Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

External and Internal Qualities of Chicken Eggs Early Production at Various Storage Times at Room Temperature Aju Krisnaningsih; Henny Leondro; Fabiana Lija; Alfindo Agung Setiawan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak (JITEK) Vol. 18 No. 1 (2023)
Publisher : Faculty of Animal Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jitek.2023.018.01.7

Abstract

Eggs are one of the consumed foods that contain many essential amino acid nutrients such as lysine, tryptophan, and methionine. Egg quality can be seen from the storability of eggs after they are produced. This study aims to evaluate the effect of various storage lengths on the external and internal quality of chicken egg consumption of the Isa Brown strain at the beginning of production at room temperature. The research method is a Laboratories experiment using a Complete Randomized Design. The study treatment consisted of egg storage duration for 0 days (P0), 7 days (P1), 14 days (P2), and 21 days (P3) with 4 repeats and each test unit of 4 eggs. The research variables include external qualities: egg weight, egg index, shell weight, and eggshell thickness, then internal qualities: egg white index, yolk index, yolk color, and egg pH. The data obtained in this study were analyzed with ANOVA, if there are differences between treatments, then proceed with the the Least Significant Differenttest. The results showed that the duration of deviation had a very noticeable influence (P<0.01) on the external quality of the egg including:egg weight, weightand thickness of the eggshell, and no influence (P>0.01) on the egg index. The length of storage also has a very noticeable influence on the internal quality of eggs (P<0.01). Based on the results of the study, it can be concluded that the initial chicken eggs of production at a storage duration of up to 21 days at room temperature experience a decrease in external and internal qualities but still meet the Standards National Indonesia 3926:2008
Komponen Bioaktif pada Tanaman Centrocema Pubescens dan Potensinya sebagai Pakan Ternak Peni Wahyu Prihandini; Henny Leondro; Yuli Arif Tribudi; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih; Dimas Pratidina Puriastuti Hadiani; Dewi Khosiya Robba; Dyah Tuwi Ramsiati; Mochammad Chanafi; Wahyuni Indah Wulansari
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 7 No. 1 (2024): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2024.007.01.6

Abstract

Centrosema pubescens adalah leguminosa merambat yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun, penelitian seputar tanaman Centrosema pubescens masih sangat minim, terutama dalam bidang identifikasi senyawa bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak Centrosema pubescens. Bagian daun, batang dan bunga tanaman Centrosema pubescent diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%, dipekatkan menggunakan rotary evaporator, kemudian dianalisis menggunakan perangkat LC-MS. Hasil analisis LC-MS menunjukkan keberadaan 86 senyawa yang diketahui. Kromatogram pada tanaman Centrosema pubescens terdapat satu puncak tertinggi dengan komposisi 3,490% yaitu senyawa prodephinidin C2 (golongan senyawa flavonoid). Lebih lanjut, senyawa golongan flavonoid glikosida seperti rutin, naringin, dan kaempferol juga terindentifikasi pada legum ini. Untuk senyawa yang teridentifikasi yaitu 20-hydroxyecdysone. Berdasarkan banyaknya senyawa bioaktif pada Centrosema pubescens, maka dapat direkomendasikan sebagai fitobiotik pada pakan ternak
Teknologi Silase Pakan Ternak Domba di Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Berbasis Limbah Buah – buahan Sebagai Bio Starter Leondro, Henny; Hadiani, Dimas Pratidina Puriastuti; Setyawati, Dyah; Krisnaningsih, Aju Tjatur Nugroho; Pranata, Yudi Wiliyam
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v8i1.5722

Abstract

Indonesia is a country rich in agricultural products. Abundant agricultural products are accompanied by a large amount of agricultural waste from by-products that can be processed and used as animal feed. This service activity was carried out in the Tajinan District, Malang Regency, from June to August 2023 to provide farmers with silage technology solutions, such as sheep feed based on fruit waste as a bio starter. The method used is the socialization of activities to breeders regarding the problems partners face, direct counseling, and assistance. The counseling is related to fruit waste, which can be used as a bio starter in making silage, introduction to several types of plants and agricultural waste, which can be used as silage material for sheep feed, and training in making bio starter and silage. The fruit waste used in this service is pineapple and banana, which are no longer suitable for consumption. The results of this activity show that breeders are enthusiastic and proactive in participating in extension activities. This program positively impacts the partner environment, namely providing solutions and alternative solutions to problems faced by breeders. Farmers can make silage as sheep feed during the dry season. This service program has received a good response from farmer group partners, and they intend to apply it to their livestock business, which was not previously carried out.ABSTRAKIndonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Hasil pertanian yang melimpah diikuti dengan banyaknya limbah pertanian dari hasil samping dapat diolah dan dijadikan sebagai pakan ternak. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang pada bulan Juni sampai Agustus 2023 dengan tujuan untuk memberikan solusi pada peternak terkait pengunaan teknologi silase sebagai pakan ternak domba berbasis limbah buah-buahan sebagai bio starter.  Metode yang digunakan adalah sosialisasi kegiatan kepada peternak terkait permasalahan yang dihadapi mitra, penyuluhan serta pendampingan secara langsung. Penyuluhan yang diberikan terkait tentang limbah buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bio starter pada pembuatan silase, pengenalan beberapa jenis tanaman dan limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan silase untuk pakan ternak domba, pelatihan pembuatan bio starter dan silase.  Limbah buah-buahan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah buah nanas dan pisang yang sudah tidak layak konsumsi. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peternak antusias dan proaktif dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Dengan adanya program ini memberikan dampak yang positif di lingkungan mitra yaitu memberikan solusi dan alternative pemecahan masalah yang dihadapi oleh peternak. Peternak dapat membuat silase sebagai pakan ternak domba disaat musim kemarau. Program pengabdian ini mendapatkan respon yang baik dari mitra kelompok peternak dan berniat untuk mengaplikasikannya pada usaha peternakan mereka yang sebelumnya tidak dilakukan.
Clitoria ternatea Increases Milk Production in Dairy Cows by Inhibiting Dopamine Receptor D2: A Computational Study Leondro, Henny; Hadiani, Dimas Pratidina Puriastuti; Krisnaningsih, Aju Tjatur Nugroho; Lestari, Oke Anandika; Wahyudi, Didik; Gusmalawati, Dwi; Tribudi, Yuli Arif; Prihandini, Peni Wahyu
Indonesian Journal of Chemistry Vol 24, No 4 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.92920

Abstract

Dairy cow's milk is a primary commodity in various countries and increasing milk production in dairy cows is crucial. Clitoria ternatea has the potential to enhance milk production in dairy cows. This research aims to analyze C. ternatea's ability to induce milk production in dairy cows by targeting the DRD2 protein. The compounds within C. ternatea were screened for drug-likeness, toxicity, physicochemical properties, and membrane permeability parameters. The DRD2 protein in dairy cattle was modeled using homology modeling. The interaction stability between C. ternatea compounds and DRD2 was analyzed through molecular docking and dynamic using AutoDock Vina and Webgro. The study results revealed that among the 18 compounds, 5 passed the drug-likeness screening: citronellal, alpha-terpinolene, 15-methyxypaysine, allyl-crotyl-zinc, and 9,12-octadecadiynoic. These 5 compounds exhibited low toxicity and demonstrated easy penetration of lipid membranes. Molecular docking results indicated that citronellal and alpha-terpinolene had the lowest binding energy values and were bound to the inhibitor's side. Molecular dynamic simulations also confirmed the stability of the interaction between citronellal and alpha-terpinolene with DRD2. In conclusion, this research suggests that C. ternatea can potentially increase milk production in dairy cows by inhibiting the DRD2 protein, primarily through citronellal and alpha-terpinolene.
Pelatihan dan Pendampingan Aplikasi Teknologi Biokonversi Sampah Organik di TPST 3R Mulyoagung Bersatu Menuju Ekonomi Hijau Supartini, Nonok; Edyson, Edyson; Ka'arayeno, Arie Jefry; Ahmadi, Kgs; Sumarno, Sumarno; Leondro, Henny
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 9, No 1 (2025): EDISI JUNI 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v9i1.6491

Abstract

The accumulation of organic waste at TPST 3R Mulyoagung Bersatu causes odor pollution and potential health and environmental problems. Bioconversion technology using maggots is one effort to process organic waste. Maggots are larvae of BSF (Black Soldier Fly), which can decompose organic waste for 14 days according to the larval phase in its life cycle. Bioconversion technology can convert organic waste and produce maggots as animal feed. In this community service activity, training and mentoring were carried out for partners attended by 11 participants from TPST 3R Mulyoagung Bersatu employees, so that they could apply bioconversion technology. The results of community service in applying bioconversion technology have converted organic waste and produced 60 kg of organic fertilizer from bioponds (size 2.5 x 1 m2) and as much as 30 kg of maggots.ABSTRAKPenumpukan sampah organik di TPST 3R Mulyoagung Bersatu menimbulkan masalah polusi bau, potensi gangguan kesehatan, dan masalah lingkungan.  Teknologi biokonversi dengan menggunakan maggot merupakan salah satu upaya untuk mengolah sampah organik. Maggot merupakan larva dari BSF (Black Soldier Fly) yang dapat menguraikan sampah organik selama 14 hari sesuai fase larva pada siklus hidupnya. Teknologi biokonversi selain dapat mengkonversi sampah organik juga menghasilkan maggot sebagai pakan ternak. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pelatihan dan pendampingan kepada mitra yang diikuti oleh 11 orang peserta berasal dari karyawan TPST 3R Mulyoagung Bersatu agar dapat mengaplikasikan teknologi biokonversi. Hasil pengabdian kepada masyarakat berupa aplikasi teknologi biokonversi telah dapat mengkonversi sampah organik dan menghasilkan 60 kg pupuk organik dari biopond (ukuran 2,5 x 1 m2) dan sebanyak 30 kg maggot.