Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

EDUKASI PSIKOLOGIS UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI LUKA PASCA CEDERA Bachtiar, Nanda; Maulida, Iroma; Karmandika, Ardhi Henda
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 4 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i4.32530

Abstract

Abstrak: Remaja Remaja merupakan kelompok rentan terhadap gangguan kecemasan, terutama pasca cedera yang memengaruhi kondisi psikologis dan kualitas hidup. Minimnya perhatian terhadap aspek mental dalam pemulihan fisik mendorong pelaksanaan edukasi psikologis. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mengelola kecemasan pasca cedera. Kegiatan dilakukan di SMAN 5 Kota Tegal, melibatkan 36 siswa kelas X dan XI. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, pelatihan teknik relaksasi pernapasan 4-7-8, terapi kognitif perilaku sederhana, serta penguatan dukungan sosial. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test sebanyak 10 soal pilihan ganda. Indikator keberhasilan diukur dari peningkatan kategori pengetahuan siswa. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan: kategori pengetahuan tinggi naik dari 61,1% menjadi 80,6%, sedangkan kategori rendah turun dari 22,2% menjadi 2,8%. Program ini terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa dalam menghadapi kecemasan pasca cedera.Abstract: Adolescents are vulnerable to anxiety disorders, especially post-injury, which affects their psychological state and quality of life. The lack of attention to mental aspects in physical recovery encourages the implementation of psychological education. The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of adolescents in managing post-injury anxiety. The activity was conducted at SMAN 5 Tegal City, involving 36 students in grades X and XI. The methods used included counseling, training in 4-7-8 breathing relaxation techniques, simple cognitive behavioral therapy, and strengthening social support. Evaluation was conducted through pre-test and post-test of 10 multiple choice questions. The success indicator was measured by the increase in students' knowledge category. The results showed significant improvement: the high knowledge category rose from 61.1% to 80.6%, while the low category fell from 22.2% to 2.8%. The program proved effective in increasing students' awareness and skills in dealing with post-injury anxiety.
PENINGKATAN SIKAP PENERIMAAN DIRI REMAJAMELALUI PENYULUHAN DAN PERMAINAN PENGENALAN DIRI DI KOTA TEGAL Maulida, Iroma; Latifah, Ulfatul; Hasan, M. Ibnu; Sari, Atikah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25829

Abstract

Abstrak: Sikap penerimaan diri (self acceptance) adalah sikap puas akan keadaan diri sendiri atau dapat menerima semua yang ada pada dirinya baik kelebihan maupun kekurangannya. Individu yang memiliki self acceptance akan memandang kekurangan diri sebagai hal yang wajar yang dimiliki setiap individu sehingga akan bisa berpikir positif tentang dirinya. Kekurangan tidak akan menghambat untuk mengaktualisasikan dirinya. Untuk itu tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan sikap penerimaan diri remaja melalui penyuluhan dan permainan tentang konsep pengenalan diri. Metode kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan tentang sikap penerimaan diri, dilanjutkan dengan permainan pengenalan diri pada remaja kelas XI jurusan akuntansi SMK Ikhsaniah Kota Tegal berjumlah 22 orang. Evaluasi dilakukan melalui pre dan post test sebelum dan sesudah kegiatan pengabdian dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan rata-ratai sikap penerimaan diri siswa 79,59 sebelum kegiatan dan 79,82 setelah kegiatan. Tidak ada perbedaan yang bermakna sikap penerimaan diri sebelum dan sesudah kegiatan. Walupun demikian kegiatan tersebut tetap bermanfaat bagi remaja yaitu menambah rasa percaya diri serta menerima kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Hal ini disampaikan oleh beberapa siswa di akhir kegiatan walaupun hasil pre dan post testnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna.Abstract: The attitude of self-acceptance is an attitude of being satisfied with one's own condition or being able to accept everything that is in oneself, both its advantages and disadvantages. 7 Individuals who have self-acceptance will view their own shortcomings as normal things that every individual has so that they will be able to think positively about himself. Disadvantages will not prevent him from actualizing himself. For this reason, the aim of this activity is to increase teenagers' self-acceptance through counseling and games about the concept of self-recognition. The method of activities carried out includes counseling about self-acceptance, followed by self-introduction games for 22 class XI teenagers majoring in accounting at Ikhsaniah Vocational School, Tegal City. Evaluation is carried out through pre and post tests before and after service activities are carried out. The target of the activity is class XI students majoring in accounting, a new major at the school. The service results showed that the average student self-acceptance attitude was 79.59 before the activity and 79.82 after the activity. There is no significant difference in self-acceptance attitudes before and after the activity. However, this activity is still beneficial for teenagers, namely increasing their self-confidence and accepting their strengths and weaknesses. This was conveyed by several students at the end of the activity even though the pre and post test results showed there were no significant differences Self Acceptance.
The Influence of Stress on the Severity of Acne Vulgaris in Adolescents Latifah, Ulfatul; Maulida, Iroma; Henda K, Ardhi
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 1 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i1.4010

Abstract

In Indonesia, acne vulgaris is a common skin disease, almost everyone has experienced acne vulgaris, especially in young people, it occurs around 85 - 100%. The highest prevalence occurs in women aged 14-17 years, 83-85%, and men aged 16-17 years. 19 years old, accounting for 95-100%. One of the factors that causes acne to appear is stress. Stress is pressure that occurs due to a mismatch between the desired situation and expectations. Teenagers who experience acne will certainly feel uncomfortable. This study aims to determine the effect of stress on the severity of acne vulgaris in adolescents. Method: Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan observasional menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kota Tegal dengan jumlah sampel sebanyak 288 yang diambil secara acak. Uji analisis menggunakan uji Chi-square. Results: This study aims to determine the effect of stress on the severity of acne vulgaris in adolescents. Method: This type of research is quantitative analytical research with an observational approach using a cross-sectional design. The population in this study were teenagers in Tegal City with a total sample of 288 taken randomly. Test the analysis using the Chi-square test. Conclusions: Stress factors influence the severity of acne vulgaris, the more stressed a teenager is, the more severe the incidence of acne vulgaris they suffer.
STUDI KASUS DUKUNGAN/PENANGANAN KELUARGA PENDERITA COVID-19 DENGAN PENYAKIT PENYERTA Maulida, Iroma; Saputri, Reny Eka
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v11i01.3053

Abstract

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus 2 (SARS CoV-2). Pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta memiliki risiko lebih besar untuk menimbulkan keseriusan, mulai dari Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi organ, termasuk gagal ginjal akut atau gagal jantung hingga kematian. Sementara itu, dalam pengelolaan pencegahan kesehatan masyarakat disebutkan perlunya isolasi bagi pasien Covid-19. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya keluarga dalam penanganan/perawatan pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi kasus dimana responden utama adalah keluarga yang merawat penderita Covid-19 tahun 2020 dengan penyakit penyerta sebanyak 3 responden dan pegawai PHB. Pengumpulan data dilakukan secara online melalui pengisian kuesioner dan wawancara menggunakan media sosial WhatsApp. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1 responden yang mendampingi penuh pasien selama isolasi mandiri dan membantu melakukan aktivitas sehari-hari pasien. Sedangkan 2 lainnya belum bisa sepenuhnya membantu karena satu pasien bolak-balik diisolasi di rumah sakit. Satu pasien lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah namun responden tidak satu rumah dengan pasien. Perlakuan yang bervariasi dalam membantu pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta tampaknya mempengaruhi kondisi psikologis dan fisik pasien berdasarkan wawancara dengan responden. Dari penelitian ini, disarankan kepada keluarga untuk mendampingi penderita Covid-19 selama isolasi baik di rumah maupun di rumah sakit.
PENGARUH JENIS MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN (POSTER DENGAN & TANPA CHEKLIST) TERHADAP PENGETAHUAN DAN PRAKTEK/TINGKAT KONSUMSI BUAH & SAYURAN HARIAN Fauziyah, Anny; Ulfah, Maria; Kusumaningrum, Tanjung Anita Sari Indah; Maulida, Iroma
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v12i02.4599

Abstract

Abstrak Tingkat konsumsi buah dan sayur Masyarakat Indonesia masih rendah. Rendahnya konsumsi buah dan sayuran bukan hanya dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat, namun ada faktor lain yang menjadi penyebabnya yaitu faktor niat untuk mengkonsumsinya. Salah satu usaha untuk meningkatkan praktek konsumsi buah diperlukan pendidikan kesehatan melaui poster checklist. Pendidikan Kesehatan dengan media poster cheklist efektif meningkatkan praktek konsumsi buah dan sayuran harian masyarakat Kelurahan Bandung Kota Tegal. Penelitian bertujuan untuk mengukur efektivitas media poster cheklist dalam meningkatkan praktek konsumsi buah dan sayuran, Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini 35 responden kelompok intervensi dan 35 responden kelompok kontrol. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner dan observasi secara langsung. Analisis data menggunakan McNemar dan Chi Square. Dari hasil diketahui  bahwa media poster mampu meningkatkan pengetahuan responden tentang konsumsi buah dan sayuran dengan signifikansi (p-value = 0,00). Selain itu praktek konsumsi buah dan sayur meningkat menjadi 51% setelah diberikan intervensi berupa Pendidikan Kesehatan melalui poster dengan checklist. Ada perbedaan yang bermakna praktek konsumsi buah dan sayur antara kelompok intervensi yang diberikan edukasi dengan media poster cheklist dengan kelompok kontrol yang tanpa cheklist ( pValue = 0,000).Kata kunci: poster, tingkat konsumsi sayur, pengetahuan, poster cheklist