Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah di Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Balkis Fitriani Faozi; Akhmad Faozi; Popon Haryeti; Ahmad Purnama Hudaya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i3.8545

Abstract

ABSTRAK Salah satu penyakit endemik yaitu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit dengan penularannya yang cepat, disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Faktor iklim tropis,  faktor kepadatan penduduk dan meningkatnya mobilitas menjadi salah satu akibat dari terus melonjaknya kasus DBD. Tercatat hingga bulan Juli 2020 kasus DBD di Indonesia mencapai 71.633 kasus. Provinsi Jawa Barat menempati peringkat pertama sebagai Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak yaitu sebanyak 10.772 kasus(Barat, 2021). Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang berada di kawasan Provinsi Jawa Barat yang terus mengalami pelonjakan kasus setiap tahun nya, dimana pada tahun 2021 per bulan Januari hingga November sebanyak 762 kasus dengan 8 kasus kematian.  Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sikap atau perilaku responden melalui peningkatan pengetahuan dengan melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan media audio-visual tentang pelaksanaan PSN 3M Plus dalam mengatasi DBD. Adapun tahapan pelaksanaan acara Pengabdian Masyarakat ini adalah 21 Juli 2022 yang  diikuti oleh kader dan masyarakat. Adapun media yang digunakan adalah power point untuk penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Sebelum penyuluhan peserta diberikan pretest mengenai DBD didapatkan hasil rata-rata pengetahuan peserta yaitu 60. Setelah dilakukan posttest mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk didapatkan rerata nilai audiens yaitu 80. Penyuluhan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pelaksanaan PSN 3M Plus dalam mengatasi DBD. Kata Kunci: Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Demam Berdarah Dengue (DBD), Penyuluhan Kesehatan  ABSTRACT One of the endemic diseases, namely Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease with rapid transmission, caused by the Aedes aegypti mosquito which carries the dengue virus. Tropical climate factors, population density factors and increased mobility are one of the consequences of the continued increase in DHF cases. As of July 2020, there have been 71,633 cases of DHF in Indonesia. West Java Province is ranked first as the province with the highest number of cases, namely 10,772 cases (Antara News, 2021). Sumedang Regency is an area in West Java Province which continues to experience a spike in cases every year, where in 2021 as of January to November there are 762 cases with 8 deaths. This service aims to find out changes in the attitude or behavior of respondents through increasing knowledge by conducting health education using audio-visual media about the implementation of PSN 3M Plus in dealing with DHF. The stages of implementing this Community Service event are July 21, 2022 which are attended by cadres and the community. The media used is power point for counseling on the Eradication of Mosquito Nests. Before counseling the participants were given a pretest regarding DHF, the average knowledge of the participants was 60. After the posttest was carried out on Eradicating Mosquito Nests, the average audience score was 80. Counseling was proven to be able to increase community knowledge in implementing PSN 3M Plus in dealing with DHF. Keywords: Eradication of Mosquito Nests, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Health Education
Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Makanan Sehat untuk Mencegah Stunting pada Anak Usia Dini Dedah Ningrum; Emi Lindayani; Akhmad Faozi; Nasyir Misbahul Ma’ruf; Roro Nur Fauziyah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data Dinas kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2021 di Desa Licin terdapat balita stunting sebanyak 11,37 persen. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan metode kaji tindak telah dilakukan di Raudhatul Atfhal At-Tarbiyah dengan sasaran 36 orang ibu wali murid. Kegiatan penyuluhan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian makan sehat untuk mencegah stunting. Metode penyuluhan menggunakan ceramah, tanya jawab dengan media power point presentation, leafleat, dan penayangan video. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, dengan rata-rata nilai pre-test 68,05 dan post test sebesar 74,61. Peningkatan nilai pengetahuan berbeda secara bermakna setelah diuji menggunakan uji T dependen dengan nilai p=0,01.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan melalui Media Poster terhadap Sikap Pencegahan Penyakit Konjungtivitis pada Siswa Sekolah Dasar Indri Miani; Akhmad Faozi; Heri Ridwan; Reni Nuryani
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 2 (2023): Mei 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v5i2.1644

Abstract

Konjungtivitis adalah jenis penyakit mata paling umum di dunia, penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no. 3 terbesar di dunia setelah karatak serta glukoma. Data dari pusat informasi pengendalian dan penangkalan penyakit di Amerika Serikat mencatat pada tahun 2008, melaporkan terdapat sebesar 135 per 10.000 pengidap. Konjungtivitis dapat menyerang siapa saja dan sangat mudah menular, penularannya terjadi pada saat seorang yang sehat bersentuhan tangan dengan penderita konjungtivitis seperti bersalaman atau memegang benda yang baru disentuh oleh penderita, kongjungtivitis paling sering terjadi pada anak-anak khususnya pada anak sekolah dasar sehingga sangat penting untuk meningkatkan sikap dan kesadaran mengenai pencegahan penyakit ini pada anak sekolah. Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media poster terhadap sikap pencegahan penyakit konjungtivitis pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif quasi eksperimen, Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest desain. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu teknik total sampling. Populasi yang dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 30 orang siswa Sekolah Dasar. Instument pengumpulan data yang akan dilakukan penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitas 0,8690. Sikap pencegahan dengan media poster menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon yaitu p value 0,000 yaitu < 0,005 terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media poster.
PENGALAMAN IBU DALAM MERAWAT BALITA STUNTING USIA (3-5) TAHUN Eka Rahmawati; Akhmad Faozi; Delli Yuliana Rahmat; Popi Sopiah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.15034

Abstract

Masalah kesehatan gizi paling utama yang marak diperbincangkan dikalangan masyarakat pada saat ini yaitu permasalahan stunting. Stunting adalah kegagalan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis disebabkan karena kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun. Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita ditandai dengan tinggi badan anak yang pendek dari anak seusianya. Balita stunting tidak lepas dari pantauan orang tua terumata ibu yang sudah berpengalaman dalam merawat balita stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dalam merawat balita stunting usia 3-5 tahun, khususnya di daerah Desa Ujungjaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu menghasilkan 4 tema diantaranya : 1. Sumber informasi kehamilan. 2. Pemeriksaan pada saat kehamilan. 3. Hambatan pada saat kehamilan. 4. Hambatan merawat balita stunting. Bersadarkan hasil penelitian tersebut partisipan memiliki pengetahuan yang baik mengenai pengalaman merawat balita stunting.
PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI INDUSTRI PARIWISATA DALAM PENGGUNAAN MASKER Meilany Nurqisthi; Akhmad Faozi; Delli Yuliana Rahmat; Nunung Siti Sukaesih
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.15042

Abstract

Warga negara Indonesia mengalami perubahan terhadap beberapa sektor di dalam kehidupan yang menimbulkan kesulitan akibat dari pandemi COVID-19, seperti salah satunya perubahan perilaku pribadi dan sosial. Hidup normal baru diperlukan masyarakat untuk menghadapi ancaman masalah kesehatan yang terjadi maupun di masa yang akan datang. Banyak negara telah memberikan komitmen sumber daya dan upaya menuju penguatan sistem kesehatan karena secara tidak sengaja, sistem kesehatan yang tidak siap berkontribusi pada penularan penyakit selama epidemi, tidak dapat memberikan layanan penting dengan maksimal Masyarakat dihimbau sadar terhadap kesehatan, salah satunya penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pandemi dinyatakan selesai, pencopotan regulasi wajib masker tidak membuat masyarakat terutama mahasiswa melepaskan masker. Masker merupakan pelindung dari debu atau partikel berbahaya atau udara polutan yang masuk ke dalam pernapasan dengan bahan yang dapat menyaring masuknya partikel berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam penggunaan masker, khususnya mahasiswa Program Studi Industri Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu menghasilkan dua tema yang diantaranya : 1) Manfaat penggunaan masker pasca pandemi dari sisi fungsi dan psikologis. 2) Pengalaman penggunaan masker pasca pandemi secara positif dan negatif.
Hubungan literasi kesehatan mental dengan trend self-diagnosis pada remaja akhir Cinta Komala; Akhmad Faozi; Delli Yuliana Rahmat; Popi Sopiah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i3.10125

Abstract

Background: Mental health is mentally and psychologically healthy without any disturbances, knowledge about mental health must be increased to minimize the occurrence of mental health disorders, especially among adolescents who are in the transitional phase towards adulthood, one way to increase knowledge is by carrying out health literacy mental health so that they can add insight and be able to manage mental health properly so as to avoid the tendency to self-diagnose.Purpose: To determine the relationship between mental health literacy and self-diagnose in late adolescents.Method: The research design used is quantitative with a correlation approach. Respondents in this study were 117 people. Data collection used a mental health literacy questionnaire with a validity and reliability test value of Cronbach's Alpha α = 0.764 and a self-diagnosis questionnaire with a validity and reliability test value of Cronbach's Alpha α = 0.852. Then a correlation analysis was performed using the Chi-Square test.Results: Most of the 74.4 percent of mental health literacy was in the good category, and in carrying out self-diagnose, most of the 58.1 percent were in the strong category. The results of the Chi-Square test on mental health literacy and self-diagnose are <0.000, which means there is a significant relationship.Conclusion: There is a relationship between mental health literacy and self-diagnose, meaning that good mental health literacy does not guarantee that adolescents do not carry out self-diagnosis.Keywords: Mental Health; Mental Health Literacy; Self-Diagnose; Late AdolescentsPendahuluan: Kesehatan mental merupakan sehat secara jiwa dan psikis tanpa adanya gangguan, pengetahuan mengenai kesehatan mental harus ditingkatkan untuk meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan mental, terlebih pada kalangan remaja yang merupakan fase peralihan menuju dewasa, salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan yaitu dengan melakukan literasi kesehatan mental sehingga dapat menambah wawasan dan mampu mengelola kesehatan mental dengan baik agar menghindari kecenderungan mendiagnosa diri sendiri.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan mental dengan self-diagnosis pada remaja akhir.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 117 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner literasi kesehatan mental dengan nilai uji validitas dan reliabilitas Alpha Cronbach’s α =0,764 dan kuesioner self-diagnosis dengan nilai uji validitas dan reliabilitas Alpha Cronbach’s α = 0,852. Kemudian dilakukan analisis korelasi menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar 74,4 persen literasi kesehatan mental dalam kategori baik, dan dalam melakukan self-diagnosis sebagian besar 58,1 persen berkategori kuat. Hasil uji Chi-Square literasi kesehatan mental dan self-diagnosis yaitu < 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan.Simpulan: Terdapat hubungan literasi kesehatan mental dengan self-diagnosis, artinya  literasi kesehatan mental yang baik tidak menjamin remaja untuk tidak melakukan self-diagnosis.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMPERSIAPKAN GENERASI TANGGUH Nunung Siti Sukaesih; Emi Lindayani; Diding Kelana Setiadi; Akhmad Faozi; Dedah Ningrum; Hikmat Pramajati
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v5i1.2370

Abstract

Penyakit yang sering muncul terjadi pada anak usia sekolah 6-10 tahun adalah penyakit yang berkaitan dengan PHBS. Penyakit tersebut adalah yaitu cacingan, diare, anemia, dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Akan tetapi, berdasarkan hasil pengkajian sebelum dilakukan kegiatan PkM ternyata masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak di SD Pangluyu adalah DBD, Anemia, Gizi seimbang, dan Myopia. Adanya pergeseran penyakit tersebut memerlukan perhatian secara khusus dari semua pihak. Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya edukasi terkait PHBS agar dapat diterapkan dengan baik oleh siswa yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan PHBS pada anak usia sekolah. Metode Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan menggunakan teori asuhan keperawatan yang terdiri dari lima langkah yaitu identifikasi masalah, menetapkan masalah kesehataan yang ada, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Sasaran kegiatan PkM adalah anak SDN Pangluyu kelas 4,5, dan 6 dengan jumlah 30 siswa. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya perubahan skor pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan p-value 0,014. Pendidikan dengan menggunakan media dan metode yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dapat meningkatkan kemampuan anak dalam melaksanakan PHBS di sekolah maupun di rumah.
Analisis faktor pembangun self efficacy pada penderita hipertensi dalam melaksanakan kepatuhan minum obat Inayah Sri Wulandari; Akhmad Faozi; Iis Aisyah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 3 (2024): Volume 18 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i3.332

Abstract

Background: Hypertension can be a dangerous condition if it is not controlled, especially if it lasts for a long time because it can cause complications such as stroke, heart disease and other health problems. In an effort to prevent this, hypertension sufferers need to regularly take antihypertensive medication. A person's compliance with taking medication is determined by self-efficacy or belief in the success of treatment. This is because self-efficacy can influence changes in individual behavior, especially hypertension sufferers, in terms of compliance with taking medication. Purpose: To analyze the relationship between self-efficacy building factors and medication adherence in hypertension sufferers. Method: This type of quantitative research uses an analytical survey design through a cross-sectional approach. Respondents in this study were 68 people who were selected using stratified random sampling techniques. The instruments in this research were the self-efficacy building factor questionnaire and the Morisky medication adherence scale questionnaire (MMAS-8). Data analysis used the Spearman's rho statistical test. Results: The correlation between self-experience (performance achievement) and compliance with taking medication was 0.007 (p<0.05), observation of others (vicarious experience) with compliance with taking medication <0.001 (p<0.05), verbal persuasion and compliance with taking medication was 0.004 (p<0.05), and physiological conditions (physiological information) with medication adherence of 0.104 (p>0.05). Conclusion: There is a positive relationship between own experience (performance achievement), observation of others (vicarious experience), and verbal persuasion with medication adherence in hypertensive patients. Meanwhile, there is no relationship between physiological conditions (physiological information) and compliance with taking medication.   Keywords: Drug Compliance; Hypertension; Self-Efficacy; Sources of Self-Efficacy.   Pendahuluan: Hipertensi dapat menjadi kondisi yang berbahaya jika tidak terkontrol, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu yang panjang karena dapat menyebabkan timbulnya komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya. Dalam upaya mencegahnya, penderita hipertensi perlu mengonsumsi obat anti hipertensi secara rutin. Kepatuhan minum obat seseorang ditentukan oleh self efficacy atau keyakinan dirinya akan keberhasilan pengobatan. Hal ini karena self efficacy dapat memengaruhi perubahan perilaku individu terutama penderita hipertensi dalam hal kepatuhan minum obat. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara faktor pembangun self efficacy terhadap kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Metode: Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain survei analitik melalui pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 68 orang yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner faktor pembangun self efficacy dan kuesioner morisky medication adherence scale (MMAS-8), analisis data menggunakan uji statistik Spearman’s rho. Hasil: Korelasi antara pengalaman diri (performance accomplishment) dengan kepatuhan minum obat sebesar 0.007 (p<0.05), pengamatan terhadap orang lain (vicarious experience) dengan kepatuhan minum obat sebesar <.001 (p<0.05), persuasi verbal (verbal persuasion) dengan kepatuhan minum obat sebesar 0.004 (p<0.05), dan kondisi fisiologis (physiological information) dengan kepatuhan minum obat sebesar 0.104 (p≥0.05). Simpulan: Terdapat hubungan yang positif antara pengalaman diri sendiri (performance accomplishment), pengamatan terhadap orang lain (vicarious experience), dan persuasi verbal (verbal persuasion) dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Sedangkan, untuk kondisi fisiologis (physiological information) dengan kepatuhan minum obat ditemukan tidak terdapat hubungan.   Kata Kunci: Efikasi Diri; Hipertensi; Kepatuhan Minum Obat; Sumber Efikasi Diri.
Hubungan Pengetahuan Kode Etik Keperawatan dengan Perilaku Non-Maleficence Perawat di Ruang Rawat Inap De Intan Fitria; Akhmad Faozi; Dewi Dolifah
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.174

Abstract

The nursing code of ethics is a reference and guideline for a nurse in carrying out nursing care. Moral principles that prohibit actions that can worsen the patient's condition are usually called behavior non-maleficence. Nurses' knowledge of a good nursing code of ethics will minimize the occurrence of negligence and reduce the possibility of malpractice. The aim of this research is to determine the relationship between knowledge of the nursing code of ethics and behavior non-maleficence (no harm). This research is a type of quantitative research with an approach cross sectional where the dependent and independent variables are only observed at one time. The sampling technique used is proportionate stratified with recruitment techniques total sampling. The sample in this study amounted to 64 samples. The results of this study showed that knowledge of the nursing code of ethics was related to behavior non-maleficence The level of significance obtained is (P Value = <0.001) which means P value a = 0.05. Therefore, it can be concluded that there is a relationship between knowledge of the nursing code of ethics and behavior of a non-maleficence nurse in the inpatient ward of Sumedang Regional Hospital. Good knowledge of the nursing code of ethics will influence nurse behavior.
Perspektif Ulama dan Tenaga Kesehatan di Sumedang tentang Dampak Perceraian terhadap Tumbuh Kembang Anak nazzar_123; Natasya Kamila Maulida; Hilya Gina Masruroh; Salma Sofiya Nazhiroh; Salsabila Alia Safariyah; Vina Yulianti; Tedi Supriyadi; Akhmad Faozi
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 8 No. 1 (2025): JIKA
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v8i1.3155

Abstract

Perceraian orang tua merupakan fenomena sosial yang meningkat dan berdampak luas terhadap anak sebagai pihak paling rentan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis dampak perceraian terhadap tumbuh kembang anak dari dua perspektif, yakni pandangan Islam dan tenaga kesehatan, serta mengeksplorasi pendekatan strategis yang mengintegrasikan keduanya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data diperoleh melalui studi literatur dan wawancara mendalam dengan enam partisipan yang terdiri dari tenaga kesehatan (dokter dan perawat), tokoh agama, dan anggota masyarakat di Kabupaten Sumedang, kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceraian berdampak negatif pada aspek psikososial, kesehatan fisik, dan perkembangan spiritual anak. Perspektif Islam menekankan bahwa meskipun perceraian diperbolehkan, tanggung jawab orang tua terhadap hak-hak anak tetap wajib dijalankan. Sementara dari sisi kesehatan, anak korban perceraian memerlukan pemantauan tumbuh kembang, dukungan psikologis, dan intervensi gizi. Dengan demikian, perlindungan anak pasca perceraian membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan kolaborasi antara orang tua, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan lembaga pendidikan guna memastikan tumbuh kembang anak tetap optimal. Kata kunci: Dampak psikologis anak, intervensi kolaboratif, perceraian orang tua, perspektif Islam dan kesehatan, tumbuh kembang anak.       Parental divorce is a social phenomenon that is increasing and has a wide impact on children as the most vulnerable party. This study aims to describe and analyze the impact of divorce on child development from two perspectives, namely the Islamic perspective and health workers, and to explore a strategic approach that integrates the two. The method used is qualitative with a descriptive-analytical approach. Data were obtained through literature studies and in-depth interviews with health workers, religious leaders and the community in Sumedang Regency, then analyzed thematically. The results of the study indicate that divorce has a negative impact on the psychosocial aspects, physical health, and spiritual development of children. The Islamic perspective emphasizes that although divorce is permitted, parental responsibility for children's rights must still be carried out. Meanwhile, from a medical perspective, children who are victims of divorce require growth and development monitoring, psychological support, and nutritional intervention. Thus, child protection after divorce requires a holistic approach that involves collaboration between parents, health workers, religious leaders, and educational institutions to ensure optimal child growth and development. Keywords: Psychological impact on children, collaborative intervention, parental divorce, Islamic and health perspectives, child development