Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Efisiensi Usaha Peternakan Ayam Broiler dengan Sistem Manajemen Closed House dan Open House Yanita Mutiaraning Viastika
Eksis: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Vol 12, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/eksis.v12i1.243

Abstract

This study aims to identify the ratio of broiler farm business income with closed house and open house management systems. The research method used was a survey method using purposive sampling. As treatment there are two cage management systems, namely closed house and open house. The research method uses profit analysis and R / C ratio. The results showed that 1) the profit obtained by the broiler breeder business with the open house cage system was greater than that of the closed house. 2) the broiler chicken coop business that uses the open house and closed house systems is classified as efficient. This finding implies that chicken farmers can choose an open house cage system because it is more profitable.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Linn) PADA MENCIT (Mus musculus) INFERTIL TERHADAP KADAR LUTEINIZING HORMONE (LH) DAN JUMLAH CORPUS LUTEUM (CL) Yanita Mutiaraning Viastika; Citopartusi Margaluna Purnama Tjahjani; Sari Eko Tuswati
Media Peternakan Vol 22, No 2 (2020): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.231 KB)

Abstract

AbstrakInfertilitas dapat menyebabkan gangguan sekresi hormon reproduksi, salah satunya adalah Luteinizing Hormone (LH). Gangguan sekresi LH akan menyebabkan gangguan pada proses ovulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian minyak buah merah (Pandanus conoideus Linn) dapat menurunkan kadar LH dan meningkatkan jumlah corpus luteum. Mencit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, P0 sebagai kontrol negatif (mencit normal), P1 sebagai kontrol positif (mencit infertil), P2 dan P3 mencit infertil yang diberi minyak buah merah dengan dosis 0.05 ml dan 0.1 ml selama 14 hari. Kemudian kadar LH diukur menggunakan Elisa. Jumlah corpus luteum dihitung pada preparat histopatologi dari ovarium mencit dengan pewarnaan HE. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar LH dan peningkatan jumlah CL setelah pemberian minyak buah merah (Pandanus conoideus Linn).Kata kunci: minyak buah merah, LH, Corpus LuteumAbstractInfertility can cause reproductive hormone secretion, one of which is Luteinizing Hormone (LH). LH secretion disorders will cause interference on the process of ovulation. The purpose of this research was to know the effectiveness of giving red fruit oil (Pandanus conoideus Linn) can decrease the levels of LH and increase the number of corpus luteum. The mice were grouped into four groups, that are P0 as negative control (normal mice), P1 as positive control (infertile mice), P2 and P3 infertile mice respectively given a dose of 0.05 ml and 0.1 ml red fruit oil for 14 days. After treatment, blood serum LH was measured using Elisa. Number of corpus luteum were counted from HE stained histopathological preparation of the mice ovaries. Results showed decrease in serum LH and increase in CL number after the administration of red fruit (Pandanus conoideus Linn) oil. Key words: red fruit oil, LH, Corpus Luteum
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) PADA RANSUM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAGING ITIK MANILA Fani Dwi Evadewi; Yanita Mutiaraning Viastika; Tri Sukmaningsih
Media Peternakan Vol 24, No 1 (2022): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.619 KB)

Abstract

Penelitian dengan judul “Pengaruh Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L.)pada ransum terhadap Karakteristik Fisik Daging Itik Manila” telah dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2022 sampai dengan tanggal 26 Maret 2022 di Kandang Percobaan dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma Purwokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pepaya pada ransum terhadap sifat fisik daging itik manila dan untuk mengetahui berapa level pemberian tepung daun pepaya yang efektif untuk diberikan ke ternak dan mendapatkan hasil yang baik. Pakan merupakan salah satu kendala dalam usaha peternakan itik dikarenakan harganya yang mahal. Disamping itu, daya tarik masyarakat terhadap daging itik masih rendah karena daging itik cenderung alot. Pada kondisi demikian, dibutuhkan altenatif bahan pakan yang mampu meningkatkan produktifitas ternak itik dan kualitas daging itik. Bahan pakan yang dapat dimanfaatkan yaitu daun pepaya yang memiliki ketersediaan melimpah dan berpotensi meningkatkan produktifitas ternak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Perlakuan dilakukan sebanyak 4 dengan pengulangan sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan yang dilakukan yaitu pemberian tepung daun pepaya pada pakan dengan persentasi pemberian yang berbeda, yaitu P0: Pemberian pakan 100%, P1: Pemberian pakan 95% + Fermentasi Tepung daun pepaya 5%, P2: Pemberian pakan 90% + Fermentasi Tepung daun pepaya 10% dan P3: Pemberian pakan 85% + Fermentasi Tepung daun pepaya 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung daun pepaya pada ransum itik manila (0%, 5%, 10%, dan 15%) berpengaruh nyata (P0,05) terhadap nilai pH dan susut masak daging itik manila. Pemberian tepung daun pepaya pada presentase 10% merupakan dosis terbaik untuk meningkatkan daya ikat air. Kata Kunci : Itik Manila, Tepung Daun Pepaya, Sifat Fisik Daging Abstract The research entitled "The Effect of Addition of Papaya Leaf Flour (Carica papaya L.) in the ration on the Physical Characteristics of Manila Duck Meat" was carried out from January 10, 2022 to March 26, 2022 in Experimental Cages and Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, Wijayakusuma University, Purwokerto. This study aims to determine the effect of adding papaya leaf powder to the ration on the physical properties of manila duck meat and to find out what level of administration of papaya leaf flour is effective for giving to livestock and getting good results. Feed is one of the obstacles in the duck farming business because it is expensive. In addition, the public's attractiveness to duck meat is still low because duck meat tends to be tough. In such conditions, alternative feed ingredients are needed that can increase the productivity of ducks and the quality of duck meat. The feed ingredients that can be used are papaya leaves which have abundant availability and have the potential to increase livestock productivity. This research was conducted using an experimental method using a completely randomized design (CRD) with a unidirectional pattern. The treatment was carried out 4 times with 5 repetitions so that there were 20 experimental units. The treatments were giving papaya leaf flour to the feed with different percentages of feeding, namely P0: 100% feeding, P1: 95% feeding + Fermentation of papaya leaf flour 5%, P2: 90% feeding + Fermentation of papaya leaf flour 10 % and P3: Feeding 85% + Fermentation Papaya leaf flour 15%. The results showed that the administration of papaya leaf flour on the manila duck ration (0%, 5%, 10%, and 15%) had a significant effect (P0.05). ) on the pH value and cooking loss of manila duck meat. Giving papaya leaf flour at a percentage of 10% is the best dose to increase water holding capacity. Keywords : Manila Duck, Papaya Leaf Flour, Physical Properties of Meat
PENGARUH LEVEL PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica papaya L) DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI DAN KONVERSI PAKAN ITIK MANILA Aji Pratama; Susilo Rahardjo; Yanita Mutiaraning Viastika
Media Peternakan Vol 24, No 1 (2022): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.94 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pemberian tepung daun pepaya dalam ransum terhadap konsumsi dan konversi pakan itik manila. Materi yang digunakan adalah 40 ekor itik manila jantan berumur 6 minggu. Itik manila dibagi secara acak menjadi 20 kelompok masing-masing 2 ekor untuk masing-masing kandang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah, terdiri dari empat perlakuan dengan lima ulangan. Masing-masing perlakuan adalah P0 (kontrol), P1 (ransum + 2% tepung daun pepaya), P2 (ransum + 4% tepung daun pepaya), P3 (ransum + 6% tepung daun pepaya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun pepaya dalam ransum berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan konversi pakan itik manila. Kata kunci : itik manila, tepung daun pepaya, konsumsi pakan, konversi pakan The study aimed to determine the effect of the level of papaya leaf flour in the ration on the consumption and conversion of manila duck feed. The material used was 40 male manila ducks aged 6 weeks. Manila ducks are randomly divided into 20 groups of 2 heads each for each cage. The research design used was a Complete Randomized Design (RAL) in unidirectional patterns, consisting of four treatments with five tests. Each treatment was P0 (control), P1 (ration + 2% papaya leaf flour), P2 (ration + 4% papaya leaf flour), P3 (ration + 6% papaya leaf flour). The results showed that the feeding of papaya leaf flour in the ration was statistically different (P>0.05) to the consumption and conversion of manila duck feed. Keywords : manila ducks, papaya leaf flour, feed consumption, feed conversion
PROFIL SPERMATOZOA DOMBA LOKAL Susilo Rahardjo; Doso Sarwanto; Yanita Mutiaraning Viastika
Media Peternakan Vol 23, No 2 (2021): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.687 KB)

Abstract

Domba Lokal merupakan aset plasma nutfah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil daging. Pengembangan dapat melalui peningkatan kualitas pejantan unggul untuk pembibitan. Pejantan unggul yang sehat fisik dan reproduksi akan menghasilkan spermatozoa yang baik untuk menghasilkan anak yang baik. Salah satu penyebab kegagalan reproduksi yaitu kualitas semen pejantan yang kurang baik. Profil semen segar perlu diketahui untuk mengetahui kualitasnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan Inseminasi Buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil semen segar Domba Lokal, Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 ekor domba lokal. Metode yang digunakan adalah metode observasi data dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa volume semen domba adalah 0,5 ± 0,02 ml/ejakulat dengan warna krem kental dan bau khas sperma serta pH sekitar 6,9 ± 0,1.Konsentrasi spermatozoa 504 ± 4 x 107 sel spermatozoa/ml angka abnormalitas sebesar 10 ± 0,01%,, Angka mortalitas sebesar 17 ± 1,73%.. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semen domba menunjukkan profil normal dengan kualitas sperma tozoa masih dalam batas normal pula. Kata Kunci : Domba lokal, Semen, Spermatozoa, Profil
KAJIAN PENINGKATAN KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING DENGAN SUBSTITUSI MODAL SENDIRI Citopartusi Margaluna Purnama Tjahyani; Sugeng Herijanto; Yanita Mutiaraning Viastika
Media Peternakan Vol 22, No 2 (2020): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.191 KB)

Abstract

AbstrakHasil analisis deskriptif berdasarkan asumsi usaha pembibitan ternak kambing PE yang dikelola secara intensif selama satu periode usaha (63 bulan/± 5,5 tahun); dengan skala usaha empat  ekor induk betina dan satu ekor pejantan; perkawinan pertama pada saat umur induk betina 10 bulan dan pada waktu pemeliharaan bulan ketiga; modal investasi berjumlah Rp 35.800.000,00; biaya variabel dan biaya tetap masing-masing adalah Rp 43.137.200,00 dan 45.900.000,00; telah membuktikan bahwa tanpa substitusi modal sendiri usaha tersebut belum dapat memberikan keuntungan dengan rasio B/C dan R/C masing-masing - 0,015 dan 0,985; PBP dalam jangka  waktu  50,657  bulan;  saldo  kas  pada  Tahun  I  usaha  ternak  negatif  (Rp 50.368.500,00) dan total kerugian berjumlah Rp 1.841.800,00 (Rp 334.872,727/tahun atau Rp 29.234,921/ bulan). Substitusi modal sendiri dapat meningkatkan rasio R/C dan menurunkan PBP karena jumlah penerimaan usaha ternak meningkat, yang mengindikasikan kondisi usaha ternak sehat dan layak untuk dikembangkan. Kata kunci :    Analisis Deskripsi, Modal Usaha, Peranakan Etawa, B/C, R/C, PBP AbstractResults of descriptive analysis based on the assumption of PE goat breeding business are managed intensively during one business period (63 months / ± 5.5 years); with a business scale of four female and one male; first marriage at the age of the female parent is 10 months and at the time of the third month of maintenance; investment capital is IDR 35,800,000.00; variable costs and fixed costs are IDR 43,137,200.00 and 45,900,000.00, respectively; it has proven that without substitution of own capital the business has not been able to provide profit with the ratio of B / C and R / C respectively - 0.015 and 0.985; PBP within 50,657 months; the cash balance in Year I of the livestock business is negative (Rp. 50,368,500.00) and the total loss is Rp. 1,841,800.00 (Rp. 334,872,727 / year or Rp. 29,234,921 / month). Capital substitution alone can increase the R / C ratio and reduce PBP because the amount of livestock business revenue increases, which indicates that the livestock business conditions are healthy and feasible to develop. Keywords: Descriptive Analysis, Business Capital, Etawa Crossbreed, B/C, R/C, PBP
SKEMA OPTIMALISASI RESPON TRANSFER EMBRIO SAPI : ANALISIS DESKRIPTIF MANAJEMEN KELOMPOK TERNAK DONOR DAN RESIPIEN Citopartusi Margaluna Purnama Tjahyani; Soegeng Herijanto; Yanita Mutiaraning Viastika
Media Peternakan Vol 23, No 2 (2021): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.08 KB)

Abstract

Optimalisasi keberhasilan program Transfer Embrio (TE) dapat diupayakan dengan manajemen ternak donor dan resipien melalui rangkaian kegiatan primer; sehingga responsif terhadap perlakuan superovulasi dan dapat digunakan untuk TE. Menurut Tuti (1997) PGF2a dapat meningkatkan kualitas korpus luteum (CL) pada hewan yang mempunyai intensitas estrus rendah (83%), di bawah kondisi alamiah; Kualitas CL meningkat pada 14 dari 18 sapi (77%) yang memiliki kualitas CL kurang baik dibawah kondisi normalnya. Dengan demikian, deteksi kualitas CL tujuh hari setelah estrus disamping pengamatan intensitas estrus adalah penting untuk mempersiapkan resipien TE. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa respon sinkronisasi estrus dapat distimulasi dengan injeksi PGF2a satu kali, atau dua kali dengan interval 11 - 12 hari; Respon superovulasi adalah optimum jika dimulai pada hari ke-9 dengan injeksi tunggal PMSG, atau injeksi berulang maupun tunggal FSH selama empat hari berturut-turut hingga hari ke-12 dari siklus estrus sapi karena berlangsung di dalam stadium bifase. Pada stadium bifase biasanya tumbuh folikel-folikel dominan yang tidak pernah berovulasi sehingga akan berdegenerasi dan menjadi folikel-folikel atresi. Selanjutnya, inseminasi buatan (IB) dilakukan pada hari ke-14 dari siklus estrus, tanpa pengamatan estrus (jika injeksi PGF2a dua kali masing-masing satu dosis) dan dengan pengamatan estrus (jika injeksi PGF2a satu kali dengan satu dosis). Kata kunci : superovulasi dan TE, optimalisasi manajemen, sapi, donor, resipien Abstract Optimizing the success of the Embryo Transfer (ET) program can be pursued by managing donor and recipient livestock through a series of primary activities; so it will be responsive to superovulation treatment and can be used for ET. According to Tuti (1997) PGF2a could improve the quality of the corpus luteum (CL) in animals that have low estrus intensity (83%), under natural conditions; CL quality improved in 14 of the 18 cows (77%) that had poor CL quality under normal conditions. Thus, detection of CL quality seven days after estrus in addition to observing the intensity of estrus was important for preparing ET recipients. Based on the results of the descriptive analysis, it is known that the estrus synchronization response can be stimulated by injection of PGF2a once, or twice with an interval of 11 - 12 days; The superovulatory response was optimum when started on day 9 with a single injection of PMSG, or repeated nor single injection of FSH during four consecutive days until day 12 of the bovine estrus cycle because it took place in the biphase stage. In the biphase stage, dominant follicles that never ovulate will usually degenerate and become atretic follicles. Furthermore, artificial insemination (AI) was performed on day 14 of the estrus cycle, without observation of estrus (if PGF2a injection was twice with one dose of each) and with observation of estrus (if PGF2a injection was once with one dose). Keywords : superovulation & ET, optimization of management, cattle,donor, recipient
ANALISIS ERITROSIT, HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN ITIK MANILA DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica papaya L) DALAM RANSUM Yanita Mutiaraning Viastika; Fani Dwi Evadewi; Tri Sukmaningsih
Media Peternakan Vol 24, No 2 (2022): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.524 KB)

Abstract

Penelitian dengan judul Analisis Eritrosit, Hematokrit dan Hemoglobin Itik Manila dengan Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L) dalam Ransum telah dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma Purwokerto. Penelitian ini menggunakan itik manila umur lima minggu sebanyak 40 ekor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Searah dengan empat macam perlakuan yaitu P0 (penambahan tepung daun pepaya 0%), P1 (penambahan tepung daun pepaya 2%), P2 (penambahan tepung daun pepaya 4%) dan P3 (penambahan tepung daun pepaya 6%). Setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Parameter yang diamati meliputi eritrosit, hematokrit dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total eritrosit itik manila berkisar antara 2,35 – 3,09 x 106/mm3, nilai hematokrit berkisar 31,77% – 33,05%, dan hemoglobin berkisar 7,50 – 10,75 g/dL. Hasil penelitian penambahan tepung daun pepaya dalam ransum itik manila menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05) baik terhadap jumlah eritrosit, hematokrit maupun hemoglobin. Kata kunci : Itik Manila, Tepung Daun Pepaya, Eritrosit, Hematokrit, Hemoglobin Abstract The research entitled "Analysis of Erythrocytes, Hematocrit and Hemoglobin in Manila Ducks with the Addition of Papaya Leaf Powder (Carica papaya L) in Rations" was carried out at the Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, University of Wijayakusuma, Purwokerto. This study used 40 five-week-old manila ducks. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) in one direction with four different treatments, namely P0 (added 0% papaya leaf flour), P1 (added 2% papaya leaf flour), P2 (added 4% papaya leaf flour) and P3 (added 4% papaya leaf flour). the addition of 6% papaya leaf flour). Each treatment consisted of five replicates. Parameters observed included erythrocytes, hematocrit and hemoglobin. The results showed that the average total erythrocytes of manila ducks ranged from 2,35 – 3,09 x 106/mm3, the hematocrit values ranged from 31,77% – 33,05%, and the hemoglobin ranged from 7,50 – 10,75 g/ dL. The results of the study with the addition of papaya leaf flour in the rations of manila ducks showed no significant difference (P>0.05) to the number of erythrocytes, hematocrit and hemoglobin. Keywords : Manila ducks, Papaya Leaf Powder, Erythrocytes, Hematocrit, Hemoglobin.
PENAMBAHAN EKSTAK BAYAM HIJAU (Amaranthus Hybridus L.) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SOSIS DAGING AYAM Supranoto, Supranoto; Alfiyan, Riski; Sulistyaningtyas, Sulistyaningtyas; Sukmaningsih, Tri; Viastika, Yanita Mutiaraning
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 8, No 1 (2023): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jac.v8i1.15342

Abstract

The research aims to evaluate the effect of adding green spinach extract to broiler chicken sausages in terms of organoleptic properties, namely color and taste. The research used an experimental method with a completely randomized design (CRD) with a 4 x 5 unidirectional pattern. The treatments given bijau spinach extract were: P0: 750 g meat without green spinach extract + 200 g flour; P1: 750 grams of meat + 35 ml green spinach extract + 200 g flour; P2: 750 grams of meat + 45 ml green spinach extract + 200 g flour; and P3: 750 grams of meat + 55 ml green spinach extract + 200 g flour. The results showed that the addition of green spinach extract significantly affected the color and taste of broiler meat sausages. The more green spinach extract was added, the more intense the green color of the sausage, and the panelists preferred the color and taste of the sausage with the addition of green spinach extract. The color and taste of broiler meat sausage were highest at P3. The addition of green spinach extract can improve the organoleptic quality of broiler chicken sausage and is preferred. 
PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK KAMBING DAN LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI DESA TLAGA BANYUMAS Sarwanto, Doso; Viastika, Yanita Mutiaraning; Muntahanah, Siti; Ratnaningtyas, Nuniek Ina; Purwantini, Dattadewi; Lestari, Sri
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 11 No 2 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v11i2.7029

Abstract

Pelaksanaan Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) pada kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai pengomposan limbah ternak kambing dan limbah baglog jamur tiram untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini adalah metode Participatory Action Research (PAR) dengan sasaran kegiatan adalah gabungan kelompok tani (Gapoktan) Tani Makmur Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas. Kegiatan berupa transfer teknologi melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, demplot dan pendampingan serta pemberian peralatan teknolgi dan inovasi kepada gapoktan Tani Makmur. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan meningkatnya kesuburan tanah yang pada khirnya dapat meningkatkan produktivitas tanaman pangan di Desa Tlaga.