Claim Missing Document
Check
Articles

Karakterisasi Arus-Tegangan Sensor Gas Hidrogen Dari Bahan Komposit Semikonduktor TiO2-SnO2 Reza Hamdani; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.979 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.1.73-79.2018

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi sensor gas hidrogen berupa pelet dengan bahan komposit TiO2-SnO2. Pelet sensor gas hidrogen dibuat dengan komposisi yang berbeda. Proses pembuatan sensor gas hidrogen diawali dengan pencampuran bahan, kalsinasi pada temperatur 500°C selama 4 jam, penggerusan, kompaksi dan sintering pada temperatur 700°C selama 4 jam dengan mengunakan metode reaksi dalam keadaan padat. Sensor gas hidrogen diuji pada temperatur ruang dengan mengukur nilai I-V, nilai sensitivitas, nilai konduktivitas, waktu respon dan karakterisasi XRD. Berdasarkan pengukuran I-V bahwa sampel 70% mol SnO2+30% mol TiO2 memiliki sensitivitas tertinggi yaitu 5,58 pada tegangan 27 Volt. Nilai konduktivitas tertinggi pada sampel 70%mol SnO2+30% mol TiO2 yaitu 6,34x10-2/Ωm pada lingkungan hidrogen. Waktu respon sampel 70%mol SnO2+30% mol TiO2 pada tegangan 27 volt adalah 36 sekon. Hasil XRD menunjukaan ukuran kristal 70% mol SnO2 + 30% mol TiO2  adalah 141,64 nm lebih kecil dibandingkan dengan bahan SnO2 dan TiO2 tanpa doping yaitu 149,101 nm dan 159,25 nmKata kunci: konduktivitas, sensitivitas, sensor gas hidrogen, TiO2-SnO2, waktu respon.
Koefisien Absorspi Bunyi dan Impedansi Akustik dari Panel Serat Kulit Jagung dengan Menggunakan Metode Tabung Tika Wulan Dari; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.553 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.4.473-478.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan nilai koefisien absorpsi bunyi dan impedansi akustik dari panel berbahan dasar komposit serat kulit jagung dengan matriks berupa resin epoksi. Kemampuan panel akustik diuji menggunakan metode tabung. Panel akustik diberikan perlakuan yang berbeda di setiap permukaan sampel. Desain permukaan yang diberikan yaitu permukaan tanpa alur, garis lurus panjang, garis lurus pendek, garis lurus panjang dan pendek, garis tegak lurus, dan lingkaran. Frekuensi sebagai sumber bunyi yang digunakan pada penelitian ini adalah 500 Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, 2000 Hz, dan 2500 Hz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien absorpsi bunyi dan impedansi akustik tertinggi terjadi pada desain permukaan garis lurus panjang yaitu 0,89 dan 1,26 kg/m²s dengan frekuensi 1000 Hz. Berdasarkan standar ISO 11654, dapat disimpulkan serat kulit jagung berpotensi digunakan sebagai panel akustik.
Pengaruh Densitas Panel Serat Ampas Tebu terhadap Koefisien Absorbsi Bunyi dan Impedansi Akustik Titit Puspita Sari; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.412 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.3.304-310.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh densitas panel serat ampas tebu terhadap koefisien absorbsi bunyi dan impedansi akustik.  Metode yang digunakan yaitu metode tabung pada komposit berbahan dasar serat ampas tebu dengan matriks resin epoksi. Material komposit tersebut diberi perlakuan densitas  yang berbeda untuk setiap sampel dengan tebal setiap sampel sama  yaitu 0,5 cm. Material uji dibuat dengan densitas yang berbeda yaitu  0,38 g/cm3,  0,44 g/cm3, 0,57 g/cm3, dan 0,62 g/cm3.  Frekuensi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, dan 8000 Hz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien absorbsi bunyi pada sampel dengan densitas 0,44 g/cm3 paling tinggi terjadi pada frekuensi 4000 Hz yakni 0,98 dan sampel dengan densitas 0,62 g/cm3 memiliki nilai koefisien absorbsi paling rendah pada frekuensi 500 Hz dengan nilai 0,56.  Nilai impedansi akustik tertinggi terjadi pada densitas 0,57 g/cm3 yaitu pada frekuensi 1000 Hz dengan nilai 1.27 dyne/cm5.  Panel serat ampas tebu ini sangat cocok digunakan pada ruangan audio karena memiliki nilai koefisien absorbsi yang cukup tinggi pada frekuensi 4000 Hz. Research  on the effect of the density of sugarcane bagasse fiber on the sound absorption coefficient and acoustic impedance has been conducted.  The method used is the tube method on the composite based on sugarcane bagasse with has been conducted  epoxy resin matrix. The composite material was given by a different density treatment for each sample with the same thickness of each sample that is 0.5 cm. The test material makes with different densities namely densities of 0.38 g/cm3, 0.44 g/cm3, 0.57 g/cm3, and 0.62 g/cm3.  The frequency used in this study is 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, 8000 Hz. The results showed that the sound absorption coefficient value with the highest 0.44 g/cm3 density occurred at 4000 Hz frequency, 0.98 and the sample with 0.62 g/cm3 density had the lowest absorption coefficient value at 500 Hz frequency with value of 0.56. The highest acoustic impedance value occurs at a density of 0.57 g/cm3, ie at a frequency of 1000 Hz with a value of 1.27 dyne.s/cm5.  This bagasse fiber panel is very suitable for use in audio rooms because it has a high absorption coefficient value at a frequency of 4000 Hz.
Karakterisasi Sensor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Bahan SnO2 Didoping dengan Al2O3 Nesfi Addina; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.281 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.4.531-537.2020

Abstract

Karakterisasi terhadap sensor gas LPG dari bahan SnO2 didoping dengan Al2O3 telah dilakukan. Sampel dibuat dengan persentase doping 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% mol terhadap bahan dasar SnO2. Sensor gas LPG diuji pada temperatur ruang untuk mendapatkan karakteristik I-V, nilai sensitivitas, selektivitas, konduktivitas, waktu respon dan karakterisasi XRD. Berdasarkan pengukuran karakteristik I-V, sensitivitas tertinggi pada sampel 92% mol SnO2 + 8 % mol  Al2O3 yaitu 4,33 pada tegangan 12 volt. Nilai selektivitas tertinggi terdapat pada sampel 92% mol SnO2 + 8 % mol Al2O3 yaitu 2,67 pada tegangan 6 volt. Nilai konduktivitas tertinggi dimiliki sampel 92% mol SnO2 + 8 % mol Al2O3 yaitu 12,06 x 10-4/Ω.m pada lingkungan LPG. Waktu respon sampel  92% mol SnO2 + 8 % mol Al2O3 yaitu 45 s pada tegangan 24 volt. Hasil XRD menunjukkan ukuran kristal 92% mol SnO2 + 8 % mol Al2O3 yaitu 43,67 nm lebih kecil dibandingkan dengan 100% SnO2 yaitu 57,74 nm. Characterization of LPG gas sensors made from material SnO2 doped with Al2O3 was performed. Samples were made with doped Percentages of 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and 10% mol of the basic ingredient SnO2. LPG gas sensors was tested at room temperature by measuring I-V’s characteristics, calculating values of sensitivity, selectivity, conductivity, response time and XRD characterization. Based on the measurement of I-V characteristics, the highest sensitivity of the sample 92% mol SnO2 + 8% mol Al2O3 is 4.33 at a voltage of 12 volts. The highest selectivity value of the sample 92% mol SnO2 + 8% mol Al2O3 is 2.67 at a voltage of 6 volts. The highest conductivity value was given a sample of 92% mol SnO2 + 8% mol Al2O3 is 12.06 x 10-4 / Ω.m in the LPG environment. The sample’s response time is 92% mol SnO2 + 8% mol Al2O3, which is 45 s at a voltage of 12 volts. The XRD results that the crystallite size of 92% mol SnO2 + 8% mol Al2O3 is 43.67 nm smaller than 100% SnO2 is 57.74 nm.
Karakterisasi Sensor TiO2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen Wahyuni Putri; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.213 KB) | DOI: 10.25077/jfu.5.2.122-130.2016

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi sensor gas oksigen berupa pelet dengan bahan utama TiO2 didoping dengan ZnO. Pelet sensor gas oksigen dibuat dengan variasi doping ZnO (0% mol, 2% mol,4% mol, 6%mol, 8% mol, dan 10% mol) terhadap bahan utama TiO2. Proses pembuatan sensor gas oksigen diawali dengan pencampuran bahan TiO2 didoping ZnO, kalsinasi pada temperatur 800 ºC selama 4 jam, penggerusan, kompaksi, dan sintering pada temperatur 900 ºC selama 4 jam. Sensor gas oksigen diuji pada temperatur ruang (30 ºC) dengan melihat karakteristik I-V, nilai sensitivitas, nilai konduktivitas, waktu respon, dan karakterisasi XRD. Berdasarkan pengukuran krakteristik I-V bahwa sampel dengan penambahan bahan ZnO sebanyak 8% mol memiliki sensitivitas tertinggi dibanding sampel lainnya yaitu 2,46 pada tegangan 3 volt dan sampel yang memiliki konduktivitas tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan ZnO terbanyak yaitu 10% mol dengan nilai konduktivitas di lingkungan udara sebesar 7,33 x 10-3 Ω-1m-1 dan nilai konduktivitas di lingkungan oksigen sebesar 11,79 x 10-3 Ω-1m-1. Waktu respon sampel 92% mol TiO2 + 8% ZnO pada tegangan 3 volt adalah 55 s. Hasil XRD menunjukkan ukuran kristal 92% mol TiO2 + 8% mol ZnO lebih besar dibandingkan dengan bahan TiO2 murni. Pada doping TiO2 + 8% ZnO telah terbentuk senyawa baru berupa Zn2TiO4.Kata kunci : karakterisasi I-V, konduktivitas, sensor gas oksigen,sensitivitas, TiO2(ZnO),waktu respon.
Karakterisasi Arus dan Tegangan Sensor Okigen dari Bahan TiO2 Didoping dengan SnO2 Harma Dwi Putri; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.414 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.3.266-272.2018

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi arus dan tegangan sensor gas oksigen berbentuk pelet dari bahan semikonduktor TiO2 didoping dengan SnO2. Sensor gas oksigen dibuat dengan konsentrasi doping SnO2 yang berbeda. Proses pembuatan sensor gas oksigen diawali dengan pencampuran bahan, kemudian sampel dikalsinasi pada temperatur 500 ℃ selama 4 jam menggunakan metode reaksi dalam keadaan padat. Sensor gas oksigen diuji pada temperatur ruang untuk mendapatkan karakteristik I-V, menentukan nilai sensitivitas, konduktivitas dan waktu respon dan karakterisasi XRD. Berdasarkan pengukuran karakteristik I-V, sensitivitas tertinggi terdapat pada komposisi bahan 92% mol TiO2+ 8% mol SnO2 yaitu 4,08 pada tegangan 24 volt. Nilai konduktivitas tertinggi terdapat pada komposisi bahan 92% mol TiO2 + 8% mol SnO2 yaitu 2,81 x 10-2/Ωm di lingkungan oksigen, dengan waktu respon 32 sekon dan tegangan 24 volt. Hasil XRD menunjukan ukuran kristal 92% mol TiO2 + 8 % mol SnO2 yaitu 86,53, nm lebih kecil dibandingkan dengan TiO2 tanpa doping yaitu 121,17 nm.Kata kunci: Sensor gas oksigen, TiO2- SnO2, sensitivitas, konduktivitas, waktu respon.
Karakterisasi Arus-Tegangan Sensor Gas Hidrogen Dari Bahan Semikonduktor Heterokontak ZnO/SnO2 (TiO2) Melia Rosa; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.588 KB) | DOI: 10.25077/jfu.11.2.263-270.2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh penambahan doping TiO2pada bahan dasar hetero ZnO/SnO2 sebagai sensor gas hidrogen, terhadap karakteristik I-V, nilai sensitivitas, konduktivitas, selektivitas, waktu respon, dan karakterisasi XRD. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode solid state reaction berbentuk pelet dimana kalsinasi pada suhu 500°C selama 4 jam, penggerusan, kompaksi, dan proses sintering pada suhu 700°C selama 4 jam. Berdasarkan pengukuran karakteristik I-V diperoleh hasil bahwa bahan ZnO/SnO2 (6% mol TiO2) memiliki sensitivitas tertinggi yaitu 6,06 pada tegangan operasional 12 volt. Nilai selektivitas tertinggi diperoleh pada sampel ZnO/SnO2 (4% mol TiO2) yaitu 1,89 pada tegangan operasional 30 volt. Nilai konduktivitas tertinggi diperoleh pada  sampel ZnO/SnO2 (6% mol TiO2) yaitu 9,81x 10-3 / Ωm  pada lingkungan hidrogen. Sedangkan waktu respon sampel ZnO/SnO2 (8% mol TiO2) pada gas hidrogen yaitu 30 sekon  dan untuk gas oksigen yaitu 36 sekon pada tegangan operasional 12 volt. Dari hasil XRD menujukkan bahwa sampel SnO2  didoping TiO2  mempunyai ukuran kristal lebih besar daripada sampel SnO2 tanpa doping. Campuran SnO2 didoping TiO2 telah terbentuk senyawa baru yaitu Sn2 (TiO4) yang ditandai dengan adanya puncak-puncak baru pada grafik.
Karakterisasi Arus-Tegangan Sensor Gas Hidrogen Dari Bahan Semikonduktor SnO2 Didoping dengan Na2CO3 Ingka Amelia; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 4 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.135 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.4.353-358.2018

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi sensor gas hidrogen berupa pelet dari bahan semikonduktor SnO2 didoping dengan Na2CO3. Pelet sensor gas hidrogen dibuat dengan variasi konsentrasi doping. Proses pembuatan sensor gas hidrogen diawali dengan pencampuran bahan dengan menggunakan metode reaksi dalam keadaan padat. Sensor gas diuji pada temperatur ruang dengan melihat karakteristik I-V, sensitivitas, selektivitas, konduktivitas, waktu respon dan kristalinitas sampel. Karakteristik I-V menunjukkan bahwa sampel dengan 92% mol SnO2 + 8% mol Na2CO3 memiliki nilai sensitivitas tertinggi yaitu 4,83 dan nilai selektivitas 2,92 pada tegangan 9 Volt. Konduktivitas tertinggi dimiliki sampel dengan 94% mol SnO2 + 6% mol Na2CO3 yaitu 23,11 x 10-4 /Ωm pada lingkungan hidrogen. Waktu respon sampel 92% mol SnO2 + 8% mol Na2CO3 pada tegangan 9 Volt untuk gas hidrogen adalah 63 detik dan untuk gas oksigen adalah 69 detik. Hasil XRD menunjukkan bahwa ukuran kristal SnO2 yang didoping dengan Na2CO3 lebih kecil dibandingkan dengan bahan SnO2 tanpa doping.Kata kunci: konduktivitas, selektivitas, sensitivitas, sensor gas hidrogen, waktu respon.
Karakterisasi TiO2(CuO) Yang Dibuat dengan Metoda Keadaan Padat (Solid State Reaction) Sebagai Sensor CO2 Hendri ,; Elvaswer ,
Jurnal Fisika Unand Vol 1 No 1: Oktober 2012
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.324 KB) | DOI: 10.25077/jfu.1.1.%p.2012

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan doping CuO pada bahan dasar TiO2, sebagai sensor CO2 ,terhadap karakteristik I-V, sensitivitas, konduktivitas dan energi gapnya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode solid state reaction dimana kalsinasi pada suhu 800o C selama 3 jam dam proses sintering suhu 900oC selama 5 jam. Berdasarkan pengukuran karakteristik I-V diperoleh hasil bahwa bahan dengan doping memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bahan murni, nilai sensitivitas tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan doping 6% yaitu 2,58, sedangkan  konduktivitas meningkat seiring dengan bertambahnya suhu. Dari pengukuran energi gap diperoleh hasil bahwa energi gap pada bahan murni lebih tinggi dibandingkan dengan bahan dengan doping.
Sifat Listrik Material Ferroelektrik Barium Titanat (BaTiO3) dengan Doping Cerium (Ce) Vivi Wijaya; Elvaswer Elvaswer
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1951.272 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.1.111-116.2021

Abstract

Pembuatan material ferroelektrik Barium Titanat (BaTiO3) didoping cerium (Ce) telah dilakukan. Pemberian variasi komposisi doping dilakukan untuk mengetahui nilai konstanta dielektrik, rugi-rugi dielektrik, tingkat kekeristalan serta ukuran kristal tiap sampel. Sampel dibuat menggunakan metode solid state reaction dengan persentase doping Ce 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% mol yang dikompaksi dalam bentuk pelet. Satelah sampel disintering pada suhu 700°C selama 4 jam, dilakukan karakterisasi menggunakan RLC meter dengan variasi frekuensi 100 Hz, 120 Hz dan 1 KHz dan karakterisasi XRD. Diperoleh hasil bahwa pengaruh doping menaikkan nilai konstanta dielektrik pada komposisi doping 1% mol pada frekuensi 100 Hz dengan nilai konstanta dielektrik sebesar 4220. Pada komposisi  doping 1% ini juga ditemukan nilai faktor desipasi tertinggi yaitu sebesar 4,45. Pada uji XRD ditemukan  komposisi doping 1% memiliki nilai tingkat kekristalan yang lebih besar dari komposisi doping 3% yaitu sebesar 89% Dielectric is a material that is widely developed in technology, especially in applications as capacitors. A study entitledthe effect of the doping composition of cerium (Ce) on barium titanate (BaTiO3) for the dielectric constant and the cyrstal structure ofBa1-xCexTiO3has been conducted. This study aims to determine the effect og giving the doping composition Ce (x=1%, 2%, 3%, 4%, 5%) on BaTiO3, knowing the dissipation factor and the dielectric constant ofBa1-xCexTiO3.The solid state reaction method wasused in this study by reacted the solids in form of powders at a high temperature 750°C for 4 hours. The RLC meter is used to measure the capacitance and then it is processed and the highest dielectic constant and highest dissipation factor are obtained at the 1% doping composition of 55389,387 with a dissipation factor 2,74. The crystal structure was analyzed using xrd, and the highesst intensity results were in composition at 1% doping and 152,84. The hightest crytallinity formed was 89,11 but the largest crystal size was obtained in composition 3% doping is 36,7549 nm
Co-Authors Abu Khalid Rivai Abu Khalid Rivai Ade Oktavia Adella Kusmala Dewi Afdhal Muttaqin Arif Budiman Arlindo Rizal Arlindo Rizal, Arlindo Arva Yogi Astuti Astuti Astuti Astuti Astuti Astuti Astuti Ayu Afifah Al-Farzaq Azri Risandi Bery, Winda Surya Dahyunir Dahlan Dedi Mardiansyah Dian Fitriyani Dian Fitriyani Dwi Pujiastuti Dwi Pujiastuti Dwi Puryanti El Basthoh Enny Zarvianti Enny Zavianti Essy Puspa Zelvia Fajri Ridhola Fajri Ridhola, Fajri Feriska Handayani Irka, Feriska Handayani Frastica Deswardani Harma Dwi Putri Harmadi Harmadi Harmadi Harmadi Hendri , Hudya Fitra Hasmin Ikhsan, Khairatul Ilham Afriesta Bahar Ilham Perdana Imam Taufik Imam Taufiq Imam Taufiq Ingka Amelia Iqbal Ramadhan Iqbal Ramadhan Irene Wijaya Iswandi Iswandi Khairatul Ikhsan Mardaleni Mardaleni Mardiah Mardiyanto Mardiyanto Mardiyanto Mardiyanto Marzuki Marzuki Marzuki Marzuki Melia Rosa Meqorry Yusfi Mohammad Ali Shafii Mora Mora Mora Mora Mora Muhammad Arif Muhammad Arif Muhammad Kahfi Muhammad Kahfi Muhammad Nikon Muldarisnur, Mulda Mutya Vonnisa Naela Amalia Zulfa Naela Amalia Zulfa Nesfi Addina Nova Fitriani Nurul Hafifah Nurul Hasanah Palmasi Syahputra Paradita Ramli Prima Ade MD Rahmad Rasyid Rahmad Rasyid Rahmat Rasyid Rahmat Rasyid Ramacos Fardela Ramli, Paradita Rani Delvihardini Ratna Sari Dewi Reni Oktavia Reza Hamdani Rozi Riwanda Sinta Maiyeni Solly Aryza Sonya Yuliantika Sonya Yuliantika Sonya Yuliantika, Sonya Sri Handani Sri Oktamuliani Sri Ramadhani Sulistioso G.S Sulistioso G.S, Sulistioso Sulistioso Giat Sukaryo Sulistioso Giat Sukaryo, Sulistioso Giat Tika Wulan Dari Titit Puspita Sari Trengginas Eka Putra Sutantyo Usna, Sri Rahayu Alfitri Veithzal Rivai Zainal Vivi Wijaya Vonny Febrita Vonny Febrita, Vonny Wahyuni Putri Wildian Wildian Winda Surya Bery Ya Putri Yulda Risma Yulia Fitri Yulia Rezita Yulita Yulita Yusratul Aziza Zahwa Khairunisa Zarvianti, Enny Zavianti, Enny Zelvia, Essy Puspa Zulfi Zulfi Zulfi Zulfikri Syafnur