Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

THE EFFECT OF NOISE EXPOSURE ON THE AVERAGE NUMBER OF TEMPORAL LOBUS NEURONS IN ADULT WISTAR RATS Suka Astini, Dewa Ayu Agung Alit; Evayanti, Luh Gde; Witari, Ni Putu Diah; Sumadewi, Komang Trisna; Prima Dewi, A.A.A Asri; Anthony Kerans, Fransiscus Fiano; Kurniawati, Ida
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i07.P09

Abstract

Noise is defined as unwanted and disruptive sound, considered an environmental stressor and disturbance. Noise encompasses many aspects of modern communities, including work environments. The damaging effects of noise primarily result from the unrestricted production of free radicals into the auditory organs. Exposure to noise causes various health problems, such as hearing impairment, sleep disturbances, and interference with individual performance. Reactive oxygen species (ROS), also known as free oxygen radicals, are normal by-products of cellular aerobic metabolism. These unstable molecules can damage cellular lipids, proteins, and nucleic acids in DNA if the antioxidant balance is disrupted. Acute and chronic exposure to loud noise generates excessive free radicals and disrupts extra-auditory organs such as the nervous, endocrine, and cardiovascular systems. The purpose of this study is to analyze the relationship between noise exposure and the number of neurons in the temporal lobes of Wistar rats. The research design used is a laboratory experimental design, specifically a pure experimental design, implemented with the randomized posttest-only control group design. The research sample consists of 30 male Wistar rats randomized into 2 groups, control and treatment. The treatment group is exposed to 95dB noise for 4 hours per day for 14 days. The rats are then euthanized, and their brain tissue is fixed with 10% neutral buffered formalin. Assessment is performed using Hematoxylin Eosin staining, and analysis is conducted blindly on the average number of neurons in the rat's temporal lobes. Data is subjected to normality testing using the Shapiro-Wilk test and analyzed using independent t-tests for parametric comparison. The results show a significant difference in the mean number of neurons in the temporal lobes between rats exposed to noise and the control group (p <0.005). The conclusion of this study is that noise affects neuron cells in the temporal lobes. Keywords : noise, temporal lobe, neurons.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Disposisi Matematika Siswa Pada Materi SPLDV Kurniawati, Ida; Setiawan, Agus; Anwar, M. Saidun; Muhammad, Ilham
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 1 No. 3 (2024): Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (Januari)
Publisher : CV Bimbingan Belajar Assyfa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61650/jptk.v1i3.200

Abstract

Dalam penelitian ini penulis menganalisis tentang kesulitan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah matematik serta untuk mengetahui disposisi matematika siswa pada tiap butir pernyataan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkarakterisasi kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa dalam penerapan materi SPLDV di. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa. Ada 36 siswa dari SMP yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrument penelitian yang digunakan terdiri dari tes dalam penelitian ini untuk mengukur ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. (1) Tes dalam penelitian ini memuat soal berbentuk essay. Bentuk soal essay dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa, (2) Angket yang digunakan adalah angket disposisi matematis, (3) metode observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran matematika. Motivasi dan refleksi siswa di kelas mendapat nilai terendah (61%), yang memiliki efek pada indikator lain secara agregat kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematika siswa jauh lebih tinggi dari rata-rata.
Pelatihan Pembuatan Mainan Edukasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu dalam Stimulasi Perkembangan Balita Kurniawati, Ida; Witari, Ni Putu Diah; Dewi, A.A. Ayu Asri Prima; Kerans, Fransiscus Fiano Anthony; Wangsa, Putu Gde Hari; Adhitya, I Putu Gde Surya
International Journal of Community Service Learning Vol. 8 No. 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v8i2.76911

Abstract

Proses tumbuh kembang anak pada periode emas akan sangat menentukan fase tumbuh kembang anak selanjutnya. Deteksi dini dan stimulasi perkembangan anak perlu dilakukan secara berkala sebagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan dan mencegah masalah terkait yang dapat muncul pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada mitra untuk meningkatkan keterampilan pembuatan mainan edukasi anak berbahan sederhana dan memberikan pengetahuan mengenai peranan mainan edukasi dalam stimulasi perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pendekatan survey kepada masyarakat. Penelitian ini melibatkan subjek sebanyak 15 orang anak. Metode pelaksanaan PKM meliputi sosialisasi dan diskusi menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan permasalahan di masyarakat.  Adapun instrumen yang digunakan adalah panduang FGD.  Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif.  Hasil penelitian ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan mitra dalam pembuatan mainan edukasi untuk stimulasi perkembangan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pelatihan pembuatan mainan edukasi anak dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk berkreasi dalam membuat mainan edukasi anak berbahan sederhana Penelitian ini memiliki dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan bagi kader posyandu terkait pembuatan mainan edukatif untuk stimulasi tumbuh kembang balita. Permainan edukatif sangat bermanfaat dalam proses perkembangan anak.
Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Stimulasi Perkembangan Bayi Melalui Baby Gym di Banjar Tandang Tri Buana, Desa Batur Tengah, Kintamani Sumadewi, Komang Trisna; Asri Prima Dewi, Anak Agung Ayu; Anthony Kerans, Fransiscus Fiano; Diah Witari, Ni Putu; Suka Astini, Dewa Ayu Agung Alit; Evayanti, Luh Gede; Kurniawati, Ida
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan perkembangan pada bayi dan anak menjadi perhatian pemerintah karena dampak yang dapat ditimbulkan. Gangguan perkembangan motorik banyak ditemukan pada bayi usia 3-5 bulan. Gangguan ini berupa keterlambatan perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya. Kondisi ini terjadinya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya rendahnya stimulus yang diberikan. Berdasarkan wawancara bersama kader Posyandu di Banjar Tandang Tribuana, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, didapatkan bahwa pemberian informasi mengenai perkembangan anak masih rendah, pelatihan mengenai pemberian stimulasi bayi dan anak juga masih jarang dilakukan, serta belum pernah dilakukan pelatihan mengenai baby gym. Melihat permasalahan tersebut, maka solusi yang dapat dilakukan antara lain memberikan edukasi mengenai tumbuh kembang serta stimulasi anak berdasarkan usia, dan pelatihan mengenai baby gym yang dapat membantu perkembangan bayi dan anak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai tumbuh kembang anak, stimulasi perkembangan sesuai usia, mengenali keterlambatan perkembangan serta meingkatkan keterampilan mitra dalam melakukan baby gym. Mellalui kegiatan ini didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan mitra mengenai tumbuh kembang dan stimulasi anak sebesar 51.17%, peningkatan keterampilan mitra dalam memberikan stimulasi serta melalukan baby gym. Kehadiran peserta 100% dengan pastisipasi aktif melalui respon yang diberikan oleh peserta. Kesimpulannya, program ini terlaksana dengan lancar dan dapat memenuhi indikator keberhasilan program yang sudah ditetapkan oleh tim pengabdian.
Hematology Profiles in Colorectal Cancer Patients in Bali Kurniawati, Ida; Dewi, Anak Agung Ayu Asri Prima; Kerans, Fransiscus Fiano Anthony; Witari, Ni Putu Diah; Adyasputri, A A I Ayesa Febrinia; Sueta, Made Agus Dwianthara; Sumadewi, Komang Trisna; Evayanti, Luh Gde; Astini, Dewa Ayu Agung Alit Suka
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 18 No 01 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v18i01.6936

Abstract

Colorectal cancer is a leading cause of cancer-related deaths worldwide. This study explores blood profile and cancer staging in colorectal cancer patients in Bali. It was a descriptive-analytical study that collected demographic and clinical data from medical records of colorectal cancer patients at Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Hospital. The results of the study showed the basic characteristics and hematology profiles of 100 colorectal cancer patients. The average age of patients was 55.6 ± 11.4 years, with 54% of the total sample being male. The average body mass index (BMI) was 21.1 ± 3.6 kg/m², with an average height of 161.9 ± 6.1 cm and an average weight of 55.3 ± 10.0 kg. Laboratory tests revealed an average hemoglobin (Hb) level of 11.0 ± 3.6 g/dL, red blood cell count of 4.0 ± 0.9 million/μL, white blood cell count of 11.2 ± 7.3 thousand/μL, and platelet count of 302.8 ± 154.8 thousand/μL. The average hematocrit (HCT) level was 33.7 ± 6.6 L/L. Liver function parameters indicated average aspartate aminotransferase (AST/SGOT) levels of 45.6 ± 63.6 U/L and alanine aminotransferase (ALT/SGPT) levels of 24.6 ± 29.4 U/L. Renal function was described by an average blood urea nitrogen (BUN) level of 21.8 ± 21.0 mg/dL, urea levels of 21.9 ± 21.2 mg/dL, and creatinine levels of 2.3 ± 11.5 mg/dL. Our study highlights the importance of hematology profiles in colorectal cancer patients as part of cancer screening examination. Further study with a larger number of samples and more diverse populations is needed to analyze the relation between variables.
HUBUNGAN PENUNDAAN ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT RECONSTRUCTION DENGAN KONDISI KINESIOPHOBIA DAN PERUBAHAN PSIKOLOGIS Pravidayanti, Ni Nyoman Rinda; Adhitya, I Putu Gde Surya; Utama, Anak Agung Gede Eka Septian; Negara, Anak Agung Gede Angga Puspa; Kurniawati, Ida
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43726

Abstract

Anterior cruciate ligament reconstruction (ACLR) merupakan tindakan penggantian ligamen ACL menggunakan jaringan tendon yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi lutut agar dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya, mencegah terjadinya cedera yang semakin parah, dan meningkatkan kualitas hidup untuk waktu yang lama. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penundaan ACLR memiliki hubungan signifikan dengan perubahan psikologis dan kinesiophobia yang dilihat melalui kuesioner Tampa Scale for Kinesiophobia 17 (TSK-17), dan Anterior Cruciate Ligament Return to Sport After Injury (ACL-RSI). Desain penelitian yang digunakan yaitu kohort prospektif, dengan total 32 sampel yang merupakan anggota Komunitas ACL Indonesia dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kinesiophobia dan psikologis yaitu TSK-17, dan ACL-RSI. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Spearman’s rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan secara statistik antara penundaan ACLR terhadap psikologis dengan nilai yang diperoleh yaitu p=0.040 (p<0.05) dan nilai r=-0.365 yang bernilai negatif. Selain itu, penundaan ACLR juga ditemukan berhubungan signifikan terhadap kondisi kinesiophobia sebelum operasi dengan nilai p=0.040 (<0.05) dan nilai r=0.365 yang memiliki hubungan positif.  Terdapat hubungan yang signifikan antara penundaan ACLR dengan kondisi psikologis pada skala ACL-RSI. Selain itu, ditemukan pula hubungan signifikan antara penundaan ACLR dengan kondisi kinesiophobia pada skala TSK-17 sebelum ACLR
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI LUTUT DAN KESIAPAN KEMBALI BEROLAHRAGA PASCA ACLR PADA KOMUNITAS ACL INDONESIA Dewi, Ni Kadek Ari Kusuma; Adhitya, Putu Gde Surya; Pramita, Indah; Yasa, I Wayan Putu Sutirta; Kurniawati, Ida
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43792

Abstract

Rekonstruksi ACL merupakan operasi cangkok jaringan ACL yang digunakan untuk mengembalikan stabilitas dan fungsi pada sendi lutut sehingga memungkinkan pasien untuk kembali ke tingkat aktivitas pra-cedera ACL. Tindakan anterior cruciate ligament reconstruction (ACLR) di Indonesia meningkat sebanyak 42% pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 dengan total 2.236 tindakan ACLR di tahun 2019 serta diperkirakan meningkat seiring dengan semakin tingginya partisipasi individu remaja serta dewasa muda di bidang olahraga. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi lutut dan kesiapan kembali berolahraga pasca ACLR. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan total sampel yang terlibat pada penelitian ini berjumlah 62 orang yang telah tergabung dalam Komunitas ACL Indonesia dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil : Uji deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan distribusi karakteristik variabel seperti usia, jenis kelamin, body mass index (BMI), pendidikan, tipe graft, waktu operasi, jenis rehabilitasi setelah operasi, fungsi lutut menggunakan Lysholm Knee Scale, serta kesiapan kembali berolahraga menggunakan ACL-RSI. Simpulan : Secara statistik BMI dan waktu operasi dapat mempengaruhi fungsi lutut serta usia dan tingkat pendidikan mempengaruhi kesiapan kembali berolahraga pasca ACLR.
HUBUNGAN TIPE GRAFT TERHADAP FUNGSI LUTUT DAN FUNGSI PERGELANGAN KAKI PASCA ACLR Ni Nyoman Ratnaningsih; Adhitya, I Putu Gde Surya; Vittala, Govinda; Wahyuni, Nila; Kurniawati, Ida
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44075

Abstract

Cedera anterior cruciate ligament (ACL) merupakan salah satu cedera yang paling sering dialami oleh individu muda, terutama mereka yang aktif di bidang olahraga. Sebagian besar robekan ACL terjadi pada atlet melalui mekanisme kontak dan non-kontak. Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami cedera ACL, dengan jumlah kasus mencapai 200.000 per tahun dan sebanyak 100.000 menjalani rekonstruksi. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 55 pasien ACL yang telah menjalani ACLR dan merupakan anggota Komunitas ACL Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner lysholm dan foot and ankle outcome score (FAOS) yang dikirimkan melalui platform online. Analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan bivariat dengan uji spearman untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe graft memiliki hubungan signifikan dengan fungsi pergelangan kaki, khususnya pada kualitas hidup (QOL). Analisis korelasi menunjukkan bahwa tipe graft memiliki korelasi positif yang signifikan dengan QOL (r=0.319, p=0.017). Hal ini menunjukkan bahwa jenis tipe graft yang digunakan saat ACLR memberikan pengaruh terhadap fungsi pergelangan kaki khususnya pada QOL.Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tipe graft dengan fungsi pergelangan kaki pasca operasi ACLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan tipe graft yang tepat dapat mempengaruhi hasil fungsional pergelangan kaki.
HUBUNGAN FUNGSI LUTUT TERHADAP KESIAPAN PSIKOLOGIS PADA PASIEN ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT DENGAN PENANGANAN OPERATIF PADA KOMUNITAS ACL INDONESIA Selviani, Ni Putu Ayu; Adhitya, I Putu Gde Surya; Kinandana, Gede Parta; Wibawa, Ari; Kurniawati, Ida
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44076

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fungsi lutut dan kesiapan psikologis pada pasien ACL yang menjalani tindakan operatif. Metode yang digunakan adalah studi observasional dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan pasien pasca operasi ACL dengan evaluasi fungsi lutut menggunakan skala objektif serta asesmen psikologis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya rehabilitasi fisik dan mental dalam pemulihan pasca operasi ACL. Penelitian ini menggunakan desain analisis bivariat pada 36 pasien yang menjalani operasi ACL. Data yang dikumpulkan meliputi usia, jenis kelamin, Body Mass Index (BMI), tingkat pendidikan, serta waktu pascaoperasi. Fungsi lutut diukur menggunakan International Knee Documentation Committee 2000 (IKDC 2000), sedangkan kesiapan psikologis dinilai dengan skala Anterior Cruciate Ligament-Return to Sport after Injury (ACL-RSI). Korelasi antara fungsi lutut dan kesiapan psikologis dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia pasien adalah 27,16 ± 8,63 tahun, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (75%). Analisis korelasi menunjukkan hubungan positif antara fungsi lutut dan kesiapan psikologis pada pasien operatif (r = 0,401; p = 0,015).  Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi lutut dan kesiapan psikologis pada pasien yang menjalani operasi ACL. Peningkatan fungsi lutut dapat berkontribusi terhadap kesiapan psikologis pasien dalam kembali ke aktivitas normal. 
Female gender and time from injury to surgery as risk factors for decreased knee functions in ACL injury survivors Kurniawati, Ida; Witari, Ni Putu Diah; Dewi, Anak Agung Ayu Asri Prima; Kerans, Fransiscus Fiano Anthony; Sumadewi, Komang Trisna; Astini, Dewa Ayu Agung Alit Suka; Evayanti, Luh Gde
Physical Therapy Journal of Indonesia Vol. 6 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Universitas Udayana dan Diaspora Taipei Medical University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/ptji.v6i1.247

Abstract

Background: Anterior cruciate ligament (ACL) injuries are serious orthopedic conditions that require long-term recovery and significant costs. This study aimed to assess the risk of decreased knee function among ACL injury survivors in the Indonesian ACL community. Methods: This study used a prospective observational cohort design with a population of all members of the Indonesian ACL community who experienced ACL injury. The primary outcome of this study was a decrease in knee function was measured using the Lysholm knee score. We calculated univariate and multivariate analyses using logistic regression for each variable. Results: The results showed that female gender and time from injury to surgery were significant factors that influenced poor knee function after ACL reconstruction. Women had a significantly higher risk (odd ratio (OR) = 15.28; adjusted OR (AOR) = 23.47; p-value < 0.010). In addition, the time between injury and surgery significantly affected postoperative knee function (AOR = 1.05; p-value = 0.049). Other factors such as age and body mass index did not show significant associations in either univariate or multivariate analyses. Conclusion: This study confirmed that female gender and time from injury to surgery were important factors influencing poor knee function after ACL reconstruction. Timely intervention and focused rehabilitation programs are key steps to improve patient functional outcomes.