Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum

Politik agama di Indonesia: politisasi agama Islam dalam kontestasi pemilihan umum Widiatmaka, Pipit; Nuryadi, Muhammad Hendri; Sugiyanto, Arisaander; Yani, Achmad
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 24 No. 2 (2024): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v24i2.71424

Abstract

Kajian ini memiliki tujuan 1) untuk mengetahui hubungan agama Islam dengan politik 2) mengetahui fenomena politisasi agama Islam di pemilihan umum di Indonesia di masa era orde lama, orde baru, pasca reformasi, dan 3) untuk mengetahuiimplikasinya politisasi agama Islam terhadap kehidupan beragama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan, teknik pengumpulan data yaitu menggunakan studi dokumen yang terkait politisasi agama Islam di dalam pemilihan umum di Indonesia dan kerukunan antar serta intern agama, analisis data yang digunakan ialah analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan politisasi agama Islam selalu mewarnai di setiap penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia, dari era orde lama hingga pemilihan umum tahun 2019. Aktor politik selalu memanfaatkan agama Islam untuk memenangkan kontestasi di dalam pemilihan umum tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan di tengah masyarakat. Politisasi agama Islam tersebut menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat, tidak hanya ketika pra atau ketiak diselneggerakan pemilihan umum saja, melainkan berlanjut pada pasca pemilihan umum sehingga hal tersebut menimbulkan disintegrasi nasional.This study aims 1) to determine the relationship between Islam and politics, 2) to know the phenomenon of politicization of Islam in general elections in Indonesia during the old, new, and post-reform era, and 3) to find out the implications of the politicization of Islam on religious life in Indonesia. This research uses a qualitative approach with literature research methods and data collection techniques using document studies related to the politicization of Islam in general elections in Indonesia and inter- and inter-religious harmony. The data analysis used is descriptive. The results show that the politicization of Islam has always coloured every general election in Indonesia, from the old order era to the 2019 general election. Political actors always use Islam to win contests in elections without paying attention to the impact on society. The politicization of Islam caused polarization in society, not only when the pre-election movement was interrupted by the general election movement but continued after the general election so that it caused national disintegration
Pendidikan kewarganegaraan sebagai sarana pembelajaran dalam menumbuhkan karakter bangsa pada mahasiswa di era digital Widiatmaka, Pipit; Nuryadi, Muhammad Hendri; Sugiyanto, Arissander
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 25 No. 1 (2025): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v25i1.80367

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter bangsa pada mahasiswa dan problematika pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter bangsa pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan peran pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib kurikulum di era digital adalah untuk membangun pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan dan sikap atau kepribadian kewarganegaraan, namun tujuan utamanya adalah membangun karakter bangsa, mengingat mata kuliah tersebut adalah leading sector dalam membangun karakter bangsa. Secara teoritis pendidikan kewarganegaraan sangat efektif untuk membangun karakter bangsa di era digital pada generasi muda khususnya mahasiswa, namun dalam implementasinya masih jauh dari harapan, karena masih banyak mahasiswa melakukan tindakan dan bersikap tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti melakukan tindakan pidana, bersikap apatis terhadap kepentingan bersama, dan ersiap individuali. Pendidikan kewarganegaraan memiliki beberapa problematika dalam membangun karakter bangsa di era digital, yaitu kurangnya jam mengajar karena di perguruan tinggi hanya 2 sks, kompetensi dosen yang kurang maksimal, mahasiswa lebih tertarik dengan budaya asing dari pada budaya bangsa Indonesia, dan motivasi belajar mahasiswa masih tergolong kurang karena masih banyak dosen yang belum bisa memanfaatkan teknologi digital dengan maksimalThis study aims to identify the role of civic education in building national character in students and the problems of civic education in building national character in students. This research uses a qualitative approach with literature research methods. Document studies were used for data collection techniques in this study. The data analysis used isinductive analysis. The results showed that the role of civic education as a compulsory curriculum subject in the digital era is to build citizenship knowledge, citizenship skills, and civic attitudes or personalities. Still, the main goal is to build the nation's character, considering that the course is a leading sector in building the nation's character. Theoretically, civic education is very effective in building the nation's character in the digital era in the young generation, especially students. However, its implementation is still far from expectations because many students still take actions and behave incompatible with the nation's personality, such as committing criminal acts, being apathetic towards common interests, and being ready for individuality. Civic education has several problems in building the nation's character in the digital era, namely the lack of teaching hours because in higher education, there are only 2credits, the competence of lecturers is less than optimal, students are more interested in foreign cultures thanIndonesian cultures, and student learning motivation is still relatively lacking because there are still many lecturerswho cannot utilise digital technology optimally. 
Implikasi keterlibatan pemuda dalam tindakan terorisme terhadap ketahanan nasional di Indonesia Widiatmaka, Pipit
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 23 No. 2 (2023): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v23i2.58590

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui mengapa pemuda sering terlibat dalam tindakan terorisme, 2) mengetahui motif tindakan terorisme yang terjadi di Indonesia, dan 3) mengetahui implikasi dari terjadinya tindakan terorisme di Indonesia terhadap ketahanan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen yang berupa artikel jurnal, proseding, buku, berita online dan lain sebagainya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan tindak pidana terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah pemuda, mengingat pemuda memiliki semangat juang yang tinggi, idealisme yang tinggi, tertarik dengan perubahan yang cepat atau perubahan secara radikal. Motif tindakan terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya bukan kepentingan agama, namun memiliki kepentingan politik yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah atau tidak menyukai pemerintah yang sedang berkuasa, namun mengatasnamakan agama. Tindakan terorisme di Indonesia berimplikasi pada lemahnya ketahanan nasional di Indonesia, karena mengancam eksistensi ideologi Pancasila, menggangu stabiltas politik terutama sistem politik demokrasi di Indonesia, mengancam pertumbuhan perekonomian, mengancam keharmonisn kehidupan sosial budaya serta menggangu keamanan dan kedaulatan negara tergangu.This study aims to: 1) find out why youth are often involved in acts of terrorism, 2) find out the motives for acts of terrorism that occurred in Indonesia, and 3) find out the implications of acts of terrorism in Indonesia for national resilience. This study uses a qualitative approach using library research methods. Data collection techniques use document studies in the form of journal articles, proceedings, books, online news, and so on. The analysis technique used in this research is content analysis. The results of the study show that terrorism crimes that occur in several regions in Indonesia are youth, considering that youth have a high fighting spirit, high idealism, and are interested in rapid change or radical change. The motive for acts of terrorism that have occurred in several regions in Indonesia is basically not religious interests but political interests that do not agree with government policies or do not like the government that is in power but in the name of religion. Acts of terrorism in Indonesia have implications for the weakness of national resilience in Indonesia, because it threatens the existence of Pancasila ideology, disrupt political stability, especially the democratic political system in Indonesia, threaten economic growth, threaten the harmony of socio-cultural life, and disrupt the security and sovereignty of the state