Claim Missing Document
Check
Articles

INTERNALISASI PANDANGAN KI HADJAR DEWANTARA PADA PEMBELAJARAN IPA SD/MI DALAM KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MI DI KABUPATEN WONOSOBO DAN SD TAMAN SISWA YOGYAKARTA) Sugiyanto, Bambang; Hidayat, Muhtar Sofwan
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 5 No 3 (2018): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v5i3.476

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah Menemukan informasi dan rekomendasi tentang bentuk internalisasi Pandangan Ki Hadjar Dewantara Pada Pembelajaran IPA SD/MI Dalam Kurikulum 2013. Tujuan khusus dari penelitian melihat seperti apa dan sejauh mana penginternalisasian Pandangan Ki Hadjar Dewantara Pada Pembelajaran IPA di SD Taman Siswa Yogyakarta dan Pembelajaran IPA MI Dalam Kurikulum 2013 Di Kabupaten Wonosobo. Penelitian menggunakan metode Gabungan dengan instrument penelitannya mengggunakan angket dan lembar observasi. Jumlah sekolah sejumlah 15 MI dengan menggunakan kurikulum 2013 di Wonosobo dan SD Taman Siswa Yogyakarta Berdasar penelitian yang sudah di laksanakan dapat di simpulkan bahwa masih ada beberapa indikator yang perlu di tingkatkan dalam pelaksanaanya. Direkomdasikan dan diharapkan dari pihak sekolah, yayasan maupun dinas terkait supaya diberikan bekal pelatihan atau workshop yang bertujuan untuk peningkatan kemampuan penguasaan materi khusunya materi IPA kepada para guru, memberikan penguasaan mengenai Kurikulum 2013 serta paham tentang tujuan atau capaian kurikulum 2013 yang di harapkan baik dari siswa maupun gurunya. Mengenalkan dan memberikan penjelasan serta contoh teknis penerapan pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam pembelajaran, khusunya pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Perlu adanya pembentukan sikap dan mental bagi guru supaya karakter guru yang di perlihatkan pada siswa dalam pembelajaran mencerminkan padangan Ki Hadjar Dewantara serta memberikan fasilitas dan memenuhinya kebutuhan guru baik secara moril maupun matriil dan memberikan akses mudah untuk memperoleh informasi seluas luasnya mengenai materi atau informasi yang di butuhkan guna untuk meningkatkan kemampuan paedagogik guru. Serta membuat aturan atau kebijakan yang mengharuskan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus bersendikan nilai-nilai luhur Pandangan Ki Hadjar Dewantara.
PENGELOLAAN KAWASAN KARST Dl KALIMANTAN TIMUR Sugiyanto, Bambang
Naditira Widya Vol 2, No 2 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.2
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7315.908 KB) | DOI: 10.24832/nw.v2i2.357

Abstract

There are still some flaws in cultural resource management in Indonesia, especially in regard to cultural heritage management in karst environment. It is necessary to establish a good coordination and cooperation on archaeological resource management in the karst environment between the departments and district governments of: Culture and Tourism, Forestry, Environment, Mineral and Energy. A excellent system of coordination and cooperation in respect to archaeological resource management in karst environment is well represented in East Kalimantan.
GAMBAR CADAS Dl KABUPATEN BERAU: INFORMASI AWAL Sugiyanto, Bambang
Naditira Widya Vol 1, No 2 (2007): Naditira Widya Volume 1 Nomor 2 Tahun 2007
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4238.252 KB) | DOI: 10.24832/nw.v1i1.338

Abstract

In addition to some rock arts sites found in Kalimantan Barat, there are some other rock art sites found recently in several caves, Kalimantan Timur such as in Jufri cave, Te 'et cave, Tewet cave, Tengkorak cave, lias Kenceng cave, Ham cave, Tembus cave, Tebok cave, and Tamrin cave. This article describes several varieties of rock art motif found in both regions and also some administrative problems accidentally faced by my team before archaeological survey was carried out in Kutai Timur District. The purpose is to share this experience with other research teams to prevent uncomfortable experience in the future.
ARTEFAK PRASEJARAH DI KALIMANTAN SELATAN: KAJIAN PERSEBARAN DAN PERMASALAHANNYA Sugiyanto, Bambang
Naditira Widya Vol 1, No 1 (2007): Naditira Widya Vol. 1 No.1
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5203.552 KB) | DOI: 10.24832/nw.v1i1.359

Abstract

Prehistory artefact collection in Lambung Mangkurat Museum can to use as data to study of prehistory culture distribution and development in South Kalimantan province. Data about place identification or sites where the artefact founded can be use base of to ascertain moreover research step. In spite of, not all that identification place to represent place where artefact founded, so that need to ask where found the artefact mentioned. Space, time, and form aspect very important inspection and analysis prehistory artefact. This case inside, prehistory artefact collection of Lambung Mangkurat Museum only have of form aspect.
MELACAK ASAL TRADISI PENGUBURAN Dl GUA-GUA Dl KALIMANTAN Sugiyanto, Bambang
Naditira Widya Vol 3, No 1 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.1
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9310.293 KB) | DOI: 10.24832/nw.v3i1.369

Abstract

It is acknowledged that the indigenous people who inhabit Kalimantan are the Dayak. Ethnologists suggest that the Dayak are divided into hundreds of smaller ethnic groups. Each sub-ethnic group develops its particular burial tradition, either primary or secondary. Nevertheless, based on many ethno-archaeological researches, retained universal elements are indicated in each burial materialization among others is burial with or without container placed in caves or rock shelter. This article discusses the origins of cave burial tradition in Kalimantan.
MASALAH PELESTARIAN GUA-GUA PENGUBURAN DI KABUPATEN TABALONG, KALSEL Sugiyanto, Bambang
Naditira Widya No 16 (2006): Naditira Widya Nomor 16 Oktober 2006
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5995.23 KB) | DOI: 10.24832/nw.v0i16.379

Abstract

The grave-caves, which are found abundantly iQ the karst environment of Tabalong, especially in Haruai and Muarauya, are presently ruined: The damage is caused by the change of karst environment. Such change is contributed by the extensive illegal logging and limestone mining for establishing roads and houses. The interior of caves are also damaged by immense guano digs. Since grave-caves present values of cultural history, they are protected under the Law of Items of Cultural Property. Nevertheless, the facts indicate neither the government nor the community of Tabalong successfully protect its natural and cultural assets. Everyone should be receptive toward the preseNation of karst environment whether flora, fauna, caves or rock-shelters. Therefore, practical steps to preseNe this specific environment are crucial and have to take place immediately. Established plans based on joint programs among stakeholders may solve the preseNation problems on karst environment including the caves.
POTENSI ARKEOLOGI PRASEJARAH DI KAWASAN KARST, KABUPATEN BALANGAN Sugiyanto, Bambang
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 3, No 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.464 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.11

Abstract

Kabupaten Balangan mempunyai wilayah karst yang cukup potensial. Kawasan karst di Kabupaten Balangan berada pada bagian barat Pegunungan Meratus, berbatasan langsung dengan kawasan karst Kabupaten Tabalong di utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah di selatan. Kawasan karst ini mempunyai indikasi hunian prasejarah, sepertisitus Gua Babi dan Gua Tengkorak di Tabalong, serta Gua Pendalaman di Hulu Sungai Selatan. Letaknya yang berada di antara Tabalong dan Hulu Sungai Selatan ini yang mendasari munculnya permasalahan, yaitu bagaimanakah potensi arkeologi prasejarah di kawasan karst Kabupaten Balangan? Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan penalaran induktif. Pengumpulan data dilakukan dengan survei dan ekskavasi pada beberapa gua serta ceruk payung yang ada pada kawasan karst tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi gua-gua yang ada di wilayah Kabupaten Balangan. Hasil penelitian diharapkan menjadi pengetahuan dan informasi tentang budaya prasejarah pada kawasan karst Balangan.
Kubur dan Manusia Prasejarah di Pegunungan Meratus, Provinsi Kalimantan Selatan. Sugiyanto, Bambang
Kebudayaan Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Puslitjakdikbud Balitbang Kemdikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.583 KB) | DOI: 10.24832/jk.v12i2.249

Abstract

AbstrakPegunungan Meratus yang membelah wilayah Kalimantan Selatan menjadi dua, mempunyai peranan penting dalam sejarah kebudayaan manusia dari masa prasejarah sampai sekarang. Sisa penguburan manusia yang ditemukan di Gua Tengkorak (Tabalong), dan Liang Bangkai 10 (Tanah Bumbu), merupakan bukti valid tentang kehadiran manusia prasejarah di Pegunungan Meratus ribuan tahun lalu. Permasalahan yang diajukan dalam penulisan artikel ini adalah bagaimana pola kubur yang ada, siapa yang dikuburkan, dan kapan penguburan itu dilakukan? Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan informasi ilmiah tentang kehadiran manusia di Pegunungan Meratus dengan ritual atau prosesi penguburan yang mereka lakukan. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini menekankan pada pengamatan langsung terhadap obyek penguburan yang ada pada gua-gua dan ceruk payung pada kawasan karst di Pegunungan Meratus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan penguburan sudah dilaksanakan oleh manusia prasejarah dari kelompok ras Australomelanesid di bagian utara Pegunungan Meratus, dan kelompok ras Mongolid di bagian tenggara Pegunungan Meratus.
KABUR DAN MANUSIA PRASEJARAH DI PEGUNUNGAN MERATUS, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Sugiyanto, Bambang
Kebudayaan Vol 12 No 2 (2017)
Publisher : Puslitjakdikbud Balitbang Kemdikbud

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jk.v12i2.249

Abstract

AbstrakPegunungan Meratus yang membelah wilayah Kalimantan Selatan menjadi dua, mempunyai peranan penting dalam sejarah kebudayaan manusia dari masa prasejarah sampai sekarang. Sisa penguburan manusia yang ditemukan di Gua Tengkorak (Tabalong), dan Liang Bangkai 10 (Tanah Bumbu), merupakan bukti valid tentang kehadiran manusia prasejarah di Pegunungan Meratus ribuan tahun lalu. Permasalahan yang diajukan dalam penulisan artikel ini adalah bagaimana pola kubur yang ada, siapa yang dikuburkan, dan kapan penguburan itu dilakukan? Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan informasi ilmiah tentang kehadiran manusia di Pegunungan Meratus dengan ritual atau prosesi penguburan yang mereka lakukan. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini menekankan pada pengamatan langsung terhadap obyek penguburan yang ada pada gua-gua dan ceruk payung pada kawasan karst di Pegunungan Meratus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan penguburan sudah dilaksanakan oleh manusia prasejarah dari kelompok ras Australomelanesid di bagian utara Pegunungan Meratus, dan kelompok ras Mongolid di bagian tenggara Pegunungan Meratus.
THE EFFECT OF QUALITY TANGIBLES, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, EMPATY ON PATIENT SATISFACTION AT QUEEN LATIFA GENERAL HOSPITAL Purwanti, Siti; Sugiyanto, Bambang; Wening, Nur; Moertono, Bambang
Jurnal Internasional Bisnis, Humaniora, Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol 1 No 1 (2019): International Journal of Business, Humanities, Education and Social Sciences
Publisher : Universitas Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.331 KB) | DOI: 10.051018/ijbhes.v1i1.21

Abstract

Background:Queen Latifa General Hospital is type D hospital that will be developed to be type C hospital. Thisdevelopment is done to further improve the service and claim value of BPJS to increase the welfareat Queen Latifa General Hospital, to fulfill the procurement of service facilities and to increase theconsumer satisfaction as well. It needs to do the research about how the level of patient satisfactiontowards the service of Queen Latifa General Hospital so that it is able to know about quality ofhospital service in order to be type C hospital in the future. Method:This research uses non-experimental quantitative design, with descriptive regression design, theresearch design used is cross sectional because the data collection of independent variables anddependent variable are done simultaneously at the same time, that is the quality of service towardsthe patient satisfaction at Queen Latifa General Hospital. Results and Discussion:From the results of F test in this study, it is obtained the F value is 12.32 with a significance number(P value) of 0.000. With 95% significance level, it means that variable of Tangibles, Reliability,Responsiveness, Assurance, Empathy have significant influence on patient satisfaction variable.The value of Adjusted R2 is 0.64 which means that the independent variable (Tangibles,Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy) can explain the dependent variable (Patientsatisfaction) of 64%, while the rest is explained by other factors which are not examined. Theresults of Multiple Regression Analysis Value of 0.29 on tangibles variable is positive, the valueof -0.24 in Reliability variable is negative, the value of -0.21 on responsiveness variable isnegative, the value of 0.64 on assurance variable is positive, and the value of 0.35 on the empathyvariable is positive, so that it can be concluded that the higher the quality of empathy, the higherthe patient satisfaction will be. Conclusion:The service quality at Queen Latifa General Hospital has been running well in terms of quality oftangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.