Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Sukabumi, memiliki banyak pelaku usaha mikro yang menjalankan bisnis rumahan seperti pembuatan kripik singkong, kripik pisang, dan kerajinan batu hias. Namun, pemasaran produk-produk tersebut masih terbatas pada lingkup lokal, dengan sistem titip jual di warung sekitar. Untuk menjawab tantangan ini, dilaksanakan pelatihan pemasaran digital dengan menggunakan media sosial Instagram. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadopsi pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang terdiri atas tiga tahap utama: partisipasi, aksi, dan riset. Tujuan utama kegiatan ini adalah mengenalkan strategi pemasaran digital kepada pelaku usaha mikro serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan platform media sosial sebagai sarana promosi. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan ke peserta, dapat disimpulkan bahwa skor kepuasan terhadap pelatihan rata-rata 3,6 dari skala 5 yang artinya cukup puas dengan pelatihan yang dilaksanakan. Namun pemahaman terhadap pelatihan sangat rendah yaitu 2,4 dari skala 5 dari kuesioner post test. Hal ini menandakan perlunya pendampingan lanjutan yang lebih teknis untuk membantu peserta menguasai pembuatan konten yang menarik. Pelatihan ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya meningkatkan daya saing usaha mikro di desa melalui pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial. Dengan strategi digital marketing yang tepat dan konten yang relevan, pelaku usaha mikro diharapkan dapat memperluas pasar, meningkatkan pendapatan, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan