lingkar Timur Sukoharjo yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Nguter (KIN). Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan kapasitas lalu lintas rencana dan membuat desain perkerasan kaku (Rigid Pavement) bersambung tanpa tulangan pada ruas Jalan Sugihan – Paluhombo. Metode yang digunakan adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 untukmemproyeksikan kapasitas lalu lintas rencana dan metode Pd T-14-2003, Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 untuk mendesain perkerasan kaku (Rigid Pavement) bersambung tanpa tulangan. Hasil dari penelitian ini adalah proyeksi LHR ruas Jalan Sugihan Paluhombo 2/2 UD telah mencapai batas maksimal dalam jangka waktu 20 tahun atau 2042 terhitung sejak tahun 2022. Dan jika diasumsikan pada ruas Jalan Sugihan Paluhombo menambah kapasitas menjadi 4/2 UD telah mencapai batas maksimal dalam jangka waktu 10 tahun atau 2052 terhitung sejak tahun 2042. Perencanaan ruas Jalan Sugihan – Paluhombo adalah : Lapis Pondasi kelas A setebal 20 cm, Beton Kurus (Lean Mix Concrete) setebal 10 cm dan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) bersambung tanpa tulangan setebal 30,5 cm. Serta menggunakan penulangan berupa dowel atau baja polos diameter 38 mm, panjang 45 cm dan jarak 30 cm (dipasang setiap jarak 5 m) dan batang pengikat (tie bar) atau baja ulir diameter 16 mm panjang 65 cm dan jarak 50 cm (dipasang setiap jarak 2,75 m).
Estimasi Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan Umum Perdesaan Gedangsari – Wonosari Kabupaten Gunung-kidul Tantin Pristyawati
MoDuluS: Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/modulus.v4i2.3284

Abstract

Angkutan perdesaan (Angkudes) memiliki peranan yang sangat penting untuk mobilitas penduduk di daerah perdesaan. Seperti pada beberapa daerah di kabupaten Gunungkidul yang secara geografis banyak daerah bukit dan lereng. Sampai tahun 2019 kurang lebih ada 20 trayek yang masih beroperasi,sedangkan ada 2 trayek yang sampai saat ini masih diisi oleh angkutan perintis yang biasa disebut bus perintis yang salah satunya jalur Wonosari – Gedangsari. Jalur trayek dengan panjang kira – kira 21 km hanya dilewati oleh satu bus perintis. Bus ini merupakan angkutan bantuan dinas perhubungan kabupaten Gunungkidul yang dioperasikan setiap hari dengan seluruh biaya operasional di tanggung oleh dinas perhubungan. Oleh karena itu pada evaluasi ini akan disajikan estimasi biaya operasional kendaraan (BOK) yang bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan tarif jika nanti trayek akan diisi oleh pengusaha angkutan. Analisa menggunakan pendekatan yang berasal dari Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Perhitungan BOK angkutan umum dilakukan pada jalur gedangsari – wonosari Kabupaten Gunungkidul dimana angkutan atau bus perintis masih beroperasi. Dari hasil perhitungan diperoleh perhitungan tarif pokok sebesar Rp. 2.922. sedangkan untuk tarif BEP ada penambahan 10% dari tarif pokok dengan hasil tarif sekitar Rp.3.214,20.
A Change in the Indeks of Retained Strength in the AC-WC Mixture with the Additional Waste Rubber from Used Tires (Crumb Rubber) Kurniawan Hidayat; Tantin Pristyawati; Hendramawat Aski Safarizki
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v7i1.16911

Abstract

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Konsekuensi dari pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tersebut adalah meningkatnya produksi ban kendaraan bermotor yang mengakibatkan menumpuknya limbah ban bekas. Salah satu inovasi untuk mengurangi limbah karet ban bekas adalah dengan memanfaatkannya dalam campuran aspal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan indeks kekuatan sisa pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Coarse (AC-WC), merupakan lapis perkerasan yang terletak paling atas yang berfungsi sebagai lapisan keausan dengan penambahan limbah karet ban bekas (crumb rubber) yang memenuhi Spesifikasi Bina Marga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan limbah ban karet berpengaruh terhadap karakteristik marshall yaitu nilai berat jenis, berat jenis, Voids Filled With Asphalt (VFA), dan stabilitas tertinggi berada pada taraf 1%, sedangkan nilai Voids in Mix (VIM), Void in Mineral Agregate (VMA), dan flow tertinggi. berada pada level 9%. Dari uji index of retaining strength menunjukkan bahwa air berpengaruh terhadap keawetan campuran AC-WC, dibuktikan dengan nilai tertinggi pada lama perendaman selama 24 jam dengan konsentrasi 1% yang semakin menurun dengan bertambahnya lama waktu. dari perendaman. Penambahan limbah karet ban bekas (crumb rubber) ke dalam campuran AC-WC telah memenuhi Spesifikasi Bina Marga pada uji karakteristik Marshall, namun perubahan indeks kekuatan retensi hanya pada lama perendaman 24 jam, sedangkan untuk jangka waktu lain tidak sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga. The growth of the number of motorized vehicles in Indonesia every year always increases. The consequence of the growth in the number of motorized vehicles is the increasing production of motorized vehicle tires which results in the accumulation of used tire waste. One of the innovations to reduce the waste of used tire rubber is to use it in asphalt mixtures. The study was conducted to determine the change in the index of retained strength in the Asphalt Concrete – Wearing Coarse (AC-WC), is the top layer of pavement which functions as the wear layer,  mixture with the addition of waste rubber from used tires (crumb rubber) meeting the Bina Marga Specifications. The results showed that the addition of waste rubber tires affected the marshall characteristics, namely, the highest specific gravity, density, Voids Filled With Asphalt (VFA), and stability values were at a level of 1%, while the highest values of Voids in Mix (VIM), Void in Mineral Agregate (VMA), and flow were at a level of 9%. From the index of retained strength test, it shows that water affects the durability of the AC-WC mixture, as evidenced by the highest value at the duration of immersion for 24 hours with a concentration of 1%, which de-creases with increasing duration of immersion. The addition of used tire rubber waste (crumb rubber) to the AC-WC mixture has met the Bina Marga Specifications on the Marshall characteristics test, but the change in the index of retained strength was only for a 24-hour immersion duration, while for other durations were not according the Bina Marga Specifications.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH PADA SD NEGERI 1 JATIREJO Rida Handiana Devi; Annisa Azhar Firdausi; Tantin Pristyawati
KHIDMATUNA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2023): Juni
Publisher : STAI Al Fithrah Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/khidmatuna.v2i1.406

Abstract

Bangunan gedung yang baik adalah bangunan yang sesuai dengan tata cara membangun gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungan serta menjamin keandalan bangunan dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Kondisi sekarang ini banyak sekali bangunan yang rusak dikarenakan pemanfaatan dan perawatannya yang kurang optimal, seperti pada bangunan SD Negeri 1 Jatirejo yang terindikasi adanya keretakan pada elemen struktur, pemanfaatan energi listrik dan air yang belum optimal, dan banjir saat musim hujan yang berakibat pada terganggunya kegiatan belajar mengajar. Untuk itu diperlukan sebuah transfer pengetahuan mengenai bagaimana cara memanfaatkan bangunan yang baik agar tercipta kesadaran dalam perilaku merawat dan memelihara bangunan supaya fungsi bangunan tetap baik. Sasaran utama program pengabdian bukan hanya guru tetapi juga murid, sehingga metode sosialisasi yang kreatif dibutuhkan untuk tercaapainya tujuan. Pelaksanaan kegiatan ini dengan beberapa metode yaitu survei pendahuluan, koordinasi mitra, penilaian kondisi bangunan, sosialisasi, dan evaluasi. Hasil dari penilaian kondisi bangunan diketahui bahwa pemanfaatan bangunan gedung dengan nilai baik masih di bawah 50.00% yaitu 48.44%, artinya pemanfaatan bangunan gedung belum optimal. Setelah kegiatan ini dilakukan, keberhasilan dapat diidentifikasi dari perubahan perilaku sosial warga sekolah dengan adanya peningkatan kesadaran dalam merawat dan memelihara bangunan. A good building is a building that follows the procedures for building buildings that are harmonious and in harmony with the environment, guaranteeing the reliability of the building in terms of safety, health, comfort, and convenience. The current condition is that many buildings are damaged due to sub-optimal utilization and maintenance, such as in the Jatirejo 1 Public Elementary School building, where there are cracks in structural elements, the utilization of electricity and water energy is not optimal, and flooding during the rainy season; as a result of teaching and learning activities can be disrupted. For this reason, a transfer of knowledge is needed regarding how to use good buildings to create awareness in the behavior of caring for and maintaining buildings so that the function of the building remains good. The main target of the community service program is that not only teachers but also children need a creative socialization method to achieve goals. Implementation of activities use methods: a preliminary survey, partner coordination, assessment of building conditions, socialization, and evaluation. The results of the assessment of the condition of the building show that the utilization of buildings with a good value is still below 50.00%, namely 48.44%, meaning that the utilization of buildings could be more optimal. After the activity was carried out, success could be seen from the social change in the behavior of school members, who became more aware of caring for and maintaining the building.
Nilai Faktor Reduksi Pada Bangunan Bertingkat di Gunungkidul Yogyakarta Rizaldi Patria; Septiono Eko Bawono; Tantin Pristyawati
Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil (MoDuluS) Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/modulus.v5i1.4335

Abstract

Pengetahuan konstruksi dalam pembangunan gedung bertingkat sangat penting bagi para pekerja dilapangan. Ketidakfahaman teknik dan ilmu konstruksi dapat mengurangi kualitas dan kekuatan dengan yang direncanakan. Mengetahui nilai faktor reduksi kekuatan dapat mentukan kualitas kekuatan elemen struktur saat pelaksanaan pembangunan. Komponen dalam analisa faktor reduksi kekuatan antara lain mutu bahan yang digunakan, dimensi struktur, penempatan tulangan dan diameter besi tulangan. Elemen struktur yang ditinjau yaitu elemen struktur balok, kolom dan pelat baik dari momen lentur, gaya geser dan aksial kolom. Hasil analisa lapangan masih banyak yang perlu ditingkatkan. Diameter besi tulangan yang tidak sesuai rencana, penambahan air saat dilakukan pengecoran serta pengetahuan ilmu konstruksi merupakan penyebab berkurangnya kekuatan yang dilihat dari nilai faktor reduksi kekuatan. Kebiasan buruk pemasangan tulangan saat pelaksaan perlu diperbaiki begitu juga manajemen waktu juga perlu diperbaiki. Manajemen waktu yang tidak baik mengakibatkan tergesa-gesanya pemasangan besi tulangan sehingga ukuran dan jarak yang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Evaluasi Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor pada Simpang Bersinyal di Kabupaten Sukoharjo Pamungkas, Aldy Dwi; Pristyawati, Tantin; Agung Wibawa, Satria; , Sodikin
Surakarta Civil Engineering Review Vol 3 No 2 (2023): Surakarta Civil Engineering Review (SCER)
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor salah satu fasilitas dan usaha untuk mengurangi adanya penumpukan kendaraan pada titik persimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor terhadap kinerja simpang bersinyal terkait dengan tingkat pelayanan simpang, evaluasi desain RHK, serta mengetahui hubungan arus lalu lintas terhadap tingkat keterisian Ruang Henti Khusus. Lokasi penelitian yaitu pada simpang empat Univet dan simpang lima Sukoharjo. Penelitian dilakukan dengan cara survei langsung dilapangan (manual) dan melalui CCTV dinas perhubungan Sukoharjo dicatat didalam formulir kemudian diolah menggunakan software microsoft excel mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997 dan surat edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 52/SE/M/2015 tentang Pedoman Perancangan Ruang Henti Khusus. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa 1) Rata-rata tingkat pelayanan pada simpang empat Univet dan simpang lima Sukoharjo adalah C. 2) RHK pada lokasi penelitian masih terdapat pelanggaran, lebar per lajur yaitu 3 meter atau tidak sesuai dengan yang disyaratkan yaitu 3,5 meter, beberapa garis marka dan rambu petunjuk RHK pada lokasi penelitian tidak sesuai dengan yang disyaratkan. 3) Hubungan arus lalu lintas dengan keterisian RHK pada simpang empat Univet dan simpang lima Sukoharjo dapat dikatakan arus lalu lintas dan waktu mempengaruhi jumlah keterisian RHK pada masing-masing pendekat. Diharapkan kepada pemerintah kabupaten Sukoharjo dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam evaluasi Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan Perkiraan Kenaikan Tarif Angkutan Umum Pasca Kenaikan Harga BBM (Studi Kasus Angkutan Umum Kabupaten Wonogiri) Tantin Pristyawati; Annisa Azhar Firdausi
Surakarta Civil Engineering Review Vol 4 No 1 (2024): Surakarta Civil Engineering Review (SCER)
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kebijakan Pemerintah yang resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) khususnya BBM jenis penugasan seperti Pertalite dan juga Solar Subsidihingga Pertamax sejak 3 September 2022 merupakan langkah yang mengundangpro dan kontra. Harga BBM sendiri sangat menentukan besarnya biaya operasionalkendaraan bermotor yang akan berbuntut pada kenaikan tarif angkutan umum baikangkutan kota ataupun angkutan desa serta tingkat penggunaan atau minatkendaraan umum di masyarakat. BOK akan mengalami kenaikan yang sebandingdengan naiknya harga BBM. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa datauntuk menentukan biaya operasional kendaraan pasca kenaikan harga BBMbesarnya tarif angkutan baru. Hasil yang diperoleh tarif Rp.3.371,47 untuk sebelumadanya kenaikan BBM, sedangkan sesudah besarnya perhitungan tarif adalah Rp.3.751,09. Tarif BEP berdasarkan perhitungan diperoleh Rp. 3.067,97 dan Rp.3.410,08.Kata kunci: kenaikan harga BBM, BOK, tarif
Pengaruh Penambahan Asbuton LGA 50/30 pada Campuran AC-WC dengan Inovasi Limbah Styrofoam Ramadhan, Luthfiano Ikhsan; Pristyawati, Tantin; Devi, Rida Handiana
Jurnal Talenta Sipil Vol 7, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/talentasipil.v7i2.648

Abstract

Indonesia’s road infrastructure requires 1.2 million tons of asphalt annually, but Pertamina can only supply 600,000 tons. This deficit compels the government and related stakeholders to seek alternatives to meet national asphalt needs and maintain road quality. This study aims to analyze the effects of adding Asbuton LGA 50/30 to Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) with an innovative use of styrofoam waste. Experimental research was conducted to evaluate Marshall characteristics, including VMA (Void in Mineral Aggregate), VIM (Void in Mix), stability, VFA (Void Filled with Asphalt), and Marshall Quotient (MQ). Five styrofoam waste mix variations were tested at 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% levels. For the 8% Asbuton mix, the highest stability was observed with 10% styrofoam, yielding a stability value of 2032.16 kg, VMA of 16.63%, VFA of 78.28%, VIM of 3.61%, flow of 2.45 mm, and MQ of 830.33 kg/mm. For the 9% Asbuton mix, the highest stability was achieved with 2% styrofoam, resulting in a stability value of 1882.35 kg, VMA of 16.21%, VFA of 80.17%, VIM of 3.24%, flow of 2.57 mm, and MQ of 735.72 kg/mm. The 10% and 2% styrofoam variations proved to be the most effective for AC-WC asphalt mixtures, as their Marshall values met the 2018 Bina Marga General Specifications, indicating that these styrofoam waste additions are optimal for AC-WC asphalt mixtures.