Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pyrolysis of Used Tires Using Spent Catalyst of Crude Oil Cracking Process from Pertamina RU III kiagus ahmad roni; Muhammad Roy Tri Handono; Zahrul Mufrodi
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 7, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v7i1.15715

Abstract

The additional waste of used tires increases every year in direct proportion to the growth of motorized vehicles. Problems caused by used tire waste will also increase if there is no right solution to reduce waste. Catalytic pyrolysis is one way to change used tires into another form that has the benefit of liquid fuel. Polystyrene contained in used tires is a synthetic polymer that can be converted into liquid fuel by pyrolysis method. PT Pertamina RU III Palembang's former petroleum cracking catalyst can still be reused as a catalyst in the pyrolysis of used tires to improve the process by reducing cracking temperature and cracking time to obtain maximum liquid fuel. The process is carried out using 500 grams of used tire rubber with catalysts of 0%, 20%, 40%, 60%, and 80% of the weight of used tire rubber with a heating time of 120 minutes and 180 minutes. Based on the results of the study, the highest volume of liquid fuel was produced from the addition of an 80% catalyst from the weight of the used tire rubber with a pyrolysis time of 180 minutes, 71 ml. The liquid fuel obtained is then analyzed using Gas Chromatography. From this analysis, the results obtained from the pyrolysis of used tire rubber using a catalyst used by PT Pertamina RU III Palembang used oil is approaching premium fuel. So it can be concluded that used rubber tires containing polystyrene can be processed into liquid fuels.
Adsorption Analysis of Activated Carbon from Rice Husk and Kepok Banana (Saba Banana) Peel for Treating Ogan River Water Kiagus Ahmad Roni; Erna Yuliwati
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 7, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v7i2.18290

Abstract

Ogan river has been utilized as source of raw water for various purposes. The quality of water needs to be monitored continuously. Nowadays, the Ogan River was polluted by household waste and industrial wastewater. This study aims to obtain a better adsorber of rice husks or kepok banana peels activated carbon for treating the Ogan river. Activated carbon is used in different states of applications after its discovery as a robust and reliable is adsorbent. The used method to produces activated carbon is pyrolysis, physical-chemical activation, and steam pyrolysis from agricultural waste materials, e.g., rice husk, palm oil shell, and banana peels. Activated carbon is applied in water treatment, significantly to reduce total suspended solids, pH, and heavy metal (iron) of the Ogan river. In this study, rice husk and kepok banana peels activated carbon were produced using chemical activation with H3PO4 0.1 N 20% at a temperature of 450 oC. The morphological and performance test was conducted on prepared activated carbon. The top surface area of both activated carbon was observed using a scanning electron microscope (SEM) and Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR) analysis. The mean pore size was calculated to describe the adsorption process of the ogan river, which indicated total suspended solids (TSS) and iron (Fe) concentration, then pH value. The results showed that kepok banana peels activated carbon reduced TSS levels of 79.3 to 48.2 mg/L, decreased Fe concentration of 0.63 to 0.07 mg/L, and increased pH value of 5.94 to 7.89. Meanwhile, the adsorption using activated carbon of rice husk could reduce TSS concentration of 79.3 to 36.1 mg/L, decrease Fe concentration of 0.63 to 0.01 mg/L and increase the pH value increased from 5.94 to 7.16. It was concluded that the activated carbon of rice husks has better performance than kepok banana peels.
PENINGKATAN KADAR BIOETANOL DARI KULIT NANAS DENGAN ADSORBEN DARI LIMBAH KATALIS BEKAS CRACKING PERTAMINA RU III PLAJU YANG TERAKTIVASI SECARA FISIKA Kiagus Ahmad Roni; Tri Susanto; Indra Pratama; Netty Herawati
Majalah TEGI Vol 12, No 1 (2020): Majalah TEGI Vol 12, No 1 Juni 2020
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46559/tegi.v12i1.6026

Abstract

Bioetanol merupakan suatu etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yang telah melewati hasil destilasi. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat bioetanol adalah kulit nanas. Kadar gula yang terkandung dalam kulit nanas adalah 11,40%. Dari proses fermententasi menggunakan ragi roti dihasilkan kandungan bioetanol sebesar 4,2%.  Untuk meningkatkan bioetanol yang dihasilkan maka digunakan metode lain selain distilasi yaitu proses adsorpsi. Adsorben yang digunakan pada penelitian kali ini adalah limbah bekas cracking pertamina RU III. Penggunaan adsorben jenis ini adalah sebagai pengganti adsorben zeolit alam yang terbilang mahal dengan limbah bekas cracking pertamina RU III yang mudah didapat dan jauh lebih ekonomis. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengetahui seberapa baik peningkatan bioetanol dengan menggunakan adsorben jenis ini. Hasil dari penelitian ini adanya peninggkatan kadar sebesar 58,386%  dengan teraktivasi secara fisika.
PENINGKATAN KADAR BIOETANOL DARI KULIT NANAS DENGAN ADSORBEN DARI LIMBAH KATALIS BEKAS CRACKING PERTAMINA RU III PLAJU YANG TERAKTIVASI SECARA FISIKA Kiagus Ahmad Roni; Tri Susanto; Indra Pratama; Netty Herawati
Majalah TEGI Vol 12, No 1 (2020): Majalah TEGI Vol 12, No 1 Juni 2020
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46559/tegi.v12i1.6026

Abstract

Bioetanol merupakan suatu etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yang telah melewati hasil destilasi. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat bioetanol adalah kulit nanas. Kadar gula yang terkandung dalam kulit nanas adalah 11,40%. Dari proses fermententasi menggunakan ragi roti dihasilkan kandungan bioetanol sebesar 4,2%.  Untuk meningkatkan bioetanol yang dihasilkan maka digunakan metode lain selain distilasi yaitu proses adsorpsi. Adsorben yang digunakan pada penelitian kali ini adalah limbah bekas cracking pertamina RU III. Penggunaan adsorben jenis ini adalah sebagai pengganti adsorben zeolit alam yang terbilang mahal dengan limbah bekas cracking pertamina RU III yang mudah didapat dan jauh lebih ekonomis. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengetahui seberapa baik peningkatan bioetanol dengan menggunakan adsorben jenis ini. Hasil dari penelitian ini adanya peninggkatan kadar sebesar 58,386%  dengan teraktivasi secara fisika.
PENYULUHAN TENTANG DAMPAK DAN DETEKSI BAHAN PENGAWET KIMIA BERBAHAYA PADA BAHAN MAKANAN Sri Martini; Dian Kharismadewi; Elfidiah Elfidiah; Kiagus Ahmad Roni; Erna Y uliwati
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): APTEKMAS Volume 4 Nomor 2 2021
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.552 KB) | DOI: 10.36257/apts.v4i2.3354

Abstract

The application of inappropriate synthetic chemical preservatives such as borax and formaldehyde on food products endangering human health should get an important attention of government and society as their usage is increasing due to the increasing needs for fulfilling foods which could be stored and consumed in the longer time as well as some economic reasons. Based on this fact, the lecturers of postgraduate program of University of Muhammadiyah Palembang initiated to conduct a community service to solve this problems by explaining the impact and simple detection ways of those prohibited chemical additives as well as explaining the effective, safe and simple ways to preserve foods to public community in decided location in Talang Putri Plaju Palembang. After conducting the activity, it was found that the society members who attended the event experienced an increasing percentage of understanding the impact of chemical preservatives on health, the way to simply detect them and the ways of preparing natural preservation on food.
Pembuatan Biodiesel Dari Biji Karet Dengan Proses Alkoholisis Sebagai Alternatif Sumber Bahan Bakar Ekonomis Kiagus Ahmad Roni; Sri Martini
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.537 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i2.738

Abstract

Penggunaan bahan bakar minyak yang semakin hari semakin meningkat, seiringnya semakin bekembangnya industrialisasi dan juga masyarakat yang menggunakan kendaraan semakin banyak jumlahnya. Jika ditinjau dari sumber BBM fosil yang semakin menipis, merupakan tantangan untuk mencari sumber energy terbaharukan. Salah satunya yaitu, pembuatan biodiesel dengan menggunakan minyak nabati sebagai bahan baku. Dan disini menggunakan biji karet sebagai bahan baku biodiesel dengan proses alkoholisis. Pembuatan biodiesel menggunakan NaOH sebagai katalis. Salah satu tujuan dari penelitian ini, agar diperoleh komposisi baik bahan atau kondisi operasi yang optimal. Proses alkoholisis diterapkan pada seperangkat alkoholisis dengan labu leher tiga yang dilengkapi oleh kondensor, agitator, serta thermometer. Setiap sepuluh menit cuplikan diambil kemudian dianalisa sehingga diketahui kinetika serta konversi reaksi yang terjadi. Pada penelitian ini diperoleh kondisi optimal berada pada temperature operasi 110oC, rasio minyak dan etanol 5:1, kadar katalis sebanyak 2%, dengan waktu operasi 50 menit, dan kecepatan pengadukan sebesar 200rpm. Dengan kondisi ini diperoleh konversi sebesar 89,04%.
PENGARUH KOMPOSISI ZEOLIT SERTA ZINC OXIDE TERHADAP MEMBRAN KERAMIK PADA ADSORBSI I2S DARI GAS ALAM DENGAN TITRASI IODOMETRI Kiagus Ahmad Roni
JURNAL KONVERSI Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.9.2.6

Abstract

Senyawa H2S yang terdapat di gas alam yang seharusnya dihilangkan, Karena senyawa H2S adalah zat pengotor yang mampu merusak katalis serta bersifat korosif. Membran keramik dapat digunakan untuk menurunkan kadar H2S yang terdapat didalam gas alam. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi optimal dalam komposisi membran  keramik, sehingga mampu menurunkan konsentrasi dari H2S yang terkandung didalam gas alam. Komposisi zeolit dan zinc oxide pada membran keramik yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi dari H2S, antara lain sampel A dengan komposisi zeolit sebesar 5% dan zinc oxide sebesar 25%, sampel B dengan komposisi zeolit sebesar 10% dan zinc oxide sebesar 20%, sampel C dengan komposisi zeolit sebesar 15% dan zinc oxide sebesar 15%, sampel D dengan komposisi zeolit sebesar 20% dan zinc oxide sebesar 10%, serta sampel E dengan komposisi zeolit sebesar 25% dan zinc oxide sebesar 5. Dengan menggunakan varian waktu kontak selama 10 sampai 60 menit dengan rentang waktu per 10 menit, dengan laju alir gas sebesar 3000mL/min. Untuk mendapatkan konsentrasi H2S setelah perlakuan, digunakan metode titrasi iodometri. Berdasarkan hasil analisa H2S yang memiliki kandungan paling rendah yaitu sebesar 0,3618 ppm atau 95,83%, yaitu pada sampel E dengan kandungan zeolit sebesar 25% dan zinc oxide sebesar 5% dengan waktu kontak selama 60 menit.
ANALISIS ADSORBEN ARANG AKTIF SEKAM PADI DAN KULIT PISANG KEPOK UNTUK PENGOLAHAN AIR SUNGAI GASING, TALANG KELAPA, KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Kiagus Ahmad Roni; Sri Martini; Legiso Legiso
JURNAL KONVERSI Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.10.2.13-18

Abstract

Air sungai adalah sumber daya alam yang menjadi kebutuhan mahluk hidup namun hingga kini banyak terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh industri. Tingginya konsentrasi logam besi (Fe) pada air sungai Gasing di Talang Kelapa, kabupate Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan diakibatkan dari pembuangan air limbah yang dihasilkan oleh industri. Masyarakat yang berada di sekitaran sungai Gasing menggunakan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci. Untuk mengurangi kandungan logam besi (Fe) dapat dilakukan melalui proses adsorpsi. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan adsorben karbon aktif dari bahan sekam padi dan kulit pisang kapok secara terpisah. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data karakteristik kualitas karbon aktif yang terbuat dari sekam padi dan kulit pisang kepok dengan variasi berat yang berbeda, untuk memperoleh data pengaruh keefektifitasan karbon aktif, memperoleh data kadar besi (Fe), TSS, pH setelah dilakukan proses adsorpsi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan bahan baku, karbonisasi, aktivasi, dan penyerapan kadar air sungai dengan karbon aktif. Berdasarkan hasil penelitian karbon aktif sekam padi dan kulit pisang kepok dengan aktivator H3PO4 pada konsentrasi 0,1N 20%, didapatkan karbon aktif pisang kapok dengan massa 50 gr adalah yang terbaik, yaitu nilai awal TSS 168,2 ppm mengalami penurunan menjadi 0,42 ppm, kadar besi (Fe) menurun dari nilai 0,568 ppm menjadi 0,00 ppm.
Analisis Pengaruh Rasio Serabut Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Bakar Pada Boiler Kiagus Ahmad Roni; Elfidiah Elfidiah; Yudha Widaputra; Dian Kharisma Dewi
Jurnal Redoks Vol 6, No 1 (2021): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v6i1.5230

Abstract

Serabut dan cangkang pada kelapa sawit merupakan limbah biomassa yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Serabut kelapa sawit merupakan bagian kedua terluar dari biji sawit, yang berbentuk serabut. Sedangkan cangkang sawit berada di bagian ketiga terluar dengan tekstur keras yang menyelubungi kernel dari kelapa sawit. Cangkang kelapa sawit ini pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar padat secara langsung atau sebagai bahan baku pembuatan briket. Tujuan dari penelitian ini  yaitu untuk mengetahui nilai emisi gas buang dan nilai efisiensi pada boiler yang didapatkan dari bahan bakar serabut dan cangkang pada kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah metode survey yang meliputi studi literatur, survey lapangan, uji laboratorium, dan analisa efesiensi boiler. Hasil penelitian menunjukan nilai Low Heating la/we(LHV) tertinggi 43805,04008 Kcal/Kg dan terendah dengan nilai 29862,98772 Kcal/Kg dengan rasio 70% Serabut Kelapa Sawit dan 30% Cangkang Kelapa Sawit mendapatkan nilai 36072,47322 Kcal/Kg. Sedangk an nilai efisiensi boiler yang didapatkan yakni 80,11%.
ALKOHOLISIS MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) PADA TEKANAN LEBIH DARI SATU ATMOSFER DENGAN KATALISATOR BUANGAN PROSES PERENGKAHAN MINYAK BUMI UNIT III PALEMBANG Kiagus Ahmad Roni
Jurnal Redoks Vol 1, No 1 (2016): Redoks Januari - Juni
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1065.185 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v1i1.2014

Abstract

ABSTRAKMinyak goreng bekas belum banyak dimanfaatkan. Oleh karena itu, minyak goreng bekas ini perlu diolah, antara lain dengan proses alkoholisis, memakai katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina unit III Palembang, yang juga merupakan limbah, agar dapat dimanfaatkan.Alkoholisis minyak goreng bekas pada tekanan lebih dari satu atmosfer dengan katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina unit III Palembang, dijalankan dalam reaktor yang berupa autoklaf, yang dilengkapi dengan manometer, termometer, kran pengambil cuplikan, pemanas, dan pengaduk. Mula-mula autoklaf diisi minyak goreng bekas, alkohol, dan katalisator dengan jumlah tertentu, lalu powerstat pemanas dan pengaduk dihidupkan dan diatur. Cuplikan diambil pada setiap selang waktu 10 menit dan selanjutnya lapisan bawah dianalisis kadar gliserolnya dengan cara asetin.Pada kisaran tertentu, peningkatan suhu, persentase katalisator, putaran pengaduk, dan perbandingan etanol-minyak, mengakibatkan konversi gliserid bertambah. Alkoholisis minyak goreng bekas mengikuti reaksi orde satu semu terhadap gliserid. Keadaan proses yang relatif baik, dijumpai pada waktu 60 menit, suhu 110°C, persentase katalisator 2 %, kecepatan pengadukan 310 ppm, dan perbandingan alkohol-minyak 6 mgek/mgek. Pada keadaan itu konversi mencapai 0.7099 bagian. Kata Kunci : alkoholisis, biodiesel, minyak goreng bekas, katalis b